Serotype avian paramyxovirus APMV

menyerang berbagai jenis unggas terutama pada ayam. Newcastle Disease merupakan suatu penyakit yang bersifat komplek, oleh karena isolat dan strain virus yang berbeda dapat menimbulkan variasi yang besar dalam derajat keparahan dari penyakit, termasuk pada spesies unggas yang sama, misalnya ayam Tabbu, 2000. Virus yang tergolong genus Paramyxovirus dapat dibedakan dari virus lainnya oleh karena adanya aktifitas neuraminidase yang tidak dimiliki oleh virus lain pada famili Paramyxoviridae. Virus ND mempunyai aktifitas biologik yaitu kemampuan untuk mengaglutinasi dan menghemolisis sel darah merah atau fusi dengan sel-sel tertentu, mempunyai kemampuan neuraminidase dan kemampuan untuk bereplikasi di dalam sel-sel tertentu Tabbu, 2000. Salah satu aktivitas biologis virus ND dapat mengagglutinasi sel darah merah semua amphibi, reptilia, manusia, tikus dan marmot. Sel darah merah sapi, kambing, domba, babi dan kuda juga dapat di aglutinasi virus ND tergantung pada strain virus Alexander and Senne, 2008. Mekanisme terbentuknya hemaglutinasi sel darah merah oleh virus ND dengan reseptor sel disebabkan adanya ikatan antara protein hemagglutinin pada virus ND dengan reseptor yang ada dipermukaan sel darah merah, yaitu suatu mukoprotein yang terdapat pada permukaan eritrosit MacLahlan and Dubovy, 2011.

2.1.1 Serotype avian paramyxovirus APMV

Berdasarkan hasil uji Hemagglutination Inhibiton HI dan Neuraminidase Inhibition NI genus Avulavirus ini terdiri dari sembilan serotype yakni APMV serotype 1 sampai dengan serotype 9 Aldous dan Alexander, 2001. Virus ND termasuk dalam APMV-1 yang merupakan virus yang terpenting pada unggas. APMV-1 merupakan anggota dari mononegavirales pada family Paramyxoviridae. Familiy ini dipecah menjadi dua subfamily yaitu Paramyxovirinae dan Pneumovirinae. Pada Famili Paramyxovirus banyak yang bersifat patogan pada manusia dan hewan yang dapat menyebabkan penyakit seperti Cacar airCampak, Gondok, Virus Nipah, virus pernafasan syncytial pada manusia, virus parainfluenza, Virus Sendai dan Infeksi NDV. Penataan ulang terhadap Family Paramyxoviridae oleh Komite Internasional tentang Taksonomi Virus pada tahun 1993 bahwa APMV-1 ditempatkan dalam genus Rubulavirus. Semenjak adanya perbedaan waktu pada Family Paramyxoviridae menyebabkan pengembangan genus baru Avulavirus Hines and Miller, 2012. Avian Paramyxovirus tipe-2 APMV-2 dapat ditemukan pada burung, termasuk burung peliharaan dan jarang pada ayam atau kalkun. Avian Paramyxovirus tipe-3 APMV-3 dapat ditemukan pada burung peliharaan dan kalkun di kanada, USA, UK, Perancis dan Jerman Fenner, 1993. Serotype APMV- 4, APMV-5, APMV-6, APMV-7, APMV-8 dan APMV-9 pada umumnya menyerang itik, angsa, merpati, betet dan beberapa jenis unggas lainnya, akan tetapi tidak menimbulkan gejala klinis Saepulloh, 2005. Reaksi silang pada Hambatan Haemaglutinas HI dan tes lainnya telah mendeteksi beberapa serotype APMV. Namun, penggunaan berbagai serologi dan tes non-serologi cenderung untuk meneguhkan kekhasan dari serotipe APMV. Hubungan antigenik antara APMV-1 dengan serotipe lain sangat penting karena ini dapat mempengaruhi diagnosis ND. Umumnya, seperti reaksi silang pada tes serologis masih rendah, namun APMV-3 virus dapat menunjukkan tingkat reaktivitas silang cukup tinggi dengan APMV-1 antisera konvensional yang dapat menyebabkan masalah. Antibodi terhadap virus APMV-3 terdeteksi pada ayam dengan tingkat antibodi yang tinggi terhadap NDV sebagai akibat dari vaksinasi Alexander, 2000. Variasi antigenik antara virus dalam APMV serotype sudah pernah dilaporkan pada sebagian besar serotipe dimana lebih dari beberapa isolat telah diperoleh. Untuk NDV APMV-1, perbedaan dideteksi dengan tes HI konvensional sudah pernah dilaporkan, meskipun jarang. Disebutkan bahwa virus jenis ini sudah pernah terjadi pada panzootik balapan merpati yang terjadi selama 1980-an. APMV NDV pada merpati terbukti berbeda dengan strain standar dalam tes HI, meskipun itu tidak cukup berbeda sehingga Vaksin ND yang konvesional tidak protektif. Variasi yang nyata telah dicatat antara virus yang ditempatkan di serotipe APMV-2, APMV-3 dan APMV-7. Variasi yang dicatat sering kali menunjukkan dua virus dengan hubungan satu sama lain, tetapi masing-masing menunjukkan kemiripan yang kuat pada ketiga virus tersebut Alexander, 2000. Dari APMV yang lain, hanya jenis virus APMV-2 dan APMV-3 yang terbukti menginfeksi dan menyebabkan penyakit pada unggas, meskipun virus APMV-6 dan APMV-7 telah dikaitkan dengan penyakit klinis pada kalkun. Virus APMV-2 virus mengakibatkan penyakit pernapasan ringan. Namun, penyakit akan menjadi lebih serius dan memburuk jika ada infeksi oleh organisme lain. Virus Avian Paramyxovirus serotipe 2 dikaitkan dengan masalah pernapasan dan produksi telur pada ayam dan kalkun mulai dari ringan sampai berat dengan mortalitas tinggi. Penyakit ini biasanya lebih parah pada kalkun dibandingkan dengan ayam Alexander, 2000. Virus Avian Paramyxovirus serotipe 3 dikaitkan dengan penyakit pernafasan dan masalah produksi telur pada kalkun. Sampai saat ini, tidak ada infeksi alami yang dilaporkan pada ayam, meskipun infeksi eksperimental menunjukkan bahwa unggas rentan terhadap serotype ini. Infeksi yang sederhana pada kalkun, tanda pertama adalah sering mengalami penurunan produksi telur dan gejala pernafasan yang ringan. Penurunan produksi telur bervariasi sesuai dengan umur unggas da nada tidaknya infeksi sekunder Infeksi ganda NDV I Aktif vaksin, Virus Influenza, Clamydia, Mikoplasma atau bakteri lainnya. Tidak ada penelitian yang melaporkan adanya lesi yang disebabkan oleh APMV-3 pada kalkun. Avian Paramyxovirus serotipe 6 telah diisolasi pada kalkun dengan masalah produksi telur dan pernapasan yang ringan. Virus APMV-7 dilaporkan sebagai patogen utama dalam wabah penyakit pernapasan dengan mortalitas yang tinggi pada kalkun. Penyakit pernapasan ringan ditunjukkan pada kalkun terinfeksi eksperimental Alexander, 2000.

2.1.2 Cara penularan virus ND