Pola dan kadar ketajaman argumen pada bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi : JAM STIE YKPN dan JAKI UI tahun 2014.

(1)

ABSTRAK

Susanti, Marta. 2016. Pola dan Kadar Ketajaman Argumen pada Bagian

Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi: JAM STIE YKPN dan JAKI UI Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini mengenai pola dan kadar ketajaman argumen pada bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi: JAM STIE YKPN dan JAKI UI tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan pola dan kadar ketajaman argumen pada bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi tersebut. Penelitian ini menggunakan kerangka berpikir Toulmin, dkk. (1979: 25) yang menyatakan bahwa argumen terdiri dari enam elemen, yaitu (1) pernyataan posisi (Claim), (2) data/fakta (Ground), (3) jaminan (Warrant), (4) dukungan (Backing), (5) modalitas (Modal Qualifiers), dan (6) pengecualian (Possible Rebuttals). Elemen-elemen argumen tersebut digunakan untuk melihat pola argumen dan juga untuk mengembangkan I-Rubric: Toulmin’s Argument Assignment Rubric yang digunakan untuk mengukur kadar ketajaman argumen.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini yaitu wacana secara keseluruhan yang mengandung pola dan kadar ketajaman argumen pada bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi. Sumber data dalam penelitian ini, yaitu Jurnal Akuntansi Manajemen STIE YKPN Yogyakarta tahun 2014 dan Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Universitas Indonesia tahun 2014.

Jurnal Akuntansi Manajemen STIE YKPN Yogyakarta tahun 2014 terdiri dari tiga

edisi dengan 14 artikel sedangkan Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Universitas Indonesia tahun 2014 terdiri dari satu edisi dengan 6 artikel. Berdasarkan hasil analisis data, peneliti menemukan 2 pola dasar argumen yang digunakan pada bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi, yaitu (1) pola G-W-C dan (2) G-W-C-B. Pola dasar argumen G-W-C memiliki variasi pola argumen, yaitu: (1) G-W-C dan (2) G-C-W. Adapun, pola dasar argumen G-W-C-B memiliki variasi pola argumen, yaitu: (1) G-W-C-B dan (2) G-W-B-C, (3) G-C-W-B, (4) G-C-B-W, (5) G-B-W-C, (6) G-B-C-W, dan (7) C-B-G-W. Selanjutnya, kadar ketajaman argumen pada bagian pembahasan artikel jurnal berdasarkan kelengkapan elemen-elemen argumen dan berdasarkan ada atau tidaknya elemen dasar argumen (Claim) dinilai memiliki kadar ketajaman argumen yang cukup kuat dan kuat.


(2)

ABSTRACT

Susanti, Marta. 2016. Pattern and Level of Argument Accuracy in Article Discussion

Part of Accredited Journal: The 2014 JAM of STIE YKPN and JAKI of UI.

Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language Literary Education Study Program, Department of Language Education and Arts, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

The problem formulation raised in this research was about the pattern and level of argument accuracy in article discussion part of accredited journal: The 2014 JAM of STIE YKPN and JAKI of UI. The aim of this research was to explain the argument pattern and the level of argument accuracy in article discussion part of accredited journal. This research used the framework of thinking from Toulmin, et al (1979) which stated that argument consists of six elements, which are (1) claim, (2) ground, (3) warrant, (4) backing, (5) modal qualifiers, and (6) possible rebuttal. Those six elements of argument were used to see argument pattern and then, those elements of argument were also used to develop I-Rubric: Toulmin’s Argument Assignment Rubric which

was to measure the level of argument accuracy.

This qualitative descriptive research. The research data were whole passage containing pattern and level of argument accuracy in the article discussion part of accredited journal. The sources of the research data were from 2014 Accounting and

Management Journal of STIE YKPN Yogyakarta and 2014 Accounting and Indonesian Finance Journal of Indonesia University. The 2014 Accounting and Management Journal of STIE YKPN Yogyakarta consisted of three editions with 14

articles in it, while the 2014 Accounting and Indonasian Finance Journal of Indonesia University consisted of one edition with six articles. Based on data analysis, the researcher found two basic patterns argument used in the article part of accredited journals which were (1) the basic pattern G-W-C and (2) G-W-C-B. The basic patterns G-W-C have patterns argument which were (1) G-W-C and (2) G-C-W. There was basic pattern argument G-W-C-B have patterns argument which were (1) G-W-C-B, (2) G-W-B-C, (3) G-C-W-B, (4) G-W, (5) G-B-W-C, (6) G-B-C-W, and (7) C-B-G-W. Then, the level of argument accuracy in the article discussion part of the journals, based on the completeness of argument elements and based on the presence or absence of argument basic element (claim), there was found that the level of argument accuracy was strong enough and strong.

Keyword: Pattern argument, level of accuracy argument, accredited accounting


(3)

POLA DAN KADAR KETAJAMAN ARGUMEN PADA BAGIAN PEMBAHASAN ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI:

JAM STIE YKPN DAN JAKI UI TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun oleh: Marta Susanti 121224072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

POLA DAN KADAR KETAJAMAN ARGUMEN PADA BAGIAN

PEMBAHASAN ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI:

JAM STIE YKPN DAN JAKI UI TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun Oleh: Marta Susanti NIM: 121224072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

POLA DAN KADAR KETAJAMAN ARGUMEN PADA BAGIAN

PEMBAHASAN ARTIKEL JURNAL TERAKREDITASI:

JAM STIE YKPN DAN JAKI UI TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun Oleh: Marta Susanti NIM: 121224072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA


(6)

(7)

(8)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan sebagai tanda syukur dan terima kasihku kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberikan kekuatan dan pengharapan kepadaku.

2. Bapak dan Ibuku tersayang, Lakun dan Teresia Mulyati atas doa, kasih sayang, motivasi, dan kepercayaan yang diberikan selama ini.

3. Kakak tersayang, Matius Tono dan Sisilia atas doa dan dukungan yang diberikan selama ini.

4. Kekasih tercinta Bernardus Herdawan Wicaksono Retang atas doa, dukungan, dan bantuan selama ini.

5. Sahabat-sahabatku satu angkatan beasiswa dari Kutai Barat Melyda Agustini Rahman, Sisilia Song Liah, Claria Francisca Meylani, dan Muhammad Fauzi Lestari atas doa, motivasi, semangat dan hiburan selama mengerjakan skripsi ini.


(9)

MOTTO

“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.”

-Thomas Alva Edison-

“Banggalah jika Anda menghargai waktu karena waktu seperti air sungai, kita tidak akan pernah bisa mengambil air yang sama, sebab air slalu mengalir,

berganti, dan tak pernah kembali.”

-Penulis-

“Kecerdasan yang dimiliki tanpa ketekunan, doa, dan kerja keras tak akan berarti, bahkan dasyatnya ketekunan, doa, dan kerja keras dapat mengalahkan

kecerdasan.”


(10)

(11)

(12)

ABSTRAK

Susanti, Marta. 2016. Pola dan Kadar Ketajaman Argumen pada Bagian

Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi: JAM STIE YKPN dan JAKI UI Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia,

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini mengenai pola dan kadar ketajaman argumen pada bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi: JAM STIE YKPN dan JAKI UI tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan pola dan kadar ketajaman argumen pada bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi tersebut. Penelitian ini menggunakan kerangka berpikir Toulmin, dkk. (1979: 25) yang menyatakan bahwa argumen terdiri dari enam elemen, yaitu (1) pernyataan posisi (Claim), (2) data/fakta (Ground), (3) jaminan (Warrant), (4) dukungan (Backing), (5) modalitas (Modal Qualifiers), dan (6) pengecualian (Possible Rebuttals). Elemen-elemen argumen tersebut digunakan untuk melihat pola argumen dan juga untuk mengembangkan I-Rubric: Toulmin’s Argument

Assignment Rubric yang digunakan untuk mengukur kadar ketajaman argumen.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini yaitu wacana secara keseluruhan yang mengandung pola dan kadar ketajaman argumen pada bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi. Sumber data dalam penelitian ini, yaitu Jurnal Akuntansi Manajemen STIE YKPN Yogyakarta tahun 2014 dan Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Universitas Indonesia tahun 2014. Jurnal Akuntansi Manajemen STIE YKPN Yogyakarta tahun 2014 terdiri dari tiga edisi dengan 14 artikel sedangkan Jurnal Akuntansi dan

Keuangan Indonesia Universitas Indonesia tahun 2014 terdiri dari satu edisi dengan

6 artikel. Berdasarkan hasil analisis data, peneliti menemukan 2 pola dasar argumen yang digunakan pada bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi, yaitu (1) pola G-W-C dan (2) G-W-C-B. Pola dasar argumen G-W-C memiliki variasi pola argumen, yaitu: (1) G-W-C dan (2) G-C-W. Adapun, pola dasar argumen G-W-C-B memiliki variasi pola argumen, yaitu: (1) G-W-C-G-W-C-B dan (2) G-W-G-W-C-B-C, (3) G-C-W-B, (4) G-C-B-W, (5) G-B-W-C, (6) G-B-C-W, dan (7) C-B-G-W. Selanjutnya, kadar ketajaman argumen pada bagian pembahasan artikel jurnal berdasarkan kelengkapan elemen-elemen argumen dan berdasarkan ada atau tidaknya elemen dasar argumen (Claim) dinilai memiliki kadar ketajaman argumen yang cukup kuat dan kuat.

Kata Kunci: pola argumen, kadar ketajaman argumen, jurnal terakreditasi


(13)

ABSTRACT

Susanti, Marta. 2016. Pattern and Level of Argument Accuracy in Article

Discussion Part of Accredited Journal: The 2014 JAM of STIE YKPN and JAKI of UI. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language Literary Education

Study Program, Department of Language Education and Arts, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

The problem formulation raised in this research was about the pattern and level of argument accuracy in article discussion part of accredited journal: The 2014 JAM of STIE YKPN and JAKI of UI. The aim of this research was to explain the argument pattern and the level of argument accuracy in article discussion part of accredited journal. This research used the framework of thinking from Toulmin, et al (1979) which stated that argument consists of six elements, which are (1) claim, (2) ground, (3) warrant, (4) backing, (5) modal qualifiers, and (6) possible rebuttal. Those six elements of argument were used to see argument pattern and then, those elements of argument were also used to develop I-Rubric: Toulmin’s Argument Assignment Rubric which was to measure the level of argument accuracy.

