mortalitas tinggi. Penyakit ini biasanya lebih parah pada kalkun dibandingkan dengan ayam Alexander, 2000.
Virus Avian Paramyxovirus serotipe 3 dikaitkan dengan penyakit pernafasan dan masalah produksi telur pada kalkun. Sampai saat ini, tidak ada
infeksi alami yang dilaporkan pada ayam, meskipun infeksi eksperimental menunjukkan bahwa unggas rentan terhadap serotype ini. Infeksi yang sederhana
pada kalkun, tanda pertama adalah sering mengalami penurunan produksi telur dan gejala pernafasan yang ringan. Penurunan produksi telur bervariasi sesuai dengan
umur unggas da nada tidaknya infeksi sekunder Infeksi ganda NDV I Aktif vaksin, Virus Influenza, Clamydia, Mikoplasma atau bakteri lainnya. Tidak ada
penelitian yang melaporkan adanya lesi yang disebabkan oleh APMV-3 pada kalkun. Avian Paramyxovirus serotipe 6 telah diisolasi pada kalkun dengan
masalah produksi telur dan pernapasan yang ringan. Virus APMV-7 dilaporkan sebagai patogen utama dalam wabah penyakit pernapasan dengan mortalitas yang
tinggi pada kalkun. Penyakit pernapasan ringan ditunjukkan pada kalkun terinfeksi eksperimental Alexander, 2000.
2.1.2 Cara penularan virus ND
Virus ND yang terutama bereplikasi di dalam saluran pencernaan akan menyebabkan adanya feses yang tercemar oleh virus tersebut. Penularan virus ND
juga dapat terjadi secara oral akibat ingesti feses yang mengandung virus tersebut ataupun secara tidak langsung melalui pakan atau minuman yang tercemar atau
perinhalasi akibat menghirup partikel feses yang mengering Fenner, 1993; Center for Food Security and Public Health, 2008. Penyebab perbedaan keganasan
diantara strain Paramyxovirus adalah terletak pada cepat atau lambatnya perbanyakan virus bersangkutan Russel, 1993.
Penularan virus ND dapat secara langsung dari ayam yang sakit ke ayam yang peka, tetapi dapat juga terjadi secara tidak langsung melalui bahan, alat atau
pekerja yang tercemar virus tersebut. Cara penularan virus ND dari ayam yang sakit ke ayam yang peka tergantung pada tempat bereplikasi dari virus tersebut. Ayam
yang menunjukkan gejala gangguan pernafasan akan menyebabkan adanya udara bercampur titik air yang mengandung virus ND yang berasal dari mukus ayam sakit.
Penularan virus ND dapat terjadi secara inhalasi Tabbu, 2000. Penularan penyakit ND secara aerosol dapat terjadi meskipun jaraknya cukup jauh yakni 64 meter dari
sumber infeksi Kencana, 2012. Virus ND dapat ditemukan dalam telur ayam yang terinfeksi virus tersebut
tapi penularan secara transovarial mungkin tidak terjadi oleh karena embrio sudah mati sebelum telur menetas. Virus ini juga dapat menembus kerabang telur untuk
menginfeksi embrio Fenner, 1993. Penularan melalui telur ini dapat terjadi akibat kulit telur terkontaminasi oleh feses yang telah mengandung virus ND Kencana,
2012. Penyebaran virus ini sangat cepat, baik dari ayam ke ayam maupun dari
kandang ke kandang. Ayam yang menderita penyakit ini akan akan menghasilkan telur yang mengandung virus ND, sehingga telur yang mengandung virus tersebut
tidak akan menetas. Dua hari setelah virus menginfeksi ayam, ayam sudah menjadi sumber penyakit yang siap menebar pada kelompoknya, dan dari kandang ke
kandang lain. Virus ND berada di udara pernafasan, tinja, ayam yang mengalami
sakit dan pada karkas ayam yang mati karena ND. Di samping oleh ayam, penyebaran penyakit dapat melalui burung piaraan atau burung liar yang ada di
sekitar atau masuk ke dalam kandang. Peranan dari berbagai faktor di atas dalam penularan virus ND tergantung pada berbagai faktor manajemen dan lingkungan
tempat suatu peternakan beroperasi. Keberhasilan penularan virus ND erat hubungannya dengan kemampuan virus tersebut bertahan dalam bangkai ayam atau
ekskresi dari ayam sakit. Di dalam bangkai ayam yang terinfeksi, virus ND dapat bertahan selama beberapa minggu pada temperatur rendah atau selama beberapa
tahun jika disimpan pada temperatur beku. Feses dapat mengandung virus ND dalam jumlah yang banyak, pada temperatur 37
○
C virus tersebut masih tetap hidup selama lebih dari satu bulan Tabbu, 2000.
Unggas yang terinfeksi ND dapat mengeluarkan virus selama 1 sampai 2 minggu kecuali pada burung psittacine yang dapat mengeluarkan virus selama
beberapa bulan sampai lebih dari setahun. Adanya sekresi virus dalam waktu yang lama oleh burung psittacine menyebabkan burung ini menjadi sumber penular
penting dari virus ND terutama daerah endemis Kencana, 2012.
2.1.3 Siklus hidup dan mekanisme infeksi virus ND