dan interprestasi data sesuai dengan langkah-langkah yang dijabarkan pada bagian metode analisis data. Setelah itu, peneliti membuat kesimpulan atas penelitian
yang dilakukan, peneliti memberikan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.
3.3.3 Tahap Penentuan Informan
Dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Amir 2009:2, purposive sampling adalah Pengambilan sampel secara sengaja
sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Dalam bahasa sederhana purposive sampling itu dapat dikatakan sebagai secara sengaja mengambil sampel
atau Informan tertentu sesuai persyaratan sifat-sifat, karakteristik, ciri, kriteria sampel. Dalam hal ini Informan penulis adalah pengambil keputusan yang
mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan pada Perusahaan Waspada Online yaitu Redaktur Pelaksana Perusahaan Waspada Online .
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitiaan ini, peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu:
3.4.1 Wawancara
Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. yakni dengan wawancara mendalam. Menurut Moleong
1991:135 dijelaskan bahwa wawancara adalah ”percakapan dengan maksud- maksud tertentu”. Pada metode ini peneliti dan Informan berhadapan langsung
face to face untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian.
Kerlinger dalam Hasan 2000:7 menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara :
1. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang
diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.
2. Fleksibel, pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan masing-masing
individu. 3.
Menjadi satu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat teknik lain sudah tidak dapat dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Yin 2003:124 disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu
1. Rentan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang
penyusunannya kurang baik. 2.
Rentan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.
3. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi
kurang akurat. 4.
Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh interviewer.
Selain memiliki kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan yang didasari oleh kemungkinan-kemungkinan bias pada Informan. Untuk
mengatasinya maka Penulis menggunakan triangulasi data.
3.4.2 Observasi
Selain wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi dan Martini 1991:19 observasi adalah pengamatan dan pencatatan
secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses teriadinva wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya.
Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap
relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. Menurut Patton dalam Poerwandari 1998:63 tujuan observasi adalah
mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari
perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Dengan demikian selain wawancara, metode observasi sangat membantu
untuk mengetahui tentang kondisi tempat penelitian.
3.5 Alat Bantu Pengumpulan Data