Laporan Kasus PERAWATAN DAN LAPORAN KASUS

Gambar 18. Oral screen dan pre orthodontic trainer 22 Gambar 19. Rapid maxillary expansion 7

4.2 Laporan Kasus

Berikut ini beberapa laporan kasus perawatan anomali ortodonti pada penderita sindroma wajah adenoid. Kasus 1. Penderita sindroma wajah adenoid dengan maloklusi dental Klas II divisi 1 dan skeletal Klas II. 26 Seorang pasien anak laki laki usia 5 tahun mempunyai karakteristik dan gambaran skeletal sindroma wajah adenoid dan telah dilakukan tindakan adenoidektomi Gambar 20. Berdasarkan anamnesa dengan orangtua pasien, diketahui bahwa anak selalu tidur dengan mulut terbuka, mudah lelah ketika beraktifitas, dan memiliki beberapa masalah di sekolah seperti emosi yang labil, sulit untuk berkonsentrasi belajar dan prestasi belajar disekolah yang rendah. Gambar 20. Pasien usia 5 tahun 10 bulan dengan sindroma wajah adenoid. 26 Pemeriksaan klinis dan rongga mulut Pemeriksaan klinis pada pasien menunjukkan bahwa pasien memiliki karakteristik dummy face, wajah yang terlalu panjang untuk anak seusianya, berat badan dan tinggi badan dibawah rata rata anak seusianya. Pada pemeriksaan rongga mulut didapati kondisi gigi geligi yang berjejal ringan, klasifikasi skeletal Klas II dengan rahang bawah retrognatik, maloklusi Klas II Angle divisi 1 Gambar 21, lengkung rahang atas yang sempit dengan palatum yang tinggi Gambar 22 dan kebiasaan bernafas melalui rongga mulut. Perawatan Tujuan perawatan adalah untuk mencapai hubungan molar Klas I Angle dan mencapai overjet yang ideal. Perawatan terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase pertama dengan dengan pesawat ortodonti rapid maxillary expansion Schwarz pada kedua rahang Gambar 23, lalu dilanjutkan ke fase kedua dengan pesawat cekat. Hasil perawatan Setelah 1 tahun perawatan, profil skeletal pasien mengalami peningkatan dan terdapat diastema pada anterior rahang atas karena ekspansi rahang atas. Diastema pada rahang atas nantinya akan dikoreksi pada fase kedua yaitu dengan pesawat cekat. Berdasarkan anamnesa dengan orang tua pasien, pasien mengalami peningkatan yang signifikan seperti dapat tidur lebih nyenyak, emosi lebih stabil, lebih energik dan aktif, nafsu makan yang membaik dan kemampuan fonetik yang membaik Gambar 24 - 26. Gambar 21. Palatum pasien yang sempit dan tinggi. 26 Gambar 22. Foto intraoral pasien : maloklusi Klas II Angle divisi 1. 26 Gambar 23. rapid maxillary expansion Schwarz. 26 Gambar 24. Foto pasien setelah perawatan 19 bulan, tampak pertumbuhan rahang atas dan ekspresi wajah pasien telah terkoreksi. 26 Gambar 25. Foto intraoral pasien ; rahang atas yang mengalami ekspansi dan terdapat diastema. 26 Gambar 26. Foto palatum pasien yang mengalami ekspansi setelah 19 bulan perawatan. 26 Kasus 2. Penderita sindroma wajah adenoid dengan maloklusi dental Klas II Angle divisi 1 dengan gigitan terbuka anterior. 27 Pasien laki - laki usia 10 tahun menginginkan perawatan ortodonti untuk mengoreksi anomali dentalnya. Dari anamnesa dengan orangtua pasien diketahui bahwa anak memiliki kebiasaan bernafas dari rongga mulut dan telah menjalani adenoidektomi pada usia 8 tahun. Pemeriksaan klins, rongga mulut dan radiografi Karakteristik umum pasien yaitu bentuk wajah yang panjang dan rongga hidung yang sempit. Pada pemeriksaan rongga mulut, dijumpai lengkung rahang atas yang sempit disertai palatum yang tinggi berbentuk huruf V dan rahang atas yang retrognatik sehingga menyebabkan bibir yang inkompeten. Kurangnya pertumbuhan rahang atas juga mengakibatkan kurangnya leeway space untuk erupsi gigi kaninus permanen rahang atas.Dari foto sefalometri dapat ditentukan diagnosa ortodonti pasien yaitu maloklusi Klas II Angle divisi 1 dengan gigitan terbuka anterior dengan overjet 10 mm. Gambar 27 30. Gambar 27. Foto ekstra oral pasien sebelum perawatan. 27 Gambar 28. Foto intra oral pasien sebelum perawatan. 27 Gambar 29. Foto oklusal sebelum perawatan. 27 Gambar 30. Foto.sefalometri dan panoramik sebelum perawatan. 