Latar Belakang Tujuan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Rohadi 2010 bentuk usaha tanaman kayu yang paling menonjol pada saat ini adalah hutan rakyat. Hutan rakyat merupakan hutan yang tumbuh di atas tanah yang dibebani hak milik maupun hak lainnya dengan ketentuan luas minimum 0,25 ha dan penutupan tajuk tanaman kayu-kayuan lebih dari 50 atau pada tahun pertama sebanyak minimal 500 tanaman hektar. Jenis kayu yang berasal dari hutan tanaman memiliki persentase kayu muda yang cukup besar dibandingkan dengan kayu yang berasal dari hutan alam sehingga kualitasnya kurang baik. Kayu sengon, manii, dan akasia merupakan jenis tanaman yang dikembangkan dalam hutan rakyat. Ketiga jenis kayu tersebut merupakan jenis kayu cepat tumbuh. Kayu yang digunakan pada penelitian adalah kayu sengon, manii dan akasia yang berdiameter kecil sehingga memiliki kualitas rendah dan tidak sesuai jika digunakan untuk keperluan sruktural. Untuk memenuhi kayu struktural dengan dimensi yang tidak bergantung pada diameter kayu, dikembangkanlah bentuk struktur yang bukan berasal dari kayu utuh melainkan komponen laminasi yang dibuat melalui proses perekatan. Dalam pembuatan balok laminasi, kayu-kayu dengan kualitas rendah dapat dimanfaatkan sehingga meningkatkan efisiensi penggunaan kayu. Selain itu balok lamina dapat dibuat dalam berbagai variasi bentuk, ukuran, dan jumlah lapisan sehingga dapat menghasilkan ukuran yang relatif besar. Balok laminasi merupakan salah satu produk rekayasa yang dibuat dengan cara menggabungkan dua atau lebih kayu gergajian yang direkat dengan arah sejajar serat satu sama lain Moody et al. 1999. Dalam pembuatan balok laminasi, lamina yang mempunyai mutu lebih tinggi diletakkan pada bagian luar balok laminasi sedangkan lamina dengan mutu rendah diletakkan pada bagian dalam yang mendapat tegangan lebih kecil.

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui karakteristik balok laminasi sebagai kayu struktural berdasarkan standar JAS 234:2003. 2. Mengetahui pengaruh kombinasi kayu akasia-sengon, dan akasia-manii terhadap sifat keteguhan lentur dan keteguhan patah balok laminasi serta membandingkannya dengan balok laminasi yang tidak dikombinasikan.

1.3 Manfaat