Fotosintesis TI JAUA PUSTAKA

menjelang sapihan mulai memerlukan cahaya dengan intensitas tinggi Soekotjo1976 dalam Faridah 1995. Sebagian dari jenis jenis dipterocarpaceae terutama untuk jenis kayu yang mempunyai berat jenis tinggi atau tenggelam dalam air atau sebagian lagi tergolong jenis semi toleran atau gap opportunist yaitu jenis jenis yang memiliki kayu terapung atau berat jenis rendah. Kebutuhan cahaya untuk pertumbuhannya diwaktu muda tingkat anakan berkisar antara 50 – 85 dari cahaya total. Untuk jenis jenis semitoleran naungan untuk anakan diperlukan sampai umur 3 – 4 tahun atau sampai tanaman mencapai tinggi 1 – 3 meter. Sedangkan untuk jenis jenis toleran lebih lama lagi yaitu 5 – 8 tahun. Sangat sedikit jenis yang tergolong intoleran antara lain Shorea concorta Rasyid H. A. dkk 1991. Mayer dan Anderson 1952 dalam Simarangkir 2000 menyatakan bahwa tanaman yang tumbuh dengan intensitas cahaya nol persen akan mengakibatkan pengaruh yang berlawanan, yaitu suhu rendah, kelembaban tinggi, evaporasi dan transportasi yang rendah. Tanaman cukup mengambil air, tetapi proses fotosintensis tidak dapat berlangsung tanpa cahaya matahari. Radiasi dari matahari diserap oleh bermacam gas, uap dan debu dalam atmosfer dengan berbagai tingkatan sebelum mencapai bumi. Cahaya yang mengenai daun sebagian diserap, sebagian dipantulkan, dan sebagian lagi diteruskan melalui daun itu. Besarnya yang diserap oleh bagian bagian daun yang berpigmen akan bergantung kepada struktur daun dan faktor faktor lain, tetapi dapat mencapai 50 persen dari energi matahari yang mengenai daun. Hanyalah radiasi yang diserap yang dapat memberikan energi untuk fotosintesis Botani Umum 2.

2.6 Fotosintesis

Tourney dan Korstia 1974 dalam Simarangkir 2000 mengemukakan pertumbuhan diameter tanaman berhubungan erat dengan laju fotosintesis akan sebanding dengan jumlah intensitas cahaya matahari yang diterima dan respirasi. Akan tetapi pada titik jenuh cahaya, tanaman tidak mampu menambah hasil fotosintesis walaupun jumlah cahaya bertambah. Selain itu produk fotosintesis sebanding dengan total luas daun aktif yang dapat melakukan fotosintesis. Peralatan fotosíntesis tumbuhan adalah kloroplas, yang terdiri dari dua bagian pokok yaitu : 1 lamela membran, terdiri dari lamela stroma lamela ganda dan lamela grana lamela bertumpuk, yang keduanya merupakan bagian pekat berisi pigmen pigmen fotosíntesis ; 2 bagian cair yang kurang padat tempat terjadinya reduksi karbondioksida reaksi gelap, perubahan energi cahaya menjadi energi kimia fotofosforilasi terjadi di dalam lamela Gardner 1991. Organ utama fotosíntesis pada tumbuhan tingkat tinggi adalah daun. Sebagian besar pertukaran gas dalam daun terjadi melalui stomata. Pada permukaan daun terdapat banyak stomata 12 28 stomatamm yang memungkinkan terjadinya difusi CO2 secara maksimum ke dalam daun pada saat stomata terbuka. Sel sel pengawal yang mengelilingi stomata mengendalikan pembukaan dan penutupan stomata Gardner 1991. Fungsi utama daun adalah menjalankan síntesis senyawa senyawa organik dengan menggunakan cahaya sebagai sumber energi yang diperlukan, suatu proses yang dikenal sebagai fotosíntesis. Proses pengubahan energi berlangsung dalam organel sel yang disebut kloroplas Fahn 1991. Fotosintesis dipengaruhi oleh laju translokasi hasil fotosinesis fotosintat dalam bentuk sukrosa dari daun ke organ organ penampung yang berfungsi sebagai lumbung. Perlakuan pemotongan organ seperti umbi, biji, atau buah yang sedang membesar dapat menghambat laju fotosintesis untuk beberapa hari, terutama untuk daun yang berdekatan dengan organ yang dibuang tersebut. Tumbuhan dengan laju fotointesis yang tinggi, juga memiliki laju translokasi fotosintat yang tinggi Lakitan 1993.

BAB III METODOLOGI

Dokumen yang terkait

Diagnosis jenis Shorea parvifolia Dyer dan Shorea leprosula Miq. berdasarkan random amplified polymorphic DNA(RAPD)

1 20 56

Variasi DNA Kloroplas Shorea spp (Shorea acuminata Dyer, Shorea leprosula Miq dan Shorea parvifolia Dyer) Berdasarkan Penanda Mikrosatelit.

0 6 118

Pertumbuhan Tanaman Shorea leprosula Miq dalam Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) (Studi Kasus di Areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat)

1 9 81

Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq) Dalam Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di Areal IUPHHK-HA PT. Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah)

1 15 5

Respon Pertumbuhan Anakan Shorea leprosula Miq, Shorea mecistopteryx Ridley, Shorea ovalis (Korth) Blume, dan Shorea selanica (Dc) Blume terhadap Tingkat Intensitas Cahaya Matahari

0 2 90

The Growth of Red Meranti (Shorea leprosula Miq.) with Selective Cuttingand Line Planting in areas IUPHHK-HA PT. Sarpatim Central Kalimantan

0 3 86

Model Penduga Volume Sortimen Kayu Perdagangan pada Pohon Berdiri dengan Inventarisasi Kualitas. Studi Kasus Jenis Shorea leprosula Miq. di Areal IUPHHK-HA PT Sari Bumi Kusuma Kalimantan Tengah

0 3 53

Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT Sarmiento Parakantja Timber Kalimantan Tengah

1 21 29

Tabel Volume Meranti Merah (Shorea leprosula Miq) dan Meranti Kuning (Shorea multiflora Miq) di Areal IUPHHK Provinsi Kalimantan Tengah

0 4 35

Variasi DNA Kloroplas Shorea spp (Shorea acuminata Dyer, Shorea leprosula Miq dan Shorea parvifolia Dyer) Berdasarkan Penanda Mikrosatelit

1 15 54