This qualitative descriptive research. The research data were whole passage containing pattern and level of argument accuracy in the article discussion part of accredited journal. The sources of the research data were from 2014 Accounting

and Management Journal of STIE YKPN Yogyakarta and 2014 Accounting and Indonesian Finance Journal of Indonesia University. The 2014 Accounting and Management Journal of STIE YKPN Yogyakarta consisted of three editions with

14 articles in it, while the 2014 Accounting and Indonasian Finance Journal of Indonesia University consisted of one edition with six articles. Based on data analysis, the researcher found two basic patterns argument used in the article part of accredited journals which were (1) the basic pattern G-W-C and (2) G-W-C-B. The basic patterns G-W-C have patterns argument which were (1) G-W-C and (2) G-C-W. There was basic pattern argument G-W-C-B have patterns argument which were (1) G-W-C-B, (2) G-W-B-C, (3) G-C-W-B, (4) G-C-B-W, (5) G-B-W-C, (6) G-B-C-W, and (7) C-B-G-W. Then, the level of argument accuracy in the article discussion part of the journals, based on the completeness of argument elements and based on the presence or absence of argument basic element (claim), there was found that the level of argument accuracy was strong enough and strong.

Keyword: Pattern argument, level of accuracy argument, accredited accounting


(14)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola dan Kadar Ketajaman Argumen Pada Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi: JAM STIE YKPN dan JAKI Tahun 2014” dengan tepat waktu. Tugas akhir dalam bentuk skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu dan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai tepat waktu atas bantuan dari berbagai pihak yang selalu memberikan semangat dan bimbingan dalam proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar dalam memberikan bimbingan, motivasi, saran, masukan, dan kritikan yang sangat berharga bagi penulis.

3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku triangulator data yang dengan sabar dan sangat teliti dalam melakukan validasi data.

4. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan pengalaman selama proses perkuliahan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

5. R. Marsidiq, selaku karyawan Sekretariat Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan berbagai bantuan layanan administrasi.

6. Pemerintah Kabupaten Kutai Barat yang telah memberikan beasiswa. 7. Bapak dan Ibuku tersayang, Lakun dan Teresia Mulyati atas doa, kasih


(15)

8. Kakak tersayang, Matius Tono dan Sisilia atas doa dan dukungan yang diberikan selama ini.

9. Kekasih tercinta Bernardus Herdawan Wicaksono Retang atas doa, dukungan, dan bantuan selama ini.

10. Sahabat-sahabatku satu angkatan beasiswa dari Kutai Barat Melyda Agustini Rahman, Sisilia Song Liah, Claria Francisca Meylani, Muhammad Fauzi Lestari, dan teman-teman beasiswa angkatan 2012 lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

11. Teman-teman PBSI Angkatan 2012 kelas B atas dukungan dan doanya. 12. Seluruh keluarga atas doa dan dukungannya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.


(16)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat penelitian ... 7

1.5 Batasan Istilah ... 9

1.6 Sistematika Penyajian ... 11

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 12

2.2 Kajian Teori ... 15

2.2.1 Artikel Ilmiah ... 15

2.2.2 Argumen ... 16

2.2.3 Elemen-elemen Argumen Menurut Toulmin ... 18


(17)

2.2.3.2 Elemen Data/fakta (Grounds) ... 20

2.2.3.3 Elemen Jaminan (Warrants) ... 22

2.2.3.4 Elemen Dukungan (Backing) ... 24

2.2.3.5 Elemen Modalitas (Modal Qualifications)... 25

2.2.3.6 Elemen Pengecualian (Possible Rebuttals) ... 29

2.2.4 Pola Argumen Menurut Toulmin ... 30

2.2.4.1 Pola G-C ... 30

2.2.4.2 Pola G-W-C ... 32

2.2.4.3 Pola G-W-B-C ... 34

2.2.4.4 Pola G-W-B-M-C ... 36

2.2.4.5 Pola G-W-B-M-QR-C ... 39

2.2.5 Kadar Ketajaman Argumen Menurut Toulmin ... 43

2.2.5.1 Kadar Ketajaman Argumen Berdasarkan Kelengkapan Elemen-elemen Argumen ... 45

2.2.5.2 Kadar Ketajaman Argumen Berdasarkan Ada atau Tidaknya Elemen Dasar Argumen (Claim) ... 47

BAB III METODE PENELITIAN ... 51

3.1 Jenis Penelitian ... 51

3.2 Data dan Sumber Data ... 53

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 53

3.4 Instrumen Penelitian ... 55

3.5 Teknik Analisis Data ... 55

3.6 Triangulasi Data ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

4.1 Deskripsi Data ... 58

4.2 Hasil Analisis Data dan Pembahasan ... 59


(18)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 192

5.1 Kesimpulan ... 192

5.2 Saran ... 193

DAFTAR PUSTAKA ... 195

LAMPIRAN ... 199 BIOGRAFI PENULIS


(19)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini akan dikaji beberapa hal, yaitu (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) batasan istilah, dan (6) sistematika penyajian. Keenam hal tersebut akan dibahas satu per satu dalam beberapa subbab di bawah ini.

1.1 Latar Belakang Masalah

Argumen merupakan hal yang lazim ditemukan pada sebuah karya ilmiah, namun tanpa disadari bahwa sebenarnya hakekat dari argumen itu sendiri belum dipahami secara benar. Oleh karena itu, pemahaman tentang hakekat argumen sangat penting. Argumen adalah alasan yang dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan (KKBI, 2008: 85). Artinya, argumen merupakan alasan tujuannya untuk memperkuat ataupun menolak pendapat, pendirian, atau gagasan.

Menurut Toulmin, dkk. (1979: 13) the term argumentation will be used to

refer to the whole activity of making claims, challenging them, backing them up

by producing reasons, criticizing those reasons, rebutting those criticisms, and so

on (Istilah argumen akan digunakan untuk merujuk pada seluruh aktivitas

membuat sebuah pernyataan posisi, menantang pernyataan posisi tersebut, mendukung pernyataan posisi itu dengan menghasilkan alasan-alasan, mengkritik


(20)

Selain itu, Toulmin, dkk. (1979: 13) juga mengungkapkan bahwa the term

argumentation will be used, more narrowly, for the central activity of presenting

the reasons in support of claim, so as to show how those reasons succeed in

giving strength to the claim (Istilah argumen akan digunakan lebih sempit lagi

pada kegiatan utama dalam menyajikan alasan-alasan untuk mendukung pernyataan posisi sehingga menunjukkan bagaimana alasan itu berhasil memberikan kekuatan pada pernyataan posisi tersebut).

Berdasarkan pengertian argumen yang telah dipaparkan oleh Toulmin, dkk. (1979: 13) maka dapat diambil simpulan bahwa argumen adalah sebuah pernyataan posisi yang didukung oleh alasan-alasan sehingga bisa memperkuat pernyataan posisi tersebut. Jadi, argumen pada dasarnya merupakan pernyataan posisi yang dipaparkan oleh penulis. Pernyataan posisi tersebut dapat berupa persetujuan maupun sanggahan terhadap suatu masalah. Pernyataan posisi yang disampaikan harus memiliki alasan-alasan yang logis dan rasional sehingga dapat diterima oleh pembaca.

Pada sebuah artikel ilmiah argumen menjadi hal yang sangat penting sebab tidak mungkin seorang penulis hanya memaparkan teori dan data tanpa dikritisi dan dianalisis. Argumen yang tepat pada sebuah artikel ilmiah adalah argumen yang memiliki pola yang baik sehingga dapat menggambarkan kadar ketajaman dari argumen tersebut tujuannya untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi dari pembahasan yang telah dipaparkan pada artikel. Selain itu, inti dari pola argumen adalah bentuk dari kalimat argumen penulis atau gambaran pikiran penulis dalam menganalisis dan mengkritisi suatu masalah sehingga pola argumen


(21)

menjadi sangat urgensi terutama bagi para kaum akademisi. Para kaum akademisi tentu saja dituntut mampu memberikan argumen yang baik, artinya memberikan argumen yang logis, rasional, dan kritis didasarkan oleh fakta dan data tujuannya agar argumen yang disampaikan memiliki kadar ketajaman yang baik.

Argumen memang penting dalam sebuah artikel jurnal. Oleh karena itu, hakekat dari artikel ilmiah harus diketahui terlebih dahulu sebelum mengetahui pola dan kadar ketajaman argumen yang digunakan oleh para kaum akademisi dalam artikel jurnal tersebut. Artikel jurnal atau hasil pemikiran para kaum akademisi dikembangkan berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu dan buku teks yang relevan. Unsur terpenting dari artikel jurnal adalah pendapat penulis tentang suatu masalah yang dibahas. Penulis menunjukkan hasil pemikiran kritis dan analitis terhadap suatu permasalahan. Hal ini sejalan dengan dengan pendapat Budhiharso (2009: 77-78) artikel hasil pemikiran atau kajian pustaka merupakan pemikiran penulis tentang suatu permasalahan. Artikel hasil pemikiran haruslah bersifat provokatif, merangsang pembaca untuk mengkaji isi artikel.

Berdasarkan paparan tersebut jelas bahwa artikel jurnal bukan sekedar mengambil lalu menempel pemikiran orang lain yang dikutip menjadi pemikiran penulis. Oleh karena itu, pola argumen sangat penting dalam mengembangkan daya interpretasi penulis terhadap masalah yang dibahasnya sehingga tidak hanya mengambil dan menempel pendapat orang lain tanpa memberikan interpretasi sedikitpun.


(22)

sistematika dan substansi isinya. Berdasarkan segi substansi isi kualitas artikel jurnal dapat dilihat pada bagian pembahasan. Pada bagian pembahasan penulis memaparkan argumennya. Pola argumen yang digunakan oleh penulis pada bagian pembahasan dapat menjadi tolak ukur kualitas jurnal tersebut.

Pola argumen dan kadar ketajaman argumen yang digunakan oleh para kaum akademisi harus baik. Hal tersebut karena artikel jurnal yang telah ditulis oleh para kaum akademisi harus memiliki kualitas tinggi bukan hanya sekedar membuat artikel jurnal lalu mempublikasikannya untuk memenuhi syarat kenaikan pangkat/gol, dll. Para kaum akademisi dituntut untuk mampu memiliki pola dan kadar ketajaman argumen yang dapat memberikan kemudahan kepada pembaca dalam memahami isi pembahasan pada artikel jurnal tersebut karena pada dasarnya artikel jurnal yang ditulis tentu saja memiliki tujuan agar pembaca mudah memahami dan menginterpretasi isi pada bagian pembahasannya.

