5 Berdasarkan bentuknya protozoa dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu
ciliate, amoeba dan flagelata Martinez 1985 dalam Handayanto 2007. Di dalam tanah, protozoa umumnya hanya ditemui pada lapisan
atas tanah kedalaman 15 - 20 cm, karena katergantungan protozoa pada mikroba yang digunakan sebagai makanannya. Secara umum, tanah dengan kandungan liat
tinggi mengandung lebih tinggi jumlah protozoa ukuran kecil flagelata dan amoeba telanjang sedangkan tanah bertekstur kasar lebih banyak mengandung
flagelata besar, amoeba dua jenis dan ciliate Madigan et al. 2000.
Kondisi lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan protozoa adalah pada kondisi aerob, pH 3,5 - 9, tapi toleransinya bervariasi tergantung spesiesnya.
Temperatur tinggi dapat membunuh protozoa karena protozoa merupakan organisme medofilik memerlukan temperature sedang. Air diperlukan untuk
protozoa berbentuk ciliate, sementara flagelata lebih tahan kering. Tidak adanya air atau makanan menyebabkan pembentukan kista sebagai mekanisme bertahan
hidup. Protozoa dapat bertahun-tahun sebagai kista Handayanto 2007.
2.2.5 Alga
Seperti halnya tanaman, alga umumnya menggunakan energi sinar matahari untuk membuat makanannya melalui proses fotosintesis. Alga
menangkap energi matahari dan menghasilkan lebih banyak oksigen produk samping fotosintesis dibandingkan tanaman. Oleh karena itu alga dianggap
sebagai organisme fotosintesis terpenting di bumi. Bersama-sama protozoa dan hewan kecil lainnya dalam air membentuk suatu komunitas yang disebut
‘plankton’ sebagai sumber utama energi dan makanan untuk ikan dan hewan air lainnya. Alga juga menghasilkan sejumlah besar polisakarida ekstraseluler yang
dapat berperan sebagai senyawa yang membantu agregasi tanah yang dapat memperbaiki struktur tanah, selain itu alga juga mempunyai kemampuan
menambat nitrogen simbiotik maupun non-simbiotik dengan menggunakan enzim nitrogenase. Jumlah alga di dalam tanah umumnya 10
3
– 10
4
selg tanah. Jumlah alga bisa mencapai 10
8
selg tanah tergantung pada kondisi tanahnya. Alga membentuk simbiosis dengan fungi untuk membentuk lichen Handayanto 2007.
Alga tanah dibagi menjadi tiga golongan umum, yaitu 1 hijau-biru; 2 hijau; dan 3 diatom. Alga golongan tumbuhan hijau dan hijau-biru umumnya
berada pada lapisan tanah teratas. Alga diatom umumnya berada pada dasar perairan. Pertumbuhan alga sangat dipengaruhi oleh penambahan pupuk kandang
Supardi 1983.
2.3 Bahan Organik Tanah
Bahan organik tanah merupakan semua senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomasa
mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus. Bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan
kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas tanaman. Jika kadar bahan organik tanah menurun maka kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas
tanaman juga menurun. Menurunnya kadar bahan organik merupakan salah satu bentuk kerusakan tanah yang umum terjadi Stevenson 1994.
6 Bahan organik tanah berpengaruh terhadap sifat-sifat kimia, fisik maupun
biologi tanah. Fungsi bahan organik di dalam tanah sangat banyak, baik terhadap sifat fisik, kimia maupun biologi tanah, antara lain berpengaruh terhadap
ketersediaan unsur hara, membentuk agregat yang baik dan memantapkan agregat, dan mensuplai energi bagi organisme tanah. Selain dampak positif, penggunaan
bahan organik dapat pula memberikan dampak yang merugikan. Salah satu dampak negatif yang dapat muncul akibat penggunaan bahan organik yang berasal
dari sampah kota adalah meningkatknya logam berat yang dapat diasimilasi dan diserap tanaman, meningkatkan salinitas kontaminasi dengan senyawa organik
Stevenson 1994.
2.4 Unsur Hara
Hara atau nutrient adalah zat yang diserap tanaman untuk makanannya. Hara yang diserap ini dapat dalam bentuk molekul seperti CO
2
dan H
2
O, dan ion. Berdasarkan keesensialannya unsur hara yang dibutuhkan tanaman terbagi
menjadi dua yakni unsur hara esensial dan unsur hara non-esensial atau beneficial. Unsur hara esensial merupakan unsur hara yang mutlak dibutuhkan tanaman dan
fungsinya tidak bisa digantikan oleh unsur lain, Sedangkan unsur beneficial adalah unsur tambahan yang tidak dibutuhkan oleh semua tanaman, namun
perananya cukup penting pada tanaman tertentu. Misalnya pada tanaman jagung agar hasilnya berkualitas perlu ditambahkan unsur Al yang bisa diberikan pupuk
ALPO
4
Alumunium fosfat dalam jumlah tertentu. Bagi tanaman lain unsur Al justru dapat menyebabkan keracunan, namun pada tanaman jagung toleran
terhadap Al pada jumlah tertentu malah akan membantu meningkatkan produktivitasnya mendekati potensi genetisnya Supardi 1983.
Unsur hara esensial terdiri atas unsur hara makro dan mikro. Tidak terpenuhinya salah satu unsur hara akan mengakibatkan tanaman tersebut tidak
dapat menyelesaikan siklus hidupnya. C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan S merupakan unusr-unsur yang termasuk ke dalam unsur hara makro. Unsur hara mikro terdiri
atas Fe, Mn, Zn, Cu, Cl, Mo dan B Leiwakabessy 2003.
2.4.1 Nitrogen N
Nitrogen merupakan unsur yang penting bagi tanaman. Pada umumnya nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk NO
3 -
dan NH
4 +
. Bentuk N yang diabsorpsi oleh tanaman berbeda-beda. Tanaman padi mengambil Ndalam bentuk
NH
4 +
, sedangkan tanaman-tanaman darat mengabsorpsi dalam bentuk NO
3 -
. Nitrogen yang diserap ke dalam tanaman kemudian diubah menjadi
–N, -NH, - NH
2
yang kemudian diubah menjadi senyawa yang lebih kompleks dan menjadi protein Leiwakabessy 2003.
Dari tiga unsur N, P dan K yang biasanya diberikan sebagai pupuk, N memberikan pengaruh yang paling menyolok dan cepat. Nitrogen terutama
merangsang pertumbuhan di atas tanah dan memberikan warna hijau pada daun. Tanaman yang kurang memperoleh N akan tumbuh kerdil, daun menjadi kuning
atau hijau kekuning-kuningan dan sistem perakarannya terbatas Supardi 1983.
7
2.4.2 Fosfor P
Fosfor termasuk ke dalam unsur hara makro. Fosfor merupakan unsur yang mobil di dalam tanaman. Tanaman biasanya mengabsorpsi P dalam bentuk
ion orthofosfat primer H
2
PO
4 -
dan sebagian kecil dalam bentuk sekunder HPO
4 2-
. Absorpsi ion-ion tersebut dipengaruhi oleh pH di dalam tanah Leiwakabessy 2003.
Masalah yang sering dijumpai pada unsur P adalah jumlahnya yang relatif sedikit di dalam tanah dan adanya fiksasi P. Fiksasi P di dalam tanah
menyebabkan ketersediaan P menurun dan menimbulkan gejala kekurangan di dalam tanah. Serapan P yang normal akan berlangsung selama kemasaman tanah
tidak terlalu tinggi. Pengikatan P dapat ditekan serendah-rendahnya dengan mempertahankan pH tanah sekitar 6 dan 7 Supardi 1983.
2.4.3 Kalium K
Kalium merupakan unsur hara mineral yang paling banyak dibutuhkan tanaman setelah nitrogen. Jumlah K yang diambil tanaman berkisar antara 50
sampai 200 kg Kha tergantung jenis tanaman dan besar produksi. Kalium dalam tanah berasal dari dekomposisi mineral primer yang mengandung K seperti K-
feldspar, muskovit, biotit dan flogopit. K juga terdapat pada mineral-mineral liat seperti ilit, khlorit, vermikulit dan mineral-mineral interstratified vermikulit-
kholrit, montmorilonit-khlorit, dan lain-lain. Sedangkan untuk sumber pupuk K diambil dari endapan-endapan garam K seperti mineral sylvite, glaserite, niter
dan sebagainya Leiwakabessy 2003.
Beberapa peranan K yang diketahui antara lain adalah dalam : 1 pembelahan sel; 2 fotosintesis pembentukan karbohidrat; 3 translokasi gula;
4 reduksi nitrat dan selanjutnya sintesis protein dan 5 dalam aktivitas enzim. Kalium juga diketahui merupakan unsur logam yang paling banyak terdapat pada
cairan sel, mungkin dalam fungsi mengatur keseimbangan garam-garam. Dengan kata lain K mengatur tekanan osmotik dalam sel tanaman sehingga
memungkinkan pergerakan air ke dalam akar. Tanaman yang kurang K akan kurang tahan terhadap kekeringan diandingkan dengan tanaman yang cukup K.
Tanaman yang kurang K lebih peka terhadap penyakit dan kualitas produksi biasanya lebih buruk Leiwakabessy 2004.
2.4.4 Magnesium Mg
Magnesium merupakan unsur yang penting bagi tumbuhan dan hewan. Peranannya dalam tumbuhan mencakup sebagai bagian dari klorofil yang
berfungsi dalam fotosintesis, terlibat dalam pembentukan gula, mengatur serapan unsur hara lain, sebagai carrier fosfat dalam tanaman, translokasi karbohidrat, dan
aktifator dari beberapa enzim transfosforilase, dehydrogenase dan carboksilase. Unsur ini mobil dalam tanaman sehingga kekurangan unsur ini pertama-tama
muncul pada daun tua pada bagian bawah. Pada tingkat awal terjadi khlorosis diantara tulang daun tulang daun tetap hijau dan pada tingkat lanjut seluruh daun
menjadi kuning, kemudian coklat dan nekrotik mati. Pada spesies lain terutama kapas, daun bawah berubah warna menjadi ungu kemerahan lalu berubah menjadi
coklat dan mati Leiwakabessy 2004.
8 Kebutuhan akan pupuk Mg semakin hari semakin banyak sejalan dengan
pemanfaatan lahan-lahan marjinal untuk pertanian dan sejalan pula dengan penggunaan teknik diagnosis status hara yang semakin popular dalam produksi
pertanian Pupuk Mg dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu yang larut air dan yang tidaksedikit larut air. Pupuk Mg yang larut air diantaranya adalah
Magnesium sulfat MgSO
4
, Magnesium klorida MgCl
2
, dan Magnesium nitrat MgNO
3 2
. Sedangkan untuk pupuk Mg yang sukar larut air diantaranya adalah Magnesium oksida, batu kapur magnesium, dan Thomas phosphate
Leiwakabessy 2004.
2.4.5 Natrium Na
Natrium merupakan unsur penyusun litosfer ke- 6 setelah Ca, yaitu 2,75, yang berperan penting dalam menentukan karakteristik tanah dan pertumbuhan
tanaman terutama di daerah arid dan semi arid kering dan agak kering yang berdekatan dengan pantai, karena tingginya Na air laut. Suatu tanah disebut tanah
alkali atau tanah salin jika KTK atau muatan negatif koloid- koloidnya dijenuhi oleh 15 Na, yang mencerminkan unsur ini merupakan komponen -komponen
dominan dari garam- garam larut yang ada. Pada tanah- tanah ini, mineral sumber utamanya adalah halit NaCl Hanafiah 2005.
Natrium sangat rentan terhadap pencucian dan natrium tanah yang tersedia dapat hilang selama musim dingin. Perakaran tanaman yang lebih dalam dapat
membantu penyerapan natrium ke lapisan tanah di bawah tapak bajak. Tingkat natrium dapat tukar yang tinggi dapat mendispersi partikel tanah liat yang
mengakibatkan rusak atau hilangnya struktur tanah. Hal ini sering terlihat saat kejadian banjir yang diakibatkan oleh naiknya air laut. Efek yang tidak nyata juga
dapat terjadi ketika aplikasi natrium dilakukan pada tanah sehingga terikat dengan garam atau pada pupuk yang digunakan Leiwakabessy 2004.
2.4.6 Kalsium Ca
Kalsium merupakan unsur hara sekunder seperti magnesium dan belerang. Karena dibutuhkan dalam jumlah sangat sedikit dari nitrogen, fospor dan kalium.
Kadar kalsium dalam tanah sangat bervariasi. Kadar kalsium dalam tanaman umumnya berkisar antara 0.2-4 kalsium. Kadar Ca dalam larutan tanah biasanya
10 kali kadar K tetapi serapannya jauh lebih rendah, karena Ca hanya dapat diserap oleh ujung-ujung akar muda dimana dindind-dindind endodernisnya
belum menebal. Ca penting untuk pembentukan lamella tengah dari sel-sel dan juga berperan dalam pemanjangan sel, perkembangan merismatik jaringan dan
sintesa protein. Kelebihan Ca dapat mendorong kekurangan boron Leiwakabessy 2003.
2.5 Tanaman Kilemo Litsea cubeba Pers
Tumbuhan Litsea cubeba di Jawa Tengah dikenal dengan nama Krangean, di Sumatera Utara dengan nama Antarasa, sedangkan di daerah Jawa Barat
dikenal dengan nama Kilemo. Tumbuhan ini termasuk ke dalam family Lauraceae. Tanaman Kilemo merupakan pohon perdu dengan diameter batang 6
– 20 cm serta tinggi pohon 5
– 12 meter. Penyebaran tanaman Kilemo di Indonesia
9 meliputi daerah Jawa, Kalimantan dan Sumatera. Tanaman Kilemo di daerah Jawa
banyak ditemui pada daerah dengan ketinggian 230 – 700 meter di atas
permukaan laut mdpl. Tanaman ini terutama banyak ditemui pada daerah lereng gunung Heyne 1987.
Hampir semua bagian tanaman Kilemo dapat menghasilkan minyak atsiri. Minyak atsiri terbanyak dihasilkan dari bagian daun, kulit batang dan buah.
manfaat dari minyak Kilemo sangat banyak terutama untuk industry farmasi, wangi-wangian, bahan tambahan makanan dan minuman, bahan sabun dan bahan
pencampur vitamin yang larut dalam lemak, antara lain vitamin A dan D Heyne 1987
.
Gambar 1. Tanaman Kilemo Litsea cubeba Pers berumur 2 tahun
III BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat