Persepsi karyawan tentang peran auditor internal dalam mewujudkan good corporate governance.

(1)

ABSTRAK

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

(Studi Kasus pada PT Usaha Digdaya Muncul Cabang Yogyakarta)

Venansius Dicky Roni Sudarsana NIM: 112114114

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) persepsi karyawan terhadap penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) di PT Usaha Digdaya Muncul, (2) apakah ada hubungan antara peran auditor internal dan penerapan prinsip-prinsip GCG.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus, dengan jumlah sample sebanyak 32 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis crosstab. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) karyawan berpendapat bahwa penerapan prinsip-prinsip GCG sudah sebagian besar diterapkan, (2) terdapat hubungan yang cukup kuat dan positif antara peran auditor internal dan penerapan GCG. Dengan demikian semakin tinggi peran auditor internal maka penerapan GCG akan semakin baik.


(2)

ABSTRACT

EMPLOYEE’S PERCEPTION OF THE INTERNAL AUDITOR’S ROLE TO THE IMPLEMENTATION OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE

(Case Study on PT Usaha Digdaya Muncul Branch Yogyakarta)

Venansius Dicky Roni Sudarsana NIM : 112114114

Sanata Dharma University Yogyakarta

2016

The purpose of this research are to analyze (1) the employee’s perception of the implementation of the Good Corporate Governance (GCG) principles, (2) whether there was an association between the role of internal auditor and the implementation of GCG.

The type of this research was a case study. The technique of data collection was questionnaires. The technique of data analysis were desciptive analysis and crosstab analysis.

The result showed that (1) employee’s perception of implementation of GCG principles mostly had been applied, (2) internal auditor had a positive effect on the implementation of GCG. Thus the higher the role of the internal auditor, the better the implementation of GCG.


(3)

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG

PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

(Studi Kasus di PT Usaha Digdaya Muncul Cabang Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Venansius Dicky Roni Sudarsana NIM : 112114114

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

i

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG

PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

(Studi Kasus di PT Usaha Digdaya Muncul Cabang Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Venansius Dicky Roni Sudarsana NIM : 112114114

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

SKRIPSI

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG

PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN

GOOD CORPORATE GOWRNANCE

(Studi Kasus di PT Usaha Digdaya Muncul Cabang Yoryakarta)

Pembimbing

Fr. Ninik Yudianti.,Dr.,M.Acc.,QIA Tanggal: 14 Juli z0rc 6NULSVL


(6)

Skripsi

PERSETSI }L4RYA1?'AN TENTANG

PESEAH ATJ*IT{}H. I}TTE,RNAL X}ALAIT{ ryTEWTJJil BKAN

G *

O*

C *RP #RAruT S$ Ytr fr NAtrC#

{Sfudi K*sus di FT [is*ha t]igdaya S{uncul Cahang Y*gymkarta}

tr)ipersiapkan dan diallis *leh:

V*namsins Rtlni Sxdarsfina

a ?angaff Ketua

Sekretaris

AnSg*ta Angg*ta Angg*ta

Dr.

Liri

Br.

LisisA

Srs" YP.

Y*gyak&rta, 31 Agustus 2*1S

Ekrr:*mi

$agl*ta Sharma

iii

p

&

\

J

#

i2

i4l

4

G P--'-g Er

it'ti 4 tl* .'F - -iifi

." *8, *;-r=

*-n-,14

:L

Stl*unam l)*wan P*llguii !-rl*Ea.-r'.ta-trt -*r*r?l c&tl I. A/tsFlq:*S"e

hf*ltt* T.s*mrrlram rE.arrr{x. r-JEIrxecLIJ

R**i Retn* A::ggrairai, M"Si., Ak., CA"

dani, $"H., M.Si., QgA., Ak.,

CA.

*

inik Yudianti, M"A**",

QIA.

i


(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,

sebab Ia yang memelihara kamu”

(1 Petrus 5:6-7)

Masa depan sulit untuk diramalkan, namun membiarkan masa depan begitu saja adalah sikap yang gegabah dan tak bertanggungjawab. Kita tidak dapat menguasai hidup kita,

tetapi kita dapat berbuat sesuatu untuk hari esok. (Hiro Tugiman, 101 Pernik Kehidupan: 1996)

Dengan penuh syukur kupersembahkan Skripsi ini untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria,

Kedua orang tuaku Yunianta dan Rosa,

adikku Denny dan Sinthya,

Anis dan sahabat-sahabatku,

terima kasih atas doa dan dukungannya.


(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI–PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertandatangan dibawah ini, saya menyatakam bahwa skripsi dengan judul: PERSEPSI KARYAWAN TENTANG PERAN AUDITOR INTERNAL

DALAM MEWUJUDKAN

GOOD CORPPORATE GOVERNANCE

(Studi Kasus di PT Usaha Digdaya Muncul Cabang Yogyakarta) dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 25 Juli 2016 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambildengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat ataui pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisanorang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasiltulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukantindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran sayasendiri, Berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal sayaterima.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan,


(9)

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Venansius Dicky Roni Sudarsana

NIM : 112114114

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

(Studi Kasus di PT Usaha Digdaya Muncul Cabang Yogyakarta) Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolah dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal, 31 Agustus 2016

Yang membuat pernyatakan,


(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelasaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc. Phd selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA selaku pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Semua Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah

membagikan ilmu dan pengalaman selama proses perkuliahan yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Mama Papa tercinta yang telah banyak mendukung penulis.

5. Anis Wuryansari yang telah menemani dan mendukung saat susah dan senang, dan menjadi penyemangat terbesar bagi penulis.

6. Teman, Sahabat dan keluarga kecilku Rima, Friska, Meta, Monic, Tresia, Nisie, Heru, kalian salah satu penyemangat untuk menyelesaikan skripsi ini.


(11)

viii

7. Teman-teman seperjuangan akuntansi angkatan 2011.

8. Seluruh karyawan dan General Manager PT Usaha Digdaya Muncul Cabang Yogyakarta yang telah membantu dan memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.

9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016

Penulis


(12)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS...v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR... xii

ABSTRAK ... xiii

ABSTRACT... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Persepsi ... 6

B. Pengauditan... 6

C. Audit Internal ... 8

D. Good Corporate Governance ... 14

E. Peran Auditor Internal dalam Mewujudkan Good Corporate Governance ... 17

F. Penelitian Terdahulu ... 17

G. Kerangka Berpikir... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 21


(13)

x

B. Subyek dan obyek penelitian ... 21

C. Lokasi penelitian... 21

D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ... 21

E. Populasi dan Sampel ... 23

F. Sumber Data ... 24

G. Teknik pengumpulan data... 24

H. Teknik Pengujian Instrumen ... 24

I. Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 33

A. Sejarah Perusahaan ... 33

B. Visi Misi Perusahaan ... 36

C. Struktur Organisasi ... 37

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 40

A. Karakteristik Responden... 40

B. Uji Instrumen Penelitian ... 44

C. Hasil Analisis Data ... 47

D. Pembahasan ... 59

BAB VI PENUTUP ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Keterbatasan Penelitian... 62

C. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

LAMPIRAN 1 ... 66


(14)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi variabel...22

Tabel 3.2 Skor Penilaian Kuesioner ...26

Tabel 3.3 Kategorisasi Tingkat Penerapan GCG ...28

Tabel 3.4 Nilai (Skor) *Indikator Penerapan GCG* ...29

Tabel 3.5 Kekuatan Hubungan Dua Variabel ...32

Tabel 5.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...40

Tabel 5.2 Profil Responden Berdasarkan Usia...41

Tabel 5.3 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...42

Tabel 5.4 Profil Responden Berdasarkan Jabatan ...42

Tabel 5.5 Profil Responden Berdasarkan Divisi ...43

Tabel 5.6 Profil Responden Berdasarkan Masa Kerja ...44

Tabel 5.7 Uji Validitas Peran Auditor Internal ...44

Tabel 5.8 Uji Validitas Penerapan GCG ...45

Tabel 5.9 Uji Reliabilitas...46

Tabel 5.10 Tingkat Penerapan GCG PT Usaha Digdaya Muncul...47

Tabel 5.11 Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Transparansi ...48

Tabel 5.12 Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Kemandirian ...50

Tabel 5.13 Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Akuntabilitas ...52

Tabel 5.14 Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Pertanggungjawaban 53 Tabel 5.15 Distribusi Jawaban Responden untuk Indikator Kewajaran ...54

Tabel 5.16 Peran Auditor Internal ...56

Tabel 5.17 Peran AI dan Penerapan GCG...58


(15)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Peran Auditor Internal dan Penerapan GCG ...10

Gambar 3.1 Kriteria Penilaian GCG...28

Gambar 3.2 Kriteria Peran sebagai Pengawas ...31

Gambar 3.3 Kriteria Peran sebagai Konsultan dan Katalis ...31


(16)

xiii

ABSTRAK

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

(Studi Kasus pada PT Usaha Digdaya Muncul Cabang Yogyakarta)

Venansius Dicky Roni Sudarsana NIM: 112114114

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) persepsi karyawan terhadap penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) di PT Usaha Digdaya Muncul, (2) apakah ada hubungan antara peran auditor internal dan penerapan prinsip-prinsip GCG.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus, dengan jumlah sample sebanyak 32 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis crosstab.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) karyawan berpendapat bahwa penerapan prinsip-prinsip GCG sudah sebagian besar diterapkan, (2) terdapat hubungan yang cukup kuat dan positif antara peran auditor internal dan penerapan GCG. Dengan demikian semakin tinggi peran auditor internal maka penerapan GCG akan semakin baik.


