V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1  Massa Karbohidrat
Karbohidrat  merupakan  produk  utama  dalam  proses  fotosintesis  oleh tumbuhan,  hasil  sintesis  senyawa  karbondioksida  dan  air  dengan  bantuan
cahaya  matahari.  Pengukuran  daya  serap  karbondioksida  bambu  Betung Dendrocalamus  asper  Schult  f.  Backer  ex  Heyne  dilakukan  dengan
melakukan analisis karbohidrat dengan menggunakan metode fitokimia yang dilanjutkan dengan spektrofotometri. Nilai massa karbohidrat yang dihasilkan
oleh  suatu  tanaman  menunjukkan  adanya  penyerapan  karbondioksida  pada tanaman tersebut. Persentase karbohidrat berbanding lurus dengan massanya.
Apabila  persentase  karbohidrat  tinggi,  maka  massa  karbohidrat  pun  akan tinggi,  demikian  juga  sebaliknya.  Pada  saat  analisis,  kandungan  karbohidrat
pada  masing-masing  tanaman  dapat  ditaksir  melalui  warna  larutan  hasil ekstraksi.  Semakin  pekat  larutan,  yaitu  berwarna  biru  tua,  pada  alat
spektrofotometer menunjukkan semakin tinggi kandungan karbohidratnya. Massa
karbohidrat yang
dihasilkan pada
bambu Betung
Dendrocalamus  asper  Schult  f.  Backer  ex  Heyne,  diteliti  pada pengambilan  sampel  daun  tua,  dewasa,  muda  yang  dilakukan  setiap  3  jam
sekali untuk 2 hari pertama, 4 jam sekali untuk 2 hari kedua, dan 6 jam sekali untuk 2 hari ketiga. Setiap 2 hari pengamatan diberi selang satu hari.
Selain  menghasilkan  oksigen  pada  siang  hari  melalui  proses fotosintesis, tumbuhan juga melakukan proses respirasi di malam hari dengan
menyerap  oksigen,  maka  dari  itu  untuk  mengetahui  kemampuan  daya  serap CO
2
bersih tumbuhan, dilakukan pengambilan sampel pada malam hari untuk mengetahui seberapa besar CO
2
yang dilepaskan oleh daun.
Berikut  merupakan  tabel  hasil  perngukuran  massa  karbohidrat  pada daun bambu Betung Dendrocalamus asper Schult f. Backer ex Heyne
Tabel 2  Massa karbohidratC
6
H
12
O
6
pada daun bambu betung
Hari Pengambilan Waktu Pengambilan
Massa C₆H O ₆ gram
Tua Dewasa
Muda
1 06.00
0,0288 0,0185
0,0079 09.00
0,0379 0,0551
0,0475 12.00
- 0,1319
0,1532 15.00
0,0598 0,0910
0,0946 18.00
0,0610 0,0683
0,0582 21.00
0,0414 0,0397
0,0324 00.00
0,0339 0,0337
0,0275 03.00
0,0433 0,0344
0,0460
2 06.00
0,0453 0,0380
0,0286 09.00
0,0624 0,0680
0,0363 12.00
0,1345 0,1246
0,1109 15.00
0,1121 0,1328
0,1063 18.00
0,0822 0,0874
0,0775 21.00
0,0673 0,0780
0,0480 00.00
0,0566 0,0577
0,0511 03.00
0,0569 0,0627
0,0559
4 06.00
0,0375 0,0450
0,0403 10.00
0,1174 0,1211
0,0937 14.00
0,1558 0,1159
0,1229 18.00
0,0805 0,0645
0,0610 22.00
0,0425 0,0397
0,0364 02.00
0,0350 0,0380
0,0234
5 06.00
0,0564 0,0556
0,0504 10.00
0,1321 0,1055
0,1295 14.00
0,1496 0,1154
0,1174 18.00
0,0848 0,0717
0,0446 22.00
0,0459 0,0513
0,0540 02.00
0,0401 0,0385
0,0218 7
06.00 0,0594
0,0743 0,0543
12.00 0,1362
0,1153 0,1141
18.00 0,0500
0,0355 0,0333
00.00 0,0351
0,0332 0,0306
8 06.00
0,0548 0,0644
0,0594 12.00
0,1394 0,1026
0,1022 18.00
0,0691 0,0331
0,0319 00.00
0,0682 0,0614
0,0548
Dari  data  pada  Tabel  2  diperoleh  kurva  respon  cahaya  yang  didekati dengan  model  regresi  linier  berganda  dengan  transformasi  sinusoidal.  Dari
model  tersebut    kemudian  dilakukan  pengujian  tingkat  kepentingan  peubah bebas.  Pengujian tingkat  kepentingan peubah bebas dapat  dilihat pada Tabel
3.  Uji  tingkat  kepentingan  peubah  bebas  dimaksudkan  untuk  mengetahui peranan  masing-masing  peubah  bebas  di  dalam  persamaan  pembentukan
model  yang  dilakukan  dengan  melihat  nilai  p  probability  value  atau  p- value. Data penelitian ini dipilih p-value
≤ 0,1 untuk setiap koefisien regresi. Koefisien  determinasi  R
2
adalah  ukuran  dari  besarnya  keragaman peubah    terikat  yang  dapat  diterangkan  oleh  keragaman  peubah  bebasnya.
