Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Analisis Pengaruh Penyaluran Kredit Bank Swasta Nasional (BUSN) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi karena penduduk terus bertambah maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahunnya. Hal ini bisa diperoleh lewat peningkatan output aggregat barang dan jasa atau produk domestik bruto setiap tahunnya. Memasuki tahun 1980-an, perekonomian Indonesia mulai menghadapi berbagai tantangan berat baik yang bersumber dari eksternal maupun internal tercermin pada perkembangan ekonomi global tahun 1982 yang masih ditandai dengan kelesuan ekonomi dan merosotnya harga minyak bumi sejak akhir tahun 1981. Kelesuan yang terjadi pada perekonomian dunia telah mengakibatkan turunnya permintaan akan barang-barang ekspor nonmigas Indonesia. Keadaan ini diperberat lagi dengan berbagai masalah internal terutama mendesaknya penyediaan kesempatan kerja bagi angkatan kerja yang terus bertambah dengan cepat. Pertumbuhan ekonomi indonesia pada periode 1983 hingga 1997 mencatat pertumbuhan rata – rata sebesar 6,8 per tahun. Pada tahun 1997 Tahun 19971998 merupakan tahun terberat dalam pelaksaan pembangunan ekonomi indonesia . diawali oleh krisis nilai tukar yang terjadi sejak juli tahun 1997, kemudian krisis berubah menjadi krisis yang berkepanjangan di Universitas Sumatera Utara berbagai bidang. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 1997 mengalami kemerosotan yang sangat tajam sampai 4,7 . Sedangkan pada tahun 1998 PDB rill negatif sebesar 13,2 yang terutama disebabkan oleh kegiatan investasi dan konsumsi yang cukup tajam. Krisis yang terjadi di indonesia pada tahun 19981999 tidak saja telah memaksa rupiah terdepresiasi sangat tajam, tetapi juga menimbulkan kontraksi ekonomi yang sangat dalam. Penurunan nilai rupiah yang sangat tajam disertai dengan terputusnya akses ke sumber dana luar negeri menyebabkan turunnya kegiatan produksi secara drastis dan berkurangnya kesempatan kerja sebagai akibat tingginya ketergantungan produsen domestik pada barang dan jasa impor. Selama tahun 1999, proses stabilisasi ekonomi indonesia berjalan dengan cukup mantap setelah mengalami krisis ekonomi yang berat sejak pertengahan tahun 1997. Kondisi moneter yang semakin stabil serta perkembangan sosial politik di dalam negeri yang relatif kondusif. Laju pertumbuhan ekonomi tahun 1999 tumbuh 0,8 dibandingkan dengan negatif 13,2 pada tahun 1998. Pada tahun 2001 pertumbuhan PDB mencapai 3,5 lebih rendah dibandingkan tahun 2000 sebesar 4,9 . Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Produk Domestik Bruto Periode 1983-2007 Atas Dasar Harga Konstan tahun 1983 Tahun Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga KonstanTahun 1983 Miliar Rupiah Laju pertumbuhan ekonomi 1983 73697,6 - 1984 78144,4 5.8 1985 79910,8 2.5 1986 82474,5 3.2 1987 94517,8 14.6 1988 99936,0 5.7 1989 107436,60 7.4 1990 115110,10 7.3 1991 122705,00 6.6 1992 131101,60 6.8 1993 139707,10 6.6 1994 150240,97 7.5 1995 162580,42 8.2 1996 175302,45 7.8 1997 183541,45 4.7 1998 159311,50 -13.2 1999 160709,91 0.8 2000 168616,94 4.9 2001 175073,28 3,5 2002 182522,29 3.7 2003 191353,78 4.1 2004 200980,55 5.0 2005 212421,51 5.7 2006 224126,88 5.5 2007 238283,50 6.3 Sumber : BPS, diolah Pada tahun 2007, hampir seluruh sektor mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2006. sektor-sektor yang tumbuh tinggi pada tahun 2007 adalah sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran lihat tabel 4.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Pertumbuhan Ekonomi dari Sisi Penawaran Menurut Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000 Sektor Lapangan Usaha Pertumbuhan 2004 2005 2006 2007 1. Pertanian 2,8 2,7 3,4 3,5 2. Pertambangan Penggalian 4,5 3,2 1,7 2,0 3. Industri Pengolahan 6,4 4,6 4,6 4,7 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5,3 6,3 5,8 10,4 5. Kontruksi 7,5 7,5 8,3 8,6 6. Perdagangan, Hotel Restoran 5,7 8,3 6,4 8,5 7. Transportasi Telekomunikasi 13,4 12,8 14,4 14,4 8. Keuangan jasa Perusahaan 7,7 6,7 5,5 8,0 9. Jasa-jasa 5,4 5,2 6,2 6.6 PDRB 5,0 5,7 5,5

6.3 Distribusi terhadap PDB

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penyaluran Kredit dan Konsumsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Pematangsiantar

4 64 87

Analisis Pengaruh Penyaluran Kredit Dan Konsumsi Terhadap Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Binjai

2 50 107

Analisis efektivitas penetapan suku bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI) terhadap penyaluran kredit serta implikasinya terhadap petumbuhan ekonomi nasional

2 57 87

Analisis Pola Penyaluran Kredit Pada Bank-Bank Asing di Indonesia

1 4 97

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR INTERNAL BANK TERHADAP PERTUMBUHAN PENYALURAN KREDIT PERBANKAN : Studi pada Bank Umum Konvensional di Indonesia.

1 2 41

PENGARUH PERTUMBUHAN DPK, PERTUMBUHAN SIMPANAN DARI BANK LAIN, SURAT BERHARGA DAN ASPEK MAKRO EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN KREDIT PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

PENGARUH PERTUMBUHAN DPK, PERTUMBUHAN SIMPANAN DARI BANK LAIN, SURAT BERHARGA DAN ASPEK MAKRO EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN KREDIT PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

PENGARUH PERTUMBUHAN DPK, PERTUMBUHAN SIMPANAN DARI BANK LAIN, SURAT BERHARGA DAN ASPEK MAKRO EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN KREDIT PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA - Perbanas Institutional Repository

0 0 11

PENGARUH DPK, LDR, NPL, ROA, CAR, DAN SBK TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

PENGARUH DPK, LDR, NPL, ROA, CAR, DAN SBK TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 1 18