Hubungan Budaya Organisasi dengan Penerapan Manajemen Pengetahuan pada PT X

(1)

Lampiran: 1

KUESIONER PENELITIAN

Responden yang terhormat,

Guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, penulis melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul “Hubungan Budaya Organisasi dengan Penerapan Manajemen Pengetahuan pada PT X”.

Penulis mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi sebagai salah satu responden. Penulis berharap kepada Bapak/Ibu agar menjawab pertanyaan dengan sebenar-benarnya, sesuai dengan apa yang Bapak/Ibu alami dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Informasi yang Bapak/Ibu berikan merupakan bantuan yang sangat berarti dalam penyelesaian penelitian ini. Atas bantuan Bapak/Ibu, penulis ucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Penulis 1. Identitas Responden

1. Nomor Responden :

2. Jenis Kelamin : Pria Wanita

(checklist ( √ ) salah satu)

3. Usia : tahun

4. Posisi/ Jabatan : 5. Lama Bekerja : 6. Pendidikan Terakhir : 2. Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Untuk mengisi jawaban kuesioner, pilihlah jawaban yang paling sesuai atas pertanyaan yang diberikan dengan memberi tanda Checklist ( √ ) pada salah satu alternatif jawaban yang tersedia. Adapun alternatif jawaban tersebut dan maknanya adalah sebagai berikut:

Pilihan Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4


(2)

Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

2. Setiap pertanyaan hanya membutuhkan satu jawaban saja. 3. Daftar Pertanyaan

a. Budaya Organisasi

No. Daftar Pertanyaan Daftar Jawaban

SS S KS TS STS

Keterlibatan (Involvement)

1. Saya berkesempatan memberikan ide untuk kemajuan perusahaan. 2.

Metode kerja yang akan digunakan selalu saya diskusikan di dalam kelompok.

3.

Saya diberi kesempatan untuk

mengembangkan segala kemampuan yang saya miliki.

Misi (Mission Culture)

4. Saya berbagi informasi terbaru kepada rekan kerja saya.

5. Saya memahami dengan jelas tujuan perusahaan.

6. Saya berorientasi pada pencapaian target.

Adaptasi (Adaptability)

7. Saya bersedia menerima kritikan kinerja saya.

8. Saya bersedia menerima segala resiko pekerjaan saya.

9. Saya selalu melakukan perbaikan tanpa menunggu permasalahan. Konsistensi (Consistency)

10.

Saya mampu mencapai target yang ditetapkan perusahaan pada setiap periodenya.

11.

Perusahaan selalu melakukan pengawasan terhadap prosedur kerja yang saya lakukan.

12.

Saya senantiasa dituntut untuk melakukan komunikasi dua arah dengan rekan kerja.


(3)

b. Manajemen Pengetahuan

No. Daftar Pertanyaan Daftar Jawaban

SS S KS TS STS

Fase Identifikasi (Identify) 1.

Saya didorong untuk meningkatkan pengetahuan yang berkaitan dengan pekerjaan.

2.

Pengalaman orang lain (expert/ orang ahli) dapat saya jadikan landasan pengetahuan saya. 3.

Perusahaan selalu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk menunjang kreativitas saya. Fase Refleksi (Refleksi)

4.

Saya terbiasa mendiskusikan pekerjaan yang telah berlalu, untuk menarik pembelajaran yang bermanfaat.

5.

Saya senantiasa memperbaharui pengetahuan yang saya miliki dengan informasi terbaru.

6.

Akses informasi yang disediakan perusahaan memudahkan saya dalam meningkatkan kinerja saya. Fase Berbagi (Share)

7. Saya menjalin komunikasi yang baik dengan rekan kerja.

8. Saya senang berbagi pengalaman untuk kemajuan perusahaan. 9.

Saya membagikan informasi yang bermanfaat kepada rekan kerja untuk kelancaran kerja dalam tim. Fase Penggunaan (Apply)

10.

Pengetahuan dapat memberikan solusi bagi setiap masalah di dalam pekerjaan saya.

11.

Saya menggunakan pengetahuan yang saya miliki dalam menyelesaikan pekerjaan.

12.

Saya didukung perusahaan untuk menggunakan kompetensi yang baru dalam menghasilkan sinergi dengan tujuan perusahaan.