Perhitungan  besarnya  Koefisien  Determinasi  R
2
bertujuan  untuk  melihat tingkat  ketelitian  dan  keeratan  hubungan.  Semakin  besar  nilai  R
2
,  semakin besar  pula  total  keragaman  yang  dapat  diterangkan  oleh  model,  sehingga
diperoleh persamaan regresi yang semakin baik. Pada  model  regresi  linier  berganda  dimana  terdapat  empat  koefisien
regresi  B,C,D,E,  setelah  dilakukan  pengujian  statistik  dengan  taraf  nyata 10, diperoleh nilai p-value untuk koefisien E lebih dari 0,1 yaitu untuk daun
tua  sebesar  0,95;  daun  dewasa  sebesar  0,95;  dan  daun  muda  sebesar  0,92 maka  koefisien  E  tidak  berpengaruh  nyata.  Model  regresi  linier  berganda
yang  kedua  terdapat  tiga  koefisien  regresi  B,C,D,  setelah  dilakukan pengujian  statistik  dengan  taraf    nyata  10,  diperoleh  nilai  P-value  untuk
koefisien  C  lebih  dari  0,1  yaitu  untuk  daun  tua  sebesar  0,29;  daun  dewasa 0,49;  dan  daun  muda  0,29  maka  koefisien  C  tidak  berpengaruh  nyata.
Selanjutnya  dilakukan  kembali  pengujian  berdasarkan  P-value  untuk koefisien  B  dan  D,  dan  diperoleh  nilai  P-value  kurang  dari  0,1  untuk
koefisien  B  dan  D,  sehingga  koefisien  B  dan  D  inilah  yang  digunakan  ke dalam model persamaan regresi linier berganda untuk membuat kurva respon
cahaya.  Khusus  untuk  daun  muda,  meskipun  nilai  probabilitas  koefisien  B lebih dari 10, tetap dipilih model persamaan ketiga karena lebih sederhana
daripada model persamaan kedua.
24 Tabel 3  Uji Tingkat Kepentingan Peubah Bebas.
Model Jenis
daun Model regresi linier berganda
R² P value
A B
C D
E
I Tua
Ŷ = 0,0268 + 0,0023Z
1
X-24H-1 + 0,0007Z
2
X-24H-1 + 0,083Z
1
sin2πX-624   + 0,0036Z
2
sin2πX-624 67,05
0,127236 0,069249
0,745402 4,94E-07
0,948852 Dewasa
Ŷ = 0,0383 + 0,0013Z
1
X-24H-1 + 0,0004Z
2
X-24H-1 + 0,0619Z
1
sin2πX-624 +0,0025Z
2
sin2πX-624 71,83
0,00204 0,124784
0,754378 5,59E-08
0,948939 Muda
Ŷ = 0,0257 + 0,0015Z
1
X-24H-1 + 0,0007Z
2
X-24H-1 + 0,0698Z
1
sin2πX-624 +0,004Z
2
sin2πX-624 71,84
0,047053 0,103197
0,636573 2,89E-08
0,924282
II Tua
Ŷ  = 0,0269 + 0,0024Z
1
X-24H-1 + 0,0008Z
2
X-24H-1 + 0,0829Z
1
sin2πX-624 67,05
0,118165 0,064694
0,28945 3,21E-07
- Dewasa
Ŷ  = 0,0383 + 0,0013Z
1
X-24H-1 + 0,0004Z
2
X-24H-1 + 0,0619Z
1
sin2πX-624 71,83
0,00168 0,11632
0,482919 3,35E-08
- Muda
Ŷ  = 0,0255 + 0,0015Z
1
X-24H-1 + 0,0006Z
2
X-24H-1 + 0,0699Z
1
sin2πX-624 71,83
0,043582 0,095094
0,289239 1,69E-08
- III
Tua Ŷ  = 0,0435 + 0,0014Z
1
X-24H-1 + 0,0656Z
1
sin2πX-624 69,45
8,55E-09 0,02465
- 2,26E-07
- Dewasa
Ŷ  = 0,0454 + 0,0008Z
1
X-24H-1 + 0,0602Z
1
sin2πX-624 71,38
5,69E-11 0,090047
- 1,76E-08
- Muda
Ŷ  = 0,0374 + 0,0007Z
1
X-24H-1 + 0,0669Z
1
sin2πX-624 70,81
3,9E-08 0,164717
- 1,44E-08
-
Kurva  respon    cahaya  daun  bambu  betung  secara  keseluruhan  dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2  Kurva respon cahaya daun bambu betung secara keseluruhan.
