Viscerotropic dengan kelainan pada sistima pencernaan Aldous and Alexander, 2001.
Alexander and Senne 2008b menyatakan bahwa berdasarkan tanda-tanda klinis yang terlihat pada ayam yang terinfeksi NDV telah dikelompokkan menjadi
lima pathotype. Viscerotropic velogenic: bentuk yang sangat patogen di mana lesi usus hemoragik sering terlihat; Neurotropic velogenic: bentuk yang ditandai dengan
kematian yang tinggi, biasanya diikuti dengan gejala pernapasan dan saraf; Mesogenic: bentuk yang ditandai dengan gejala pernapasan, gejala saraf sesekali, tapi
tingkat kematian rendah; Lentogenic: bentuk yang menunjukkan adanya infeksi pernafasan ringan atau subklinis; dan Asimtomatic: bentuk yang biasanya ditandai
dengan infeksi enterik yang bersifat subklinis. Tabbu 2000 menjelaskan bahwa unggas yang terinfeksi virus ND terutama
dari tipe velogenic viscerotropic VVND gejala klinis yang ditimbulkan antara lain terjadi kelesuan, peningkatan frekuensi pernafasan, kehilangan nafsu makan,
penurunan konsumsi air minum, kelemahan dan berakhir kematian. Adi, et al 2009 menjelaskan bahwa ayam yang terinfeksi virus ND velogenik gejala klinis yang
ditimbulkan dehidrasi, badan mengalami kekurusan dan diare kehijauan yang menempel di sekitar kloaka.
2.1.5 Masa inkubasi dan gejala klinis ND
Masa Inkubasi sangat bervariasi tergantung pada strain virus, jenis unggas, status kebal dan adanya infeksi campuran dengan organisme lainpada saat hewan
terinfeksi. Pada ayam masa inkubasi virus ND velogenik adalah 2 sampai 6 hari. Masa inkubasi yang lebih lama juga pernah dilaporkan yaitu sampai 25 hari.
Gejala klinis penyakit ND pada infeksi virus galur velogenik dapat menimbulkan gejala gangguan pernapasan seperti sesak napas, ngorok, bersin serta
gangguan syaraf seperti kelumpuhan sebagian atau total, tortikolis, serta depresi. Tanda lainnya adalah adanya pembengkakan jaringan di daerah sekitar mata dan
leher. Infeksi virus galur mesogenik menimbulkan gejala klinis seperti gangguan pernapasan yaitu sesak napas, batuk, dan bersin. Infeksi virus galur lentogenik
menunjukkan gejala ringan seperti penurunan produksi telur dan tidak terjadinya gangguan syaraf pada unggas terinfeksi. Morbiditas dan mortalitas tergantung pada
tingkat virulensi dari galur virus, tingkat kekebalan vaksin, kondisi lingkungan, dan kepadatan ayam di dalam kandang OIE, 2002.
Tanda - tanda klinis ayam terserang tetelo adalah lemah, nafsu makan menurun, gangguan pernafasan, gangguan syaraf, minum lebih banyak dan sering
berkerumun atau berkumpul ditempat hangat. Secara patologis, gejalanya antara lain kantung hawa keruh, proventriculus mengalami pendarahan berupa bintik-
bintik merah, terjadi enteritis dan nekrosa pada usus, eksudat kental berwarna kehijauan bercampur darah, terdapat peradangan sinus hidung, trakea dan laring,
serta pneumonia Sudaryani and Santoso, 2003.
2.1.6 Perubahan patologi anatomi dan histopatologi
Perubahan makroskopis pada saluran pencernaan meliputi hemoragi pada proventrikulus, duodenum dan seka tonsil Capua and Terregino, 2009. Bagian
yang mendapat perhatian adalah seka tonsil, dimana terdapat nekrosis apabila dibuka dan perubahan hiperemi di sebagian besar organ terutama otak. Lesi mikroskopik
utama ND adalah nonpurulen ensefalomyelitis, vaskulitis, nekrosis limfoid bursa,
limpa, timus dan jaringan limfoid mukosa usus, trakheitis, pneumonia, salfingitis, nekrosis hati, pankreatitis dan konjungtivitis. Beberapa kajian melaporkan tentang
pembentukan ensefalomalasia dan pankreatitis nekrotik pada ND Tabbu, 2000. Pada usus halus lesi nekrotik hemoragi bersifat multifokal, secara histopatologi
terlihat nekrosis fokal maupun difus serta infiltrasi sel-sel mononuklear pada jaringan limpa, hati, ginjal, paru-paru, usus, sekum, proventrikulus dan otak Oladele et al.,
2008. Meskipun tidak ada lesi patognomonik, hemoragi pada intestinal bisa digunakan untuk membedakan velogenik viserotropik ND dengan velogenik
neurotropik ND Alexander 2001. Akoso 1998 menyatakan bahwa pada kasus ND hasil bedah bangkai
memperlihatkan gejala khas, seperti adanya petechiae pada proventrikulus, perubahan pada lapisan usus berupa hemoragi dan nekrosa, pada organ pernafasan
akan terjadi eksudasi dan kantung udara menebal. Menurut Tabbu 2000, perubahan makroskopik yang ditemukan biasanya erat hubungan dengan galur tipe patologik
dari virus ND, pada VVND tersifat oleh adanya nekrosis dan hemoragik pada saluran pencernaan, meliputi proventrikulus, ventrikulus dan berbagai bagian usus, dimana
lesi tersebut dapat dipakai untuk membedakan VVND dengan NVND. Velogenik viserotropik ND menimbulkan merah dan bengkak pada konjungtiva, nekrosis
multifokal pada limpa, hemoragi pada mukosa proventrikulus, duodenum, seka tonsil, atrofi bursa Fabricious dan timus Nakamura et al., 2010.
Perubahan patologi anatomi pada ayam yang tidak divaksin tapi ditantang dengan virus lapang virus ND velogenik isolat lokal VNDTasikM132009 secara
intramuskular pada hari ke-5 hingga hari ke-6 paska uji tantang terlihat bahwa
semua sampel ayam ditemukan perdarahan yang meluas di proventrikulus dan di organ usus halus ditemukan fokus nekrotik-hemoragika. Pada pemeriksaan
histopatologi, lumen kelenjar proventrikulus terlihat membesar dan berisi sel-sel runtuhan, adanya hiperemi hingga hemoragi, nekrosis parah, edema serta endotel
yang rusak Nuryanto, 2012. Adi, et al 2010 melaporkan bahwa ayam terserang ND ketika wabah di Bali
menunjukkan atrofi pada organ-organ limfoid seperti bursa Fabrisius, timus dan limpa; hemoragi intestinal dan edema pada otak. Pemeriksaan histopatologi
menunjukkan meningoensefalomyelitis nonsuppuratif ditandai dengan nekrosis neuron, gliosis multifokal sampai difus dan perivascular cuffing dari sel-sel
mononuklear, nekrosis hemoragik pada trakhea dan usus serta deplesi dan nekrosis pada jaringan limfoid termasuk bursa Fabrisius.
2.2 Vaksin dan vaksinasi