(4)

Lampiran: 2 Daftar Distribusi Jawaban Responden BUDAYA ORGANISASI

SKOR NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12

1 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 49

2 4 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 5 52

3 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 54

4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 50

5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 53

6 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 49

7 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 54

8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

9 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 50

10 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 57

11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 49

12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

13 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 46

14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

15 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 52

16 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 49

17 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49

18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60

19 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 51

20 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 55

21 2 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 42

22 2 4 4 4 3 2 4 2 4 1 4 4 38

23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

24 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 48

25 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 49

26 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 54

27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 49

28 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 49

29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

30 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 5 50

31 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 49

32 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 59

33 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 49

34 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 57

35 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 57

36 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 50


(5)

MANAJEMEN PENGETAHUAN

No P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 Skor

1 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 49

2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 59

3 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 56

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 52

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 49

7 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 55

8 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 50

9 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 49

10 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 56

11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

13 3 4 3 3 4 3 4 5 4 5 4 3 45

14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

15 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50

16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

17 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 50

18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60

19 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 50

20 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 58

21 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 49

22 4 5 4 5 5 3 4 5 3 4 4 4 50

23 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 51

24 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 51

25 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50

26 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 55

27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 49

28 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49

29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

30 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 55

31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48

32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60

33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 49

34 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 59

35 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 59

36 5 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 47


(6)

Lampiran: 3

KELUARAN (OUTPUT) SPSS

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.943 24

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

P1 4.0333 .66868 30

P2 4.1667 .53067 30

P3 4.1667 .59209 30

P4 4.3667 .49013 30

P5 4.2333 .56832 30

P6 4.2000 .61026 30


(7)

P8 4.1333 .68145 30

P9 4.3000 .46609 30

P10 4.0000 .78784 30

P11 4.2333 .43018 30

P12 4.1000 .48066 30

P13 4.3000 .53498 30

P14 4.3667 .49013 30

P15 4.2667 .52083 30

P16 4.1667 .53067 30

P17 4.2333 .43018 30

P18 4.2000 .61026 30

P19 4.2333 .43018 30

P20 4.3000 .46609 30

P21 4.2667 .52083 30

P22 4.4000 .49827 30

P23 4.3667 .49013 30

P24 4.1333 .50742 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P1 97.5000 66.121 .606 .941

P2 97.3667 68.516 .496 .942

P3 97.3667 66.861 .614 .941


(8)

P5 97.3000 66.217 .715 .940

P6 97.3333 65.057 .785 .938

P7 97.1667 67.316 .696 .940

P8 97.4000 67.559 .458 .944

P9 97.2333 66.668 .824 .939

P10 97.5333 65.982 .512 .944

P11 97.3000 68.079 .689 .940

P12 97.4333 68.116 .606 .941

P13 97.2333 66.806 .693 .940

P14 97.1667 67.799 .634 .941

P15 97.2667 67.306 .653 .940

P16 97.3667 69.068 .431 .943

P17 97.3000 68.700 .599 .941

P18 97.3333 66.161 .667 .940

P19 97.3000 68.010 .699 .940

P20 97.2333 69.702 .416 .943

P21 97.2667 67.444 .636 .941

P22 97.1333 67.844 .617 .941

P23 97.1667 66.971 .741 .939

P24 97.4000 66.524 .770 .939

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(9)

Lampiran: 4

Correlations

Correlations

Budaya_Organisa si

Manajemen_Peng etahuan

Budaya_Organisasi Pearson Correlation 1 .760**

Sig. (2-tailed) .000

N 37 37

Manajemen_Pengetahuan Pearson Correlation .760** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 37 37


(10)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Erlina. 2011. Metodologi Penelitian, USU Press, Medan.

Firdanianty dan Alvin Soleh. 2011. Smart Knowledge Worker, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi, Edisi 3, Erlangga, Jakarta.

Kusdi. 2011. Budaya Organisasi, Salemba Empat, Jakarta.

Matondang, M. H.. 2008. Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Manajemen

Stratejik, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Nawawi, Ismail. 2012. Manajemen Pengetahuan, Gahlia Indonesia, Jakarta. Ndraha, Taliziduhu. 2005. Teori Budaya Organisasi, PT Rineka Cipta, Jakarta. Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Edisi 12,

Salemba Empat, Jakarta.

Sangkala. 2007. Knowledge Management, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Situmorang, Syafrizal Helmi, Muslich Lutfi. 2012. Analisis Data untuk Riset

Manajemen dan Bisnis, Edisi 2, USU Press, Medan.

Stapleton, James J.. 2003. Executives: Guide to Knowledge Management, Erlangga, Jakarta.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis dan Ekonomi, CV Alfabeta, Bandung. ________. 2010. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.

Sunyoto, Danang. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, CAPS: Center of Academic Publishing Service, Yogyakarta.

Sutrisno, Edy. 2011. Budaya Organisasi, Kencana, Jakarta.

Tika, Moh. Pabundi. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja

Perusahaan. PT Bumi Aksara, Jakarta.

Tobing, Paul L.. 2007. Knowledge Management, Graha Ilmu, Yogyakarta. SKRIPSI:

Lili. 2010. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada PT. Trakindo Utama di Medan, Skripsi, Medan, Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Sumatera Utara.

Wicaksono, Gandhy Cahyo. 2010. Struktur dan Budaya Organisasi, serta Gaya Kepemimpinan Terhadap Efektivitas Organisasi dengan Manajemen Pengetahuan Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris di Perusahaan Jasa yang Listing di BEI), Skripsi, Banten, Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

TESIS:

Satyagraha, Tomy. 2010. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Organisasi Terhadap Implementasi Knowledge Management pada Learning Center Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Tesis, Bandung, Fakultas Ekonomi Manajemen Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia.


(11)

JURNAL:

Rahgozar, Hasan, Afshangian, Fazllolah dan Kobra Zare Ehteshami, 2012. The

Relationship between Organizational Culture and Knowledge Management (A Case Study at The University of Shiraz). Journal of Basic

and Applied Scientific Research:Vol. 2, No. 4, 3198-3207. Iran.


(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Adapun sifat penelitian ini adalah penelitian explanatory. Pada tingkat eksplanasi penelitian termasuk ke dalam bentuk penelitian asosiatif, dimana penelitian ini bermaksud menghubungkan dua variabel atau lebih yang bertujuan menjelaskan derajat hubungan budaya organisasi dengan penerapan manajemen pengetahuan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT X Jalan Imam Bonjol Nomor 7 Lantai 1, Medan 20112.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2013 sampai dengan Mei 2013. 3.3 Batasan Operasional Variabel

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah budaya organisasi (X).

b. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah manajemen pengetahuan (Y).


(13)

Penelitian ini membahas hubungan budaya organisasi dengan manajemen pengetahuan di PT X, dengan responden penelitian adalah seluruh karyawan di PT X sebanyak 37 orang karyawan.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, terdiri dari: a. Variabel bebas atau variabel independen

Variabel bebas (X) adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun yang negatif bagi variabel dependen nantinya. Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah budaya organisasi (X). Budaya organisasi adalah seperangkat sikap, nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, prinsip-prinsip, dan tata cara yang mencerminkan karakteristik anggota.

b. Variabel terikat atau variabel dependen

Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Pengamat akan dapat memprediksikan ataupun menerangkan variabel dalam variabel dependen beserta perubahannya yang terjadi kemudian. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah manajemen pengetahuan (Y). Manajemen pengetahuan merupakan suatu proses atau usaha-usaha dalam memfasilitasi aktivitas mendapatkan, menciptakan, menyimpan, membagikan, menyebarkan, dan mengembangkan pengetahuan secara individu dan kelompok.


(14)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Variabel Definisi Variabel Dimensi

Variabel Indikator Variabel

Skala Pengukuran Budaya Organisasi (X) Budaya organisasi adalah seperangkat sikap, nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, prinsip-prinsip, dan tata cara yang mencerminkan karakteristik anggota. Keterlibatan Misi Adaptasi Konsistensi Memberdayakan anggota Membangun Tim Mengembangkan kemampuan SDM

Maksud dan arah yang jelas Memiliki sasaran organisasi Tujuan strategis Beradaptasi dengan pelanggan Mengambil resiko Kemampuan melakukan perubahan Konsistensi Koordinasi Integrasi Skala Likert Manajemen Pengetahuan (Y) Manajemen pengetahuan merupakan suatu proses atau usaha-usaha dalam memfasilitasi aktivitas mendapatkan, menciptakan, membagikan, menyebarkan, dan mengembangkan pengetahuan secara individu dan kelompok. Fase Identifikasi Fase Refleksi Fase Berbagi Fase Penggunaan Keterbukaan karyawan Pengalaman karyawan Pemberdayaan karyawan

Evaluasi pengalaman, keahlian, dan keterampilan

Dokumentasi komponen pengetahuan

Teknologi komunikasi formal perusahaan

Interaksi dengan anggota organisasi

Kepercayaan Kerja sama tim

Keperluan yang beragam Integrasi dalam pekerjaan Kolaborasi

Skala Likert

Sumber : Denison (dalam Satyagraha 2010), Davidson dan Voss (dalam Satyagraha 2010), data diolah

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur nilai variabel adalah dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2010:86). Variabel yang akan diukur dijabarkan dalam indikator variabel yang dijadikan tolak ukur untuk menyusun


(15)

instrumen pernyataan atau pertanyaan. Jawaban dari setiap instrumen mempunyai gradasi dan dapat diberi skor.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Jawaban Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugiyono, 2010:133

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2009:118). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT X yang berjumlah 37 orang karyawan dari tingkat

Customer Service Officer (CSO) dan Head Teller hingga tingkat penyortir uang.

2. Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro, 2009:118). Sampel dalam penelitian ini adalah semua anggota populasi yang ada yaitu 37 orang karyawan PT X dari tingkat Customer Service Officer (CSO) dan

Head Teller hingga tingkat penyortir uang. Sampel diambil secara sensus, dimana

semua jumlah populasi dijadikan sampel atau disebut Metode Sampling Jenuh (Sugiyono, 2010:122). Metode ini dipilih karena jumlah populasi relatif kecil di tempat diadakan penelitian.