Cara agar pembaca mudah memahami dan menginterpretasi isi pada bagian pembahasan sebuah artikel jurnal tentu dengan pola argumen yang bagus, artinya dapat dengan mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk menginterpretasi isi pembahasan pada artikel jurnal tersebut. Sebaliknya, jika penulis tidak berusaha meyakinkan pembaca lewat tulisannya maka yang terjadi adalah pembaca sulit mengerti dan memahami apa yang dibacanya. Hal ini terjadi karena pola argumen yang digunakan penulis tidak baik sehingga tidak memiliki kadar ketajaman yang baik alhasil pembaca sangat sulit menginterpretasi apa yang telah dibaca atau hasil pembahasan penulis.


(23)

Menyajikan pola argumen yang baik kepada pembaca bukanlah hal yang mudah karena fenomena kualitas jurnal sekarang ini banyak para kaum akademisi yang tidak piawai dalam membuat artikel jurnal. Padahal, dalam (Wibowo, 2013: 5) sejak tahun 2012 Dirjen Dikti Kepmendikbud RI telah mengeluarkan edaran (No. 152/E/T/2012) tentang kewajiban mahasiswa (S-1, S-2, dan S-3) menulis artikel ilmiah dan mempublikasikannya pada sebuah jurnal jika hendak dinyatakan lulus sebagai sarjana.

Dirjen Dikti Kepmendikbud RI menetapkan berbagai ketentuan untuk penulisan artikel jurnal. Ketentuan yang dikeluarkan oleh Dikti yaitu para kaum akademisi wajib membuat artikel ilmiah dan dipublikasikan dalam bentuk jurnal. Itulah sebabnya artikel jurnal dewasa ini memang sudah menjadi tuntutan bagi para kaum akademisi. Selain itu, artikel jurnal juga sebagai cermin skala aktivitas penelitian dan wajib dipublikasikan. Hal ini juga menjadi alasan mengapa pola argumentasi pada artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam bentuk jurnal menjadi hal yang penting bagi para kaum akademisi.

Berdasarkan paparan tersebut fenomena pembuatan artikel jurnal menjadi sangat urgensi apalagi perihal pola dan kadar ketajaman argumen penulis pada bagian pembahasan artikel jurnal karena para kaum akademisi tidak banyak yang piawai dalam membuat artikel jurnal padahal Dirjen Dikti Kepmendikbud RI sudah menetapkan bahwa syarat utama untuk menjadi seorang sarjana harus membuat artikel ilmiah yang dimuat pada sebuah jurnal. Pada artikel jurnal bidang ilmu apapun bagian pembahasan merupakan bagian yang sangat penting.


(24)

ketajaman argumen khususnya pola dan kadar ketajaman argumen pada bagian pembahasan artikel jurnal akuntansi terakreditasi. Jurnal-jurnal akuntansi yang mendapat akreditasi B, antara lain: Economic Journal of Emerging Markets

(EJEM), Indonesia Capital Market Review, Journal of Indonesian Economy and

Business (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia), Jurnal Akuntansi dan Auditing

Indonesia, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Jurnal Akuntansi Multiparadigma,

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Jurnal

Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Jurnal Akuntansi dan Manajemen STIE

YKPN. Saya memilih artikel jurnal akuntansi karena saya ingin melihat pola dan kadar ketajaman argumen yang terdapat dalam bidang ilmu lain di luar ilmu bahasa.

Pola argumen menjadi hal yang penting pada bidang ilmu apapun karena pembaca akan mudah memahami isi pada bagian pembahasan artikel jurnal jika penulis menggunakan pola argumen yang bagus. Selain itu, pola argumen juga penting diketahui oleh para kaum akademisi sehingga mereka dapat mengerti dan piawai dalam menggunakan pola argumen pada bagian pembahasan artikel ilmiah yang akan mereka tulis karena pola akan mencerminkan kadar ketajaman argumen. Membuat artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam bentuk jurnal adalah tuntutan bagi para kaum akademisi sehingga pola dan kadar ketajaman argumen menjadi hal yang sangat baik diketahui oleh para kaum akademisi.


(25)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka ada dua hal yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1.2.1 Apa sajakah pola argumen yang terdapat pada bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi: JAM STIE YKPN DAN JAKI UI tahun 2014?

1.2.2 Bagaimanakah kadar ketajaman argumen yang terdapat pada bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi: JAM STIE YKPN DAN JAKI UI tahun 2014?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini, yaitu:

1.3.1 Untuk memaparkan pola argumen yang terdapat pada bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi: JAM STIE YKPN DAN JAKI UI tahun 2014. 1.3.2 Untuk menjelaskan kadar ketajaman argumen yang terdapat pada bagian

pembahasan artikel jurnal terakreditasi: JAM STIE YKPN DAN JAKI UI tahun 2014.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan judul, penelitian ini diharapkan akan mampu memberikan manfaat sebagai berikut.


(26)

1.4.1 Manfaat Teoretis

Secara teoretis manfaat penelitian ini dapat memperkaya teori-teori yang berkaitan dengan pola-pola argumen dalam tulisan artikel jurnal.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1Bagi Perguruan Tinggi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan kualitas sebuah artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam bentuk jurnal.

1.4.2.2Bagi Para Dosen atau Kaum Akademisi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk memperkaya pola-pola argumen yang dapat digunakan oleh para dosen atau kaum akademisi dalam memberikan argumen pada sebuah artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam bentuk jurnal khususnya jurnal pada bidang akuntansi.

1.4.2.3Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai penelitian yang relevan apabila peneliti tersebut meneliti tentang pola dan kadar ketajaman argumen pada bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi pada bidang ilmu tertentu.


(27)

1.5 Batasan Istilah

Batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut. 1.5.1 Argumen

Menurut Toulmin, dkk juga berpendapat bahwa (1979: 13) the term

argumentation will be used to refer to thrwhole activity of making claims,

challenging them, backing them up by producing reasons, criticizing those

reasons, rebutting those criticisms, and so on (Istilah argumen akan digunakan

untuk merujuk pada seluruh aktivitas yang membuat sebuah pernyataan posisi, menantang pernyataan posisi tersebut, mendukung pernyataan posisi itu dengan menghasilkan alasan-alasan, mengkritik alasan tersebut, menyanggah kritik-kritik itu dan seterusnya).

Toulmin, dkk. (1979: 25) juga memaparkan enam elemen argumen Six

element these are (1) claims, (2) grounds, (3) warrants, (4) backing, (5) modal

qualifiers, and (6) possible rebuttals. These six kind of elements are, and how

they are connected together. Ada enam elemen yang terdapat dalam sebuah

argumen, enam elemen tersebut adalah (1) elemen pernyataan posisi, (2) elemen data/fakta, (3) elemen jaminan (dasar pembenaran), (4) elemen dukungan, (5) elemen modalitas, dan (6) elemen pengecualian.

1.5.2 Pembahasan

Pembahasan merupakan bagian inti dari makalah. Pembahasan merupakan jawaban dari setiap butir perumusan masalah (Nasucha, 2009: 61). Dalam


(28)

penelitian ini pada bagian pembahasan artikel jurnal terakreditasi bidang akuntansi.

1.5.3 Artikel Jurnal Terakreditasi

Artikel dalam konteks penulisan merujuk pada tulisan ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. Artikel ilmiah dibedakan menjadi dua, yakni: (1) artikel hasil penelitian dan (2) artikel nonpenelitian berisi hasil pemikiran atau hasil kajian pustaka (Budiharso, 2009: 76-77), sedangkan jurnal adalah majalah yang khusus memuat artikel dalam satu bidang ilmu tertentu (KBBI, 2008: 594). Jadi, artikel jurnal adalah karya tulis ilmiah yang dipublikasikan melalui sebuah majalah khusus karya ilmiah (jurnal).

Terakreditasi adalah sudah diakreditasi. Akreditasi adalah pengakuan terhadap lembaga pendidikan yang diberikan oleh badan yang berwenang setelah dinilai bahwa lembaga itu memenuhi syarat kebakuan atau kriteria tertentu (KBBI, 2008: 28). Jadi, artikel jurnal terakreditasi adalah artikel jurnal yang sudah mendapat pengakuan dari DIKTI bahwa artikel jurnal tersebut terakreditasi.

1.5.4 Pola dan Kadar Ketajaman Argumen pada Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi

Pola dan kadar ketajaman argumen yang digunakan pada bagian pembahasan artikel Jurnal terakreditasi khususnya JAM (Jurnal Akuntansi

Manajemen) STIE YKPN Yogyakarta tahun 2014 dan JAKI (Jurnal Akuntansi


(29)

1.6 Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian penelitian ini terdiri dari lima bab. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam memahami isi penelitian ini. Bab satu adalah bab pendahuluan. Bab ini mengkaji latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab dua merupakan bagian bab landasan teori. Bab ini berisi tinjauan terhadap penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang saat ini sedang dilakukan oleh peneliti. Selain itu, pada bab dua ini juga berisi kajian teori, yaitu teori-teori yang digunakan oleh peneliti sebagai pisau analisis. Bab tiga merupakan bagian bab metodologi penelitian. Bab ini membahas seputar jenis penelitian, objek penelitian, sumber data, metode dan teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data. Bab empat adalah bagian bab hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan. Pada bab inilah peneliti mendeskripsikan, memaparkan secara jelas dan logis data hasil penelitian. Bab lima merupakan bagian bab penutup. Pada bagian bab penutup berisi simpulan dan saran. Simpulan mengenai hasil penelitian dan saran bagi penelitian ini atau saran bagi peneliti berikutnya.


(30)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab landasan teori akan dikaji dua hal, yaitu (1) penelitian terdahulu yang relevan dan (2) kajian teori. Kedua hal tersebut akan dibahas satu per satu dalam beberapa subbab di bawah ini.

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian tentang pola argumen pada bagian pembahasan artikel jurnal memang sudah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti. Meskipun demikian, kajian pada penelitian itu sangat beragam sesuai dengan permasalahan dan sumber data yang dianalisis. Ada tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, yaitu pertama penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Syaifudin dan Santi Pratiwi Triutami (2011) yang berjudul “Penalaran Argumen Siswa dalam Wacana Tulis Argumentatif Sebagai Upaya Membudayakan Berpikir Kritis di SMA.

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menemukan pola dan teknik penalaran argumen siswa dalam wacana argumentatif sebagai upaya membudayakan berpikir kritis di SMA. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini guna mencapai tujuan tersebut, yaitu pendekatan kualitatif dengan orientasi teoretis analisis wacana. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa wacana tulis argumentasi siswa yang diberikan oleh gurunya dalam bentuk tugas menulis. Data yang diperoleh tersebut dianalisis dengan tiga langkah pokok, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil dari analisis data ditemukan bahwa


(31)

pola penalaran argumen siswa dalam wacana tulis argumentatif sebagai upaya membudayakan berpikir kritis di SMA dapat dikelompokkan menjadi empat pola, yaitu: (1) pola C—G—B, (2) pola C—G—W—B, (3) pola C—G—B –MQ , dan (4) pola C—G—W—B—MQ dan teknik penalaran argumen siswa dalam wacana tulis argumentatif sebagai upaya membudayakan berpikir kritis di SMA, yaitu: argumen dengan contoh, argumen dengan otoritas, dan argumen dengan sebab.

Penelitian terdahulu kedua yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Putri Handayani dan Murniati Sardianto M.S (2015) yang berjudul “Analisis Argumentasi Peserta Didik Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palembang dengan Menggunakan Model Berpikir Toulmin.

Penelitian yang dilakukan oleh Putri Handayani dan Murniati Sardianto bertujuan untuk menganalisis argumentasi peserta didik kelas X di SMA Muhammadiyah 1 Palembang pada materi elastisitas dan hukum hooke. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dan mengolah argumentasi yang disampaikan oleh peserta didik yaitu model argumentasi Toulmin. Argumentasi yang di sampaikan berbentuk jawaban dari peserta didik yang akan dikelompokkan menjadi enam kelompok, yaitu data, claim, warrant, backing, kualifikasi, dan sanggahan.

Hasil argumentasi peserta didik menunjukkan bahwa 92% dikategorikan sebagai data, yaitu peserta didik memahami pertanyaan yang diberikan sehingga dapat menuliskan informasi apapun berdasarkan pengetahuan yang mereka ketahui, 92% dikategorikan sebagai claim, yaitu peserta didik mampu


(32)

pertanyaan yang di berikan, 81% dikategorikan sebagai warrant, yaitu peserta didik mampu menjelaskan hubungan data dan claim, 74% dikategorikan sebagai

backing, yaitu peserta didik mampu menjawab semua pertanyaan yang

ditanyakan., 38% dikategorikan sebagai kualifikasi, yaitu hanya sebagian peserta didik yang mampu menjawab benar dari pertanyaan yang diberikan oleh peneliti, dan yang terakhir 93% peserta didik dikategorikan sanggahan, yaitu peserta didik mampu menyanggah pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dalam membuat pernyataan yang salah.

Penelitian terdahulu ketiga yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sri Kusuma Winahyu (2011) yang berjudul “Argumen dalam Teks Opini Majalah Tempo.” Teori yang digunakan sebagai alat

analisis utama pada penelitian yang dilakukan oleh Sri Kusuma, yaitu teori argumen Toulmin yang dimodifikasi oleh Ramage dan Bean. Rumusan masalah yang menjadi fokus utama dalam penelitian tersebut, yaitu: bagaimana pola argumen dalam teks opini majalah TEMPO dan bagaimana elemen-elemen argumen dalam argumen yang berpola itu membentuk kesatuan argumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para penulis opini menggunakan elemen-elemen argumen dengan lengkap, yaitu claim, ground, warrant, backing, rebuttal, dan

qualifier. Elemen-elemen tersebut membentuk sebuah pola argumen. Jadi, adanya

kesatuan pikiran penulis dalam menyampaikan tulisannya. Selain itu, diketahui pula bahwa delapan teks majalah opini TEMPO yang digunakan sebagai data merupakan teks argumentatif.


(33)

Penelitian mengenai argumen memang sudah banyak dilakukan, namun penelitian tentang argumen masih bisa diteliti lebih lanjut karena pada penelitian-penelitian sebelumnya lebih berfokus pada analisis argumen siswa SMA dan pada teks opini majalah TEMPO. Padahal, argumen merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui terlebih pola argumen karena setiap kali seseorang menyampaikan argumennya harus terlebih dahulu membuat sebuah pola dari apa yang ingin disampaikan tujuannya untuk menggambarkan kadar ketajaman dari argumen tersebut. Oleh karena itu, peneliti menghadirkan sebuah penelitian dengan objek yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang berjudul “Pola dan Kadar Ketajaman Argumen pada Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi: Jurnal Akuntansi dan Manajemen dan Jurnal Akuntansi dan

Keuangan Indonesia Tahun 2014”. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu penelitian ini lebih berfokus pada pola dan kadar ketajaman argumen yang terdapat pada bagian artikel jurnal terakreditasi bidang akuntansi sedangkan penelitian-penelitian terdahulu lebih berfokus pada argumen siswa SMA dan argumen yang terdapat pada teks opini majalah TEMPO.

2.2 Kajian Teori 2.2.1 Artikel Ilmiah

Artikel dalam konteks penulisan merujuk pada tulisan ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. Artikel ilmiah dibedakan menjadi dua, yakni: (1) artikel hasil penelitian dan (2) artikel nonpenelitian berisi hasil pemikiran atau


(34)

diambil simpulan bahwa artikel dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: artikel hasil penelitian dan nonpenelitian. Artikel hasil penelitian dipublikasikan pada jurnal-jurnal ilmiah baik yang terakreditasi maupun yang belum terakreditasi sedangkan artikel nonpenelitian dipublikasikan di koran.

Menurut Budiharso (2009: 77) artikel hasil penelitian memiliki dua ciri.

Pertama, artikel mengutamakan penyajian temuan penelitian, pembahasan, dan

simpulan secara ringkas, sistematis, dan tajam. Kedua, kajian pustaka ditulis secara ringkas dan padat dalam latar belakang masalah. Kajian pustaka untuk artikel hasil penelitian berfungsi sebagai latar belakang masalah, untuk mengawali artikel, menjelaskan rasional penelitian, dan penegasan mengenai rumusan masalah dan tujuan penelitian. Berdasarkan paparan tersebut maka dapat diambil simpulan bahwa ada dua ciri-ciri artikel hasil penelitian, yaitu: (1) artikel lebih mengutamakan penyajian keseluruhan isi, artinya isi pada artikelnya dipaparkan secara ringkas, detail, dan tajam, (2) kajian pustaka ditulis secara ringkas pada bagian latar belakang masalah.

2.2.2 Argumen

Argumen adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Keraf, 2007: 3). Berdasarkan paparan di atas, maka dapat diambil simpulan argumen adalah pendapat penulis tentang suatu hal yang bertujuan untuk meyakinkan pembaca.


(35)

Menurut Toulmin, dkk. (1979: 13) the term argumentation will be used to

refer to the whole activity of making claims, challenging them, backing them up

by producing reasons, criticizing those reasons, rebutting those criticisms, and so

on (Istilah argumen akan digunakan untuk merujuk pada seluruh aktivitas

membuat sebuah pernyataan posisi, menantang pernyataan posisi tersebut, mendukung pernyataan posisi itu dengan menghasilkan alasan-alasan, mengkritik alasan tersebut, menyanggah kritik-kritik itu dan seterusnya). Selain itu, Toulmin, dkk. (1979: 13) juga mengungkapkan bahwa the term reasoning will be used,

more narrowly, for the central activity of presenting the reasons in support of

claim, so as to show how those reasons succeed in giving strength to the claim

(Istilah penalaran akan digunakan lebih sempit pada kegiatan utama dalam menyajikan alasan-alasan untuk mendukung penyataan posisi sehingga menunjukan bagaimana alasan itu berhasil memberikan kekuatan pada penyataan posisi tersebut). Berdasarkan pada pendapat Toulmin, dkk. (1979: 13) argumen adalah aktivitas membuat, menantang, dan mendukung sebuah pernyataan yang diperkuat atau didasari oleh alasan-alasan yang kuat dan dapat dipercaya.

Sejalan dengan pendapat dari para ahli di atas menurut Ngalimun (2015: 84) paragraf argumen bertujuan menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau opini tertulis kepada pembaca. Untuk menyakinkan pembaca bahwa yang disampaikan itu benar, penulis menyertakan bukti, contoh, dan berbagai alasan yang sulit dibantah.


(36)

dukungan maupun sanggahan semuanya harus diperkuat oleh alasan-alasan yang dapat dimengerti oleh orang lain atau logis dan rasional. Sebab tidak mungkin sebuah pernyataan posisi tanpa didukung oleh alasan-alasan yang logis dan rasional.

2.2.3 Elemen-elemen Argumen Menurut Toulmin

Menurut Toulmin, dkk. (1979: 25) six element these are (1) claim, (2)

ground, (3) warrant, (4) backing, (5) modal qualifiers, and (6) possible rebuttals.

These six kind of elements are, and how they are connected together. Ada enam

elemen yang terdapat dalam sebuah argumen, enam elemen tersebut adalah (1) elemen pernyataan posisi, (2) elemen data/fakta, (3) elemen jaminan, (4) elemen dukungan, (5) elemen modalitas, dan (6) elemen pengecualian. Elemen-elemen tersebut saling terkait satu sama lain. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai keenam elemen tersebut.

2.2.3.1Elemen Pernyataan Posisi (Claim)

Pernyataan posisi (Claim) merupakan elemen yang pertama dalam sebuah argumen. Menurut Toulmin, dkk. (1979: 25) Claim. When we are asked to embark on an argument, there is always some “destination” we are invited to arrive at,

and the first step in analyzing and critizing the argument is to make sure what the

precise of the destination is. Pernyataan posisi (Claim) merupakan tujuan yang

ingin dicapai ketika membuat sebuah argumen dan langkah pertama dalam menganalisis dan mengkritik argumen tersebut untuk memastikan tujuan apa yang paling tepat ketika menyampaikan sebuah argumen. Toulmin, dkk. (1979: 29)


(37)

menyatakan bahwa elemen pertama yang bisa diidentifikasi dalam argumen apapun adalah elemen yang telah disebut sebagai pernyataan posisi (Claim) The first element that we can identify in any argument, then, is the element we have

been calling a claim.” Toulmin, dkk. (1979: 31) juga berpendapat bahwa untuk menggambarkan secara umum agar dapat diterima dan relevan dengan fakta (data/fakta) dimana pernyataan posisi (Claim) yang menjadi dasar (pokok) “to draw attention to the generally accepted and relevant facts (Ground) on which the

claim is to be based.” Berdasarkan paparan tersebut maka dapat diambil simpulan bahwa pernyataan posisi (Claim) adalah tujuan yang ingin dicapai oleh penulis ketika membuat sebuah argumen. Pernyataan posisi (Claim) juga disebut sebagai elemen dasar (pokok). Selain itu, untuk mempermudah penelusuran elemen pernyataan posisi (Claim) dapat dilakukan dengan cara mengajukan sebuah pertanyaan, yaitu “Apa sebenarnya yang menjadi pernyataan posisi Anda?” (What

exactly are you claiming?) pertanyaan tersebut merujuk kepada pengertian

pernyataan posisi (Claim).

Menurut Rani, dkk. (2006: 40-41) pernyataan mengacu pada kemampuan penutur dalam menentukan posisi. Pernyataan adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh penutur dan dikemukakan kepada mitra tutur agar dapat diterima dengan alasan-alasan mendasar yang dapat ditunjukkan. Pernyataan merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh penutur. Ada tiga macam pernyataan, yaitu (a) pernyataan tentang fakta, (b) pernyataan tentang nilai, dan (c) pernyataan tentang kebijakan.


(38)

Persamaan dari dua pendapat tersebut pada pengertian pernyataan posisi (Claim). Keduanya menyatakan bahwa pernyataan posisi (Claim) adalah tujuan yang ingin dicapai ketika menyampaikan suatu pernyataan. Adapun, perbedaan dari dua pendapat tersebut terletak pada tiga macam pernyataan yang dikemukakan oleh Rani,dkk. (2006: 40—41), yaitu (a) pernyataan tentang fakta, (b) pernyataan tentang nilai, dan (c) pernyataan tentang kebijakan.

Namun, pada penelitian ini lebih mengacu kepada pendapat Toulmin, dkk. (1979: 25) yang menyatakan bahwa Pernyataan posisi (Claim) merupakan tujuan yang ingin dicapai ketika membuat sebuah argumen dan langkah pertama dalam menganalisis dan mengkritik argumen tersebut untuk memastikan tujuan apa yang paling tepat ketika menyampaikan sebuah argumen. Berikut ini contoh elemen pernyataan posisi (Claim).

2.2.3.2Elemen Data/Fakta (Ground)

Elemen data/fakta merupakan elemen kedua dalam sebuah argumen. Menurut Toulmin, dkk. (1979: 25) grounds having clarified the claim, we must

consider what kind of underlying foundation is required if a claim of this

particular kind is to be accepted and reliable. Elemen data/fakta (Ground)

merupakan pertimbangan terhadap dasar apa yang diperlukan ketika menjelaskan pernyataan posisi (Claim) sehingga pernyataan posisi (Claim) tersebut menjadi kuat dan dapat dipercaya. These grounds may comprice experimental

observations, matters of common knowledge, statistical data, personal testimony,

Nilai tersebut menandakan bahwa variabel ini tidak memengaruhi borrowing cash flow secara signifikan.


(39)

previously established claims, or other comparable “factual data.” Data/fakta (Ground) ini terdiri dari pengamatan eksperimental, pengetahuan umum, data stastistik, pandangan pribadi, pernyataan posisi (Claim) yang ditetapkan sebelumnya, atau "data faktual" lain yang relevan. Selain itu, untuk mempermudah penelusuran elemen data/fakta (Ground) dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan, yaitu “Apa bukti atau dasar yang mendukung pernyataan posisi (Claim)?”

Menurut Rani, dkk. (2006: 40-41) alasan mengacu pada kemampuan penutur untuk mempertahankan pernyataannya dengan memberikan alasan-alasan yang relevan. Alasan adalah bukti-bukti yang bersifat khusus yang diperlukan untuk mendukung pernyataan. Alasan atau bukti pendukung dapat berupa data statistic, contoh, ilustrasi, penalaran, observasi eksperimental, dan materi ilmu pengetahuan umum, maupun pengujian. Kesemua alasan itu digunakan untuk mendukung pernyataan.

Persamaan dari dua pendapat tersebut pada pengertian data/fakta (Ground). Keduanya menyatakan bahwa data/fakta (Ground) adalah dasar apa yang memperkuat pernyataan posisi (Claim). Perbedaan pendapat dari keduanya terletak pada alasan atau bukti pendukung. Rani, dkk. (2006: 41) Alasan atau bukti pendukung dapat berupa data statistic, contoh, ilustrasi, penalaran, observasi eksperimental, dan materi ilmu pengetahuan umum, maupun pengujian. Sedangkan menurut Toulmin, dkk. (1979: 25) data/fakta (Ground) ini terdiri dari pengamatan eksperimental, pengetahuan umum, data stastistik, pandangan


(40)

pribadi, pernyataan posisi (Claim) yang ditetapkan sebelumnya, atau "data faktual" lain yang relevan.

Namun, pada penelitian ini lebih mengacu pada pendapat Toulmin yang menyatakan bahwa elemen data/fakta (Ground) merupakan pertimbangan terhadap dasar apa yang diperlukan ketika menjelaskan pernyataan posisi (Claim) sehingga pernyataan posisi (Claim) tersebut menjadi kuat dan dapat dipercaya. Data/fakta (Ground) ini terdiri dari pengamatan eksperimental, pengetahuan umum, data stastistik, pandangan pribadi, pernyataan posisi (Claim) yang ditetapkan sebelumnya, atau "data faktual" lain yang relevan. Berikut ini contoh elemen data/fakta (Ground).

2.2.3.3Elemen Jaminan (Warrant)

Elemen jaminan (Warrant) adalah elemen yang ketiga dalam sebuah argumen. Menurut Toulmin, dkk. (1979: 26) warrants knowing a claim is founded

is, however, only the first step toward getting clear about its solidity and reability.

Jaminan adalah langkah pertama untuk memperjelas kekuatan sebuah pernyataan posisi. Selain itu, Toulmin juga berpendapat bahwa warrant will be needed if the

step from ground to claim is to be trustwhorty. Langkah dari data/fakta (Ground)

menuju ke pernyataan posisi (Claim) agar dapat dipercaya membutuhkan jaminan (Warrant). Berdasarkan paparan tersebut maka dapat diambil simpulan bahwa

Tabel 3 kolom 8 menunjukkan bahwa opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai terlibatnya auditor lain (UQAO_AUD) memiliki nilai prob t sebesar 0,163 untuk model 2a.


(41)

jaminan adalah langkah pertama untuk memperkuat pernyataan posisi (Claim) dan sebagai jembatan yang menghubungkan data/fakta (Ground) dengan pernyataan posisi (Claim) agar dapat dipercaya. Selain itu, untuk mempermudah penelusuran elemen jaminan (Warrant) dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan, yaitu “Apa yang menguatkan pernyataan posisi (Claim) dan menghubungkan data/fakta (Ground) dengan pernyataan posisi (Claim)?

Rani, dkk. (2006: 40-41) pembenaran mengacu pada kemampuan penutur dalam menunjukkan hubungan antara pernyataan dan alasan. Pembenaran adalah pernyataan yang menunjukkan kaidah-kaidah umum untuk mempertahankan pernyataan. Pembenaran sebagai jembatan penghubung antara pernyataan dan alasan. Dengan alasan dan pernyataan, pembenaran dapat dipertahankan dan diterima secara rasional.

Persamaan dari dua pendapat di atas pada pengertian jaminan (Warrant). Keduanya menyatakan bahwa jaminan (Warrant) memperkuat pernyataan posisi (Claim) dan sebagai jembatan penghubung antara data/fakta (Ground) dan pernyataan posisi (Claim). Perbedaannya pada istilah yang digunakan yaitu istilah pembenaran dan jaminan.

Namun, pada penelitian ini lebih mengacu pada pendapat Toulmin, dkk. (1979: 26) yang menyatakan bahwa jaminan adalah langkah pertama untuk memperjelas kekuatan sebuah pernyataan posisi ataupun langkah dari data/fakta (Ground) menuju ke pernyataan posisi (Claim) agar dapat dipercaya membutuhkan jaminan (Warrant). Berikut ini contoh elemen jaminan (Warrant).


(42)

2.2.3.4Elemen Dukungan (Backing)

Elemen dukungan (Backing) merupakan elemen keempat dalam sebuah argumen. Menurut Toulmin, dkk. (1979: 26) backing warrant themselves cannot

be taken wholly on trust. Elemen dukungan (Backing) adalah jaminan itu sendiri

tidak dapat sepenuhnya dipercaya. Menurut pandangan penulis berdasarkan paparan tersebut dukungan (Backing) adalah unsur kekuatan/pendukung dari sebuah jaminan (Warrant). Jaminan (Warrant) itu sendiri tidak dapat dipercaya tanpa adanya dukungan (Backing) sebab sebuah jaminan akan menjadi sangat kuat ketika disertai dukungan. Untuk mempermudah penelusuran elemen dukungan (Backing) dapat diajukan sebuah pertanyaan, yaitu “Apa yang mendukung jaminan (Warrant)?”

Menurut Rani, dkk. (2006: 41) dukungan adalah kriteria yang digunakan untuk membenarkan pernyataan yang dikemukakan dalam pembenaran. Dalam hal ini dukungan dapat berupa pengalaman yang diyakini, pernyataan para pakar, hasil penelitian, atau hasil wawancara.

Persamaan dari dua pendapat tersebut pada pengertian dukungan (Backing). Keduanya berpendapat bahwa dukungan (Backing) memperkuat jaminan (Warrant), tetapi perbedaannya pada bentuk dukungan yang ditambahkan oleh Rani, dkk. (2006). Rani, dkk. (2006: 41) menambahkan bahwa dukungan dapat berupa pengalaman yang diyakini, pernyataan para pakar, hasil penelitian, atau hasil wawancara. Berikut ini contoh elemen dukungan (Backing).

Menurut Lin, Tang, dan Xiao (2003), kualifikasi audit report dalam bentuk pembatasan lingkup audit, penyimpangan dari standar akuntansi yang berlaku, dan ketidakpastian tentang kelangsungan operasi perusahaan berpengaruh terhadap kredibilitas data finansial perusahaan sehingga dipertimbangkan dalam membuat keputusan pinjaman.


(43)

2.2.3.5Elemen Modalitas (Modal qualifiers)

Elemen modalitas (Modal qualifiers) merupakan elemen kelima dalam sebuah argumen. Ada beberapa pengertian modalitas. Menurut Toulmin, dkk. (1979: 26—27) modal qualifiers not all arguments support their claims or

conclusions with the same degree of certainty. Others do so only conditionally, or

with significant qualifications—“ussualy,” “possibly,” “barring accident,” and so on. Modalitas adalah tidak semua argumen mendukung pernyataan posisi atau

kesimpulan dengan tingkat kepastian yang sama. Oleh karena itu, keterangan dalam kalimat yang menyatakan sika pembicara terhadap hal yang dibicarakan.

Beberapa mengarahkan pada kesimpulan yang “kadang-kadang”,

“kemungkinan”, “dugaan”, dan sebagainya. So we shall need to look carefully at the different kinds of qualifying phrases (modal) characteristic of different types

of practical argument. Jadi, perlu melihat dengan hati-hati berbagai jenis

perbedaan frasa adverbial (modalitas) karakteristik dari karakteristik dari berbagai argumen praktis.

Menurut Toulmin, dkk. (1979: 70-71) In a word, every certain modality. By

the use of this term, we refer to the strength or weakness, conditions, and/or

limitations with which a claim is advanced. We possess a familiar set of colloquial

adverbs and adverbial phrases that are customarily use to mark theseas

modalities--modal qualifiers or modifiers. Their function is to indicate the kind of

rational strength to be attributed to C on the basis of its relationship to G, W, and


(44)

we can tell, very likely, very possibly, maybe, apparently, plausibly, or so seems.

Dalam satu kata, setiap argumen mempunyai modalitas yang pasti. Dengan menggunakan istilah ini, merujuk pada kekuatan atau kelemahan, kondisi, dan/atau batasan dengan yang mana pernyataan posisi (Claim) diajukan. Kata keterangan dan frasa keterangan yang sering digunakan untuk menandai pengandaian--sebagai modalitas atau kata yang menunjukkan sifat. Fungsinya adalah untuk menunjukkan macam kekuatan rasional untuk menjadi pelengkap C pada dasar hubungan antara G,W, dan B. Kata keterangan dan frasa keterangan tersebut termasuk didalamnya sebagai berikut: Seperlunya, dengan pasti, kiranya,

dalam semua kemungkinan, sejauh ada buktinya, dari semua yang bisa

disebutkan, sepertinya, sangat mungkin, mungkin, rupanya, secara masuk akal,

kelihatannya.

Menurut Alwi (1992: 2—3) pengambaran sikap pembicara itu ada yang berupa unsur gramatikal dan ada pula yang berupa unsur leksikal. Penggunaan sikap pembicara secara leksikal berarti bahwa bentuk bahasa yang digunakan tergolong sebagai kata, frasa, atau klausa. Dalam bahasa Indonesia penggungkapan sikap pembicara secara leksikal itu dapat dicontohkan melalui pemakaian verba pewatas seperti akan dan harus, seharusnya, barangkali, saya

kira, saya ingin. Selain itu, Alwi (1992: 258) juga berpendapat bahwa kedua

istilah itu sama-sama mengacu pada sikap pembicara, baik sikap pembicara terhadap proposisi, maupun sikap pembicara terhadap suatu peristiwa nonaktual. Dalam bahasa Indonesia sikap pembicara yang demikian tidak diungkapkan


(45)

secara gramatikal, tetapi secara leksikal. Itulah sebabnya telaah ini istilah yang digunakan bukan modus, melainkan modalitas.

Rani, dkk. (2006: 41) modal adalah kata atau frasa yang menunjukkan derajat kepastian atau kualitas suatu pernyataan. Setiap argumen selalu memiliki modal yang menunjukkan kualitas suatu pernyataan. Kualitas suatu pernyataan dapat diketahui dari penanda linguistik yang mengikutinya. Penanda linguistik disebut juga modal. Modal dibedakan menjadi dua, yaitu modal sebagai (1) penanda kepastian dan (2) penanda kemungkinan. Adapun kata, frase atau keterangan yang digunakan sebagai penanda kepastian antara lain perlu, pasti,

dan tentu saja. Adapun penanda kemungkinan antara lain agaknya, kiranya,

rupanya, kemungkinannya, sejauh bukti yang ada, sangat mungkin, mungkin

sekali, dan masuk akal.

Chaer (2012: 262) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan modalitas adalah keterangan dalam kalimat yang menyatakan sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan, yaitu mengenai perbuatan, keadaan peristiwa, atau sikap terhadap lawan bicaranya. Sikap ini dapat berupa pernyataan kemungkinan, keinginan, keizinan. Dalam bahasa Indonesia, modalitas dinyatakan secara leksikal. Umpamanya dengan kata-kata mungkin, barangkali, sebaiknya, seharusnya, tentu, pasti, boleh, mau, ingin, dan seyogyanya.

Menurut Chaer (2012: 262—263) ada beberapa jenis modalitas; antara lain: (1) modalitas intensional, yaitu modalitas yang menyatakan keinginan, harapan, permintaan, atau juga ajakan; (2) modalitas epistemik, yaitu modalitas


(46)

yang menyatakan kemungkinan, kepastian, dan keharusan; (3) modalitas deontic, yaitu modalitas yang menyatakan kemampuan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan pengertian modalitas yang telah diutarakan oleh para ahli. Persamaan pengertian modalitas hanya diutarakan oleh dua ahli. Adapun perbedaan modalitas terletak pada pengertian modalitas yang diutarakan oleh dua ahli lainnya dan penjelasan lebih lanjut tentang modalitas.

Namun, penelitian ini lebih mengacu pada pengertian modalitas yang diutarakan oleh Toulmin, dkk. (1979) yang menyatakan bahwa modalitas adalah tidak semua argumen mendukung pernyataan posisi atau kesimpulan dengan tingkat kepastian yang sama. Beberapa mengarahkan pada kesimpulan yang “kadang-kadang”, “kemungkinan”, “dugaan”, dan sebagainya. Argumen yang menyatakan derajat kepastian suatu kemungkinan atau dugaan dan ditandai dengan kata atau frasa mungkin, kemungkinan, perlu, pasti, dan tentu saja,

agaknya, kiranya, rupanya, kemungkinannya, sejauh bukti yang ada, sangat

mungkin, mungkin sekali, dan masuk akal yang menandakan suatu derajat

kepastian. Untuk mempermudah penelusuran modalitas (Modal qualifiers) dapat dilakukan dengan mengajukan sebuah pertanyaan, yaitu “Kata atau frasa apa yang menunjukkan derajat kepastian pada pernyataan posisi (Claim)?” Berikut ini contoh elemen modalitas (Modal qualifiers).

Seharusnya


(47)

2.2.3.6Elemen Pengecualian (Possible rebuttals)

Elemen keterangan pengecualian (Possible rebuttals) merupakan elemen keenam dalam sebuah argumen. Menurut Toulmin, dkk. (1979: 27) possible

rebuttals unles we are faced by one of those rare arguments in which the central

step from grounds to claim is presented as “certain” or necessary,” we shall also need to know finally under what circumstances the present argument migh let us

down. Elemen pengecualian (Possible rebuttals) adalah ketika dihadapkan dengan

salah satu dari argumen yang langka dimana langkah utama dari data/fakta (Ground) menuju ke pernyataan posisi (Claim) yang disajikan sebagai hal yang pasti atau penting. Berdasarkan paparan tersebut dapat diambil simpulan bahwa pengecualian (Possible Rebuttals) adalah kondisi tertentu ketika menghadapi sebuah argumen yang jarang ditemukan sehingga harus mempersiapkan sebuah sanggahan. Selain itu, untuk mempermudah penelusuran elemen pengecualian (Possible Rebuttals) dapat dilakukan dengan mengajukan sebuah pertanyaan, yaitu “Jenis faktor atau kondisi apa saja yang bisa menjatuhkan pernyataan posisi (Claim)?”“Kemungkinan apa yang mungkin menentang argumen ini?”

Menurut Rani, dkk. (2006: 41) sanggahan/penolakan (rebuttal) adalah lingkungan atau situasi di luar kebiasaan yang dapat mengurangi atau menguatkan pernyataan. Jika suatu kondisi yang dapat melemahkan suatu pernyataan dapat dikontrol dengan menghadirkan elemen sanggahan/peolakan maka kedudukan argumen akan semakin kuat. Tentunya, sanggahan tersebut harus benar-benar kuat pula. Penggunaan elemen sanggahan juga berarti membuat pernyataan menjadi


(48)

lebih spesifik. Piranti kohesi yang dapat digunakan untuk menandai elemen sanggahan antara lain kecuali, jikamaka, dan jika.

Persamaan dari dua pendapat tersebut pada pengertian pengecualian (Possible Rebuttals). Keduanya berpendapat bahwa pengecualian (Possible

Rebuttals) adalah kondisi tertentu yang dihadapi sehingga harus mempersiapkan

sanggahan. Namun, pada penelitian ini lebih mengacu pada pendapat dari Toulmin, dkk. (1979: 27) menyatakan bahwa elemen pengecualian (Possible

rebuttals) adalah ketika dihadapkan dengan salah satu dari argumen yang langka

dimana langkah utama dari data/fakta (Ground) yang disajikan sebagai hal yang pasti atau penting. Berikut ini contoh elemen pengecualian (Possible Rebuttals).

2.2.4 Pola Argumen Menurut Toulmin

Ada beberapa pola argumen yang dapat digunakan untuk menganalisis wacana secara keseluruhan berdasarkan urutan elemen-elemen argumen yang digunakan oleh penulis/peneliti pada karya tulis ataupun hasil penelitian antara lain sebagai berikut.

2.2.4.1 Pola G-C

Toulmin, dkk. (1979: 35) menyatakan bahwa pola argumen yang pertama, yaitu terdiri dari data/fakta (Ground) yang mendukung sebuah pernyataan posisi (Claim). Menurut Toulmin, dkk. (1979) pola ini disebut sebagai pola G-C. selain

Kecuali terlibatnya auditor lain dalam mengaudit anak perusahaan tidak menjadi pertimbangan bagi loan officer untuk memberikan pinjaman.


(49)

itu, pola ini dinilai sebagai pola dasar ketika seseorang memberikan sebuah argumen. Lihat bagan 1 berikut.

Pola di atas menunjukan bahwa sebuah pernyataan posisi (Claim) yang didukung oleh data/fakta (Ground). Pernyataan posisi (Claim) berupa pernyataan yang diangkat oleh penulis. Untuk mempermudah penelusuran pernyataan posisi (Claim) maka diajukan pertanyaan, yaitu: “Apa yang sebenarnya menjadi pernyataan posisi Anda?” Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa good corporate governance berpengaruh negatif signifikan terhadap earnings management. Setelah pernyataan posisi (Claim) ditemukan, maka diajukan pertanyaan untuk mendapatkan data/fakta (Ground) yang menjadi dasar mengapa peneliti mengambil sebuah pernyataan tersebut, yaitu: “Apa bukti atau dasar yang mendukung pernyataan posisi (Claim)?” Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah hasil penelitian ini sesuai dengan H1 yang menyatakan good corporate governance berpengaruh negatif signifikan terhadap earnings management.

Mendukung Hasil penelitian ini sesuai dengan H1 yang

menyatakan good corporate governance berpengaruh negatif signifikan terhadap

earnings management.

(Sumber: JAM, 2013: 79)

Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa good

corporate governance berpengaruh

negatif signifikan terhadap

earnings management.

(Sumber: JAM, 2013: 79)

Ground Claim


(50)

2.2.4.2 Pola G-W-C

Pola argumen yang kedua dalam Toulmin,dkk. (1979: 46), yaitu terdiri dari data/fakta (Ground ) sebagai dasar yang mendukung sebuah pernyataan posisi (Claim), kemudian adanya jaminan (Warrant) sebagai jembatan yang menghubungkan data/fakta (Ground) dengan pernyataan posisi (Claim). Jadi, kehadiran jaminan (Warrant) tujuannya untuk menghubungkan data/fakta (Ground) dengan pernyataan posisi (Claim) sehingga dapat memperjelas kekuatan pada pernyataan posisi (Claim). Pola ini disebut sebagai pola G-W-C. Lihat bagan 2 berikut.

Pola di atas menunjukan bahwa sebuah pernyataan posisi yang didukung oleh data/fakta. Pernyataan posisi (Claim) berupa pernyataan yang diangkat oleh

Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa waktu tidak berpen-garuh terhadap kepuasan pembelian online (â= 0,049; P>0,05). Hasil analisis ini tidak mendukung H1 bahwa waktu berpengaruh terhadap kepuasan pembelian online. (Sumber: JAM, 2013: 193)

Pendukung

Dalam penelitian ini waktu dan kepuasan pembelian online berbanding terbalik.

(Sumber: JAM, 2013: 193)

C

G

Bagan 2

Pada saat waktu cepat dan kepuasan turun, kondisi ini dapat disebabkan karena kualitas produk yang tidak sesuai keinginan konsumen walaupun proses dan pengirimannya cepat. Pada saat waktu lambat dan kepuasan naik, kondisi ini dapat disebabkan karena produk yang dipesan konsumen adalah produk pre-order yang membutuhkan waktu lebih lama, namun kualitasnya baik.

(Sumber: JAM, 2013: 193)


(51)

penulis. Untuk mempermudah penelusuran pernyataan posisi (Claim) maka diajukan pertanyaan, yaitu: “Apa yang sebenarnya menjadi pernyataan posisi Anda?” Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah dalam penelitian ini waktu dan kepuasan pembelian online berbanding terbalik. Setelah pernyataan posisi (Claim) ditemukan, diajukan pertanyaan untuk mendapatkan data/fakta (Ground) yang menjadi dasar mengapa peneliti mengambil sebuah kesimpulan tersebut, yaitu: Apa bukti atau dasar yang mendukung pernyataan posisi (Claim)? Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa waktu tidak berpengaruh terhadap kepuasan pembelian online (â= 0,049; P>0,05). Hasil analisis ini tidak mendukung H1 bahwa waktu berpengaruh terhadap kepuasan pembelian online.

Pernyataan posisi (Claim) dan data/fakta (Ground) telah ditemukan maka selanjutnya diajukan pertanyaan untuk mendapatkan jaminan (Warrant), yaitu: Apa yang menguatkan pernyataan posisi (Claim) dan menghubungkan data/fakta (Ground) dengan pernyataan posisi (Claim)?” Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah pada saat waktu cepat dan kepuasan turun, kondisi ini dapat disebabkan karena kualitas produk yang tidak sesuai keinginan konsumen walaupun proses dan pengirimannya cepat. Pada saat waktu lambat dan kepuasan naik, kondisi ini dapat disebabkan karena produk yang dipesan konsumen adalah produk pre-order yang membutuhkan waktu lebih lama, namun kualitasnya baik.


(52)

2.2.4.3 Pola G—W—B—C

Menurut Toulmin, dkk. (1979: 59) pola argumen yang ketiga, yaitu terdiri dari data/fakta (Ground) sebagai dasar yang mendukung sebuah pernyataan posisi (Claim), kemudian adanya jaminan (Warrant) sebagai jembatan yang menghubungkan data/fakta (Ground) dengan pernyataan posisi (Claim) dan dukungan (Backing) sebagai dukungan dari jaminan (Warrant). Sebuah jaminan (Warrant) saja tidak dapat dipercaya tanpa adanya dukungan (Backing), sebab sebuah jaminan (Warrant) akan menjadi sangat kuat ketika disertai dukungan (Backing). Pola ini disebut sebagai pola G-W-B-C. Lihat bagan 3 berikut.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Coram et al. (2000), Heriningsih (2001), Soobaroyen dan Chengabroyan (2005), serta Weningtyas et al. (2006).

(Sumber: JAM, 2013: 139)

B

C Hipotesis penelitian ketujuh

menyatakan bahwa tekanan waktu berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian menunjukkan â= 0,344; p= 0,000 < 0,05 yang berarti tekanan waktu berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit dan hipotesis penelitian ketujuh dapat didukung.

(Sumber: JAM, 2013: 139)

G Bagan 3

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa tekanan waktu mempunyai pengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.

(Sumber: JAM, 2013: 139)

Mendukung W

Semakin besar tekanan terhadap waktu pengerjaan audit, semakin besar pula kecenderungan auditor untuk melakukan penghentian prematur.


(53)

Pola di atas menunjukan bahwa pernyataan posisi (Claim) berupa pernyataan yang diangkat oleh penulis. Untuk mempermudah penelusuran pernyataan posisi (Claim) maka diajukan pertanyaan, yaitu: “Apa sebenarnya yang menjadi pernyataan posisi Anda?” Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa tekanan waktu mempunyai pengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Setelah pernyataan posisi (Claim) ditemukan, diajukan pertanyaan untuk mendapatkan data/fakta (Ground), yaitu: “Apa bukti atau dasar yang mendukung pernyataan posisi (Claim)?” Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah hipotesis penelitian ketujuh menyatakan bahwa tekanan waktu berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian menunjukkan â= 0,344; p= 0,000 < 0,05 yang berarti tekanan waktu berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit dan hipotesis penelitian ketujuh dapat didukung.

Data/fakta (Ground) dan pernyataan posisi (Claim) sudah ditemukan maka langkah selanjutnya adalah mencari jaminan (Warrant) yang menghubungkan data/fakta (Ground) dengan pernyataan posisi (Claim) dan memperkuat pernyataan posisi (Claim). Untuk mempermudah penelusuran jaminan (Warrant)

maka diajukan pertanyaan, yaitu: “Apa yang menguatkan pernyataan posisi

(Claim) dan menghubungkan data/fakta (Ground) dengan pernyataan posisi (Claim)?” Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah semakin besar tekanan terhadap waktu pengerjaan audit, semakin besar pula kecenderungan auditor untuk melakukan penghentian prematur.


(54)

Langkah selanjutnya untuk menemukan Backing diajukan pertanyaan, yaitu: “Apa yang memperkuat jaminan (Warrant)?” Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Coram et al. (2000), Heriningsih (2001), Soobaroyen dan Chengabroyan (2005), serta Weningtyas et al. (2006).

Pola ini memiliki tujuan agar pernyataan posisi (Claim) semakin kuat. Artinya, tidak hanya mengandalkan data/fakta (Ground) sebagai dasar sebuah pernyataan posisi (Claim), tetapi juga ada jaminan (Warrant) yang menghubungkan data/fakta (Ground) dengan pernyataan posisi (Claim). Jaminan (Warrant) juga belum cukup kuat tanpa adanya dukungan (Backing). Sehingga dengan adanya data/fakta (Ground), jaminan (Warrant), dan dukungan (Backing) dapat memperkuat pernyataan posisi (Claim).

2.2.4.4 Pola G-W-B-M-C

Toulmin, ddk. (1979: 72) menyatakan bahwa pola argumen yang keempat, yaitu terdiri dari data/fakta (Ground) sebagai dasar yang mendukung sebuah pernyataan posisi (Claim) kemudian adanya jaminan (Warrant) sebagai jembatan yang menghubungkan data/fakta (Ground) dengan pernyataan posisi (Claim), dan dukungan (Backing) sebagai dukungan dari jaminan (Warrant) selain itu terdapat juga modalitas (Modal qualifications). Jadi, pola argumen keempat ini memiliki beberapa elemen yang menjadi dasar dari sebuah pernyataan posisi mulai dari elemen data/fakta (Ground), jaminan (Warrant), dukungan (Backing), dan modalitas (Modal qualifications). Menurut Toulmin, dkk. (1979) pola ini disebut sebagai pola G-W-B-M-C. Pola argumen ini dinilai memiliki kadar ketajaman


(55)

argumen yang jauh lebih baik dari pola argumen sebelumnya. Lihat bagan 4 berikut.

