Ciri-Ciri Penerimaan Diri Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Peneriman Diri

B. HIV dan AIDS

1. Sejarah HIV dan AIDS

Kasus pertama AIDS di dunia dilaporkan pada tahun 1981. Meskipun demikian dari beberapa literature sebelumnya ditemukan kasus yang cocok dengan definisi surveilans AIDS, dimana para peneliti Amerika mendiagnosa duabelas kasus infeksi opurtunitik pada kaum homoseksual, Samsuridjal. D dan Djurban. Z 2006. Dalam kasus-kasus ini mereka mengobservasi jika bakteri, virus, fungi dan protoa yang biasanya tidak merugikan manusia tetapi disini dapat menimbulkan infeksi berat seperti radang paru, radang selaput otak, radang lambung yang cukup fatal. Setelah diteliti, infeksi itu sebagai suatu manifestasi dari suatu divensi pada item kekebalan tubuh yakni kerapuhan definisi tubuh. Maka disebutlah fenomena itu AIDS. Kasus pertama AIDS di Indonesia dilaporkan secara resmi oleh departemen kesehatan RI tahun 1987 yaitu pada seorang warga Negara belanda di Bali. Kasus yang kedua ditemukan pada bulan maret 1987 di rumah sakit Cipto Mangunkusumo pada pasien hemophilia dan termasuk jenis nonprogreor artinya kondisi kesehatan dan kekebalan cukup baik selama 17 tahun tanpa pengobatan serta masih berobat jalan sampai tahun 2002, Samsuridjal. D dan Djurban. Z 2006

2. Pengertian HIV dan AIDS

AIDS sinngkatan dari Acquierd Immuno Deficiency Syndrome adalah suatu jenis penyakit yang menyerang kekekbalan tubuh akibat infeksi oleh Virus HIV Human Immunodeficiency Virus yang termasuk family retroviridae, AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV, Samsuridjal. D dan Djurban. Z 2006 AIDS Acquierd Immuno Deficiency Syndrome adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh. Berkurangnya kekebalan tubuh itu sendiri disebabkan virus HIV Human Immunodeficiency Virus. Pada dasarnya, HIV adalah jenis parasit obligat yaitu virus yang hanya dapat hidup dalam sel atau media hidup. virus ini berkembang biak pada cairan tubuh yang mengandung sel darah putih seperti darah, cairan plasenta, air mania tau cairan sperma, cairan sumsum tulang, cairan vagina, air susu ibu.

3. Penularan HIV dan AIDS

AIDS adalah penyakit yang berkaitan dengan pola hidup, siapa saja bisa mengidap AIDS tetapi ada beberapa orang yang beresiko besar terjangkit virus HIV. Kelompok-kelompok tersebut antara lain: a. Homoseksual dan Biseksual Kaum homoseksual dalam hal ini adalah pasangan sejenis laki- laki dengan laki-laki, melakukan aktifitas seksualnya secara anal. Oleh karena itu resiko mengalami luka sangat besar. Jika ada bagian yang luka dan salah satu pasangan ada yang terinfeksi virus HIV maka virus HIV akan mudah masuk kedalam tubuh pasangan satunya. b. Pemakai obat terlarang melalui suntikan Jika jarum suntik tersebut habis digunakan oleh seorang yang terinfeksi HIV, kemudian jarum suntuk tersebut digunakan oleh orang lain lagi, maka orang lain tersebut sangat beresiko tertular HIV. c. Pengidap hemophilia atau gangguan koagulasi lainnya Hemophilia yaitu penyakit yang berhubungan dengan darah. Sehingga penderitanya harus sering mendapat tranfusi darah. Jika darah yang ditranfusi tersebut sudah terdapat virus HIV maka akan sangat mudah penularannya kependerita hemophilia tersebut. d. Kontak heteroseksual dengan penderita AIDS atau dalam resiko AIDS Jika homoseksual aktivitas seksualnya dengan sejenis maka heteroseksual aktivitas seksualnya laki-laki dengan perempuan. Bila salah satu pasangan sudah ada yang tertular, maka virus akan mudah masuk ke tubuh pasangan yang lainnya melalui cairan yang terdapat pada alat kelaminnya. e. Orang yang pernah ditranfusi darah dan darah tersebut positif HIV Hal ini sudah jelas sekali karena virus HIV ini penularannya paling cepat melaui darah ke darah. f. Bayi yang lahir dari ibu yang telah terinfeksi HIV Penularan melalui ASI yang diberikan oleh ibu kepada bayinya karena ASI itu sebenarnya adalah darah. Oleh karena itu ibu yang positif HIV disarankan tidak memberikan ASI kepada bayinya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Tahapan Dari Infeksi Virus HIV Sampai AIDS

Menurut UN AIDS lembaga dibawah PBB yang mengurusi masalah HIV-AIDS dalam sebuah situsnya menyebutkan ada beberapa tahapan ketika mulai terinfeksi HIV sampai timbul gejala AIDS: a. Tahap 1: Periode jendela HIV masuk kedalam tubuh sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat, tes HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini. Tahap ini umumnya berkisar 2 minggu-6 bulan. b. Tahap 2: HIV positif tanpa gejala rata-rata selama 5-10 tahun HIV berkembang biak dalam tubuh, tidak ada tanda-tanda khusus penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat, tes HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang karena telah terbentuk antibody terhadap HIV. Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun tergantung daya tahan tubuhnya. c. Tahap 3: HIV positif muncul gejala Item kekebalan tubuh semakin turun, munculnya gejala infeksi opurtuni seperti pembengkakan kelenjar limfa, diare, flu,dll. Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan tergantung daya tahan tubuhnya. d. Tahap 4: AIDS Kondisi item kekebalan tubuh lemah, berbagai penyakit lain infeksi opurtunitik semakin parah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Upaya Pencegahan HIV dan AIDS

Kontak biasa dengan penderita AIDS tidak mudah membuat orang terkena penyakit itu. Sampai saat ini belum ada kasus yang dilaporkan berkaitan dengan hal ini. Petugas kesehatan dan laboratium harus meneliti prosedur standar keamanan bila mengenai darah dan sampel dari pasien yang mengidap penyakit menular termasuk AIDS, harus hati-hati jangan sampai terluka oleh jarum suntik. Ada beberapa jenis program yang terbukti sukses diterapkan dibeberapa Negara dan amat dianjurkan oleh badan kesehatan WHO sebagai upaya pencegahan HIV dan AIDS antara lain : a. Pendidikan kesehatan reproduksi untuk remaja dan dewasa b. Program penyuluhan sebaya peer group education untuk berbagai kelompok sasaran c. Program kerjasama dengan media cetak dan elektronik dalam memberikan penyuluhan d. Paket pencegahan komperhensif untuk pengguna narkoba, termasuk pengadaan jarum suntik steril e. Program pendidikan agama f. Pelatihan keterampilan hidup g. Program pengadaan tempat-tempat untuk tes HIV dan konseling Program pendidikan kesehatan reproduksi untuk remaja dan dewasa muda perlu dipirkan strategi penerapannya disekolah, akademi dan universitas dan remaja yang ada di luar supaya tepat sasarannya, D. Samsuridjal dan Z. Djurban 2006.