PEMBAHASA HASIL DA PEMBAHASA

6.2 PEMBAHASA

Hutan hujan tropis adalah suatu masyarakat tumbuhan kompleks merupakan tempat yang menyediakan pohon dari berbagai ukuran. Dari berbagai ukuran tinggi dan lebar tajuk tegakan pohon dapat membentuk kanopi atau tutupan tajuk. Di dalam kanopi iklim micro berbeda dengan diluarnya seperti cahaya lebih sedikit, kelembaban sangat tinggi, dan temperatur lebih rendah sehingga disana hidup binatang dengan cakupan luas sehingga tercipta hubungan timbal balik kompleks antara tumbuhan dan binatang yang dapat mendukung pertumbuhan pohon. Kanopi atau tutupan tajuk yang bersifat penuh sebanding dengan penerimaan intensitas cahaya matahari minimal ke lantai hutan, sedangkan kanopi yang bersifat rendah sebaliknya. Hubungan penerimaan intensitas cahaya ke lantai hutan akan mempengaruhi proses fotosintesis pada pohon. Penerimaan Intensitas cahaya yang optimal pada daun akan mempercepat laju transpirasi, pembukaan stomata, sehingga mempengaruhi proses laju fotosintesis. Adanya proses fotosintesis yang maksimal akan mempercepat pertumbuhan diameter dan tinggi tanaman. Pembukaan penutupan tajuk adalah penting untuk regenerasi sukses, sekitar 87 cahaya memberikan hasil lebih baik dibanding cahaya penuh Nicholson 1960. Penelitian terhadap naungan menunjukkan bahwa Dipterocarpaceae memerlukan sejumlah radiasi cahaya yang lebih besar dibandingkan radiasi cahaya lansung Mori 1980, Sasaki 1981 dan Ashton 1989. Penerimaan IC rata rata perhari pada keadaan terbuka di lapangan sebesar 768.29 Footcandle, dan pada arah jalur Utara Selatan. Penetapan penanaman jenis Dipterocarpaceae di lahan hutan, Adjers 1995 telah meneliti efek lebar jalur dan arah jalur serta pemeliharaan jenis Shorea johorensis, S. leprosula dan S. Parvifolia. Arah jalur memiliki pengaruh pada pertumbuhan tinggi tanaman. Penerimaan IC rata rata dan persentasenya, persentase penutupan tajuk, pada jenis Shorea parvifolia agak curam jalur 1, 2, dan 3 berturut turut adalah 215.67 Footcandle, 28.07, 124.33; 397.07 Footcandle, 51.68, 65.50; 156.53 Footcandle, 20.37 , 90.42. Penerimaan IC rata rata dan persentasenya, persentase penutupan tajuk, pada jenis Shorea leprosula kondisi datar jalur 1, 2, dan 3 berturut turut adalah 285.87 Footcandle, 37.21, 76.08 ; 278.20 Footcandle, 36.21, 48.75 ; 137.80 Footcandle, 17.94, 165.25. Penerimaan IC rata rata dan persentasenya, persentase penutupan tajuk, pada jenis S. parvifolia datar pada jalur 1, 2, dan 3 berturut turut adalah 404.67 Footcandle, 52.67, 36.25; 390.33 Footcandle, 50.81, 49,75; 282.87 Footcandle, 36.82, 59.33. Penerimaan IC rata rata dan persentasenya, persentase penutupan tajuk, pada jenis S. leprosula agak curam jalur 1,2, dan 3 berturut turut adalah 133.6 Footcandle, 17.39, 54.58 ; 133.73 Footcandle, 17.41, 98.75; 130.47 Footcandle, 16.98, 81.67. Dari pernyataan di atas disimpulkan bahwa penerimaan IC di lahan hutan berbanding terbalik dengan penutupan tajuk tanaman. Perubahan keterbukaan pada ukuran tajuk kecil dapat mempengaruhi keseluruhan jumlah radiasi yang diterima di lahan terbuka Brown, 1993. Naungan memiliki pengaruh dalam pertumbuhan jenis Dipterocarpaceae pada tingkatan bibit yang akan tumbuh di tegakan tinggal Barnard 1954. Keberadaan naungan hanya dibutuhkan untuk regenerasi tanaman baru dengan adanya factor pendukung cahaya yang berpengaruh terhadap persaingan tumbuh terhadap Shorea spp. Hanya regenerasi baru yang membutuhkan suatu perlakuan arah naungan atau toleransi cahaya dengan kesesuaian yang mendukung keterbukaan tetap