Massa  Karbohidrat  dalam  15  gram  daun  ditunjukkan  oleh  persamaan kurva  sinusoidal  pada  Gambar  2.  Kurva  sinusoidal  mengalami  kenaikan
mulai  jam  06.00  pagi  sampai  jam  12.00  siang.  Hal  ini  menunjukkan terjadinya  proses  fotosintesis  maksimal  yang  dipengaruhi  intensitas  cahaya
matahari  pada  jam  12.00  siang.  Setelah  jam  12.00  siang  kurva  mengalami penurunan  sampai  jam  18.00,  hal  ini  terjadi  seiring  penurunan  intensitas
cahaya  matahari  yang  menyebabkan  fotosintesis  turun  sehingga  massa karbohidrat  juga  turun.  Pada  malam  hari  yang  dimulai  setelah  jam  18.00
dimana tidak terdapat cahaya, menyebabkan kurva sinusoidalnya datar hal ini menunjukkan  sintesis  karbohidrat  di  malam  hari  relatif  stabil  karena
ketiadaan  cahaya.  Respirasi  lebih  besar  daripada  sintesis  karbohidrat  di malam  hari.  Hal  ini  diperlihatkan  oleh  kurva  massa  karbohidrat  jam  6  pagi
yang lebih tinggi daripada massa karbohidrat estimasi. Massa karbohidrat jam 6 pagi adalah 0,05179 g; 0,05059 g; dan 0,04203 g berturut-turut untuk daun
tua, dewasa, dan muda. Sedangkan massa karbohidrat estimasi di malam hari untuk daun tua, dewasa, muda beturut-turut adalah 0,04349 g; 0,04539 g; dan
0,03737 g.
0,02 0,04
0,06 0,08
0,1 0,12
0,14 0,16
0,18 0,2
12 24
36 48
60 72
84 96 108 120 132 144 156 168 180 192
Tua Observasi Dewasa Observasi
Muda Observasi Tua Estimasi
Dewasa Estimasi Muda Estimasi
Garis  pusat  mengalami  kenaikan  dari  pagi06.00  sampai  sore18.00, yang menunjukkan bahwa massa karbohidrat di sore hari lebih besar daripada
massa karbohidrat di pagi hari karena energi matahari di sore hari lebih tinggi daripada  di  pagi  hari.  Hal  ini  terjadi  disebabkan  proses  fotosintesis  dengan
bantuan  cahaya  matahari  yang  menghasilkan  karbohidrat  sehingga  nilai karbohidratnya bertambah.
Gambar 3  Kurva Respon Cahaya Daun Tua.
Pada kurva respon cahaya daun tua Gambar 3 dapat diketahui bahwa massa  karbohidrat  mengalami  peningkatan  pada  pukul  06.00  WIB  0,052  g
sampai 12.00 WIB 0,126 g, dan mengalami penurunan pada jam 18.00 WIB 0,068  g.  Massa  karbohidrat  pada  sore  hari    jam  18.00  yaitu  0,068g  lebih
besar  daripada  pagi  hari  jam  06.00  sebesar  0,052  g,  hal  ini  menunjukkan kenaikan  nilai  karbohidrat  yang  merupakan  hasil  dari  fotosintesis.  Massa
Karbohidrat per hari dapat diperoleh melalui integral persamaan regresi linier berganda
�
f
= 0,04349 + 0,00138 + 0,06562sin
2 π  −6
24 18
6
− 0,05179
Gambar  3.  Massa  karbohidrat  per  hari  yang  dihasilkan  selama  proses fotosintesis sebesar 0,6008 g. Sedangkan pada proses respirasi di malam hari,
massa  karbohidrat  yang  diperoleh  cenderung  tidak  mengalami    perubahan yang berarti. Massa karbohidrat secara berturut-turut  yaitu pukul 21.00 WIB
0,041 g; 00.00 WIB 0,033 g; 03.00 WIB 0,43 g. Massa karbohidrat pada
0,02 0,04
0,06 0,08
0,1 0,12
0,14 0,16
0,18 0,2
12 24 36 48 60 72 84 96 108 120 132 144 156 168 180 192 Tua Observasi
Tua Estimasi Tua 6 pagi
Tua Pusat
y=0.043496+0.001382z
1
X-24H-1+0.065619z
1
sin2 x-624
R
2
=69,45
malam  hari  yang  dipengaruhi  proses  respirasi  dapat  diketahui  melalui pendekatan  persamaan
� =   0,05179 − 0,04349
30 18
dan  diperoleh  nilai massa karbohidrat selama proses respirasi per hari sebesar 0,0995 g. Jadi nilai
massa karbohidrat bersih pada daun tua selama 24 jam yaitu sebesar 0,5012 g.
Gambar 4  Kurva Respon Cahaya Daun Dewasa.
Pada  kurva  respon  cahaya  daun  dewasa  Gambar  4  dapat  diketahui bahwa massa karbohidrat pada jam 06.00 WIB 0,051 g mengalami kenaikan
pada jam 12.00 WIB 0,116 g; dan menurun pada jam 18.00 WIB 0,061 g. Massa  karbohidrat  pada  sore  hari  jam  18.00  yaitu  0,061  g  lebih  besar  dari
pada pagi hari jam 06.00 sebesar 0,051 g. Hal ini menunjukkan kenaikan nilai karbohidrat  yang  merupakan  hasil  dari  fotosintesis.  Massa  Karbohidrat  per
hari  dapat  diperoleh  melalui  integral  persamaan  regresi  linier  berganda
�
f
= 0,045397 + 0,00087 + 0,06021sin
2 π  −6
24 18
6
− 0,05059
Gambar 4. Dari persamaan tersebut dapat diketahui massa karbohidrat per hari  yang
dihasilkan  selama  proses  fotosintesis  sebesar  0,5225  g.  Sedangkan  pada malam  hari  terjadi  proses  respirasi.  Massa  karbohidrat  di  malam  hari
cenderung tidak mengalami  perubahan yang berarti, seperti ditunjukkan oleh kurva  linier  yang  mendatar.  Massa  karbohidrat  secara  berturut
–turut  yaitu pukul  21.00  WIB  0,039  g;  00.00  WIB  0,033  g;  03.00  WIB  0,034  g.
0,02 0,04
0,06 0,08
0,1 0,12
0,14 0,16
0,18 0,2
12 24 36 48 60 72 84 96 108 120 132 144 156 168 180 192 M
a ss
a K
a rbo
hid ra
t g
ra m
Waktu Pengambilan Sampel Jam
Dewasa Observasi Dewasa Estimasi
Dewasa 6 pagi Dewasa Pusat
Ŷ=0.045397 + 0.000867Z
1
X-24H-1 + 0.060215Z
1
sin2 X-624
R
2
=71,38
Massa  karbohidrat  pada  proses  respirasi  dapat  diketahui  melalui  pendekatan persamaan
�
r
= 0,05059
30 18
− 0,04539   dan  diperoleh  nilai  massa karbohidrat  selama  proses  respirasi  per  hari  sebesar  0,06231  g.  Jadi  nilai
massa  karbohidrat  bersih  pada  daun  dewasa  selama  24  jam  yaitu  sebesar 0,46022 g.
Gambar 5  Kurva Respon Cahaya Daun Muda.
Pada  kurva  respon  cahaya  daun  muda  Gambar  5  dapat  diketahui bahwa  massa  karbohidrat  mengalami  peningkatan  pada  jam  06.00  WIB
0,042  g  sampai  jam  12.00  WIB  0,114  g,  dan  mengalami  penurunan sampai  jam  18.00  WIB  0,051  g.  Massa  karbohidrat  pada  sore  hari    jam
18.00 yaitu 0,051 g, lebih besar daripada pagi hari jam 06.00 sebesar 0,042 g. Hal  ini  menunjukkan  kenaikan  nilai  karbohidrat  yang  merupakan  hasil  dari
fotosintesis.  Massa  Karbohidrat  per  hari  dapat  diperoleh  melalui  integral persamaan
regresi linier
berganda �
f
= 0,03736 + 0,00076 +
18 6
0,06695sin
2 π
−6 24
− 0,04203   Gambar  5.  Dari  persamaan  tersebut dapat  diketahui  massa  karbohidrat  pada  siang  hari  yang  dihasilkan  selama
proses  fotosintesis  sebesar  0,5673  g.  Sedangkan  pada  proses  respirasi  di malam  hari,  massa  karbohidrat  yang  diperoleh  cenderung  tidak  mengalami
perubahan yang berarti. Massa karbohidrat secara berturut – turut yaitu pukul
0,02 0,04
0,06 0,08
0,1 0,12
0,14 0,16
0,18 0,2
12 24 36 48 60 72 84 96 108 120 132 144 156 168 180 192 M
a ss
a K
a rbo
hid ra
t g
ra m
Waktu Pengambilan Sampel Jam
Muda Observasi Muda Estimasi
Muda 6 pagi Muda Pusat
Ŷ=0.037369+ 0.000776Z
1
X-24H-1 + 0.066955Z
1
sin2 X-624
R
2
=70,81
21.00  WIB  0,032  g;  00.00  WIB  0,027  g;  03.00  WIB  0,046  g.  Massa karbohidrat  pada  proses  respirasi  dapat  diketahui  melalui  pendekatan
persamaan �
r
= 0,04203 −
30 18
0,03736 dan  diperoleh  nilai  massa
karbohidrat  selama  proses  respirasi  per  hari  sebesar  0,05593g.  Jadi  nilai massa  karbohidrat  bersih  pada  daun  dewasa  selama  24  jam  yaitu  sebesar
0,5113 g. Tabel 4  Massa karbohidrat bersih per hari
No Jenis daun
Fotosintesis bersih per hari siang
gram karbohidrat Respirasi bersih per
hari malam gram karbohidrat
Massa karbohidrat bersih per hari
gramhari 1
Muda 0,5673
0,0559 0,5114
2 Dewasa
0,5225 0,0623
0,4602 3
Tua 0,6008
0,0995 0,5012
Dari  ketiga  jenis  sampel  daun  tersebut  sebagaimana  disajikan  pada Tabel  4,  massa  karbohidrat  paling  banyak  selama  24  jam  yaitu  daun  muda
dengan  nilai  massa  karbohidrat  bersih  yaitu  sebesar  0,5114  g,  selanjutnya daun  tua  sebesar  0,5012  dan  daun  dewasa  sebesar  0,4602  g.
Hal  ini
sesuai dengan  pernyataan  Lakitan  1993  bahwa  kemampuan  daun  untuk
berfotosintesis  meningkat  pada  awal  perkembangan  daun,  tetapi  kemudian mulai  turun,  kadang  sebelum  daun  tersebut  berkembang  penuh.
Pada  h
asil penelitian ini, massa karbohidrat daun tua lebih tinggi daripada daun dewasa,
hal  ini  kemungkinan  terbesar  disebabkan  oleh  kedua  jenis  daun  tua  dan dewasa menerima sinar matahari yang tidak sama banyak, sesuai pernyataan
Gardner  1996  bahwa  salah  satu  faktor  yang  mempengaruhi  fotosintesis adalah cahaya sehingga dengan peningkatan cahaya secara berangsur-angsur,
fotosintesis  juga  akan  meningkat.  Pada  penelitian  ini  daun  dewasa  relatif menerima  sinar  matahari  yang  lebih  sedikit  dibandingkan  daun  tua  yang
disebabkan daun dewasa ternaungi oleh tumbuhan lain karena kondisi batang bambu yang melengkung sehingga posisi daun tua  lebih banyak terkena sinar
matahari. Berdasarkan  nilai  massa  karbohidrat  pada  tiap  waktu  pengambilan
sampel,  yaitu  pukul  06.00  WIB;  09.00  WIB;  12.00  WIB;  15.00  WIB;  18.00 WIB;  21.00  WIB;  00.00  WIB;  03.00  WIB,  dapat  diketahui  bahwa  massa
karbohidrat tertinggi  terjadi  pada  pukul  12.00 WIB,hal  ini juga dapat  dilihat
pada  kurva  persamaan  sinusoidal  yang  mengalami  kenaikan  seiring  dengan kenaikan  intensitas  sinar  matahari.    Ini  disebabkan  pada  waktu  tersebut
intensitas  cahaya  matahari  paling  tinggi  sehingga  laju  fotosintesis  mencapai titik  maksimum  dan  karbondioksida  yang  diserap  semakin  tinggi.  Sesuai
dengan  pernyataan  Lakitan  1993  bahwa  fiksasi  karbondioksida  maksimum terjadi  pada  tengah  hari,  yakni  pada  saat  intensitas  cahaya  mencapai
puncaknya.
5.2  Daya Serap CO