Kerangka Pemikiran Hipotesis TINJAUAN PUSTAKA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 26 Demografis Responden”, menunjukkan bahwa akademisi mempunyai tingkat kecerdasan emosional yang secara statistik lebih tinggi dibandingkan dengan praktisi dalam faktor kesadaran diri dan ketrampilan sosial, berdasarkan temuan studi, pria mempunyai tingkat kecerdasan emosional dalam faktor pengaturan diri dan motivasi, serta keterampilan sosial yang secara statistik lebih besar dibandingkan dengan wanita, responden yang menikah mempunyai kecerdasan emosional dalam faktor pengaturan diri motivasi yang secara statistik lebih besar dibandingkan dengan yang tidak menikah.

E. Kerangka Pemikiran

Untuk menunjukkan arah dari penyusunan penelitian ini, serta mempermudah dalam pemahaman dan penganalisaan masalah yang dihadapi, maka diperlukan suatu kerangka pemikiran yang akan memberikan gambaran tahap-tahap pemikiran untuk mencapai suatu kesimpulan. Kecerdasan emosi yang setelah melalui berbagai telaah akan diukur melalui lima dimensi yang meliputi: kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan ketrampilan sosial, baik secara simultan bersama-sama maupun secara parsial dapat mempengaruhi tingkat kinerja. Adapun kerangka pemikiran pada penulisan ini adalah sebagai berikut : perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 27 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

F. Hipotesis

Bagi suatu perusahaan, pemimpin merupakan alat produksi yang sangat penting. Oleh karena itu, perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan prestasi kerja para pimpinannya agar kinerjanya meningkat. Semua dimaksudkan agar perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain, terutama dengan perusahaan yang sejenis. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerja pimpinan yaitu diantaranya adalah kecerdasan emosi. Sumber daya manusia sebagai agent of change dalam proses perkembangan memerlukan suatu ketrampilan dan pengetahuan sebagai bahan pengembangan untuk menuju kinerja yang lebih tinggi. Pemimpin yang merupakan bagian dari perusahaan perlu ditingkatkan kinerjanya sebagai feed back dari perusahaan untuk tetap menjaga dan meningkatkan agar tujuan perusahaan tercapai. Kinerja Pimpinan Kesadaran diri X 1 Pengendalian diri X 2 Motivasi X 3 Empati X 4 Keterampilan sosial X 5 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 28 Cavallo 2001 meneliti dimensi–dimensi kecerdasan emosional sebagai prediktor dalam menentukan pemimpin dengan potensi kerja tinggi di perusahaan Johnson Johnson dengan partisipan 358 orang manajer pada seluruh bagian perusahaan, dengan tujuan untuk melihat pengaruh dan perbedaan yang ditimbulkan terhadap manajer dengan potensi kerja tinggi dan dengan yang hanya memiliki potensi kerja menengah. Hasilnya dimensi-dimensi kecerdasan emosional mempengaruhi potensi kerja manajer dan manajer yang memiliki potensi kerja yang tinggi lebih unggul dalam kecerdasan emosinya daripada manajer yang berpotensi kerja biasa saja. Penelitian Hardian dan Suyono 2003 yang meneliti pengaruh dimensi-dimensi kecerdasan emosional terhadap prestasi kerja pimpinan unit pada tiga kantor cabang bank pemerintah di Jawa Timur, yang hasilnya kesadaran diri, pengaturan diri, kesadaran sosial, kemampuan sosial secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis pertama dan kedua dirumuskan sebagai berikut : H1a : Kesadaran diri berpengaruh secara signifikan pada kinerja pimpinan PT. Graha Farma Surakarta. H1b : Pengaturan diri berpengaruh secara signifikan pada kinerja pimpinan PT. Graha Farma Surakarta. H1c : Motivasi berpengaruh secara signifikan pada kinerja pimpinan PT. Graha Farma Surakarta. H1d : Empati berpengaruh secara signifikan pada kinerja pimpinan PT. Graha Farma Surakarta. H1e : Ketrampilan sosial berpengaruh secara signifikan pada kinerja pimpinan PT. Graha Farma Surakarta. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 29 H2 : Kecerdasan emosional secara simultan berpengaruh pada kinerja pimpinan PT. Graha Farma Surakarta. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan perencanaan dan struktur penelitian yang digunakan dalam rangka memperoleh jawaban-jawaban dari pertanyaan penelitian. Desain penelitian sendiri meliputi: pengumpulan data, pengukuran data dan analisis data. Cooper dan Schindler dalam Saputro, 2005 mengklasifikasikan desain penelitian menjadi tujuh kategori. Berdasarkan klasifikasi tersebut maka penelitian ini mencakup aspek-aspek sebagai berikut:

1. Degree of Research Question Crystallisation

Kristalisasi permasalahan dalam penelitian ini bersifat formal study, yang artinya peneliti sudah memperoleh kejelasan akan masalah yang akan diteliti atas dasar teori-teori yang ada serta berbagai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

2. Method of Data Collection

Pada penelitian ini, data yang diperlukan dikumpulkan melalui data kuesioner yang diperoleh dengan menyebarkan sejumlah kuesioner kapada pimpinan PT. Graha Farma. Disamping menggunakan kuesioner, peneliti juga menggunakan data kepustakaan yang dimaksudkan untuk memperoleh landasan teori yang digunakan untuk menentukan variable-variabel yang diukur dan menganalisis