Strugnell 1936. Jenis S. parvifolia dan S. leprosula memiliki kebutuhan IC matahari yang berbeda dalam pertumbuhan. Kebutuhan IC matahari maksimal jenis S. parvifolia adalah 404.67 Footcandle riap diameter 1.50 cmtahun di kondisi datar, tetapi kebutuhan optimal berada pada IC sebesar 397.07 Footcandle riap diameter 1.59 cmtahun di kondisi agak curam. Kebutuhan IC matahari minimal jenis S. parvifolia sebesar 156.53 Footcandle riap diameter 1.44 cmtahun di kondisi agak curam. Kebutuhan IC matahari maksimal jenis S. leprosula adalah 285.87 Footcandle riap diameter 2.19 cmtahun di kondisi datar, tetapi kebutuhan optimal berada pada IC sebesar 278.20 Footcandle riap diameter 2.91 cmtahun. Kebutuhan IC matahari minimal jenis S. leprosula adalah 130.47 Footcandle riap diameter 1.78 cmtahun. Dapat dilihat bahwa pada jenis S. leprosula memiliki ketahanan terhadap penerimaan IC matahari yang minimal lebih tinggi bila dibandingkan dengan S. parvifolia. Pada penerimaan IC matahari jenis S. parvifolia yang hampir sama dengan penerimaan IC matahari jenis S. leprosula, memiliki riap diameter dan riap tinggi lebih besar pada jenis S. leprosula. Turner dan Ashton 1989 dan 1995 mengatakan bahwa jenis Shorea spp. yang lebih toleran terhadap naungan mengalokasikan keseimbangan kekeringan massa terhadap pengembangan akar dibanding uap air dan daun di lingkungan lantai hutan, namun kebalikan untuk yang tidak toleran naungan. Hasil perbandingan pertumbuhan dengan penerimaan IC yang hampir sama dari kedua jenis meranti tersebut adalah bahwa S. leprosula memiliki sifat yang lebih toleran terhadap cahaya. Pertumbuhan diameter S. parvifolia plot agak curam jalur 2 memiliki riap terbesar 1.59 cmtahun yang berbeda nyata pada taraf 5 yang dipengaruhi IC matahari sebesar 6.85 . Sedangkan pertumbuhan diameter S. leprosula plot datar jalur 2 memiliki riap terbesar 2.91 cmtahun yang berbeda nyata pada taraf 5 persen yang dipengaruhi IC matahari sebesar 16.6 . Dapat dilihat bahwa pertumbuhan diameter S. leprosula lebih tinggi dibandingkan dengan Shorea parvifolia. Pertumbuhan tinggi S. parvifolia plot datar jalur 1 memiliki riap terbesar sebesar 247.05 cmtahun dengan IC matahari 404.67 Footcandle. Sedangkan riap tinggi S. leprosula plot agak curam jalur 1 memiliki riap terbesar sebesar 289.35 cmtahun dengan IC matahari 133.6 Footcandle. Dapat dilihat bahwa pertumbuhan tinggi S. leprosula lebih tinggi dibandingkan dengan Shorea leprosula. Pertumbuhan tinggi jenis S. parvifolia rata rata plot penerimaan IC matahari yang lebih besar plot datar memiliki rata rata riap tinggi dan diameter yang lebih kecil, sebaliknya pada penerimaan IC matahari yang lebih kecil plot agak curam memiliki rata rata riap tinggi dan diameter yang lebih besar. Pertumbuhan tinggi jenis S. leprosula plot penerimaan intensitas cahaya matahari yang lebih besar plot datar memiliki rata rata riap tinggi dan diameter yang lebih kecil, sebaliknya pada penerimaan intensitas cahaya matahari yang lebih kecil plot agak curam memiliki rata rata riap tinggi dan tinggi yang lebih besar. Dapat dilihat bahwa penerimaan IC matahari rata rata yang lebih besar menghasilkan rata rata riap tinggi dan diameter yang lebih kecil dan sebaliknya. Dari hasil penerimaan rata rata IC bahwa jenis S. parvifolia dan S. leprosula pada umur 2,5 tahun memiliki pertumbuhan diameter dan tinggi yang lebih baik pada penerimaan rata rata IC yang lebih sedikit. Tabel 1 menunjukkan rata rata riap diameter dan tinggi S. parvifolia umur 2,5 tahun pada plot agak curam jalur 2 dibawah IC 397.07 foot candle memiliki riap diameter terbesar senilai 1.59 cm tahun. Suatu toleransi naungan pada semai atau anakan pohon jenis dipterocarp yang lebih tua, memiliki permintaan IC yang lebih tinggi dan dapat dimanipulasi pada awal penanaman Strugnell, 1936. Pada plot dan jalur ini terdapat hasil analisis yang berbeda nyata sebesar 0.0158 dengan pengaruh IC sebesar 6.85 terhadap riap diameter. Di jalur 2 ini IC berada di tingkat cahaya jenuh tajuk lebih terbuka yang mencapai titik maksimal bagi pertumbuhan diameter dibandingkan dengan jalur lain pada plot yang sama, sehingga akan meningkatkan suhu udara. Peningkatan cahaya bagi Shorea parvifolia secara berangsur angsur akan meningkat proses fotosintesis hingga tingkat kompensasi cahaya, yaitu tingkat cahaya pada saat pengambilan CO2 sama dengan pengeluaran CO2, apabila cahaya terus menerus meningkat fotosintesis akan terus naik sampai mencapai tingkat cahaya jenuh Daniel et al. 1989. Observasi lapang menunjukkan bahwa dipterocarp memerlukan keteduhan parsial dengan perkembangan terbaik pada intenistas cahaya matahari penuh. Surigao del Sur menunjukkan bahwa semai dan pancang dipterocarp dbh 5 20cm dapat tumbuh tiga kali lebih cepat di dalam area yang bersih sehingga mencegah persaingan pertumbuhan lainnya. Di dalam Bislig menunjukkan bahwa semai dan pancang dapat tumbuh lebih cepat 35 kali daripada area yang tidak diperlakukan Revilla 1976. Dalam jalur ini didapatkan hasil riap tumbuh terbaik yang disebabkan oleh proses fotosintesis berjalan lancar sehingga mengakibatkan cadangan makanan tersimpan baik dan diikutsertakan oleh respirasi yang baik pula. Jenis Shorea parvifolia pada plot agak curam jalur 2 memiliki suhu udara yang tinggi akibat dari penyinaran IC matahari yang agak besar. Pada suhu tinggi laju respirasi meningkat dan suhu tersebut tinggi tersebut optimal maka ini akan mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tunas Kozlowski et al. 1991. Kramer dan Kozlowski 1960 mengatakan bahwa pertumbuhan diameter sebagian besar jelas berasal dari hasil fotosíntesis dan sangat peka terhadap kondisi lingkungan, terutama persediaan air. Pada saat suhu dalam tanah maksimum, maka respon akar dalam menghisap air dan mineral maksimum; sebaliknya pada saat suhu dalam tanah minimum, praktis akar tidak mampu menghisap air dan mineral. Respon akar dalam menghisap air dan mineral dari dalam tanah berkaitan dengan tercapainya suhu maksimum dalam tanah. Adanya intensitas cahaya yang lebih tinggi akan lebih baik bagi pertumbuhan akar. Dengan demikian maka akar akan lebih mudah mengambil air yang paling dalam, sehingga proses fotosintesis dapat berjalan dengan baik. Bagaimanapun, pada siang hari bila tumbuhan mendapat cahaya yang cukup maka fotosintesis berlangsung dengan laju sekitar 10 kali lebih besar dari pada laju respirasi. Petak Shorea parvifolia pada plot agak curam yang memiliki intensitas dibawah kurang dari 397.07 foot candle tidak menunjukkan perbedaan riap tumbuh diameter yang nyata ini bisa disebabkan oleh IC matahari yang masuk ke dalam jalur belum maksimal. Pernyataan Daniel, et. al. 1997 bahwa terhambatnya pertumbuhan diameter tanaman karena produk fotosintesisnya serta spektrum cahaya matahari yang kurang merangsang aktivitas hormon dalam proses pembentukan sel meristematik kearah diameter batang, terutama pada IC yang rendah. Keadaan pada beberapa jalur ini dapat disimpulkan bahwa penyinaran IC matahari terhadap daun tidak maksimal, dikarenakan luasan daun pada jenis ini kecil sehingga belum sepenuhnya mengoptimalkan IC matahari yang masuk. Hal ini dapat menyebabkan proses fotosintesis berjalan lambat. Riap tinggi Shorea parvifolia plot agak curam tidak memiliki perbedaan yang nyata. Pada intensitas cahaya yang rendah maka konsentrasi CO2 sulit untuk meningkat, sifat ini didukung oleh sifat morfologi jenis Shorea parvifolia yang luas daunnya lebih kecil sehingga jumlah klorofil rendah yang sulit untuk menangkap intensitas cahaya dan CO2 dengan maksimal. Mooney dan Ehrelinger 1977 menyebutkan bahwa CO2 adalah bahan utama fotosintesis, kecepatan fotosintesis meningkat dengan meningkatnya konsentrasi CO2 intraseluler. Sehingga bila pada jalur ini kurang memiliki intensitas cahaya yang maksimal untuk peningkatan konsentrasi CO2 maka kecepatan fotosintesis kurang maksimal. Etherington 1976 menambahkan konsentrasi CO2 dan tingkat pembukaan stomata mempengaruhi fotosintesis. Plot Shorea parvifolia datar memiliki rata rata intensitas cahaya maksimum, terdapat hasil analisis yang tidak berbeda nyata terhadap riap diameter dan riap tinggi. Keadaan ketiga jalur ini yaitu IC tinggi sehingga menyebabkan transpirasi tinggi, sehingga menyebabkan laju fotosintesis tinggi. Laju transpirasi yang besar, bila terus menerus akan cepat menurunkan kadar air dalam tanah, hal ini dapat ditandai dengan turunnya kelembaban udara relatif. Apabila hal seperti ini cukup lama berlangsung maka, dapat menurunkan pertumbuhan tanaman termasuk diameter tanaman. Kondisi plot ini didukung oleh tegakan pohon yang rendah sehingga terciptanya suhu udara yang tinggi disertai peningkatan laju transpirasi. Efisiensi penggunaan cahaya tidak akan tercapai apabila keadaan ketersediaan air menjadi terbatas Bates dan Roser 1928 dalam Tjondronegoro 1983. Kondisi pada plot ini dapat dilihat dalam pertumbuhannya bahwa banyak tanaman yang mati atau kerdil. S. parvifolia plot datar di ketiga jalur tersebut masih dapat bertahan tumbuh dengan pertumbuhan kurang maksimal. Jenis dipterocarp, biasanya tidak menyukai penanaman di lahan yang sepenuhnya bersih pengayaan hutan tanaman. Pengayaan tanaman jenis ini ditanam pada jalur lahan hutan yang dibersihkan Noerkamal 1955, khrisnaswamy 1956, et all. Lacher 1980 mengemukakan bahwa pada kondisi kering, tumbuhan yang toleran terhadap strees air cenderung akan menjaga potencial air daun yang tinggi pada protoplasma, yang akan memelihara tingginya kandungan air dan tekanan turgor sel tumbuhan. Proses metabolik sel tumbuhan secara kritis tergantung pada air, kehilangan air pada tumbuhan menyebabkan panghambatan secara langsung terhadap proses fotosíntesis yaitu pada transport electrón pada reaksi primer dan pada biokimia serta aktivitas enzim pada reaksi sekunder, tetapi hal itu masih dapat dikendalikan dengan adanya lubang saluran resin pada jenis Damar. Blackmore dan Tootill, 1998 dalam Cao 2000 mengemukakan bahwa damar selalu memberikan respon konduktansi stomata paling progresif baik pada responnya terhadap potencial air daun maupun terhadap kandungan air tanah, hal ini karena pada kondisi kering dan panas, resin pada daun Damar akan berevaporasi melalui lubang saluran resin di permukaan daun, sehingga akan meningkatkan kerapatan lapisan pembatas pada permukaan daun, yang pada akhirnya dapat meningkatkan resistansi difusi uap air Respon konduktansi stomata yang lebih progresif menguntungkan bagi Damar karena mengakibatkan Damar mampu mengendalikan laju transpirasi tanpa menyebabkan penurunan laju fotosíntesis yang drastis. Tabel 2 menunjukkan rata rata riap diameter dan tinggi S. leprosula plot datar memiliki IC antara lain 285.87, 278.20, 137.80 foot candle, memiliki riap diameter dan tinggi berturut turut 2.19 cmtahun, 221.03 cmtahun; 2.91 cmtahun, 217.58cmtahun; 0.70 cmtahun, 141.08 cmtahun. Plot ini memiliki hasil analisis sangat berbeda nyata sebesar 0.0001 dengan pengaruh IC sebesar 16.6 pada riap diameter. Intensitas cahaya yang optimal bagi S. leprosula pada kondisi datar ini sebesar 278.2 foot candle. Pada kondisi ini terlihat pada penerimaan IC sedang dapat mefungsikan ketersediaan air yang cukup dari adanya tegakan pohon yang cukup menjaga kelembaban pada lahan tersebut, sehingga keberlangsungan fotosintesis dapat berjalan baik. Kramer dan Kozlowski 1960 mengatakan bahwa pertumbuhan diameter sebagian besar jelas berasal dari hasil fotosíntesis dan sangat peka terhadap kondisi lingkungan, terutama persediaan air. Pada saat suhu dalam tanah optimal, maka respon akar dalam menghisap air dan mineral maksimum. Respon akar dalam menghisap air dan mineral dari dalam tanah berkaitan dengan tercapainya suhu maksimum dalam tanah. Plot S. leprosula datar jalur 2 memiliki IC sedang dan kelembaban tinggi dapat menjalankan reaksi fotosintesis yang baik sehingga menghasilkan respirasi yang baik pula. Tourney dan Korstia 1974 dalam Simarangkir 2000 mengemukakan pertumbuhan diameter tanaman berhubungan erat dengan laju fotosintesis akan sebanding dengan jumlah intensitas cahaya matahari yang diterima dan respirasi. Akan tetapi pada titik jenuh cahaya, tanaman tidak mampu menambah hasil fotosintesis walaupun jumlah cahaya bertambah. Tabel 2 juga menunjukkan plot S. leprosula agak curam memiliki rata rata penerimaan IC minimal, hasil analisis yang didapat adalah tidak berbeda nyata. Tetapi riap diameter dan riap tinggi pada jenis ini dapat dikatakan cukup tinggi bila dibandingkan dengan jenis S. leprosula dengan kondisi datar. Hal ini disebabkan oleh IC yang cukup sesuai dengan luas daun jenis S. leprosula yang lebih lebar daun lebih banyak sehingga dapat mengoptimalkan penerimaan intensitas cahaya yang minimal, ditambah dengan persediaan air yang optimal sehingga mendukung proses fotosintesis. Plot S. leprosula agak curam memiliki rata rata penerimaan IC matahari minimal yang masih bisa ditoleransi oleh jenis ini. June 1999 menyebutkan bahwa pada lingkungan cahaya yang rendah, tanaman harus dapat menyerap cahaya yang cukup untuk tetap hidup oleh karenanya tumbuhan tersebut harus dapat memaksimumkan jumlah cahaya yang diserap. Harjadi 1999 menyebutkan bahwa pada intensitas cahaya yang tinggi, cahaya yang datang lebih banyak yang dilewatkan melalui daun dan dipantulkan sedangkan pada intensitas cahaya rendah, cahaya yang datang lebih banyak diserap dan digunakan. Pertumbuhan S. leprosula plot agak curam ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan S. leprosula datar disebabkan oleh penerimaan IC yang lebih rendah penutupan tajuk tinggi mengakibatkan tajuk tanaman untuk lebih merangsang pertumbuhan ke atas untuk mendapatkan intensitas cahaya matahari optimal. Perbandingan kedua jenis ini memperllihatkan bahwa riap diameter dan riap tinggi jenis S. leprosula yang paling besar dalam dua kondisi datar dan agak curam dengan penerimaan rata rata IC yang paling minimal dibandingkan jenis S. parvifolia. Sagala 1994 menjelaskan bahwa Shorea leprosula mempunyai pertumbuhan yang cepat dan lebih mampu tumbuh di tempat terbuka, Shorea leprosula dengan umur 1.5 tahun mempunyai tinggi 1.2 m sedangkan Shorea parvifolia umur yang sama tingginya 1 m.

BAB VI KESIMPULA DA SARA

Dokumen yang terkait

Diagnosis jenis Shorea parvifolia Dyer dan Shorea leprosula Miq. berdasarkan random amplified polymorphic DNA(RAPD)

1 20 56

Variasi DNA Kloroplas Shorea spp (Shorea acuminata Dyer, Shorea leprosula Miq dan Shorea parvifolia Dyer) Berdasarkan Penanda Mikrosatelit.

0 6 118

Pertumbuhan Tanaman Shorea leprosula Miq dalam Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) (Studi Kasus di Areal IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur Kalimantan Barat)

1 9 81

Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq) Dalam Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di Areal IUPHHK-HA PT. Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah)

1 15 5

Respon Pertumbuhan Anakan Shorea leprosula Miq, Shorea mecistopteryx Ridley, Shorea ovalis (Korth) Blume, dan Shorea selanica (Dc) Blume terhadap Tingkat Intensitas Cahaya Matahari

0 2 90

The Growth of Red Meranti (Shorea leprosula Miq.) with Selective Cuttingand Line Planting in areas IUPHHK-HA PT. Sarpatim Central Kalimantan

0 3 86

Model Penduga Volume Sortimen Kayu Perdagangan pada Pohon Berdiri dengan Inventarisasi Kualitas. Studi Kasus Jenis Shorea leprosula Miq. di Areal IUPHHK-HA PT Sari Bumi Kusuma Kalimantan Tengah

0 3 53

Pertumbuhan Meranti Merah (Shorea leprosula Miq.) pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Areal IUPHHK-HA PT Sarmiento Parakantja Timber Kalimantan Tengah

1 21 29

Tabel Volume Meranti Merah (Shorea leprosula Miq) dan Meranti Kuning (Shorea multiflora Miq) di Areal IUPHHK Provinsi Kalimantan Tengah

0 4 35

Variasi DNA Kloroplas Shorea spp (Shorea acuminata Dyer, Shorea leprosula Miq dan Shorea parvifolia Dyer) Berdasarkan Penanda Mikrosatelit

1 15 54