4.2 Karakterisasi Ekstrak
Proses ekstraksi dilakukan pada penangas air bergoyang dengan 3 variasi suhu 70
o
C, 85
o
C, 100
o
C dan 2 variasi waktu 15 dan 30 menit. Ekstrak yang telah dihasilkan kemudian ditepatkan kembali pada volume 230 ml setiap 1ml
ekstrak mengandung 0,21 gram kelopak rosella basah dan diukur pH masing- masing ekstrak setelah ditepatkan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
semakin tinggi dan lama waktu ekstraksi maka volume ekstrak semakin tinggi. Diduga pada suhu yang semakin tinggi kemampuan sampel menahan air dan
komponen- komponen larut air semakin rendah sehingga semakin banyak komponen larut air yang terbebaskan dan bercampur dengan aquades. Hal tersebut
menyebabkan volume ekstrak akhir sama atau lebih besar dari volume awal. Peningkatan suhu akan menurunkan kemampuan bahan pangan menahan air yang
mungkin disebabkan oleh perubahan-perubahan akibat pemanasan yang tidak dapat kembali Purnomo. 1995. Menurut Duke 2008 rosella segar memiliki
kadar air sebesar 80. Karakterisasi ekstrak dilakukan dengan melihat pH, total fenol dan total
asam tertitrasi. Analisis pH, total fenol dan total asam tertitrasi dilakukan untuk mengetahui karakter dari ekstrak yang digunakan dalam analisis inhibisi enzim,
sehingga dapat diamati hubungan antara karakter ekstrak dengan kemampuan farmakologi ekstrak.
4. 2. 1 Nilai Keasaman pH Skala pH bersifat logaritmik, yang berarti perbedaan 1 unit pH dari 2 buah
larutan menunjukkan bahwa larutan yang satu mempunyai konsentrasi H
+
10 kali konsentrasi H
+
pada larutan yang lain. Istilah pH ditentukan oleh persamaan berikut :
pH = log 1 = - log [H
+
] [H
+
] Pengukuran pH adalah salah satu prosedur yang paling penting, karena pH
menetukan banyak peranan penting dari struktur dan aktivitas makromolekul biologi seperti aktivitas katalitik enzim Lehninger. 1994.
Perlakuan suhu dan lama pemanasan pada saat ekstraksi tidak berpengaruh pada pH ekstrak. Nilai keasaman pH awal ekstrak rosella relatif seragam yaitu
antara 2,78-2,86 Gambar 11, Lampiran 1, sedangkan pH minuman rosella komersial pada umumnya antara pH 3-4. Rosella mengandung asam-asam organik
seperti asam sitrat, asam askorbat dan asam hibiscus yang akan menyebabkan ekstrak rosella menjadi bersifat asam. Hart et al 2003 menyatakan total asam
pada sampel akan berkorelasi dengan nilai pH sampel. Pada umumnya semakin tinggi asam pada sampel maka nilai pH akan semakin rendah, akan tetapi hal
tersebut tidak berlaku pada beberapa kondisi. Hasil uji analisis sidik ragam menunjukkan nilai pH tidak berbeda pada berbagai kondisi ekstraksi Lampiran
2.
Gambar 11. Nilai pH dan total asam tertitrasi ekstrak rosella
4. 2. 2 Total Asam Tertitrasi