II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Pengetahuan
Manajemen pengetahuan
berkembang pesat
sejak tahun
2000an. Kemunculannya memandang bahwa pada dasarnya setiap organisasi yang ingin
berkembang harus dilakukan dengan cara yang cerdas. Yaitu dengan memberi kesempatan kepada karyawannya untuk belajar mengenai bagaimana melakukan
pekerjaan dengan cara yang lebih baik dan kemudian memastikan bahwa mereka telah bekerja lebih baik. Manajemen Pengetahuan adalah suatu disiplin yang
memperkenalkan suatu pendekatan terintegrasi dalam mengidentifikasi, menangkap, mengevaluasi, memberikan dan berbagi informasi untuk kepentingan perusahaan atau
lembaga atau organisasi Balaji dan Makhija disitasi Yusup, 2012. Definisi ini juga dibenarkan oleh Bergerson 2003 bahwa manajemen pengetahuan merupakan suatu
pendekatan yang sistemik untuk mengelola asset inetelektual dan informasi lain sehingga memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan. Beberapa ahli lainnya
pun memberikan beragam definisi. Termasuk Tannebaum 1998 yang memberikan pemahaman yang lebih komprehensif, yaitu:
1. Manajemen
Pengetahuan mencakup
pengumpulan, penyusunan,
penyimpanan, dan pengaksesan informasi untuk membangun pengetahuan 2.
Manajemen pengetahuan mencakup berbagi pengetahuan sharing knowledge 3.
Manajemen pengetahuan terkait dengan pengetahuan orang 4.
Menajemen pengetahuan terkait dengan peningkatan efektivitas organisasi Yusup 2012 menambahkan bahwa manajemen pengetahuan juga melingkupi
pola hubungan antara manajemen dengan pengetahuan. Sehingga ruang lingkup manajemen pengetahuan terletak pada aliran pengetahuan dan interaksi, proses,
siklus, analisis, sistem beserta alur. Tahap berikutnya adalah penciptaan pengetahuan yang meliputi kemunculan pengetahuan hingga perkembangannya, serta faktor
penyimpanan seperti pendokumentasian pengetahuan, perekaman pengetahuan, sharing pengetahuan dan distribusi pengetahuan.
Jenis pengetahuan terbagi menjadi dua, yaitu jenis pengetahuan yang ada pada orang dan belum dikodifikasikan atau disimpan dalam media penyimpanan, yang
disebut dengan pengetahuan tacit tacit knowledge, sedangkan jenis pengetahuan yang sudah bisa dikodifikasikan atau sudah disimpan dalam dokumen dan media
penyimpanan lainnya disebut sebagai pengetahuan eksplisit explicit knowledge. Kedua jenis ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain, mereka saling melengkapi,
berinteraksi pada lingkungan hubungan manusia yang disebut dengan proses konversi pengetahuan. Nonaka dan Takeuchi 1995 dalam Raras 2010 menyebutkan ada 4
jenis proses konversi yang dikenal dengan SECI proses, yaitu Sosialisasi, Eksternalisasi, Kombinasi dan Internalisasi, seperti yang ditampilkan pada Gambar 1
dibawah ini.
Gambar 1. Sipral pengetahuan dari Nonaka Yusup 2012 dalam bukunya mempertajam karakteristik pengetahuan tacit
dan pengetahuan eksplisit kedalam beberapa sisi, yaitu sisi proses penerimaan pengetahuan, bentuk pengetahuan dan model distribusi pengetahuan. Selain itu juga
disampaikan contoh-contoh yang membedakan karakter tacit knowledge dan explicit knowledge seperti yang disajikan dalam Tabel 3.