(16)

3.7 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari:

a. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari responden dengan melakukan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data (Kuncoro, 2009:148). Data primer dikumpulkan langsung dari sumber pertama berupa hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Data diperoleh melalui wawancara dengan karyawan PT X baik dari tingkat Customer Service Officer

(CSO) dan Head Teller hingga karyawan pada posisi sortir uang.

b. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, informasi dari tempat penelitian bahkan internet untuk mendukung penelitian ini.

3.8 Teknik Pengumpulan Data a. Studi Pustaka

Mencari, mengumpulkan dan mempelajari data dan informasi dari literatur yang diperoleh dari buku, jurnal, dan situs internet yang dapat menjadi referensi yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

b. Kuesioner

Membuat daftar pernyataan yang disusun urutan serta formatnya yang ada hubungannya dengan variabel independen dan variabel dependen untuk diberikan kepada responden.


(17)

c. Wawancara

Melakukan wawancara langsung dengan responden penelitian untuk tujuan memperoleh informasi yang relevan. Responden dalam penelitian ini adalah para karyawan PT X dari posisi Customer Service Officer (CSO) dan Head

Teller hingga karyawan penyortir uang.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang diperoleh setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Validitas data penelitian ditentukan oleh proses yang akurat. Suatu pernyataan dinyatakan valid apabila koefisien korelasi (r) lebih besar dari r tabel (0,361), maka pernyatan tersebut dikatakan valid.

Pelaksanaan uji validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang responden karyawan PT X. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan alat bantu program SPSS 17.00 for windows, dengan kriteria sebagai berikut:

Jika �ℎ����� > ������ , maka pernyataan dinyatakan valid. Jika�ℎ����� < ������, maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat seberapa besar kestabilan dan konsistensi suatu alat ukur (kuesioner) dari waktu ke waktu. Peneliti menguji reliabilitas data menggunakan Cronbach Alpha. Suatu konstruk dinyatakan


(18)

reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,80 (Kuncoro, 2009). Pelaksanaan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi program SPSS 17.00 for windows, dengan kriteria sebagai berikut:

Jika���� ℎ� positif atau >������, maka pernyataan reliabel. Jika ���� ℎ�negatif atau <������, maka pernyataan tidak reliabel.

3.10 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif dilakukan untuk menganalisis data penelitian dengan mengumpulkan, mengklarifikasikan, menganalisa, dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi. Data yang telah diperoleh dari kuesioner dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif sehingga dihasilkan gambaran yang jelas mengenai variabel-variabel yang diteliti.

3.10.2 Metode Analisis Statistik 3.10.2.1 Analisis Statistik Korelasi

Menurut Situmorang dan Muslich Lutfi (2012:90) korelasi merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkatan kekuatan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Untuk mengetahui apakah ada tidaknya hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya, digunakan analisis korelasi. Dalam penelitian, jika antara variabel satu dengan variabel lainnya mempunyai hubungan, maka variabel satu akan berubah akibat


(19)

perubahan-perubahan dari variabel lainnya. Ukuran korelasi dapat dihitung dari data ordinal, interval, maupun data rasio. Koefisien yang digunakam adalah koefisien korelasi

Pearson (Product Moment).

Koefisien korelasi merupakan ukuran atau indeks dari hubungan antara dua variabel. Korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) atau negatif (-). Jika korelasi menghasilkan angka positif, maka hubungan kedua variabel bersifat searah. Artinya jika variabel bebas naik maka variabel terikat juga naik. Sedangkan jika korelasi menghasilkan angka negatif maka hubungan kedua variabel bersifat tidak searah. Artinya jika variabel bebas naik maka variabel terikat akan turun. Koefisien korelasi besarnya antara -1 sampai +1. Jika korelasi menghasilkan positif maka hubungan kedua variabel bersifat searah. Artinya jika angka mendekati 1 maka hubungan kedua variabel semakin kuat, dan sebaliknya jika korelasi mendekati -1 maka hubungan kedua variabel semakin lemah.

Untuk mengetahui apakah hubungan X terhadap Y signifikan maka koefisien korelasi (r) diatas diuji dengan rumus sebagai berikut:

=

∑�� −

(

∑�

)(

∑�

)

(

∑�

2

(

∑�

)

2

)(

∑�

2

(

∑�

)

2

)

Keterangan : r = koefisien korelasi antara gejala x dan gejala y

N = populasi X = jumlah skor x Y = jumlah skor y


(20)

Untuk melihat hubungan antar kedua variabel tersebut maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Nilai r positif : Kedua variabel menunjukkan positif. Artinya kenaikan variabel yang satu diikuti kenaikan variabel yang lain.

2. Nilai r negatif : menunjukkan hubungan dua variabel negatif. Artinya kenaikkan variabel pertama diikuti oleh turunnya nilai variabel kedua.

3. Nilai r = 0 : Menunjukkan kedua variabel tidak mempunyai hubungan. Artinya variabel yang satu tetap meskipun variabel yang lain berubah.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), digunakan penafsiran atau interpretasi dari korelasi tersebut menurut ukuran yang konservatif adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan Antara 0,80 – 1,00 Sangat Kuat

Antara 0,60 – 0,79 Kuat Antara 0,40 – 0,59 Sedang Antara 0,20 – 0,39 Rendah

Antara 0,00 – 0,19 Sangat Rendah Sumber: Sugiyono, 2010:250

Jika nilai r yang diperoleh lebih besar atau sama dengan nilai r dalam tabel, maka nilai r yang diperoleh itu signifikan. Dan sebaliknya apabila nilai r yang diperoleh lebih kecil dari nilai r dalam tabel, maka nilai r yang diperoleh itu tidak signifikan.

Dari nilai r yang diperoleh, dapat dilihat secara langsung melalui tabel korelasi untuk menguji apakah nilai r yang diperoleh tersebut berarti atau tidak.


(21)

3.10.2.2 Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah angka koefisien korelasi tersebut signifikan atau tidak, serta memastikan hasil penelitian terarah dan tidak menyimpang, maka pengujian hipotesis menggunakan uji statistik t dengan rumus:

ℎ����� = �√�−2

√1−�2

Dimana : t = nilai t yang dihitung r = koefisien korelasi n = jumlah sampel

a. Menentukan hipotesis statisik (H0 dan H1) yang sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan.

H0 : ρ = 0, artinya tidak terdapat hubungan antara budaya organisasi dengan manajemen pengetahuan.

H1 : ρ ≠ 0, artinya terdapat hubungan antara budaya organisasi dengan manajemen pengetahuan.

b. Pengujian hipotesis dilakukan dengan kriteria berikut:

Jika probabilitas < sig.0,05 maka Ho ditolak dan menerima H1. Jika probabilitas > sig.0,05 maka Ho diterima dan menolak H1

c. Kesimpulannya dapat dihitung dengan koefisien determinasi, yaitu: KD = �2 x 100%


(22)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan PT X

PT X didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), dilebur menjadi PT X. Keempat bank tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan Indonesia, dan telah memainkan peran penting dalam pembangunan perekonomian Indonesia.

Bank Dagang Negara (BDN) merupakan salah satu bank tertua di Indonesia, pertama kali dibentuk dengan nama Nederlansch Indische Escompto

Maatschappij di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1949 namanya

berubah menjadi Escompto Bank NV, dimana selanjutnya pada tahun 1960 dinasionalisasikan serta berubah nama menjadi BDN, sebuah bank yang membiayai sektor industri dan pertambangan.

Bank Bumi Daya (BBD) berdiri melalui suatu proses panjang yang bermula dari nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (semula adalah bank milik Inggris) juga di nasionalisasi, dan Bank Umum Negara


(23)

diberi hak untuk melanjutkan operasi bank tersebut. Pada tahun 1965, Bank Umum Negara digabungkan dengan Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Unit IV. Kemudian pada tahun 1968 kembali berubah nama menjadi Bank Bumi Daya.

Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari perusahaan Belanda N.V. Nederlansche Hhandels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1824 dan mengembangkan kegiatan di sektor perbankan pada tahun 1870. Pada tahun 1960 pemerintah Indonesia menasionalisasikan perusahaan ini, dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahaan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada Tahun 1968 Bank ini dipecah menjadi 2 unit, salah satunya adalah Bank Negara Unit II Divisi Ekspor- Impor, yang akhirnya menjadi Bank Exim Indonesia, bank ini merupakan bank pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan impor.

Sejarah Bank Pembangunan Indonesia berawal dari Bank Industri Negara (BIN) yakni sebuah bank industri yang didirikan pada tahun 1951 dengan misi mendukung pengembangan sektor-sektor ekonomi tertentu, khususnya perkebunan, industri dan pertambangan. Pada tahun 1960, Bapindo dibentuk sebagai bank milik negara dan kemudian digabungkan dengan BIN. Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata.

Saat ini, PT X menjadi penerus suatu tradisi layanan jasa perbankan dan keuangan yang telah berpengalaman selama lebih dari 140 tahun. Sejak didirikan,


(24)

PT X terus bertekad untuk membentuk tim manajemen yang handal dan profesional serta bekerja berdasarkan prinsip Good Corporate Governance, pengawasan dan kepatuhan yang sesuai standar internasional. PT X di supervisi oleh komisaris yang terdiri dari orang-orang yang menonjol di komunitas keuangan yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Tingkatan tertinggi dari manajemen eksekutif adalah Direksi, yang diketuai oleh Direktur Utama. Direksi PT X terdiri dari para bankir yang berasal dari legacy bank dan juga Direksi Independen. Selain itu, PT X membentuk Compliance Group, Internal Audit dan

Corporate Secretary, dan juga dari waktu ke waktu secara teratur diperiksa oleh

Bank Indonesia dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), serta diaudit oleh Auditor Independen.

