Teknik Analisis Data Teknik Pengujian Instrumen
Kuesioner diukur dengan menggunakan skala likert dengan rentang 1-4 untuk melihat penerapan GCG. Kriteria skor penelitian
seperti pada tabel 3.2. Hasil skor dari masing-masing responden dikelompokkan
berdasarkan komponen-komponen GCG. Dalam kuesioner nilai tertinggi adalah 4 dan terendah adalah 1. Untuk kuesioner tentang
peran auditor internal terdapat 19 pernyataan sehingga jawaban yang diperoleh berkisar antara 19-76. Untuk kuesioner tentang pelaksanaan
GCG akan diperoleh skor berkisar antara 26-104, pengelompokan skor jawaban dihitung sebagai berikut:
a. Komponen transparansi dikelompokkan dengan 6 pernyataan dari nomor 1-6 mempunyai skor jawaban berkisar 6-24.
b. Komponen kemandirian dikelompokkan dengan 4 pernyataan dari nomor 7-10 mempunya skor jawaban berkisar 4-16.
c. Komponen akuntabilitas dikelompokkan dengan 5 pernyataan dari nomor 11-15 mempunyai skor jawaban berkisar 5-20.
d. Komponen pertanggungjawaban dikelompokkan dengan 5 pernyataan dari nomor 16-20 mempunyai skor jawaban
berkisar 5-20. e. Komponen kewajaran dikelompokkan dengan 6 pernyataan
dari nomor 21-26 mempunyai skor jawaban berkisar 6-24. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skor jawaban dari setiap pernyataan akan ditotal selanjutnya akan dirata-rata dan ditafsirkan dan dideskripsikan mengenai pelaksanaan
GCG. Xmaksimum teoritik
: skor tertinggi yang mungkin dapat diperoleh responden dalam skala.
Xminimum teoritik : skor terendah yang mungkin dapat
diperoleh respondem dalam skala. Untuk penerapan GCG sebagai berikut:
Xmaksimum teoritik : 26 x 4 = 104 Xminimum teoritik
: 26 x 1 = 26 Rentang
: 104 – 26 = 78
784 = 19,5
Gambar 3.1. Kriteria Penilaian GCG Penentuan kategori penerapan GCG secara umum dapat dilihat pada
tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3. Kategorisasi Tingkat Penerapan GCG
Skor Kategori
26X ≤45,5
Kategori belum diterapkan 45,5X
≤65 Kategori sebagian kecil diterapkan
65X ≤84,5
Kategori sebagian besar diterapkan 84,5X
≤104 Kategori sudah diterapkan
Jika skor X adalah kurang atau sama dengan 45,5 artinya PT Usaha Digdaya Muncul belum menerapkan GCG. Apabila skor X
adalah lebih dari 84,5 dan kurang atau sama dengan 104 makan dapat disimpulkan bahwa penerapan GCG sudah diterapkan dengan sangat
baik. Setelah mengelompokan data responden berdasarkan rentang
skor, langkah selanjutnya adalah mengelompokkan jawaban responden berdasarkan setiap pernyataan yang ada di dalam
kuesioner. Dalam tabel tersebut dapat diketahui pada setiap pernyataan terdapat berapa responden yang memilih dari sangat setuju
sampai tidak setuju. Tabel 3.4. Nilai Skor Indikator Penerapan GCG
No Pernyataan
Penilaian Total
Responden SS
S TS
ST S
Jumlah 1
dst. Jumlah
2. Hubungan peran auditor internal terhadap penerapan GCG Untuk menjawab rumusan masalah kedua yaitu apakah auditor
internal berperan dalam mewujudkan GCG, digunakan analisis crosstab. Dimana menampilkan tabulasi silang atau tabel kontigensi
yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengetahui apakah ada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
korelasi atau hubungan antara variabel peran auditor internal dengan variabel penerapan GCG.
Sebelum membuat tabel kontigensi yang dilakukan adalah menganalisis peran auditor internal menggunakan analisis deskriptif.
Peran auditor internal akan dinilai menggunakan persepsi karyawan berdasarkan perannya sebagai pengawas, konsultan, dan katalis.
Kuesioner mengenai peran auditor internal dalam penelitian ini diadaptasi dan dirubah seperlunya dari penelitian Sinaga 2014.
Untuk peran auditor internal jawaban dari setiap responden dikelompokkan berdasarkan peran auditor internal sebagai pengawas,
konsultan, dan katalis. Pengelompokkan jawaban sebagai berikut: a. Pernyataan nomor 1-7 untuk mengukur peran auditor internal
sebagai pengawas. Dengan rentang skor 7-28. b. Pernyataan nomor 8-13 untuk mengukur peran auditor internal
sebagai konsultan. Dengan rentang skor 6-24. c. Pernyataan nomor 14-19 untuk mengukur peran auditor
internal sebagai katalis. Dengan rentang skor 6-24. Setelah dikelompokkan berdasarkan peran auditor internal
sebagai pengawas,
konsultan, dan
katalis. Selanjutnya
mengelompokan hasil jawaban responden berdasarkan rentang skor untuk masing-masing peran sebagai pengawas, konsultan, dan katalis.
Kemudian ditafsirkan dan dideskripsikan mengenai peran auditor internal.
Untuk peran sebagai pengawas: Xmaksimum teoritik : 7 x 4 = 28
Xminimum teoritik : 7 x 1 = 7 Rentang
: 28 – 7 =21
213 = 7
Gambar 3.2. Kriteria Peran Auditor Internal Untuk peran sebagai konsultan dan katalis:
Xmaksimum teoritik : 6 x 4 = 24 X minimum teoritik : 6 x 1 = 6
Rentang : 24
– 6 = 18 183 = 6
Gambar 3.3. Kriteria Peran Auditor Internal Setelah menganalisis peran auditor internal, berikutnya
membuat tabel kontigensi yang menampilkan frekuensi jawaban responden dalam sel sesuai dengan kategori variabelnya. Peran
auditor internal dikelompokan menjadi 3 peran yaitu peran sebagai pengawas, konsultan, dan katalis. Setelah itu dari jawaban responden
untuk masing-masing peran auditor internal dikelompokan kembali ke dalam 3 kategori yaitu rendah, cukup, dan tinggi. Untuk
penerapan GCG dikelompokan menjadi 4 kategori yaitu belum diterapkan, sebagian kecil diterapkan, sebagian besar diterapkan, dan
sudah diterapkan. Setelah membuat tabel kontigensi selanjutnya
mengukur korelasi variabel peran auditor internal dengan penerapan GCG.
Metode yang digunakan dalam mengukur korelasi adalah korelasi rank’s Spearman.
Tabel 3.5. Kekuatan Hubungan Dua Variabel Nilai Koefisiean
Hubungan 0,00
– 0,199 Sangat lemah
0,20 – 0,399
Rendah 0,40
– 0,599 Sedang
0,60 – 0,799
Kuat 0,80
– 1,00 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono 2014 Setelah mengetahui kekuatan hubungan dari variabel peran
auditor internal dan penerapan GCG. Berikutnya melihat arah hubungan dari kedua variabel tersebut. Apabila nilai koefisiean
korelasi sama dengan +1 artinya kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna membentuk garis lurus positif. Korelasi
sempurna seperti ini mempunyai makna jika nilai X naik, maka Y juga naik. Korelasi sama dengan minus satu: artinya kedua variabel
mempunyai hubungan linier sempurna membentuk garis lurus negatif. Korelasi sempurna seperti ini mempunyai makna jika nilai X
naik, maka Y turun dan berlaku sebaliknya Sarwono: 2006. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33