Pola di atas menunjukan bahwa pernyataan posisi (Claim) berupa pernyataan yang diangkat oleh penulis. Untuk mempermudah penelusuran pernyataan posisi (Claim) maka diajukan pertanyaan, yaitu: “Apa sebenarnya

C

Mampu menghasilkan profit yang lebih tinggi daripada perusahaan dengan market orientation yang lemah. Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh positif dan signifikan market orientation terhadap profitabilitas. (Sumber: JAM, 2012: 21)

Di samping bukti empiris tersebut ada dukungan teoritis bagi hubungan antara market market orientation dan profitabilitas.

(Sumber: JAM, 2012: 21)

Profit margin yang lebih tinggi adalah hasil sinergi dari pemilihan pasar target,

pengembangan produk, strategi harga, distribusi dan promosi, sehingga memungkinkan penyampaian produk dan jasa sesuai dengan kebutuhan target pasar.

(Sumber: JAM, 2012: 21)

Bagan 4

Beberapa penelitian terdahulu secara konsisten, tetapi tidak secara bulat, melaporkan hubungan market orientation dan profitabilitas (Baker & Sinkula, 2009, 1999; Hult & Ketchen 2001; Narver & Slater 1998), termasuk efek pada perusahan kecil (Pelham 2000; Pelham & Wilson 1996).

(Sumber: JAM, 2012: 21)

Seharusnya

(Sumber: JAM, 2012: 21)

M

G B


(56)

mampu menghasilkan profit yang lebih tinggi daripada perusahaan dengan market orientation yang lemah. Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh positif dan signifikan market orientation terhadap profitabilitas. Setelah pernyataan posisi (Claim) ditemukan, diajukan pertanyaan untuk mendapatkan data/fakta (Ground) yang menjadi dasar mengapa peneliti mengambil sebuah pernyataan tersebut, yaitu: “Apa bukti atau dasar yang mendukung pernyataan posisi (Claim)?” Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah profit margin yang lebih tinggi adalah hasil sinergi dari pemilihan pasar target, pengembangan produk, strategi harga, distribusi dan promosi, sehingga memungkinkan penyampaian produk dan jasa sesuai dengan kebutuhan target pasar.

Pernyataan posisi (Claim) dan data/fakta (Ground) telah ditemukan maka selanjutnya diajukan pertanyaan untuk mendapatkan jaminan (Warrant), yaitu: Apa yang menguatkan pernyataan posisi (Claim) dan menghubungkan data/fakta (Ground) dengan pernyataan posisi (Claim)?” Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah di samping bukti empiris tersebut ada dukungan teoritis bagi hubungan antara market market orientation dan profitabilitas. Jaminan (Warrant) merupakan pernyataan yang memperkuat pernyataan posisi (Claim) dan menghubungkan data/fakta (Ground) dengan pernyataan posisi (Claim). Jaminan (Warrant) juga membutuhkan dukungan (Backing). Selanjutnya untuk mempermudah penelusuran dukungan (Backing) dapat diajukan pertanyaan, yaitu: “Apa yang mendukung jaminan (Warrant)?” Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah beberapa penelitian terdahulu secara konsisten, tetapi tidak secara bulat, melaporkan hubungan market orientation dan profitabilitas (Baker & Sinkula,


(57)

2009, 1999; Hult & Ketchen 2001; Narver & Slater 1998), termasuk efek pada perusahan kecil (Pelham 2000; Pelham & Wilson 1996).

Elemen-elemen argumen seperti pernyataan posisi (Claim), data/fakta (Ground), jaminan (Warrant), dukungan (Backing) sudah ditemukan maka selanjutnya diajukan sebuah pertanyaan untuk mendapatkan modalitas (Modal

Qualifiers), yaitu: “Kata atau frasa apa yang menunjukkan derajat kepastian pada pernyataan posisi (Claim)?” Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah kata seharusnya.

Pola ini memiliki tujuan agar pernyataan posisi (Claim) semakin kuat. Artinya, tidak hanya mengandalkan data/fakta (Ground) sebagai dasar sebuah pernyataan posisi (Claim), tetapi juga ada jaminan (Warrant) yang menghubungkan data/fakta (Ground) dengan pernyataan posisi (Claim). Jaminan (Warrant) juga belum cukup kuat tanpa adanya dukungan (Backing). Selain itu, bukan hanya dengan data/fakta (Ground), jaminan (Warrant), dan dukungan (Backing) dapat memperkuat pernyataan posisi (Claim) tetapi akan menjadi sangat kuat jika adanya modalitas (Modal qualifiers).

2.2.4.5 Pola G-W-B-M-R-C

Toulmin, ddk. (1979: 77) menyatakan bahwa pola argumen yang kelima, yaitu terdiri dari data/fakta (Ground) sebagai dasar yang mendukung sebuah pernyataan posisi (Claim) kemudian adanya jaminan (Warrant) sebagai jembatan yang menghubungkan data/fakta (Ground) dengan pernyataan posisi (Claim), dan


(1)

222

negatif -0,0207. Akrual total dalam Subramanyam (1996) dan Cohen et al. (2008) juga menunjukkan arah negatif. Dengan demikian, sepanjang periode penelitian, akrual total dan arus kas operasi tidak mengalami peruba-han yang signifikan.

PA/JAKI/JN/2014/V11/H1 09/P2)


(2)

atau pakar. Berilah tanda centang (√) pada kolom “setuju” atau “tidak setuju” yang menggambarkan penilaian Anda terhadap hasil analisis kadar ketajaman argumen serta berilah catatan pada kolom

keterangan yang dapat membantu kebenaran hasil analisis kadar ketajaman argumen.

B. Kadar Ketajaman Argumen

(1) Kadar Ketajaman Argumen Berdasarkan Kelengkapan Elemen-elemen Argumen

No. Kode Data Pola Dasar Argumen

Kadar Ketajaman Argumen Berdasarkan Kelengkapan Elemen-elemen Argumen

Kategori

Triangulator

Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 Setuju Tidak

Setuju

1 (PA/JAM/AG/2014/V25/NO.2/H97-98/P1-2) √ Cukup Kuat √

2 (PA/JAM/AG/2014/V25/NO.2/H110-111/P4) √ Cukup Kuat √

3 (PA/JAM/DS/2014/V25/No.3/H182-183/P1) √ Cukup Kuat √

4 (PA/JAKI/JN/2014/V11/NO.1/H30/P1-2) √ Cukup Kuat √

5 (PA/JAM/AP/2014/V25/NO.1/H20-21/P7-10) √ Kuat √

6 (PA/JAM/AP/2014/V25/NO.1/H34-36/P1) √ Kuat √

7 (PA/JAM/AP/2014/V25/NO.1/H47/P1-2) √ Kuat √

8 (PA/JAM/AP/2014/V25/NO.1/H63/P4) √ Kuat √

9 (PA/JAM/AG/2014/V25/NO.2/H86/P1) √ Kuat √

10 (PA/JAM/AG/2014/V25/NO.2/H119/P1) √ Kuat √

11 (PA/JAM/AG/2014/V25/NO.2/H135/P2) √ Kuat √

G C W G C W G C W G C W B

G C W

G C W

B

G C W

B

G C W

B

B

G C W

B

G C W

B

G C W


(3)

12 (PA/JAM/DS/2014/V25/NO.3/H166/P21) √ Kuat √

13 (PA/JAM/DS/2014/V25/NO.3/H176/P5) √ Kuat √

14 (PA/JAM/DS/2014/V25/NO.3/H196-197/P1-3) √ Kuat √

15 (PA/JAM/DS/2014/V25/NO.3/H214-215/P1-2) √ Kuat √

16 (PA/JAKI/JN/2014/V11/H9-10/P8-9) √ Kuat √

17 (PA/JAKI/JN/2014/V11/H49/P4) √ Kuat √

18 (PA/JAKI/JN/2014/V11/H67/P4-5) √ Kuat √

19 (PA/JAKI/JN/2014/V11/H91/P1-2) √ Kuat √

20 PA/JAKI/JN/2014/V11/H109/P2) √ Kuat √

B

G C W

B

G C W

B

G C W

B G C

W

B

G C W

B

G C W

B

G C W

B

G C W

B G C


(4)

No. Kode Data Pola Dasar Argumen

Kadar Ketajaman Argumen Berdasarkan Ada atau Tidaknya Elemen Dasar Argumen (Claim)

Kategori

Triangulator

Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Setuju Tidak

Setuju

1 (PA/JAM/AG/2014/V25/NO.2/H97-98/P1-2) √ Cukup Kuat √

2 (PA/JAM/AG/2014/V25/NO.2/H110-111/P4) √ Cukup Kuat √

3 (PA/JAM/DS/2014/V25/No.3/H182-183/P1) √ Cukup Kuat √

4 (PA/JAKI/JN/2014/V11/NO.1/H30/P1-2) √ Cukup Kuat √

5 (PA/JAM/AP/2014/V25/NO.1/H20-21/P7-10) √ Kuat √

6 (PA/JAM/AP/2014/V25/NO.1/H34-36/P1) √ Kuat √

7 (PA/JAM/AP/2014/V25/NO.1/H47/P1-2) √ Kuat √

8 (PA/JAM/AP/2014/V25/NO.1/H63/P4) √ Kuat √

9 (PA/JAM/AG/2014/V25/NO.2/H86/P1) √ Kuat √

10 (PA/JAM/AG/2014/V25/NO.2/H119/P1) √ Kuat √

11 (PA/JAM/AG/2014/V25/NO.2/H135/P2) √ Kuat √

12 (PA/JAM/DS/2014/V25/NO.3/H166/P21) √ Kuat √

13 (PA/JAM/DS/2014/V25/NO.3/H176/P5) √ Kuat √

G C W G C W G C W G C W B

G C W B

G C W

G C W

B

B

G C W

B

G C W

B

G C W G C W B G C W B G C W B


(5)

(6)

227

BIOGRAFI PENULIS

Marta Susanti lahir di Ngenyan Asa pada tanggal 24

Juni 1993. Pendidikan dasarnya ditempuh di SD Negeri

004 Ngenyan Asa pada tahun 2000. Pada tahun 2006 ia

melanjutkan pendidikan menengah di SMP Negeri 1

Sendawar. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan di SMA

Negeri 1 Sendawar pada tahun 2009 dan dinyatakan lulus pada tahun 2012. Pada

tahun 2012 ia tercatat menjadi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri

dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul Pola dan Kadar

Ketajaman Argumen pada Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi: JAM STIE YKPN dan JAKI UI tahun 2014.