27 Perawatan Pesawat Rapid maxillary expansion digunakan selama 12 minggu dengan tujuan memperlebar lengkung rahang atas yang sempit agar tercapai hubungan yang baik antar kedua rahang. Bite block rahang bawah digunakan selama 9 minggu dan ditempatkan pada gigi posterior rahang bawah untuk menjaga hubungan vertikal selama ekspansi rahang atas Gambar 31-32. Setelah pesawat rapid maxillary expansion dilepaskan, dipasangkan pesawat cekat dengan kawat ortodonti Ni-Ti 0,014 inci dan dengan bantuan elastik Klas II 0,18 x 0,22 inci untuk memperbaiki hubungan molar pertama. Lip bumper digunakan selama 14 jam sehari pada rahang bawah Gambar 33. Perawatan dilakukan hanya dalam 29 bulan dikarenakan pasien sangat kooperatif dan hasil yang diinginkan telah tercapai. Hasil perawatan Hasil perawatan yang baik tercapai dengan terkoreksinya relasi oklusal dan skeletal. Setelah perawatan, terlihat keseimbangan estetis pada wajah pasien dimana hubungan bibir atas dan bawah kompeten., tercapainya hubungan molar pertama dan kaninus Klas 1, dan overjet yang berhasil dikoreksi dari 10 mm hingga 1 mm. Koreksi lengkung rahang atas yang sempit juga berhasil dilakukan sehingga palatum telah mencapai ukuran normal dan dmensi vertikal setelah perawatan relatif stabil Gambar 35 - 37. Gambar 31. Foto intraoral pasien ketika dipasang bite block. 27 Gambar 32. Foto oklusal pasien ketika dipasangkan rapid maxillary expansion pada rahang atas dan bite block pada gigi posterior rahang bawah. 27 Gambar 33. Pesawat cekat dengan lip bumper dan elastik pada pasien. 27 Gambar 34. Foto ekstra oral pasien setelah 29 bulan perawatan. 27 Gambar. 35, Foto intra oral pasien setelah 29 bulan perawatan 27 Gambar.36, Foto sefalometri dan panoramik setelah 29 bulan perawatan. 27 Gambar 37. Superimposed sebelum dan sesudah perawatan. 27 Kasus 3. Penderita sindroma wajah Adenoid dengan Maloklusi Skeletal Klas III dengan gigitan terbuka anterior. 28 Pasien laki - laki usia 7 tahun Gambar 38 menginginkan perawatan ortodonti. Dari anamnesa diketahui bahwa pada saat anak berusia 4 tahun telah dilakukan bedah adenoidektomi dan tonsilektomi, dan pasien sulit untuk berbicara dengan baik. Gambar 38. Foto ekstra oral pasien sebelum perawatan 28 Pemeriksaan rongga mulut dan radiografi Pemeriksaan rongga mulut menunjukkan bahwa terdapat gigitan terbuka anterior yang parah sampai dengan regio molar desidui Gambar 39, hubungan molar Klas 1, dan kebiasaan menjulurkan lidah. Pada pemeriksaan radiografi sefalometri dan panoramik Gambar 40 menunjukkan klasifikasi skeletal Klas III, gigitan terbuka anterior sebesar 9 mm, peningkatan panjang wajah bagian bawah, dan gigi insisivus rahang bawah yang protrusi. Gambar 39. Foto intra oral sebelum perawatan ; tampak gigitan terbuka anterior yang sampai ke regio molar desidui .28 Gambar 40. Foto radiografi sefalometri dan panoramik sebelum perawatan. 28 Tujuan perawatan Tujuan perawatan pada pasien ini adalah untuk mengoreksi gigitan terbuka anterior, mendapatkan overbite, overjet, hubungan kaninus dan molar pertama yang ideal. Perawatan ini meliputi koreksi dari inklinasi aksial gigi-gigi anterior rahang atas dan rahang bawah, mendapatkan oklusi fungsional yang baik, membatasi ekstruksi molar rahang atas, merangsang rotasi rahang bawah ke anterior, dan memperbaiki profil wajah pasien. Perawatan Terdapat dua fase perawatan yang akan dilakukan pada pasien. Fase pertama menggunakan pesawat ekstra oral chin cap dan pesawat lepasan rapid maxillary expansion. Pesawat chin cap berfungsi untuk membatasi pertumbuhan rahang bawah ke arah vertikal dan merangsang rotasi rahang bawah ke anterior untuk mengoreksi bentuk skeletal wajah pasien yang tampak panjang, sedangkan pesawat Rapid maxillary expansion berfungsi untuk memperlebar lengkung rahang atas. Pada perawatan fase ini kebiasaan menjulurkan lidah telah terkoreksi. Hasil perawatan dari fase ini adalah gigitan terbuka anterior berkurang hingga 4 mm. Fase pertama ini berakhir hingga masa gigi bercampur. Pada fase kedua perawatan digunakan pesawat cekat dengan kawat ortodonti Ni-Ti 0,016 x 0,022 inci dan elastik 4oz yang dipasangkan pada gigi kaninus rahang atas dan bawah secara silang untuk mengoreksi gigitan terbuka anterior. Hasil perawatan Setelah 16 bulan perawatan aktif, pasien diinstruksikan untuk memakai pesawat lepasan Hawley retainer dan chin cap pada saat tidur. Kombinasi kedua pesawat ini berfungsi untuk mengontrol pertumbuhan skeletal pasien selama masa pertumbuhan pasien. Hasil perawatan yang signifikan antara lain tercapainya klasifikasi skeletal dan dental Klas I, garis senyum yang baik, estetis wajah yang memuaskan, terkoreksinya inklinasi aksial gigi geligi posterior, gigitan terbuka anterior yang berkurang dari 9 mm menjadi 3 mm, dan tercapainya rotasi rahang bawah ke anterior. Gambar 41-45 Gambar 41. Foto ekstra oral pasien setelah 16 bulan perawatan. 28 Gambar 42. Foto intra oral pasien setelah 16 bulan perawatan. 28 Gambar 43. Foto sefalometri dan panoramik setelah 16 bulan perawatan. 28 Gambar 44. Foto ekstra oral pasien 4 tahun setelah perawatan. 28 Gambar 45. Foto intra oral pasien 4 tahun setelah perawatan. 28

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN