BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif dimaksud sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh
melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya Strauss dan Corbin, 2003:15.
Menurut Poerwandari 1998:19 penelitian kualitatif adalah ”penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi
wawancara, catatan lapangan, gambar, foto rekaman video dan lain-lain”. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang pengumpulan data, pengolahan datanya tidak didasarkan pada penghitungan statistik melainkan dengan cara deskriptif,
misalnya wawancara.
3.2 Lokasi Penelitian
Subjek penelitian pada penelitian ini adalah Perusahaan Waspada Online Medan yang beralamat di Jl. Letjen SupraptoBrigjen Katamso No.1 Medan .
3.3 Tahap-Tahap Penelitian
Dalam penelitian terdapat dua tahap penelitian, yaitu
3.3.1 Tahap Persiapan Penelitian
Pertama sekali peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun berdasarkan permasalahan yang terjadi pada perusahaan yakni mengenai kajian
budaya informasi. Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan mendasar yang nantinya akan berkembang dalam wawancara.
3.3.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian
Peneliti membuat kesepakatan dengan Informan mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang dibuat. Setelah
wawancara dilakukan, peneliti memindahkan hasil rekaman berdasarkan wawancara dalam bentuk tertulis. Selanjutnya peneliti melakukan analisis data
Universitas Sumatera Utara
dan interprestasi data sesuai dengan langkah-langkah yang dijabarkan pada bagian metode analisis data. Setelah itu, peneliti membuat kesimpulan atas penelitian
yang dilakukan, peneliti memberikan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.
3.3.3 Tahap Penentuan Informan
Dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Amir 2009:2, purposive sampling adalah Pengambilan sampel secara sengaja
sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Dalam bahasa sederhana purposive sampling itu dapat dikatakan sebagai secara sengaja mengambil sampel
atau Informan tertentu sesuai persyaratan sifat-sifat, karakteristik, ciri, kriteria sampel. Dalam hal ini Informan penulis adalah pengambil keputusan yang
mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan pada Perusahaan Waspada Online yaitu Redaktur Pelaksana Perusahaan Waspada Online .
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitiaan ini, peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu:
3.4.1 Wawancara
Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. yakni dengan wawancara mendalam. Menurut Moleong
1991:135 dijelaskan bahwa wawancara adalah ”percakapan dengan maksud- maksud tertentu”. Pada metode ini peneliti dan Informan berhadapan langsung
face to face untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian.
Kerlinger dalam Hasan 2000:7 menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara :
1. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang
diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.
2. Fleksibel, pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan masing-masing
individu. 3.
Menjadi satu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat teknik lain sudah tidak dapat dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Yin 2003:124 disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu
1. Rentan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang
penyusunannya kurang baik. 2.
Rentan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.
3. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi
kurang akurat. 4.
Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh interviewer.
Selain memiliki kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan yang didasari oleh kemungkinan-kemungkinan bias pada Informan. Untuk
mengatasinya maka Penulis menggunakan triangulasi data.
3.4.2 Observasi
Selain wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi dan Martini 1991:19 observasi adalah pengamatan dan pencatatan
secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses teriadinva wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya.
Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap
relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. Menurut Patton dalam Poerwandari 1998:63 tujuan observasi adalah
mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari
perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Dengan demikian selain wawancara, metode observasi sangat membantu
untuk mengetahui tentang kondisi tempat penelitian.
3.5 Alat Bantu Pengumpulan Data
Menurut Poerwandari 1998:98 penulis sangat berperan dalam seluruh proses penelitian, mulai dari memilih topik, mendeteksi topik tersebut, mengumpulkan
Universitas Sumatera Utara
data, hingga analisis, menginterprestasikan dan menyimpan. Dalam mengumpulkan data-data penulis membutuhkan alat bantu atau instrumen
penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 alat bantu, yaitu:
3.5.1 Pedoman wawancara
Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan
tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
3.5.2 Pedoman Observasi
Pedoman observasi digunakan agar peneliti dapat melakukan pengamatan sesuai dengan tujuan penelitian. Pedoman observasi disusun berdasarkan hasil
observasi terhadap perilaku subjek selama wawancara dan observasi terhadap lingkungan atau setting, wawancara, serta pengaruhnva terhadap perilaku subjek
dan informasi yang muncul pada saat berlangsungnya wawancara.
3.5.3 Alat Perekam
Alat perekam berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data tanpa harus berhenti untuk
mencatat jawabanjmvaban dari subjek. Dalam pengumpulan data, alat perekam barn dapat dipergunakan setelah mendapat ijin dari subjek untuk mempergunakan
alat tersebut pada saat wawancara berlangsung.
3.6 Analisis Data
Analisis data dimulai dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, observasi yang ditulis dalam catatan lapangan, dan
catatan lainnya. setelah itu dilakukan penyalinan dan pemilihan data. Data dipilih dan dibuat abstraksi. Kemudian penyusunan data dalam satuan-satuan dan
melaksanakan pemeriksaan keabsahan data yang kemudian membuat kesimpulan lain dengan interprestasi yang sudah dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
3.7 Keabsahan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Pada dasarnya dalam penelitian kualitatif belum ada teknik yang baku dalam menganalisa data,
atau dalam analisa data kuantitatif, tekniknya sudah jelas dan pasti, sedangkan dalam analisa data kualitatif, teknik seperti itu belum tersedia, oleh sebab itu
ketajaman melihat data oleh peneliti serta kekayaan pengalaman dan pengetahuan harus dimiliki oleh peneliti.
Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik trianggulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut, dan teknik trianggulasi yang paling banyak digunakan adalah dengan pemeriksaan
melalui sumber yang lainnya. Menurut Moloeng 2007:330, “trianggulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain”. Di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
trianggulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.
Denzin dalam Moloeng 2007:330 membedakan empat macam, trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode,
penyidik, dan teori. Trianggulasi dilakukan melalui wawancara, observasi langsung dan observasi
tidak langsung, observasi tidak langsung ini dimaksudkan dalam bentuk pengamatan atas beberapa kelakukan dan kejadian yang kemudian dari hasil
pengamatan tersebut diambil benang merah yang menghubungkan di antara keduanya. Teknik pengumpulan data yang digunakan akan melengkapi dalam
memperoleh data primer dan sekunder, observasi dan interview digunakan untuk menjaring data primer berupa kajian informasi manajer yang berkaitan
pengambilan keputusan manajer dalam pengelolaan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menampilkan hasil dan pembahasan dari data wawancara yang telah dilakukan kepada Informan.
4.1 Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini adalah Redaktur Pelaksana perusahaan Waspada Online yang mempunyai tanggungjawab dalam pengambilan keputusan
dan memiliki wewenang dalam publikasi berita pada perusahaan Waspada Online.
4.2 Pendekatan Manajemen Pengetahuan
Manajemen pengetahuan adalah sebuah proses. Pada perusahaan Waspada Online pengambilan keputusan yang merupakan kebijakan dari Redaktur
Pelaksana yang diperoleh berdasarkan rapat redaksi. Data diperoleh melalui sumbangan ide, pikiran dan gagasan dari setiap divisi yang menjadi pertimbangan
pimpinan perusahaan dalam pengambilan keputusan. Informasi yang berasal dari data tersebut kemudian akan menjadi pengetahuan bagi pimpinan perusahaan
yang membawa dampak terhadap hasil kebijakan perusahaan.
4.3 Peran Pimpinan dalam Pengambilan Keputusan
Pimpinan sangat berperan dalam pengambilan keputusan. Untuk itu, sebuah perusahaan membutuhkan pimpinan yang bijaksana dan memiliki kemampuan
dalam mengambil keputusan. Perusahaan Waspada Online yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penyedia jasa informasi di internet harus
memiliki pimpinan yang mampu mentransformasi informasi yang sudah diperoleh wartawan di lapangan menjadi berita yang layak disajikan kepada masyarakat.
Informan yang merupakan redaktur pelaksana harus mampu membedakan informasi mana yang layak dan tidak layak untuk dipulikasikan ke publik.
Pimpinan mengambil keputusan setelah mempertimbangkan dengan seksama melalui rapat redaksi. Ketelitian dan kebijaksanaan dari Redaktur Pelaksana juga
Universitas Sumatera Utara