(17)

xiv

ABSTRACT

EMPLOYEE’S PERCEPTION OF THE INTERNAL AUDITOR’S ROLE TO THE IMPLEMENTATION OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE

(Case Study on PT Usaha Digdaya Muncul Branch Yogyakarta)

Venansius Dicky Roni Sudarsana NIM : 112114114

Sanata Dharma University Yogyakarta

2016

The purpose of this research are to analyze (1) the employee’s perception of the implementation of the Good Corporate Governance (GCG) principles, (2) whether there was an association between the role of internal auditor and the implementation of GCG.

The type of this research was a case study. The technique of data collection was questionnaires. The technique of data analysis were desciptive analysis and crosstab analysis.

The result showed that (1) employee’s perception of implementation of GCG principles mostly had been applied, (2) internal auditor had a positive effect on the implementation of GCG. Thus the higher the role of the internal auditor, the better the implementation of GCG.


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Semakin berkembangnya globalisasi perekonomian bisnis saat ini telah menimbulkan persaingan ekonomi yang ketat. Persaingan ini memicu para pelaku bisnis dan ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan. Tentu saja tidak cukup dengan bertahan di dunia bisnis saja, perusahaan juga harus dapat bergerak agar dapat mengungguli para pesaing-pesaingnya, karena semakin maraknya pesaing maka semakin besar ancaman perusahaan.

Seiring dengan semakin meningkatnya operasi dalam perusahaan, manajemen puncak tidak memiliki komunikasi yang cukup dengan berbagai operasi yang ada untuk menilai keefektifan kinerja sehingga menjadi titik kelemahan dalam perusahaan. Keterbatasan komunikasi antara manajemen puncak dan lini operasi yang sedang berjalan tersebut tidak dapat menutup kemungkinan bahwa akan terjadinya praktik-praktik yang dapat membahayakan perusahaan seperti praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Dengan adanya permasalahan-permasalahan tersebut perusahaan dituntut untuk memiliki tata kelola perusahaan yang baik. Hal ini disebut juga Good Corporate Governance (GCG). Dengan adanya corporate governance diharapkan agar hubungan antara pemegang saham, dan komisaris, dan dewan direksi terjalin dengan baik dan seimbang, sehingga perusahaan dapat memiliki kelangsungan jangka panjang dan dapat mencapai tujuannya. Untuk


(19)

membantu perusahaan dalam menilai dan meninjau pelaksanaan GCG maka dibutuhkan pengendalian efektif yang didukung oleh auditor internal.

Peran auditor internal yang independen sangat penting dalam penerapan GCG di perusahaan. Auditor internal yang independen dapat berfungsi untuk mengawasi jalannya perusahaan dengan memastikan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan praktik-praktik dalam penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance di dalam perusahaan yang meliputi: akuntabilitas (accountability), pertanggung-jawaban (responsibility), keterbukaan (transparancy), serta kewajaran (fairness). Selain itu peran auditor internal sudah tidak diragukan lagi di dalam perusahaan sebagai pengawas, konsultan dan katalis. Institute of Internal Audiotrs (IIA)(2004) menyatakan bahwa aktivitas audit internal harus mengevaluasi dan memberikan kontribusi pada peningkatan manajemen risiko, pengendalian dan tata kelola, serta mengakui jaminan dan konsultasi peran auditor internal dalam tata kelola perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya, auditor internal memerlukan pedoman. Agar fungsi audit internal menjadi efektif maka auditor internal harus independen dan melapor langsung pada tingkat yang memiliki kewenangan yang tinggi dalam organisasi (Arens, etal., 2000:301).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana peran auditor internal dalam mewujudkan Good Corporate Governace yang ada di PT Usaha Digdaya Muncul. Oleh sebab itu penulis

mengangkat judul “Persepsi Karyawan tentang Peran Auditor Internal dalam Mewujudkan Good Corporate Governance”.


(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka permasalahan yang akan diambil dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Good Corporate Governance di PT Usaha Digdaya Muncul sudah diterapkan menurut persepsi karyawan?

2. Apakah auditor internal berperan dalam mewujudkan Good Corporate Governance menurut persepsi karyawan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui apakah GCG sudah diterapkan dan peranan auditor internal dalam penerapan GCG. D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak antara lain:

a. Bagi Perusahaan

Sebagai alat untuk mengevaluasi peranan Auditor Internal dalam penerapan Good Corporate Governance pada PT Usaha Digdaya Muncul.

b. Bagi Universitas Sanata Dharma

Sebagai sarana informasi mengenai efektivitas Audit Internal terhadap penerapan Good Corporate Governance. Selain itu dapat menambah sumber informasi bagi penelitian selanjutnya.


(21)

c. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan wawasan penulis berkaitan dengan peran Auditor Internal terhadap penerapan Good Corporate Governance. d. Bagi Pembaca

Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca berkaitan dengan Peran Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance. E. Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan dilaporkan dengan menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka

Bab ini menguraikan tentang teori-teori dan konsep yang berkaitan dengan penelitian. Selain itu, bab ini juga merumuskan hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.


(22)

Bab IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini menjelaskan mengenai sejarah singkat perusahaan serta struktur organisasinya. Selain itu juga menguraikan tugas dan tanggung jawab dari beberapa departemen yang berhubungan dengan penelitian ini dari PT Usaha Digdaya Muncul.

Bab V Hasil Analisis dan Pembahasan

Bab ini berisi hasil analisis yang terdapat pada bab 3 dan terdapat pembahasan dan penjelasan terkait dengan hasil analisis tersebut.

Bab VI Penutup


(23)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Menurut Kreitner dan Kinicki (2003: 208) “Persepsi adalah proses

kognitif yang memungkinkan kita dapat menafsirkan dan memahami

lingkungan di sekitar kita”. Penafsiran tersebut merupakan pandangan kita

tentang lingkungan atau tempat di mana kita berada. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Menurut Toha (2003: 154), faktor-faktor yang mempengaruh persepsi seseorang adalah sebagai berikut :

a. Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi.

b. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek.

B. Pengauditan

1. Pengertian Pengauditan

Dalam Jusup (2010: 11) Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan


(24)

asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

2. Jenis-Jenis Audit

Dalam Jusup (2010: 15) Audit pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu: audit laporan keuangan, audit kesesuaian, dan audit operasional. Pengertian ketiga jenis audit tersebut dibahas di bawah ini.

a. Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan sebagai keseluruhan yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Pada umumnya kriteria yang digunakan adalah prinsip akuntansi berlaku umum, meskipun audit lazim juga dilakukan atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan dasar tunai (cash basis) atau dasar akuntansi lain yang cocok untuk organisasi yang diaudit. Laporan keuangan yang diperiksa biasanya meliputi neraca (laporan posisi keuangan), laporan laba rugi, dan laporan arus kas, termasuk catatan kaki (foot-notes).

b. Audit Kesesuaian

Tujuan audit kesesuaian adalah untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Audit kesesuaian untuk suatu


(25)

perusahaan swasta dapat berupa penentuan apakah karyawan-karyawan di bidang akuntansi telah mengikuti prosedur-proseur yang telah ditetapkan oleh kontroler perusahaan, mengkaji ulang tarif upah untuk disesuikan dengan tarif upah minimum yang ditetapkan pemerintah (UMR), atau memeriksa perjanjian yang dibuat dengan bangkir atau pemberi pinjaman lainnya untuk memastikan bahwa perusahaan telah mematuhi semua persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian. Audit kesesuaian atas instansi pemerintah lebih beranekaragam karena banyaknya peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah yang harus dilaksanakan oleh instansi-instansi pemerintah. c. Audit Operasional

Audit operasional adalah pengkajian (review) atas setiap bagian dari prosedur dan metoda yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas. Hasil akhir dari suatu audit operasional biasanya berupa rekomendasi kepada manajemen untuk perbaikan operasi.

C. Audit Internal

1. Definisi Audit Internal

Agoes (2004: 221) mendefinisikan audit internal sebagai berikut: Audit Internal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Peraturan


(26)

pemerintah yang dimaksud seperti peraturan di bidang perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup, perbankan, perindustiran, investasi dan lain-lain. Sedangkan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

2. Peran Auditor Internal dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan

Dewasa ini peran auditor internal dirasakan semakin penting bagi organisasi perusahaan. Menjadi sangat penting bagi suatu perusahaan untuk mempunyai tim spesialis yang menelaah prosedur-prosedur dan operasi dari berbagai unit dan melaporkan ketidaktaatan suatu tindakan, dan inefisiensi. Tugas tersebut tidak dapat dibebani pada auditor eksternal yang tujuan utamanya adalah menilai apakah laporan keuangan mencerminkan secara wajar hasil-hasil usaha serta kondisi keuangan usaha suatu perusahaan. Karena itu auditor internal telah menjadi suatu pemberian jasa yang tidak hanya memiliki keahlian akuntansi tetapi juga keahlian dalam perilaku organisasi atau perusahaan dan bidang-bidang fungsional lainnya.

Peran Auditor Internal menurut Tampubolon (2005) sebagai berikut: a) Peran auditor internal sebagai pengawas

Pada awalnya audit internal dikenal sebagai suatu pendekatan berbasis pada sistem yang dalam perkembangan selanjutnya beralih ke internal audit berbasis proses. Pada saat itu auditor internal lebih banyak berperan sebagai mata dan telinga manajemen, karena manajemen butuh kepastian bahwa semua kebijakan yang ditetapkan


(27)

akan dilaksanakan oleh pegawai. Orientasi auditor internal banyak dilakukan pemeriksaan pada tingkat kepatuhan para pelaksana terhadap ketentuan–ketentuan yang ada (compliance)(Tampubolon, 2005: 1-2).

Fokus dari audit ini adalah ditemukannya penyimpangan yang perlu dikoreksi, keterlambatan, kesalahan, prosedur atau pengendalian internal dan segala hal yang dampaknya hanya bersifat jangka pendek. Aktivitasnya yaitu meliputi inspeksi, observasi, perhitungan, pengecekan yang memiliki tujuan dalam memastikan kepatuhan dan ketaatan pada ketentuan, kebijakan serta peraturan yang telah ditetapkan. Peran auditor internal sebagai pengawas biasanya menghasilkan saran atau rekomendasi yang memberikan dampak jangka pendek.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa peran auditor internal sebagai pengawas sama halnya dengan tugas polisi. Telah kita ketahui polisi memiliki tugas untuk mengamankan dan menjaga ketertiban kehidupan masyarakat sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan peran auditor internal sebagai pengawas dapat diartikan sama dengan polisi, yaitu auditor internal memiliki tugas untuk menjaga keamanan, kelancaran, kesesuaian aktivitas dengan peraturan yang berlaku di perusahaan tertentu, di mana dengan tindakannya itu membantu perusahaan dalam pencapaian tujuan jangka pendek.


(28)

b) Peran auditor internal sebagai konsultan.

Dunia usaha yang semakin berkembang dan mulai menyadari bahwa dalam menjalani suatu usaha mengandung risiko, mulailah bermunculan mengenai kebutuhan untuk mengimplementasikan internal audit berbasis risiko (Risk Based Internal Auditing). Sesuai dengan definisi baru, kegiatan audit internal bertujuan untuk memberikan layanan pada organisasi. Karena kegiatan tersebut, maka auditor internal memiliki fungsi sebagai pemeriksa sekaligus berfungsi sebagai mitra manajemen. Pada dasarnya seluruh tingkatan manajemen dapat menjadi klien auditor internal. Oleh karena itu auditor internal wajib melayani klien dengan baik dan mendukung kepentingan klien dengan tetap mempertahankan loyalitasnya (Tampubolon, 2005: 1-2).

Peran konsultan yang dijalankan auditor internal diharapkan dapat membantu satuan kerja operasional dalam mengelola risiko dengan mengidentifikasi masalah dan memberikan saran untuk tindakan perbaikan yang memberi nilai tambah untuk memperkuat organisasi. Audit yang dilakukan yaitu audit operasional dengan memberikan keyakinan bahwa organisasi telah memanfaatkan sumber daya organisasi yang ada secara efektif, efisien dan ekonomis. Rekomendasi yang diberikan auditor internal biasanya bersifat jangka menengah. Peran sebagai konsultan mengharuskan dan membawa auditor internal untuk selalu meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya baik terkait dengan profesi auditor maupun aspek bisnis, sehingga dapat membantu


(29)

manajemen dalam mengantisipasi terjadinya masalah (Ilyas dan Maulana, 2007: 5).

Pada tahun 1999 The Institute Internal Auditor melakukan redefinisi pada audit internal. Dijelaskan bahwa audit internal merupakan suatu aktivitas independen dalam dalam menetapkan tujuan dan merancang aktivitas konsultasi yang bernilai tambah dan meningkatkan operasi perusahaan. Dari redefinisi yang dilakukan The Institute Internal Auditor terlihat audit internal membantu suatu organisasi atau perusahaan dalam pencapaian tujuan dengan pendekatan yang terarah dan sistematis untuk menilai dan mengevaluasi keefektifan manajemen risiko melalui pengendalian dan proses tata kelola yang baik. Dari uraian di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa peran auditor internal sebagai konsultan selain bertugas melakukan pengawasan, peran ini juga bertugas sebagai mitra dalam mengelola risiko dan memberikan masukan, rekomendasi, nasihat-nasihat yang diharapkan dapat membantu dalam pemecahan masalah yang sedang dihadapi karyawan, terutama masalah yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

c) Peran auditor internal sebagai katalis.

Auditor internal di masa mendatang dimungkinkan berperan sebagai katalis yang akan ikut andil dalam menentukan tujuan perusahaan. Perubahan penuh ke arah Risk Based Internal Auditing


(30)

(RBIA) akan terjadi, yang di mana auditor internal akan ikut berperan mulai dari penentuan tujuan yang hendak dicapai sampai dengan mementukan tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Peran yang dijalankan auditor internal sebagai katalis adalah mengarahkan agar pelaksanaan quality management dapat sesuai dengan yang direncanakan. Peran auditor internal sebagai katalis bertindak sebagai fasilitator dan agent of change (Simbolon, 2010: 1).

Auditor internal sebagai katalis terlibat aktif dalam melakukan penilaian risiko yang terdapat dalam proses bisnis perusahaan. Oleh karena itu diperlukan sikap proaktif dari pihak auditor internal dalam mengenali risiko-risiko yang dihadapi atau mungkin dihadapi manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Peran katalis yang dijalankan auditor internal tidak saja terbatas pada tindakan perbaikan dan memberikan nasihat tetapi juga mencakup dalam system design and development, review terhadap kompetensi sumberdaya manusia dalam suatu fungsi organisasi, keterlibatan dalam penyusunan corporate planning, evaluasi kinerja, budgeting, strategy formulation dan usulan perubahan strategi (Simbolon, 2010:1). Peneliti menyimpulkan peran auditor internal sebagai katalis hampir sama dengan peran auditor internal sebagai konsultan yang merupakan paradigma baru dari peran auditor internal. Peran ini mendampingi klien dalam mengenali resiko yang dapat mengancam pencapaian tujuan perusahaan dan akan ikut


(31)

bertugas dan bekerjasama dengan manajemen dalam penentuan tujuan dari suatu perusahaan yang berdampak untuk jangka panjang

D. Good Corporate Governance

1. Definisi Good Corporate Governance

Berdasarkan Peratutan Menteri BUMN no Per-01/MBU/2011 tentang penerapan GCG pada BUMN pasal 1 menyatakan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance), yang selanjutnya disebut GCG adalah prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha.

Corporate governance didefinisikan oleh Indonesian institute of Corporate Governance (IICG) sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain. Corporate governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja.

2. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

Prinsip atau asas Good Corporate Governance menurut Pedoman Good Corporate Governance yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governace (KNKG) 2006 adalah :

a. Transparansi (Transparency)

Prinsip dasar untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakaninformasi yang material dan


(32)

relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahamioleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkantidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.

b. Akuntabilitas (Accountability)

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

c. Responsibilitas (Responsibility)

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.

d. Independensi (Independency)

Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. e. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)


(33)

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikankepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

Berdasarkan Peratutan Menteri BUMN no Per-01/MBU/2011 tentang penerapan GCG pada BUMN adalah sebagai berikut:

a. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan

b. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif;

c. Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;

d. Kemandirian (independency), yaitu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;

e. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak Pemangku Kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundangundangan.

Apabila diamati prinsip GCG yang dikeluarkan oleh KNKG dan Keputusan Menteri BUMN memiliki persamaan.


(34)

E. Peran Auditor Internal dalam Mewujudkan Good Corporate Governance Good Corporate Governance adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. Ia berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara. Penerapan GCG mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif. Oleh karena itu diterapkannya GCG oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan (KNKG, 2006).

Pengaruh Satuan Pengawas Internal terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance sangatlah besar, karena telah diketahui bahwa peran internal audit adalah untuk menetapkan tingkat kesesuaian pelaksanaan instansi dengan peraturan yang ada dan juga prinsip-prinsip dari Good Corporate Governance. Bahkan hal tersebut telah jelas tertuang di dalam Standar Profesi Audit Internal, tepatnya pada Standar Kinerja dalam sub

standar Lingkup Penugasan “Fungsi audit internal melakukan evaluasi dan

memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian, dan governance, dengan menggunakan pendekatan yang

sistematis, teratur dan menyeluruh”. Dari standar tersebut jelas terlihat bahwa

peranan SPI salah satunya adalah untuk menciptakan suasana GCG di dalam instansi pemerintah (Sari, 2012).

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian oleh Sari (2012) bertujuan untuk mengetahui pengaruh peran internal audit terhadap GCG. Populasi dari penelitian in adalah seluruh entitas yang berstatus Badan Layanan Umum (BLU) di Indonesia. Hasil penelitian


(35)

ini terdapat pengaruh yang signifikan antara peran auditor internal terhadap GCG pada entitas berstatus Biro Layanan Umum (BLU). Audit internal dibutuhkan untuk menilai akuntabilitas dan kepatuhan manajemen terhadap kebijakan dan peraturan yang berlaku untuk kepentingan para pemangku kepentingan. Oleh karena itu, auditor internal dipandang memiliki peran penting dalam upaya mewujudkan penciptaan tata kelola yang baik (Good Corporate Governance).

Penelitian selanjutanya oleh Wardoyo (2010), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran auditor internal dalam mewujudkan GCG. Penelitian ini dilakukan di PT Dirgantara Indonesia dengan jumlah sampel 10 orang auditor internal perusahaan. Hasil penelitian ini mengatakan bahwa terdapat pengaruh antara peran auditor internal terhadap penerapan GCG. Karena fungsi dari SPI sebagai evaluator, konsultan dan katalis bagi manajemen sehingga dapat memberikan informasi mengenai terjadinya kecurangan, kesalahan, pelanggaran dalam pengelolaan perusahaan, sehingga mampu mendeteksi secara dini ketidakberesan dan dapat memberikan rekomendasi yang tepat. Dengan kata lain, kualitas pelaksanaan GCG ditentukan oleh cepat atau lambatnya respon SPI terhadap kejanggalan yang terjadi di manajemen.

Kedua penelitian di atas memiliki hasil penelitian yang sama yaitu auditor internal berpengaruh dalam penerapan GCG.

G. Kerangka Berpikir

Penelitian ini sendiri menggunakan dua variabel, yaitu peran auditor internal dan penerapan GCG. Audit internal dibutuhkan dalam aktivitas


(36)

perusahaan, salah satunya untuk mendukung penerapan GCG. Dari hasil penelitian terdahulu juga menyebutkan bahwa auditor internal berpengaruh dalam penerapan GCG.

Auditor internal memiliki peran yang cukup penting dalam terwujudnya GCG di dalam perusahaan. Menurut Wardoyo (2010), satuan pengawas internal (SPI) memilliki peran yang sangat penting dalam menentukan baik buruknya pelaksanaan GCG, karena fungsinya sebagai evaluator, konsultan dan katalis bagi manajemen sehingga dapat memberikan informasi mengenai terjadinya kecurangan, kesalahan, pelanggaran dalam pengelolaan perusahaan, sehingga mampu mendeteksi secara dini ketidakberesan dan dapat memberikan rekomendasi yang tepat. Dengan kata lain, kualitas pelaksanaan GCG ditentukan oleh cepat atau lambatnya respons SPI terhadap kejanggalan yang terjadi di manajemen.

Good Corporate Governance merupakan suatu pola kinerja yang baik dalam suatu instansi untuk mencapai tujuan instansi secara efektif dan efisien dengan tetap memperhatikan para stakeholder. Dengan adanya GCG di dalam suatu instansi, maka tujuan dari instansi dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Suatu instansi dapat dilihat telah melaksanakan GCG secara efektif, melalui beberapa indikator. Berdasarkan Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) elemen GCG yaitu transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran.


(37)

X Y Peran

Auditor Internal

Penerapan Good Corporate Governance Gambar 2.1 Hubungan Peran AI dan GCG


(38)

21

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian studi kasus. Studi kasus artinya hasil penelitian ini hanya dapat diterapkan di perusahaan yang menjadi tempat penelitian.

B. Subyek dan obyek penelitian

1. Subjek penelitian : Karyawan dan auditor internal yang masih aktif bekerja di PT Usaha Digdaya Muncul.

2. Objek penelitian : Peran auditor dan penerapan GCG. C. Lokasi penelitian

Lokasi dilakukannya penelitian adalah di PT Usaha Digdaya Muncul Cabang Yogyakarta Jl. Soragan no 45 Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, D I Yogyakarta.

D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional variabel adalah penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep.

Variable adalah proksi (proxy) atau representasi dari construct yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai.

1. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah peran auditor internal. Indikatornya berupa persepsi karyawan mengenai peran auditor internal sebagai pengawas, konsultan, dan katalis.


(39)

Variabel ini diukur dengan skala likert 4 poin dari (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) setuju, (4) sangat tidak setuju.

2. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Good Corporate Governance. Berdasarkan pedoman umum GCG Indonesia yang dikeluarkan oleh KNKG (2006) prinsip-prinsip GCG, yaitu: transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran dan kesetaraan. Variabel ini diukur dengan skala likert 4 poin dari (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) setuju, (4) sangat tidak setuju.

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel

Variabel Sub variabel Indikator

Peran Auditor Internal (X)

1. Pengawasan terhadap keseluruhan operasional perusahaan.

2. Memberikan rekomendasi untuk perbaikan sistem perusahaan. 3. Analisa resiko

Penerapan GCG (Y)

Transparansi 1. Keterbukaan, yaitu mengeluarkan informasi yang dapat diakses oleh publik.

2. Hak informasi, yaitu hak publik untuk mengakses informasi dan kewajiban pemerintah untuk memfasilitasi akses informasi. Independensi 1. Kemandirian Eksternal

2. Kemandirian Internal Akuntabilitas 1. Penetapan rincian tugas dan

tanggung jawab masing masing organ perusahaan dan karyawan secara jelas.

2. Karyawan mempunyai kompetensi sesuai dengan tugasnya


(40)

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel (lanjutan)

Pertanggungjawaban Organ perusahaan patuh terhadap peraturan perundang-undangan, anggaran dasar, dan peraturan perusahaan.

Kewajaran Memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada para pemangku kepentingan secara wajar dan setara. E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di PT Usaha Digdaya Muncul berjumlah 51 orang.

2. Sampel

Sampel yang akan digunakan dalam penelitian dipilih dengan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan memilih anggota berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah karyawan perusahaan yang mengetahui keberadaan auditor internal di dalam aktivitas perusahaan. Pihak-pihak yang dijadikan sampel penelitian adalah:

a. Kepala cabang b. Kepala unit

c. Karyawan dari setiap divisi

Jumlah responden yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT Usaha Digdaya Muncul cabang Yogyakarta.


(41)

F. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer merupakan data yang diambil langsung dari narasumber atau responden berupa pengisian kuesioner mengenai peran audit internal terhadap penerapan GCG.

G. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data penelitian ini yaitu:

1. Kuesioner, dilakukan dengan mengajukan serangkaian daftar pertanyaan kepada karyawan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Data yang ingin didapatkan adalah persepsi karyawanan tentang peran auditor internal dan penerapan GCG di PT Usaha Digdaya Muncul cabang Yogyakarta. Kuesioner ini pengembangan dari penelitian Sari (2012) dan Sinaga (2014).

2. Wawancara, mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan kepada pihak-pihak yang berhubungan dan mengetahui keberadaan auditor internal untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai kerja dan kegiatan dari auditor internal. Dalam hal ini pihak yang diwawancarai adalah HRD di PT Usaha Digdaya Muncul cabang Yogyakarta.

H. Teknik Pengujian Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang akan diberikan kepada responden, maka untuk mengukur kevalidan dan keandalannya, dilakukan pengujian terlebih dahulu. Adapun pengujian tersebut meliput:


(42)

Menurut Sugiyono (2014: 348) Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Pengujian validitas ini menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Karl Pearson (Hadi, 1991;14), yaitu

= Σ − (Σ )(Σ )

( Σ − (Σ ) ) ( Σ − (Σy) ) Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi dari setiap item x = Nilai dari setiap item

y = nilai total dari semua item N = Banyaknya sampel

Besarnya rxy dapat dihitung denga menggunakan korelasi dengan

taraf signifikansi α = 5%. Jika rxy > r tabel, maka kuesioner yang

digunakan sebagai alat ukur dikatakan valid. 2. Uji reliabilitas

Menurut Santosa (2005: 251) apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap selanjutnya adalah mengukur reliabilitas dari alat. Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukan konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan.

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan yaitu Cronbach’s

alpha yang tolak ukur atau patokan yang digunakan untuk menafsirkan korelasi antara skala yang dibuat dengan semua skala variabel yang ada, dengan rumus sebagai berikut:


(43)

Pengujian dilakukan pada tiap butir pernyataan per variabel. Suatu konstrak atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cronbach’s alpha > 0,60.

I. Teknik Analisis Data

Setelah memperoleh jawaban dari responden berdasarkan kuesioner yang telah disebar, tahapan berikutnya adalah menganalisis data. Berikut ini adalah tahapan serta langkah yang dilakukan untuk menganalisis data:

1. Penerapan GCG

Permasalahan pertama adalah untuk mengetahui apakah GCG sudah diterapkan di PT Usaha Digdaya Muncul cabang Yogyakarta. Untuk menjawab masalah pertama digunakan analisis deskriptif.

Penerapan GCG akan dinilai menggunakan persepsi karyawan menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) 2006. Indikator-indikator tersebut akan diperjelas ke dalam pernyataan kuesioner. Kuesioner yang digunakan diadaptasi dan dirubah seperlunya dari penelitian Sari (2012).

Tabel 3.2. Skor Penilaian Kuesioner

Nilai Kriteria

1 Sangat Tidak Setuju

2 Tidak Setuju

3 Setuju


(44)

Kuesioner diukur dengan menggunakan skala likert dengan rentang 1-4 untuk melihat penerapan GCG. Kriteria skor penelitian seperti pada tabel 3.2.

Hasil skor dari masing-masing responden dikelompokkan berdasarkan komponen-komponen GCG. Dalam kuesioner nilai tertinggi adalah 4 dan terendah adalah 1. Untuk kuesioner tentang peran auditor internal terdapat 19 pernyataan sehingga jawaban yang diperoleh berkisar antara 19-76. Untuk kuesioner tentang pelaksanaan GCG akan diperoleh skor berkisar antara 26-104, pengelompokan skor jawaban dihitung sebagai berikut:

a. Komponen transparansi dikelompokkan dengan 6 pernyataan dari nomor 1-6 mempunyai skor jawaban berkisar 6-24.

b. Komponen kemandirian dikelompokkan dengan 4 pernyataan dari nomor 7-10 mempunya skor jawaban berkisar 4-16.

c. Komponen akuntabilitas dikelompokkan dengan 5 pernyataan dari nomor 11-15 mempunyai skor jawaban berkisar 5-20. d. Komponen pertanggungjawaban dikelompokkan dengan 5

pernyataan dari nomor 16-20 mempunyai skor jawaban berkisar 5-20.

e. Komponen kewajaran dikelompokkan dengan 6 pernyataan dari nomor 21-26 mempunyai skor jawaban berkisar 6-24.


(45)

Skor jawaban dari setiap pernyataan akan ditotal selanjutnya akan dirata-rata dan ditafsirkan dan dideskripsikan mengenai pelaksanaan GCG.

Xmaksimum teoritik : skor tertinggi yang mungkin dapat diperoleh responden dalam skala.

Xminimum teoritik : skor terendah yang mungkin dapat diperoleh respondem dalam skala.

Untuk penerapan GCG sebagai berikut: Xmaksimum teoritik : 26 x 4 = 104 Xminimum teoritik : 26 x 1 = 26 Rentang : 104–26 = 78

78/4 = 19,5

Gambar 3.1. Kriteria Penilaian GCG

Penentuan kategori penerapan GCG secara umum dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3. Kategorisasi Tingkat Penerapan GCG

Skor Kategori

26<X≤45,5 Kategori belum diterapkan 45,5<X≤65 Kategori sebagian kecil diterapkan 65<X≤84,5 Kategori sebagian besar diterapkan 84,5<X≤104 Kategori sudah diterapkan


(46)

Jika skor X adalah kurang atau sama dengan 45,5 artinya PT Usaha Digdaya Muncul belum menerapkan GCG. Apabila skor X adalah lebih dari 84,5 dan kurang atau sama dengan 104 makan dapat disimpulkan bahwa penerapan GCG sudah diterapkan dengan sangat baik.

Setelah mengelompokan data responden berdasarkan rentang skor, langkah selanjutnya adalah mengelompokkan jawaban responden berdasarkan setiap pernyataan yang ada di dalam kuesioner. Dalam tabel tersebut dapat diketahui pada setiap pernyataan terdapat berapa responden yang memilih dari sangat setuju sampai tidak setuju.

Tabel 3.4. Nilai (Skor) *Indikator Penerapan GCG*

No Pernyataan

Penilaian Total

Responden

SS % S % TS % ST

S % Jumlah % 1

dst.

Jumlah %

2. Hubungan peran auditor internal terhadap penerapan GCG

Untuk menjawab rumusan masalah kedua yaitu apakah auditor internal berperan dalam mewujudkan GCG, digunakan analisis crosstab. Dimana menampilkan tabulasi silang atau tabel kontigensi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengetahui apakah ada


(47)

korelasi atau hubungan antara variabel peran auditor internal dengan variabel penerapan GCG.

Sebelum membuat tabel kontigensi yang dilakukan adalah menganalisis peran auditor internal menggunakan analisis deskriptif. Peran auditor internal akan dinilai menggunakan persepsi karyawan berdasarkan perannya sebagai pengawas, konsultan, dan katalis. Kuesioner mengenai peran auditor internal dalam penelitian ini diadaptasi dan dirubah seperlunya dari penelitian Sinaga (2014).

Untuk peran auditor internal jawaban dari setiap responden dikelompokkan berdasarkan peran auditor internal sebagai pengawas, konsultan, dan katalis. Pengelompokkan jawaban sebagai berikut:

a. Pernyataan nomor 1-7 untuk mengukur peran auditor internal sebagai pengawas. Dengan rentang skor 7-28.

b. Pernyataan nomor 8-13 untuk mengukur peran auditor internal sebagai konsultan. Dengan rentang skor 6-24.

c. Pernyataan nomor 14-19 untuk mengukur peran auditor internal sebagai katalis. Dengan rentang skor 6-24.

Setelah dikelompokkan berdasarkan peran auditor internal sebagai pengawas, konsultan, dan katalis. Selanjutnya mengelompokan hasil jawaban responden berdasarkan rentang skor untuk masing-masing peran sebagai pengawas, konsultan, dan katalis. Kemudian ditafsirkan dan dideskripsikan mengenai peran auditor internal.


(48)

Untuk peran sebagai pengawas: Xmaksimum teoritik : 7 x 4 = 28 Xminimum teoritik : 7 x 1 = 7 Rentang : 28–7 =21

21/3 = 7

Gambar 3.2. Kriteria Peran Auditor Internal Untuk peran sebagai konsultan dan katalis: Xmaksimum teoritik : 6 x 4 = 24

X minimum teoritik : 6 x 1 = 6 Rentang : 24–6 = 18

18/3 = 6

Gambar 3.3. Kriteria Peran Auditor Internal

Setelah menganalisis peran auditor internal, berikutnya membuat tabel kontigensi yang menampilkan frekuensi jawaban responden dalam sel sesuai dengan kategori variabelnya. Peran auditor internal dikelompokan menjadi 3 peran yaitu peran sebagai pengawas, konsultan, dan katalis. Setelah itu dari jawaban responden


(49)

untuk masing-masing peran auditor internal dikelompokan kembali ke dalam 3 kategori yaitu rendah, cukup, dan tinggi. Untuk penerapan GCG dikelompokan menjadi 4 kategori yaitu belum diterapkan, sebagian kecil diterapkan, sebagian besar diterapkan, dan sudah diterapkan.

Setelah membuat tabel kontigensi selanjutnya mengukur korelasi variabel peran auditor internal dengan penerapan GCG. Metode yang digunakan dalam mengukur korelasi adalah korelasi

rank’s Spearman.

Tabel 3.5. Kekuatan Hubungan Dua Variabel Nilai Koefisiean Hubungan

0,00–0,199 Sangat lemah 0,20–0,399 Rendah 0,40–0,599 Sedang 0,60–0,799 Kuat 0,80–1,00 Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2014)

Setelah mengetahui kekuatan hubungan dari variabel peran auditor internal dan penerapan GCG. Berikutnya melihat arah hubungan dari kedua variabel tersebut. Apabila nilai koefisiean korelasi sama dengan +1 artinya kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna (membentuk garis lurus) positif. Korelasi sempurna seperti ini mempunyai makna jika nilai X naik, maka Y juga naik. Korelasi sama dengan minus satu: artinya kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna (membentuk garis lurus) negatif. Korelasi sempurna seperti ini mempunyai makna jika nilai X naik, maka Y turun dan berlaku sebaliknya (Sarwono: 2006).


(50)

33

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan

Tahun 1984 merupakan tonggak awal berdirinya Muncul Group. Di tahun inilah sebuah usaha layan dokumen sederhana berdiri dengan nama "RAJIN " di kota Yogyakarta. Usaha kecil ini merupakan cikal bakal perusahaan manufaktur, ekspor-impor mesin photocopy, persewaan dan penjualan mesin photocopy dan sparepart, jasa service dan rekondisi mesin photocopy, outlet photocopy dan juga digital printing yang berskala nasional.

Soekeno, pria kelahiran Malang-Jawa Timur , adalah sosok dibalik kesuksesan Muncul Group. Jatuh bangun dan perjalanan panjang ditempuhnya demi membangun sebuah kerajaan bisnis yang dimilikinya. Wawasan bisnis yang luas, fokus dan totalitas tinggi dalam melakukan sebuah usaha menjadi modal utama dalam langkahnya memajukan bisnis. Pada tahun 1992 Soekeno memulai bisnis jual beli mesin photocopy bekas di Yogyakarta dengan nama UD. Muncul yang kini telah berkembang memiliki 6 cabang. Pada tahun 1997, Muncul Group merambah usaha persewaan mesin-mesin photocopy dengan klien dari kantor-kantor perbankan, berbagai perusahaan multi nasional dan juga perguruan tinggi. Dalam bisnis ini, Muncul Group berhasil menjadi market leader. Bekerja sama dengan PT. Digitoner, muncul Group kembali melebarkan sayapnya. Pada tahun 2000, berdiri PT. Digitoner Corporation di Yogyakarta yang


(51)

bergerak di bidang manufaktur tinta/toner mesin photocopy. Tinta/toner yang diproduksi oleh PT. Digitoner Corporation kini telah diekspor sampai ke beberapa negara di Asia dan Afrika. Tiga tahun kemudian, Muncul Group menambah lagi unit bisnisnya, dengan mendirikan PT. Buana Citra Abadi di kota Yogyakarta yang bergerak di bidang penjualan dan persewaan mesin photocopy dan komponennya. Di tahun yang sama pula berdiri PT. Kipindo di Jakarta, sebuah perusahaan modal asing sebagai agen tunggal mesin photocopy dengan kertas format besar merk KIP dari Jepang.

Pada tahun 2006, Muncul Group kembali memperluas dunia usahanya dengan mendirikan PT. Muncul Sukses Abadi di Yogyakarta dan PT. Muncul Digdaya Express. PT. Muncul Sukses Abadi bergerak di bidang importir mesin photocopy bekas dari Singapura dan Australia dan remanufaktur mesin-mesin tersebut, sedangkan PT. Muncul Digdaya Express merupakan perusahaan yang menyediakan jasa transportasi kepabeanan dan ekspedisi.

Saat ini Muncul Group telah memiliki 9 unit bisnis, yang masing-masing memiliki spesifikasi usaha, yaitu:

1. CV. Buana

Pusat layanan dokumen, manufaktur digital printing, offset printing, print on demand dan desain grafis.


(52)

2. PT. Usaha Digdaya Muncul

Penjualan, persewaan, layanan purna jual mesin photocopy, dan komponennya.

3. PT. Muncul Sukses Abadi Remanufaktur mesin photocopy 4. PT. Buana Citra Abadi

Penjualan, persewaan, layanan purna jual mesin photocopy dan komponennya.

5. PT. Digitone Corporation

Manufaktur toner/ tinta mesin photocopy. 6. PT. Kipindo

Agen tunggal pemegang merk (ATPM) mesin photocopy format besar.

7. PT. Muncul Digdaya Express Transportasi angkutan kepabeanan. 8. CV. Mitra Mandiri

Penjualan, persewaan, layanan purna jual mesin photocopy, dan komponennya.

9. PT. Muncul Boga Makmur

Perusahaan yang menaungi dan mengelola beberapa restoran dan cafe dibawahnya dengan manajemen modern.

Jika menengok ke belakang, awalnya bisnis ini mungkin hanya dilihat sebelah mata. Namun sekarang, Muncul Group, dengan segala usaha dan


(53)

kerja kerasnya telah menjadi perusahaan berskala nasional dengan jaringan di kota Jakarta, Bandung, Bekasi, Tangerang, Surabaya, Lampung, Yogyakarta, Magelang, Purwokerto, Tasikmalaya, Kebumen, Tegal, Solo,Bali, Riau, Jambi, Balikpapan, Lombok dan Dumai yang meramaikan dunia bisnis Indonesia, dan bahkan kini Muncul Group telah merambah ke dunia internasional. Selama 27 tahun Muncul Group terus melakukan pengembangan usaha dan siap menjadi pemimpin pasar yang disegani dan menjadi panutan.

B. Visi Misi Perusahaan 1. Visi

Menjadi mitra bisnis yang terbaik dan terpercaya dimana kami berusaha.

2. Misi

Memberikan layanan dengan kualitas terbaik dan terlengkap dibidangnya.

3. Corporate Tag Line

“Kami Mitra Bisnis Anda”

4. Nilai Inti Perusahaan:

a. Memberikan nilai terbaik untuk seluruh stakeholder.

b. Perbaikan terus menerus untuk kesempurnaan produk dan layanan yang diberikan dengan melakukan riset, inovasi, dan standardisasi.


(54)

c. Selalu positif, proaktif, dan akuratif dalam menghadapi perubahan.

d. Penghargaan terbaik, saling menghargai dan kerjasama tim diantara semua karyawan.

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi sebuah perusahaan merupakan perwujudan sebuah sistem kerja dan koordinasi antar bagian yang ada, dengan peraturan yang jelas. Struktur organisasi pada PT Usaha Digdaya Muncul terbaru dapat dilihat pada gambar 4.1 halaman 35. Struktur ini dapat berubah, sesuai dengan hasil evaluasi dan kesepakatan bersama. Adanya keterbatasan data yang diperoleh, makan penjelasan stuktur dan tugas hanya untuk beberapa bagian di PT Usaha Digdaya Muncul. Penjelasannya sebagai berikut:

1. General Manager

Bertugas untuk menjabarkan, melaksanakan ketentuan-ketentuan, juga mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk mengatur kegiatan operasional perusahaan secara garis besar.

2. Marketing

Bertugas untuk memasarkan produk perusahaan. Marketing sendiri dibagi menjadi dua yaitu marketing rental dan marketing sales, yang memiliki job description yang berbeda pula. Marketing rental untuk persewaan mesin photocopy sedangkan marketing sales untuk penjualan mesin photocopy.


(55)

3. Teknisi

Teknisi sendiri dibagi menjadi 4, yaitu: teknisi finishing, teknisi sales, teknisi rental, dan teknisi KIP. Teknisi finishing bertugas untuk memeriksa mesin setelah turun dari kontainer hingga mesin dinyatatakan siap untuk dijual. Teknisi sales bertugas untuk perbaikan mesin dari konsumen sales. Teknisi rental untuk konsumen rental. Sedangkan teknisi KIP bertugas untuk perbaikan mesin pencetak besar dengan merk KIP.

4. Administrasi

Divisi administrasi terdiri dari accounting yang bertugas untuk pencatatan akuntansi, sales counter yang bertugas sebagai receiptionis, finance rental mengurusi untuk keuangan rental yang dibawahnya terdapat kolektor untuk penagihan, yang terakhir HR & GA yang bertanggung jawab untuk urusan kepegawaian.


(56)

39

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT Usaha Digdaya Muncul Yogyakarta

Teknisi KIP & Rental

1. Maryanto 2. Beni Pranomo 3. Marsudi 4. Anjar S. 5. Ardiyan P. Agustinus

Triyanto

Spv.Marketing Rental

Tek. Finishing

1. Tatang Y 2. Hendra 3. Salomo Aji 4. M. Taufick

Marketing Rental

1. Saptadi Wijayanta 2. Abadi 3. Ade Saputra 4.Roni Sofian Ardian

Taufiq Wahyu Spv. Teknisi Finishing Iwan Sugiri Spv. Teknisi Rental (Wilayah

Utara)

Heru Nugroho

Spv. Teknisi KIP & Rental (Wilayah Selatan) Nasrudin Spv. Teknisi Sales Teknisi Sales

1. Ari Ibnul Huda 2. Rifki Hartadi 3. Sam Ailubis 4. Tri Wiratun 5. Yunawan

Teknisi Rental

1. Sirwanto 2. Denny W Prasetyo 3. Sutanta 4. Arlan Samsuri 5. Arif Rifki Hidayat

Marketing Sales

1.Dominus Tomy 2. Rengga Oktabiarto 3. Danang Wahyu 4. Agus Maryanto

Teknisi Elektro 1. Supardi 2. Umarsono Acc. Sales Dian Puspitasari Acc. Rental Triana Febriyanti Acc. Tax

Ana Wahyu N

Finance Sales

Indah Setyaning

Adm. Rental

Siti Nurul .

Adm. Teknisi

Rossalina A.

Sales Counter & Adm. Gudang

Ike Maduratna Theresia Novitasari

Spv. Sc & Gudang OB Sumardiyant o Driver Edi Sutrisno Collector

1. Bekti Dwianto 2. Riyanto Yustinus Akub Spv.Marketing Sales Finance Rental Lutfi Triana


(57)

40

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah karyawan PT Usaha Digdaya Muncul. Total kuesioner yang disebarkan adalah 51 kuesioner. Dari total 51 kuesioner yang disebarkan, 19 tidak kembali, sehingga hanya 32 kuesioner yang bisa dianalisis. Data mengenai karakteristik responden adalah sebagai berikut:

1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Profil responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut:

Tabel 5.1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No.

Jenis Kelamin Jumlah %

1 Pria 23 72%

2 Wanita 9 28%

Jumlah 32 100%

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa responden yang paling banyak berdasarkan jenis kelamin adalah pria yaitu sebesar 71%.

PT Usaha Digdaya Muncul memiliki lebih banyak karyawan pria karena sebagian besar merupakan teknisi yang didominasi oleh pria. Profil responden yang sebagian besar pria berkaitan pula dengan profil responden berdasarkan divisi yang sebagian besar teknisi.


(58)

2. Profil Responden Berdasarkan Usia

Profil responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut:

Tabel 5.2. Profil Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah %

1 20-25 11 34%

2 26-30 9 28%

3 31-35 7 22%

4 36-40 4 13%

5 >40 1 3%

Jumlah 32 100%

Berdasarkan tabel 5.2 di atas menunjukan bahwa responden paling banyak pada rentang usia 20-25 tahun dengan persentase 35% dan hanya 3% yang berusia di atas 40 tahun.

Tabel 5.2 juga menunjukan bahwa sebagian besar karyawan pada PT Usaha Digdaya Muncul dalam usia produktif. Karyawan usia produktif dapat menjadi kekuatan bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.

3. Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Profil responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut:

Berdasarkan tabel 5.3 di atas jumlah responden terbanyak adalah dengan pendidikan terakhir SMA sebanyak 19 orang dengan persentase 61%.


(59)

Tabel 5.3 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No Pendidikan Terakhir Jumlah %

1 SMA 20 63%

2 D3 3 9%

3 S1 9 28%

4 >S1 0 0%

Jumlah 32 100%

PT Usaha Digdaya Muncul lebih banyak merekrut lulusan SMK untuk bekerja di divisi teknisi. Sedangkan lulusan D3 dan S1 lebih banyak di divisi marketing dan admin & finance.

4. Profil Responden Berdasarkan Jabatan

Profil responden berdasarkan jabatan dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut:

Tabel 5.4 Profil Responden Berdasarkan Jabatan

No Jabatan Jumlah %

1 Manager 1 3%

2 Supervisor 7 22%

3 Staff 24 75%

Jumlah 32 100%

Pada tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa responden terbesar berada pada tingkat staf sebesar 75% dengan jumlah responden sebanyak 24 orang yang terdiri dari 4 divisi.

Tugas staf adalah melakukan kegiatan-kegiatan yang menunjang operasional perusahaan seperti mengumpulkan, mengolah, dan menginformasikan data penjualan kepada manager. Staff divisi teknisi bertugas untuk memperbaiki dan menyiapkan mesin-mesin photocopy


(60)

impor sebelum dijual. Serta bertugas untuk memberikan layanan after sales service kepada konsumen.

5. Profil Responden Berdasarkan Divisi

Profil responden berdasarkan divisi dapat dilihat pada tabel 5.5. Tabel 5.5 Profil Responden Berdasarkan Divisi

No Divisi Jumlah %

1 Teknisi 16 50%

2 Marketing 6 19%

3 Admin & Finance 10 31%

Jumlah 32 100%

Berdasarkan tabel 5.5 di atas jumlah responden terbanyak berdasarkan divisi adalah divisi teknisi sebesar 50% dengan jumlah responden sebanyak 16 orang.

Hal ini dikarenakan sebagian besar karyawan PT Usaha Digdaya Muncul berada di divisi teknisi. Kriteria sampel dalam penelitian ini sendiri adalah karyawan dari masing-masing divisi. Dan divisi teknisi memiliki sub divisi yang lebih banyak dibandingkan divisi lainnya, sehingga jumlah sampel dari divisi teknisi juga menjadi besar.

6. Profil Responden Berdasarkan Masa Kerja

Profil responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel 5.6. Pada tabel 5.6 dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak adalah karyawan dengan masa kerja lebih dari 4 tahun dengan jumlah responden 14 orang.


(1)

80

Tabel Uji Validitas Instrumen Peran Auditor Internal

Correlations

AI1 AI2 AI3 AI4 AI5 AI6 AI7 AI8 AI9 AI10 AI11 AI12 AI13 AI14 AI15 AI16 AI17 AI18 AI19

SKOR_T OTAL

AI1 Pearson

Correlation 1 1.000

** .417* .472** .489** .403* .489** .403* .350* .360* .427* .069 .513** .234 .389* .513** .590** .350* .234 .717**

Sig.

(2-tailed) .000 .018 .006 .005 .022 .005 .022 .049 .043 .015 .707 .003 .197 .028 .003 .000 .049 .197 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

AI2 Pearson

Correlation 1.000*

* 1 .417* .472** .489** .403* .489** .403* .350* .360* .427* .069 .513** .234 .389* .513** .590** .350* .234 .717**

Sig.

(2-tailed) .000 .018 .006 .005 .022 .005 .022 .049 .043 .015 .707 .003 .197 .028 .003 .000 .049 .197 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

AI3 Pearson

Correlation .417

* .417* 1 .697** .544** .468** .544** .468** .509** .423* .189 .234 .321 .480** .454** .321 .472** .509** .430* .647**

Sig.

(2-tailed) .018 .018 .000 .001 .007 .001 .007 .003 .016 .301 .197 .074 .005 .009 .074 .006 .003 .014 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

AI4 Pearson

Correlation .472

** .472** .697** 1 .454** .386* .454** .386* .749** .483** .448* .100 .629** .214 .475** .629** .606** .749** .254 .722**

Sig.

(2-tailed) .006 .006 .000 .009 .029 .009 .029 .000 .005 .010 .588 .000 .241 .006 .000 .000 .000 .160 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

AI5 Pearson

Correlation .489

** .489** .544** .454** 1 .306 1.000** .306 .662** .789** .337 .493** .550** .398* .315 .550** .613** .662** .426* .752**

Sig.

(2-tailed) .005 .005 .001 .009 .089 .000 .089 .000 .000 .059 .004 .001 .024 .079 .001 .000 .000 .015 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

AI6 Pearson

Correlation .403

* .403* .468** .386* .306 1 .306 1.000** .273 -.005 .333 .199 .501** .344 .440* .501** .679** .273 .316 .649**

Sig.

(2-tailed) .022 .022 .007 .029 .089 .089 .000 .131 .978 .063 .276 .004 .054 .012 .004 .000 .131 .078 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

AI7 Pearson

Correlation .489

** .489** .544** .454** 1.000** .306 1 .306 .662** .789** .337 .493** .550** .398* .315 .550** .613** .662** .426* .752**

Sig.

(2-tailed) .005 .005 .001 .009 .000 .089 .089 .000 .000 .059 .004 .001 .024 .079 .001 .000 .000 .015 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

AI8 Pearson

Correlation .403

* .403* .468** .386* .306 1.000** .306 1 .273 -.005 .333 .199 .501** .344 .440* .501** .679** .273 .316 .649**

Sig.

(2-tailed) .022 .022 .007 .029 .089 .000 .089 .131 .978 .063 .276 .004 .054 .012 .004 .000 .131 .078 .000


(2)

81

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

AI9 Pearson

Correlation .350

* .350* .509** .749** .662** .273 .662** .273 1 .542** .521** .426* .641** .041 .558** .641** .548** 1.000** .600** .748**

Sig.

(2-tailed) .049 .049 .003 .000 .000 .131 .000 .131 .001 .002 .015 .000 .824 .001 .000 .001 .000 .000 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

AI10 Pearson

Correlation .360

* .360* .423* .483** .789** -.005 .789** -.005 .542** 1 .163 .617** .362* .524** .392* .362* .408* .542** .371* .596**

Sig.

(2-tailed) .043 .043 .016 .005 .000 .978 .000 .978 .001 .372 .000 .042 .002 .027 .042 .021 .001 .036 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

AI11 Pearson

Correlation .427

* .427* .189 .448* .337 .333 .337 .333 .521** .163 1 .114 .865** .050 .469** .865** .760** .521** .433* .663**

Sig.

(2-tailed) .015 .015 .301 .010 .059 .063 .059 .063 .002 .372 .534 .000 .786 .007 .000 .000 .002 .013 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

AI12 Pearson

Correlation .069 .069 .234 .100 .493

** .199 .493** .199 .426* .617** .114 1 .174 .509** .481** .174 .272 .426* .693** .468**

Sig.

(2-tailed) .707 .707 .197 .588 .004 .276 .004 .276 .015 .000 .534 .341 .003 .005 .341 .132 .015 .000 .007

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

AI13 Pearson

Correlation .513

** .513** .321 .629** .550** .501** .550** .501** .641** .362* .865** .174 1 .246 .489** 1.000** .911** .641** .319 .825**

Sig.

(2-tailed) .003 .003 .074 .000 .001 .004 .001 .004 .000 .042 .000 .341 .174 .004 .000 .000 .000 .075 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

AI14 Pearson

Correlation .234 .234 .480

** .214 .398* .344 .398* .344 .041 .524** .050 .509** .246 1 .272 .246 .524** .041 .347 .472**

Sig.

(2-tailed) .197 .197 .005 .241 .024 .054 .024 .054 .824 .002 .786 .003 .174 .132 .174 .002 .824 .052 .006

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

AI15 Pearson

Correlation .389

* .389* .454** .475** .315 .440* .315 .440* .558** .392* .469** .481** .489** .272 1 .489** .518** .558** .754** .688**

Sig.

(2-tailed) .028 .028 .009 .006 .079 .012 .079 .012 .001 .027 .007 .005 .004 .132 .004 .002 .001 .000 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

AI16 Pearson

Correlation .513

** .513** .321 .629** .550** .501** .550** .501** .641** .362* .865** .174 1.000** .246 .489** 1 .911** .641** .319 .825**

Sig.

(2-tailed) .003 .003 .074 .000 .001 .004 .001 .004 .000 .042 .000 .341 .000 .174 .004 .000 .000 .075 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

AI17 Pearson

Correlation .590

** .590** .472** .606** .613** .679** .613** .679** .548** .408* .760** .272 .911** .524** .518** .911** 1 .548** .443* .899**

Sig.

(2-tailed) .000 .000 .006 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .021 .000 .132 .000 .002 .002 .000 .001 .011 .000


(3)

82

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

AI18 Pearson

Correlation .350

* .350* .509** .749** .662** .273 .662** .273 1.000** .542** .521** .426* .641** .041 .558** .641** .548** 1 .600** .748**

Sig.

(2-tailed) .049 .049 .003 .000 .000 .131 .000 .131 .000 .001 .002 .015 .000 .824 .001 .000 .001 .000 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

AI19 Pearson

Correlation .234 .234 .430

* .254 .426* .316 .426* .316 .600** .371* .433* .693** .319 .347 .754** .319 .443* .600** 1 .609**

Sig.

(2-tailed) .197 .197 .014 .160 .015 .078 .015 .078 .000 .036 .013 .000 .075 .052 .000 .075 .011 .000 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

SKOR_TOTAL Pearson

Correlation .717

** .717** .647** .722** .752** .649** .752** .649** .748** .596** .663** .468** .825** .472** .688** .825** .899** .748** .609** 1

Sig.

(2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .007 .000 .006 .000 .000 .000 .000 .000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(4)

83

Uji Reliabilitas Instrumen Penerapan GCG

Case Processing Summary

N

%

Cases

Valid

32

100.0

Excluded

a

0

.0

Total

32

100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.961

26

Uji Reliabilitas Instrumen Peran Auditor Internal

Case Processing Summary

N

%

Cases

Valid

32

100.0

Excluded

a

0

.0

Total

32

100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.930

19


(5)

84

Tabel Crosstab Peran Auditor Internal sebagai Pengawas dan Penerapan GCG

Crosstab

Penerapan_GCG

Total

2

3

4

Pengawas

1

Count

1

1

0

2

% within Pengawas

50.0%

50.0%

0.0%

100.0%

% within Penerapan_GCG

16.7%

4.8%

0.0%

6.3%

% of Total

3.1%

3.1%

0.0%

6.3%

2

Count

3

13

3

19

% within Pengawas

15.8%

68.4%

15.8%

100.0%

% within Penerapan_GCG

50.0%

61.9%

60.0%

59.4%

% of Total

9.4%

40.6%

9.4%

59.4%

3

Count

2

7

2

11

% within Pengawas

18.2%

63.6%

18.2%

100.0%

% within Penerapan_GCG

33.3%

33.3%

40.0%

34.4%

% of Total

6.3%

21.9%

6.3%

34.4%

Total

Count

6

21

5

32

% within Pengawas

18.8%

65.6%

15.6%

100.0%

% within Penerapan_GCG

100.0%

100.0%

100.0%

100.0%

% of Total

18.8%

65.6%

15.6%

100.0%

Tabel Crosstab Peran Auditor Internal sebagai Konsultan dan Penerapan GCG

Crosstab

Penerapan_GCG

Total

2

3

4

Konsultan

2

Count

4

15

2

21

% within Konsultan

19.0%

71.4%

9.5%

100.0%

% within Penerapan_GCG

66.7%

71.4%

40.0%

65.6%

% of Total

12.5%

46.9%

6.3%

65.6%

3

Count

2

6

3

11

% within Konsultan

18.2%

54.5%

27.3%

100.0%

% within Penerapan_GCG

33.3%

28.6%

60.0%

34.4%

% of Total

6.3%

18.8%

9.4%

34.4%

Total

Count

6

21

5

32

% within Konsultan

18.8%

65.6%

15.6%

100.0%

% within Penerapan_GCG

100.0%

100.0%

100.0%

100.0%

% of Total

18.8%

65.6%

15.6%

100.0%


(6)

85

Tabel Crosstab Peran Auditor Internal sebagai Katalis dan Penerapan GCG

Crosstab

Penerapan_GCG

Total

2

3

4

Katalis

1

Count

1

1

0

2

% within Katalis

50.0%

50.0%

0.0%

100.0%

% within Penerapan_GCG

16.7%

4.8%

0.0%

6.3%

% of Total

3.1%

3.1%

0.0%

6.3%

2

Count

5

18

3

26

% within Katalis

19.2%

69.2%

11.5%

100.0%

% within Penerapan_GCG

83.3%

85.7%

60.0%

81.3%

% of Total

15.6%

56.3%

9.4%

81.3%

3

Count

0

2

2

4

% within Katalis

0.0%

50.0%

50.0%

100.0%

% within Penerapan_GCG

0.0%

9.5%

40.0%

12.5%

% of Total

0.0%

6.3%

6.3%

12.5%

Total

Count

6

21

5

32

% within Katalis

18.8%

65.6%

15.6%

100.0%

% within Penerapan_GCG

100.0%

100.0%

100.0%

100.0%

% of Total

18.8%

65.6%

15.6%

100.0%

Uji Korelasi Masing-masing Peran Auditor Internal Terhadap Penerapann GCG

Correlations

Pengawas Konsultan

Katalisator

GCG

Spearman's

rho

Pengawas Correlation Coefficient

1.000

.558

**

.565

**

.152

Sig. (2-tailed)

.

.001

.001

.406

N

32

32

32

32

Konsultan

Correlation Coefficient

.558

**

1.000

.909

**

.413

*

Sig. (2-tailed)

.001

.

.000

.019

N

32

32

32

32

Katalisator Correlation Coefficient

.565

**

.909

**

1.000

.494

**

Sig. (2-tailed)

.001

.000

.

.004

N

32

32

32

32

GCG

Correlation Coefficient

.152

.413

*

.494

**

1.000

Sig. (2-tailed)

.406

.019

.004

.

N

32

32

32

32

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).