Sejarah HIV dan AIDS Pengertian HIV dan AIDS Penularan HIV dan AIDS

universitas dan remaja yang ada di luar supaya tepat sasarannya, D. Samsuridjal dan Z. Djurban 2006.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan uraian tentang desainjenis penelitian, subjek penelitian, tehnik pengumpulan data, analisis data, dan validitas penelitian.

A. Desain Jenis Penelitian

Penelitian studi fenomenologi merupakan jenis penelitian kualitatif. Studi kasus adalah suatu penelitian dengan mencari sesuatu yang mendalam untuk mendapatkan satu pemahaman yang mendetail tentang studi kasus dan pendidikan yang diteliti, dan menggunakan satu subyek. Penelitian fenomenologi melibatkan pengujian yang teliti dan seksama pada kesadaran pengalaman manusia. Konsep utama dalam studi kasus adalah makna. Makna merupakan isi penting yang muncul dari pengalaman kesadaran manusia. Hal itu karena studi kasus merupakan sebuah pendekatan filosofis untuk menyelidiki pengalaman manusia. Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian studi fenomenologi terkait dengan judul adalah, penghayatan sendiri berarti kesadaran diri dalam menghadapi suatu peristiwa yang kemudian menjadi sebuah pengalaman. Kesadaran diri merefleksikan pada sesuatu yang dilihat, dipikirkan, diingat dan diharapkan, inilah yang disebut dengan menjadi studi kasus. Penelitian ini dibuat untuk mendapatkan deskripsi mengenai penghayatan kehidupan penderita HIV dan AIDS yang notabene menjalani kehidupan selibat. Penelitian ini juga akan mempelajari bagaimana penderita HIV dan AIDS 23 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI merasakan dan mengalami kehidupan seksualitas dan bagaimana cara mengelolanya. B. Subjek Penelitian Subjek yang dipilih pada penelitian ini ialah seorang penderita HIV dan AIDS, yang bernama Diah, umur 29 tahun. Tempat tinggal Diah di Kalasan bersama ibunya dan anaknya. Diah bekerja di LSM sebagai motivator, agama Diah Islam. C. Metode Pengumpulan Data Ada empat macam metode pengumpulan data pada peneltian kualitatif, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi Muhadjir, 2000. Penelitian ini menggunakan metode wawancara secara mendalam juga observasi.

1. Wawancara

Wawancara merupakan alat mengumpulkan informasi-informasi yang dibutuhkan peneliti secara lisan. Peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan, menyiapkan pokok-pokok yang akan dibicarakan, menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan, dan mengidentifikasi tindak lanjut wawancara yang telah di diperoleh Moleong 2009. Selain itu peneliti menyiapkan alat rekam suara seperti tape recorder ataupun handphone untuk merekam hasil wawancara dengan subjek. Hasil wawancara sendiri akan dirubah dalam bentuk verbatim dengan cara menuliskan setiap kata per kata percakapan dalam wawancara. Dalam penelitian ini peneliti telah menyiapkan panduan wawancara terstruktur. Panduan wawancara terstruktur dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Panduan wawancara NO ASPEK ITEM PERTANYAAN 1. Pengetahuan Diri Internal a. Diah apa hoby anda? b. Menurut anda apa kekurangan yang anda miliki? External a. Bagaimana pendapat dari orang lain mengenai diri anda? b. Apakah pendapat orang lain mempengaruhi perubahan diri anda 2. Peneriman Diri Pantulan a. Apakah anda pernah menanyakan pendapat orang lain mengenai diri anda dan apa pendapat orang tersebut? 3. Peneriman Diri Dasar a. Apakah anda puas dengan keberadaan diri anda? b. Kalau tidak kenapa? 4. Pembadingan Real dan ideal a. Menurut anda type orang seperti apa? b. Anda ingin menjadi orang yang seperti apa? 5. Pengungkapan Diri a. Upaya apa yang anda lakukan untuk merubah diri anda lebih baik? b. Apa komunikasi upaya tersebut? c. Apakah dalam berkomunikasi tersebut anda mengungkapkan pikiran atau perasan anda? 6. Penyusuain Diri a. Bagaimana respon anda ketika pertama kali mengetahui terkena HIV- AIDS? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI