5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah untuk mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.
Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemapuan nasabah dalam mancari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah tetap sama atau akan semakin
meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya. 7.
Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga usaha dan jaminan mendapatkan
perlindungan. Perlindungan dapat juga berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
2.3 KETENAGAKERJAAN
2.3.1 Kesempatan Kerja
Istilah kesempatan kerja mengandung lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi produksi. Dengan
demikian pengertian kesempatan kerja adalah mencakup lapangan pekerjaan yang sudah diisi atau semua lapangan pekerjaan yang masih lowong. Dari lapangan
pekerjaan yang masih lowong tersebut yang mengandung arti adanya kesempatan, kemudian timbul kebutuhan akan tenaga kerja kebutuhan tenaga kerja yang nyata-
Universitas Sumatera Utara
nyata diperlukan oleh perusahaanlembaga penerima tenaga kerja pada tingkat upah, posisi atau syarat kerja tertentu. Oleh karena kesempatan kerja secara nyata sulit
diperoleh maka untuk keperluan praktis digunakan pendekatan bahwa tenaga kerja didekati melalui banyaknya lapangan yang terisi yang tercermin dari jumlah
penduduk yang bekerja.
2.3.2 Teori Ketenagakerjaan
Salah satu masalah biasa muncul dalam angkatan kerja adalah ketidak seimbangan antara permintaan dan penawaran akan tenaga kerja pada suatu tingkat
upah. Ketidak seimbangan tersebut dapat berupa : a lebih besarnya penawaran dibandingkan permintaan terhadp tenaga kerja adanya excess supply of labor dan
b lebih besarnya permintan dibandingkan penawaran tenaga kerja adanya excess demand of labor.
Universitas Sumatera Utara
W SL
W SL
EXCESS SL W
E W
2
D DL
0 N
s
N 0 N
3
N
4
N 1
2 W
SL W
2
EXCESS DL DL
0 N
3
N
4
N 3
Gambar 2.1 Ketidakseimbangan Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja Keterangan
SL = penawaran tenaga kerja supply of labor
DL = permintaan tenaga kerja demand of labor
W = upah rill
N = jumlah tenaga kerja
Universitas Sumatera Utara
Penjelasan : 1.
Jumlah orang yang menawarkan tenaganya untuk bekerja adalah sama dengan jumlah tenaga kerja yang dimnta, yaitu masing-masing sebesr N
e
pada tingkat upah keseimbangan W
e
. Titik keseimbangan dengan demikian adalah titik E. Disini tidak ada excess supply of labor maupun excess demand for labor. Pada
tingkat upah keseimbangan W
e
maka orang akan ingin semua bekerja. Berarti tidak ada orang yang menganggur. Secara ideal keadaan ini disebut full
employment pada tingkat upah W
e
tersebut. 2.
Pada gambar kedua terlihat adanya excess supply of labor, pada tingkat upah W
1
penawaran tenaga kerja SL lebih besar daripada permintan tenag kerja DL, jumlah tenaga kerja yang menawarkan diriny untuk bekerja adalah sebanyak N
2
sedangkan yang diminta hanya N
1
. Dengan demikian ada orang yang menganggur pada tingkat upah W
1
ini sebanyak N
1
N
2.
3. Pada gambar ketiga terlihat adanya excess demand for labor, pada tingkat upah
W
2
permintaan akan tenaga kerja DL lebih besar daripada penawaran tenaga kerja SL. Jumlah orang yang menawarkan dirinya, untuk bekerja pada tingkat
upah W
2
adalah sebanyak N
3
orang, sedangkan yang diminta adalah sebanyak N
4
orang. Ada beberapa teori dalam kaitannya permasalahan ketenagakerjaan.
Teori Lewis 1959 yang mengemukakan kelebihan pekerja merupakan kesempatan dan bukan menjadi suatu masalah. Kelebihan pekerja pada suatu sektor
Universitas Sumatera Utara
akan memberikan andil terhadap petumbuhan output dan penyediaan pekerja di sektor lain.
Ada dua struktur di dalam perekonomian negara berkembang, yaitu sektor kapitalis modern dan sektor subsisten terbelakng tidak hanya terdiri dari sektor
pertanian, tetapi juga sektor informal seperti pedagang kaki lima dan pengecer koran. Sektor subsisten terbelakang mempunyai kelebihan poenawaran pekerja dan
tingkat upah relatif murah daripada sektor kapitalis modern. Lebih murahnya biaya upah pekerja asal pedesaan akan dapat menjadi pendorong bagi pengusaha di
perkotaan untuk memanfaatkan pekerja tersebut dalam pengembangan industri modern perkotaan. Selama berlangsungnya proses industrialisasi, kelebihan
penawaran pekerja disektor subsisten terbelakang akan diserap. Bersamaan dengan terserapnya kelebihan pekerja di sektor industri modern,
maka pada suatu saat tingkat upah di pedesaan akan meningkat, selanjunya peningkatan upah di pedesaan akan meningkat, selanjutnya peningkatan upah ini akan
mengurangi perbedaanketimpangan tingkat pendapatan antara perkotaan dan pedesaan.
Dengan demikian menurut lewis, adanya kelebihan penawaran pekerja tidak memberikan masalah pada pembangunan ekonomi. Sebaiknya kelebihan pekerja
justru merupakan modal untuk mengakumulasi pendapatan, dengan asumsi bahwa perpindahan pekerja dari sektor subsisten ke sektor kapitalis modern berjalan lancar
dan perpindahan tersebut tidak akan pernah menjadi ”terlalu banyak”.
Universitas Sumatera Utara
Teori Fei-Ranis 1961 yang berkaitan dengan negara berkembang yang mempunyai ciri-ciri sebagi berikut : kelebihan buruh, sumber daya alamnya belum
dapat diolah, sebagian besar penduduknya bergerak disektor pertanian, banyak pengangguran, dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi.
Menurut Fei- Ranis ada tiga tahap pembangunan ekonomi dalam kondisi kelebihan buruh . Pertama, dimana penganggur semu yang tidak menambah out put
pertanian dialihkan sektor industri dengan upah institusional yang sama. Kedua, tahap dimana pekerja pertanian menambah out put tetapi mempoduksi lebih kecil dari
upah institusional yang mereka peroleh, dialihkan pula kesektor industri. Ketiga, tahap ditandai awal pertumbuhan swasembada pada saat buruh pertania
mengahasilkan out put lebih besar daripada perolehan upah instutisional. Dan dalam hal ini kelebihan pekerja terserap ke sektor jasa dan industri yang meningkat terus-
menerus sejalan dengan pertambahan out put dan perluasan usahanya.
2.3.3 Konsep Ketenagakerjaan