Tacit
Dialogue
Explicit Socialization
Externalization
Sharing experience Writing it down
Observing, imitating Creating metaphors
Brainstorming and analogics
without criticsm Modeling
Internalization
Combination
Access to codified Shorting, adding
Knowledge categorizing
Goal based training Methodology creation
Best Practices
Learning by doing
Explicit Tacit
Field Building
Linking Explicit
Knowledge
Tabel 3 Karateristik pengetahuan eksplisit dan pengetahuan tacit
Pengetahuan Eksplisit Pengetahuan Tacit
Dipindahkan dari
penciptaan atau
penggunaan konteks asli Kurang bisa difahami dan diaplikasikan,
sulit atau tidak bisa sepenuhnya difahami oleh orang lain
Diartikulasikan secara lebih précis dan lebih formal. Hasil rekaman, teks naskah
dan lain-lain Sulit diartikulasikan dan dikomunikasin
kepada orang lain dengan hasil yang sama Terdokumentasikan secara baik seperti
rekaman tape, dokumen, buku, naskah, dan lain-lain
Dikembangkan dari
pengalaman dan
kegiatanaksi secara langsung, demonstrasi oleh ahli, sajian aksi tertentu oleh ahlinya
Dapat di
sharedibagikan dengan
menggunakan media teknologi seperti computer, contohnya database, system
berbagi informasi dengan hasil yang relative sama
Biasanya dishare melalui komunikasi interaktif yang sangat intens dan kontes
tinggi, juga bisa di share melalui latihan praktis dengan panduan ahlinya
Contoh: karya sastra, buku pedoman pelatihan, software, computer, dan lain-lain
Contoh: Keahlian dalam memecahkan masalah,
kemampuan menemukan
masalah, antisipasi
dan prediksi,
kemampuan lobi, dan kemampuan kognisi, afeksi dan konasi secara integrasi.
Sumber : Yusup 2012 Aktivitas manajemen pengetahuan menurut Wiig yang dikutip oleh Sangkala
2007 pada dasarnya dapat dilihat dari tiga perspektif dengan perbedaan dari sisi horizon dan tujuan, yaitu:
1 Bussiness perspective, yakni lebih berfokus pada mengapa, dimana dan untuk
apa perusahaan harus berinvestasi atau memanfaatkan pengetahuan 2
Management perspective, yakni berfokus pada penentuan, pengorganisasian, pengarahan, memfasilitasi dan memonitor pengetahuan
– terkait dengan praktik dan aktivitas yang diperlukan untuk mencapai strategi dan tujuan
bisnis yang diinginkan 3
Hands-on operational perspective, yakni berfokus pada penerapan keahlian untuk menyalurkan explicit knowledge
– terkait dengan pekerjaan dan tugas- tugas
Pendekatan pengetahuan bisa dilakukan melalui dua cara, yaitu penciptaan pengetahuan dan pemanfaatan pengetahuan bagi kepentingan kinerja dan
pengembangan organisasi, baik secara individual ataupun secara kolektif, termasuk implementasi berbagi pengetahuan secara lebih meluas di kalangan anggota-anggota
organisasi.
Organisasi modern memandang bahwa pengetahuan manusia yang ada didalamnya merupakan modal organisasi yang sangat kuat. Dengan modal ada, setiap
organisasi dituntut untuk mampu memainkan peran sebagai pengelola yang baik untuk mencapai organisasi yang efektif. Modal intelektual terdiri dari beragam
komponen yang berbeda, namun tetap berakar pada manusia pekerja, manusia berprofesi sebagai karyawan, organisasi, rutinitas kerja organiasai, kekayaan
intelektual, dan hubungan dengan pelanggan, termasuk pemasok, distributor, dan mitra kerja lainnya.
Sangkala 2007 menyebutkan kategori pengukuran modal intelektual dapat dilakukan pada:
1. Sumberdaya Manusia, yang mencakup tentang komposisi manajemen dan
kepuasan sumberdaya manusia karyawan 2.
Pelanggan, yang mencakup pernyataan tentang komposisi manajemen, dan kepuasan pelanggan
3. Teknologi, yang mencakup tentang ruang lingkup, fungsi, dan penerapan system
teknologi informasi 4.
Proses, yang mencakup tentang ruang lingkup, peralatan dan efisensi aktivitas bisnis
2.2. Audit Manajemen