III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Pengetahuan menjadi kekayaan intelektual organisasi untuk menciptakan pengetahuan baru inovasi serta mampu bersaing dan beradaptasi pada situasi dan
kondisi eksternal yang berkembang. Pengetahuan yang dikelola dengan baik niscaya organisasi akan memiliki keunggulan tersendiri di bidangnya. Oleh karenanya
pengetahuan yang tersimpan dalam benak individu masing-masing bisa dikelola secara baik di dalam organisasi.
Rimbawan Muda Indonesia atau yang disingkat RMI sebagai salah satu organisasi nirlaba yang memfokuskan diri pada bidang lingkungan dan kehutanan
khususnya memfasilitasi model-model pengelolaan hutan berbasis masyarakat serta memfasilitasi penyelesaian konflik tenurial kehutanan bersama masyarakat. Hal ini
terlihat dalam visi lembaga yang berbunyi “Mewujudkan kedaulatan rakyat, perempuan dan laki-laki atas tanah dan kekayaan alam untuk penghidupan
berkelanjutan” dan empat misi kerja yang berhasil dirumuskan, yaitu: 1.
Memberdayakan kelompok petani, perempuan dan laki-laki dalam memperjuangkan hak-hak atas tanah kekayaan alam untuk penghidupan
berkelanjutan 2.
Mengawal proses-proses penyusunan kebijakan menuju kebijakan pengelolaan tanah dan kekayaan alam yang berkeadilan dan menjamin penghidupan
berkelanjutan bagi masyarakat miskin, perempuan dan laki-laki 3.
Menggalang aksi kolektif untuk mengakui dan menjamin hak-hak rakyat, perempuan dan laki-laki atas tanah dan kekayaan alam
4. Mengembangkan sistem pengelolaan pengetahuan Knowledge Management
System melalui proses-proses pembelajaran akseleratif yang mampu melintasi batas-batas antara pengetahuan dan aksi
Strategi kerja yang dipilih RMI adalah dengan melakukan pendidikan kritis, riset aksi partisipatif, kampanye, advokasi, penguatan ekonomi masyarakat. Visi,
misi serta strategi kerja tersebut diwujudkan dalam bentuk 3 divisi kerja utama di
dalam organisasi, yaitu Pengorganisasian Masyarakat, Kampanye dan Advokasi, serta Knowledge Management.
Penerapan pengetahuan tentunya bukan hanya kerja satu divisi saja, tapi harus didukung oleh seluruh elemen organisasi serta komitmen menjalankannya. Maka
penulis mengkerucutkan penelitian ini untuk memeriksa manajemen pengetahuan serta menganalisis penyelarasan sistem manajemen pengetahuan dengan strategi
organisasi yang dapat diimplementasikan RMI dalam mempersiapkan diri sebagai organisasi pembelajar. Sebelumnya penulis akan melakukan penilaian persiapan
penerapan manajemen pengetahuan di dalam organisasi. Pemeriksaan akan dilihat dari tiga komponen utama dalam proses audit manajemen pengetahuan yaitu audit
kualitas pengetahuan, audit kualitas pembelajaran dan audit kualitas proses pengelolaan pengetahuan. Pemeriksaan untuk komponen audit kualitas pengetahuan
dilakukan dengan menggunakan metode Focus Group Discussion FGD untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal organisasi. Sedangkan untuk audit kualitas
pembelajaran dan audit kualitas proses pengelolaan pengetahuan akan dilakuan dengan analisa deskriptif melalui instrumen kuesioner yaitu berupa pertanyaan-
pertanyaan yang diacu dari Munir 2008. Dalam kerangka penyelarasan sistem KM dengan strategi yang dapat diimplementasikan RMI akan dianalisis dengan
menggunakan metode AHP Analisis Hirarki Proses. Pada akhirnya penelitian ini akan memberikan gambaran strategi yang tepat yang bisa diambil oleh RMI sebagai
bentuk persiapan penerapan manajemen pengetahuan di dalam organisasi RMI. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Kerangka penelitian
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian