perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 24
sama  pentingnya  dengan  kombinasi  kemampuan  teknis  dan  analisis  untuk menghasilkan  kinerja  yang  optimal.  Salah  satu  aspek  dalam  kecerdasan  emosi
adalah  motivasi.  Salovey  dalam  Goleman,  2001:  58,  seperti  yang  dijelaskan sebelumnya,  memotivasi  diri  sendiri  merupakan  landasan  keberhasilan  dan
terwujudnya kinerja yang tinggi di segala bidang. Suatu penelitian  yang pernah dilakukan oleh Richard Boyatiz pada tahun
1982  terhadap  lebih  dari  dua  ribu  penyelia,  manajer  menengah  dan  eksekutif  di dua  belas  perusahaan  yang  berbeda  menunjukan  bahwa  manajer  yang  memiliki
skor  kecerdasan  emosi  yang  tinggi  akan  menghasilkan  kinerja  yang  lebih  baik yang  dapat  dilihat  dari  bagaimana  kualitas  dan  kuantitas  yang  diberikan  kepada
karyawan. Walaupun seseorang memiliki kinerja yang cukup baik tapi apabila dia memiliki sifat yang tertutup dan tidak berinteraksi dengan orang lain secara baik
maka kinerjanya tidak akan dapat berkembang.
D.  Penelitian Terdahulu
Beberapa hasil penelitian para ahli psikologi industri dan organisasi  yang dipakai  untuk  dasar  pengembangan  konsep  kecerdasan  emosional.  Penelitian
Goleman  yang  mengambil  sampel  188  perusahaan  besar  dan  global  untuk meneliti  kemampuan  personal  apa  yang  menentukan  kinerja  puncak  dalam
perusahaan-perusahaan  tersebut  dan  berapa  tingkat  perbandingannya.  Goleman mengelompokkan  kemampuan  manajerial  menjadi  tiga  kelompok,  yaitu
kemampuan teknikal murni seperti akuntansi dan perencanaan bisnis, kemampuan kognitif seperti kemampuan membuat alasan yang analitis dan kemampuan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 25
menunjukkan  kecerdasan  emosional  seperti  kemampuan  bekerja  sama  dengan orang  lain  serta  efektivitas  dalam  memimpin  perubahan.  Hasilnya  kemampuan
kecerdasan  emosional  pendorong  kinerja  puncak.  Kemampuan  kognitif  seperti big-picture thingking dan long-term vision juga penting. Dan hasil perbandingan
dari  ketiga  kemampuan  tersebut  kecerdasn  emosional  menduduki  porsi  dua  kali lebih penting dari dua kemampuan lainnya pada seluruh jabatan.
Penelitian  lain  yang  memperkuat  bahwa  kecerdasan  emosional  seorang karyawan  akan  dapat  menghantarkan  mereka  kepada  kinerja  yang  tinggi  adalah
penelitian  Cavallo  2001  yang  meneliti  dimensi-dimensi  kecerdasan  emosional sebagai  prediktor  dalam  menentukan  pemimpin  dengan  potensi  kerja  tinggi  di
perusahaan  Johnson    Johnson  dengan  partisipan  358  orang  manajer  pada seluruh  bagian  perusahaan  yang  hasilnya  manajer  yang  memiliki  potensi  kerja
tinggi  lebih  unggul  dalam  kecerdasan  emosionalnya  daripada  manajer  yang berpotensi kerja biasa saja. Penelitian Hardian dan Suyono 2003  yang  meneliti
pengaruh dimensi-dimensi kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja pimpinan unit  pada  tiga  kantor  cabang  bank  pemerintah  di  Jawa  Timur,  yang  hasilnya
kesadaran  diri,  pengaturan  diri,  kesadaran  sosial,  kemampuan  sosial  secara bersama-sama  berpengaruh  signifikan  terhadap  prestasi  kerja  dan  diantara
dimensi-dimensi  kecerdasan  emosional  tersebut,  kemampuan  sosial  memberikan pengaruh paling dominan diantara dimensi yang lainnnya.
Penelitian  lain  juga  dilakukan  oleh  Harsono  dan  Untoro  2004  yang berjudul  “Pengujian  Kerangka  Kerja  Dimensi-Dimensi  Kecerdasan  Emosional
Daniel  Goleman  1995  dan  Perbandingannya  Berdasarkan  Karakteristik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 26
Demografis  Responden”,  menunjukkan  bahwa  akademisi  mempunyai  tingkat kecerdasan  emosional  yang  secara  statistik  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan
praktisi  dalam  faktor  kesadaran  diri  dan  ketrampilan  sosial,  berdasarkan  temuan studi, pria mempunyai tingkat kecerdasan emosional dalam faktor pengaturan diri
dan  motivasi,  serta  keterampilan  sosial  yang  secara  statistik  lebih  besar dibandingkan  dengan  wanita,  responden  yang  menikah  mempunyai  kecerdasan
emosional  dalam  faktor  pengaturan  diri    motivasi  yang  secara  statistik  lebih besar dibandingkan dengan yang tidak menikah.
E.  Kerangka Pemikiran