Sejak tahun 2005, PT X berkomitmen untuk menjalankan transformasi untuk membentuk PT X menjadi multispesialis yang dominan. Proses transformasi yang telah dijalankan secara konsisten berhasil meningkatkan kinerja PT X. Saat ini, PT X memiliki jaringan ATM terbesar yaitu berjumlah sekitar 11.812 unit yang telah terpasang dan tersebar di seluruh dunia. Untuk meningkatkan performa unit-unit bisnis strategisnya, PT X saat ini mempekerjakan 21.179 karyawan dengan 1.811 kantor cabang, dan 6 kantor cabang/perwakilan/anak perusahaan di luar negeri yang didukung oleh anak perusahaan yang bergerak di bidang investment banking, asuransi, perbankan Syari’ah, perbankan mikro dan multi-finance. PT X menyediakan solusi keuangan yang menyeluruh bagi perusahaan swasta maupun milik negara, komersial, usaha kecil, dan mikro serta nasabah consumer. Ini menjadikan PT X sebagai bank


(25)

terbaik dalam pelayanan selama 4 tahun berturut-turut dan menjadi perusahaan yang paling terpercaya selama 5 tahun berturut-turut.

4.1.2 Visi, Misi, Budaya Organisasi dan Tujuan PT X

Visi PT X adalah: “Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif”.

Misi PT X yaitu:

1. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar yaitu: a. Memprioritaskan kepentingan nasabah.

b. Memberikan pelayanan yang terbaik secara profesional dan bersahabat c. Menawarkan produk-produk yang kompetitif dan terjangkau.

2. Mengembangkan sumber daya manusia profesional yaitu: a. Memberikan kesempatan kerja yang sama bagi siapapun.

b. Merekrut, melatih, dan mengembangkan sumber daya manusia berdasarkan bakat dan kemampuan yang dimiliki.

c. Memberikan penghargaan dan promosi atas dasar prestasi dan dedikasi.

3. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder, yaitu:

a. Memberikan keuntungan yang maksimum kepada semua pihak yang berkepentingan.

b. Menjamin pertumbuhan dan peningkatan laba yang berkesinambungan.

4. Melaksanakan manajemen terbuka, yaitu: a. Memiliki komitmen kerja yang tinggi.


(26)

5. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan yaitu mempertimbangkan kepentingan masyarakat dan lingkungan dalam setiap pengambilan keputusan.

Sejalan dengan transformasi bisnis, PT X juga melakukan transformasi budaya organisasi yang dirumuskan dalam budaya TIPCE, yaitu:

a. Trust

Membangun keyakinan dan sangka baik diantara stakeholders dalam hubungan yang tulus dan terbuka berdasarkan kehandalan.

b. Integrity

Setiap saat berpikir, berkata dan berperilaku terpuji, menjaga martabat serta menjunjung tinggi kode etik profesi.

c. Professionalism

Berkomitmen untuk bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab.

d. Customer Focus

Senantiasa menjadikan pelanggan sebagai mitra utama yang saling menguntungkan untuk tumbuh secara berkesinambungan.

e. Excellence

Mengembangkan dan melakukan perbaikan di segala bidang untuk mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil yang terbaik secara terus-menerus.

PT X juga memiliki program budaya organisasi secara spesifik yang diharapkan pelaksanaannya sejalan dengan TIPCE. Program budaya organisasi PT X tersebut adalah sebagai berikut:


(27)

1. Durian, Dukung dan Raih Value Chain

2. marTabe, Monitor dan Kontrol Target Bersama 3. Meranti, Meraih Perstasi Service Tanpa Henti 4. Teri, Tetap Excellence Rebut Aliansi

5. Bika, Buat Inisiatif Kerja Ambisi

Adapun 10 (sepuluh) perilaku utama insan PT X adalah sebagai berikut: 1. Saling menghargai dan bekerja sama

2. Jujur, tulus, dan terbuka 3. Disiplin dan konsisten

4. Berpikir, berkata, dan bertindak terpuji 5. Kompeten dan bertanggung jawab 6. Memberikan solusi dan hasil terbaik 7. Inovatif, proaktif, dan cepat tanggap

8. Mengutamakan pelayanan dan kepuasan pelanggan 9. Orientasi pada nilai tambah dan perbaikan terus menerus 10. Peduli lingkungan

Untuk mendukung berbagai segmen usaha serta membangun kinerja yang kuat sehingga tercipta perilaku proaktif terhadap perbaikan service terus menerus,

perfect nothing but perfect, dan happy selling, maka PT X merumuskan kembali

nilai-nilai budaya menjadi pedoman kerja karyawan dalam 5 Must. Adapun isi dari 5 Must tersebut adalah sebagai berikut:

1. One information a day 2. Two minutes before schedule


(28)

3. Implementing Three “er” in business process 4. Four aliancies with business unit

5. Minimum Five new customer socialitation perweek.

Agar lebih efektif, budaya organisasi di PT X diterapkan dengan membentuk kelompok 1:4 yang tugasnya, yaitu:

1. Mengingatkan anggota kelompok untuk selalu berperilaku TIPCE.

2. Memastikan seluruh anggota kelompok memahami informasi yang disampaikan Top Management.

3. Mendorong anggotanya untuk selalu lebih baik dari hari ke hari. 4.1.3 Logo PT X

Logo PT X (tanpa kata bank) sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia ke depan yang akan mengijinkan bank untuk menjual produk-produk non-bank seperti Reksadana, Bank Insurance, dan lain-lain, serta sejalan dengan rencana PT X memiliki perusahaan non-bank.

Gambar 4.2 Logo PT X Arti dan filosofi logo PT X:

1. Bentuk logo dengan huruf kecil

a. Melambangkan sikap ramah dan rendah hati.

Ramah terhadap semua segmen bisnis yang dimasuki, menunjukkan keinginan yang besar untuk melayani dengan rendah hati (Customer


(29)

b. Warna huruf biru tua

1. Biru melambangkan rasa nyaman, tenang, menyejukkan, warna ini umumnya dipake oleh institusi di bidang jasa.

2. Warisan luhur, stabilitas (Command, memimpin) dan serius (Respect), serta tahan uji (Reliable).

3. Dasar pondasi yang kuat, berhubungan dengan kesetiaan, hal yang dapat dipercaya, kehormatan yang tinggi (Trust, Integrity).

4. Simbol dari spesialisasi (Professionalism). 2. Bentuk Gelombang Emas Cair

a. Gelombang emas cair sebagai simbol dari kekayaan finansial di Asia.

Lengkungan emas sebagai metamorphosa dari sifat Agile, progresif, pandangan ke depan. (Excellence), fleksibilitas serta ketangguhan atas segala kemungkinan yang akan datang.

b. Warna kuning emas (kuning ke arah orange)

1. Warna logam mulia (emas) menunjukkan keagungan, kemuliaan, kemakmuran, kekayaan.

2. Menjadikan kita merasa tajam perhatiannya (warna yang menarik perhatian orang), aktif, kreatif dan meriah, warna spiritual dan melambangkan hal yang luar biasa.

3. Warna ini juga ramah, menyenangkan dan nyaman.

4. Warna ini diterima sebagai warna riang, membuat perasaan Anda bahwa masa depan lebih baik, cemerlang dan menyala-nyala.


(30)

4.1.4 Produk PT X

Beberapa produk dari PT X antara lain: 1. Mandiri Tabungan

Mandiri Tabungan merupakan produk PT X yang paling utama. Dimana jika nasabah sudah mempunyai mandiri Tabungan, maka untuk aplikasi lainnya prosesnya akan mudah. Mandiri tabungan terdiri dari Mandiri Tabungan, Mandiri Tabungan Bisnis, Mandiri Tabungan Rencana, Mandiri Tabungan Haji, Mandiri Tabungan Valas, Mandiri Tabungan TKI, dan Tabunganku.

2. Mandiri Giro

Mandiri Giro merupakan sarana simpanan dana pihak ketiga (masyarakat) dalam bentuk Rupiah yang penarikannya atau pengambilannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan sarana perintah pembayaran lainnya sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh PT X. Produk ini memberikan berbagai keuntungan, kemudahan dan kenyamanan dalam bertransaksi, sehingga sangat cocok untuk mendukung sarana bisnis.

3. Mandiri Deposito

Mandiri Deposito merupakan simpanan dana berjangka dari pihak ketiga yang dipercayakan kepada bank, penarikannya dapat dilakukan dalam jangka waktu yang diinginkan sesuai dengan pilihan pihak ketiga. Produk Mandiri Deposito pada PT X dapat dimanfaatkan pihak ketiga sebagai sarana investasi yang memberi keuntungan dan rasa aman. Investasi Mandiri Deposito memberikan keuntungan dengan suku bunga yang kompetitif yang dapat diterima dimuka, fleksibilitas tinggi dengan jangka waktu yang dapat dipilih yaitu 1


(31)

bulanan, 3 bulanan, 6 bulanan, 12 bulanan, dan 24 bulanan. Mandiri Deposito menawarkan pilihan Mandiri Deposito Rupiah dan Mandiri Deposito Valas dengan berbagai pilihan valuta asing.

4. Mandiri Debit

Mandiri Debit merupakan fasilitas dalam bentuk kartu dari Mandiri Tabungan atau Mandiri Giro Rupiah perorangan yang memberikan keleluasaan, kenyamanan, dan keuntungan bertransaksi yang dapat digunakan untuk bertransaksi di mesin ATM, toko atau merchant dengan bantuan mesin EDC dan diseluruh cabang PT X.

5. Mandiri Prabayar (e-money)

Mandiri Prabayar merupakan kartu nirsentuh yang diisi dengan saldo maksimal Rp 1.000.000,- dan dapat digunakan untuk bertransaksi tanpa menggunakan uang tunai.

6. Mandiri Kartu Kredit

Mandiri Kartu Kredit adalah suatu alat yang digunakan untuk pembayaran transaksi pembelanjaan atau penarikan tunai di seluruh merchant berlogo Visa atau ATM berlogo Plus untuk Mandiri Kartu Kredit Visa dan yang berlogo

MasterCard untuk Mandiri Kartu Kredit MasterCard.

7. Mandiri Kredit Konsumer

Mandiri Kredit Konsumer adalah produk PT X yang dapat digunakan untuk mendapatkan dana segar atau kredit. Produk ini terdiri dari Mandiri KPR, Mandiri KPR Multiguna, Mandiri Kredit Tanpa Angunan, Mandiri Mitrakarya, dan Mandiri Tunas Finance.


(32)

4.1.5 Sruktur Organisasi PT X

Struktur organisasi PT X berbentuk garis yang dapat memberikan gambaran mengenai pembagian tugas dan tanggung jawab yang terdapat dalam perusahaan.

Sumber: Divisi Marketing PT X, 2013, (Data Diolah)

Gambar 4.2

Struktur Organisasi PT X Tugas dan wewenang masing-masing adalah: 1. Tugas Pimpinan Cabang (Branch Manager)

a. Memimpin, membina, mengembangkan dan bertanggungjawab penuh atas seluruh aktivitas pelayanan nasabah dengan mengupayakan pelayanan yang optimal sesuai prosedur yang berlaku.

b. Memimpin dan berpartisipasi aktif terhadap unit yang dikelolanya dalam memantau dan memastikan bahwa perbaikan/penyempurnaan atas temuan hasil pemeriksaan audit (intern/ekstern) telah dilakukan sesuai dengan rencana/saran, perbaikan/penyempurnaan yang dilakukan oleh auditor.

Branch Manager

Customer Service Officer

Head Teller

Tunai

Head Teller Non

Tunai

Teller NonTunai

Teller

CSA CSR


(33)

c. Memastikan brosur dan alat promosi terpasang secara rapi dan lengkap sesuai standar PT X, memastikan kebersihan dan kenyamanan banking hall serta hubungan bank dengan nasabah.

d. Memastikan dilaksanakannya promosi penggunaan satuan berbiaya rendah (ATM, Phone Plus) kepada nasabah.

e. Berkoordinasi dengan Cash Center dalam pengelolaan persediaan uang kas. f. Memeriksa dan menandatangani dokumen-dokumen yang diajukan untuk

keperluan Perjanjian Penerbitan Garansi Bank Full Cover dan Perjanjian Kredit (PK) yang diajukan melalui Asisten Pelayan Nasabah sesuai wewenang.

g. Berperan aktif dalam gugus tugas khusus dalam komite yang dibentuk oleh pimpinan cabang.

2. Tugas Customer Service Officer

a. Melayani pembukaan penutupan rekening tabungan, giro, dan deposito. b. Melayani pembuatan dan pengambilan kartu ATM.

c. Melayani permintaan buku cek dan giro.

d. Melayani informasi lainnya mengenai produk dan jasa yang ditawarkan oleh PT X.

e. Melayani pelayanan pencetakan buku. 3. Tugas Head Teller

a. Melayani semua jenis transaksi kas/tunai, pemindahan, setoran rekening dalam rangka memberikan pelayanan transaksi keuangan terbaik kepada para nasabah.


(34)

b. Mengarahkan dan menganjurkan saluran berbiaya (ATM, Phone Plus) kepada nasabah yang datang dengan cara menyampaikan secara langsung kepada nasabah mengenai manfaat dan penggunaan saluran-saluran berbiaya rendah (ATM, Phone Plus).

c. Menjaga peralatan yang menjadi tanggung jawab. 4. Tugas Customer Service Representative (CSR)

a. Melaksanakan Cross-Selling atas produk-produk PT X kepada eksisting nasabah.

b. Melaksanakan pemasaran dan promosi produk dan jasa PT X. c. Menjual dan mempromosikan produk retail

d. Secara proaktif memberikan informasi dan menawarkan produk dan jasa serta transaksi PT X kepada nasabah.

e. Menyarankan kepada nasabah untuk memanfaatkan produk dan jasa PT X lainnya.

5. Tugas Customer Service Administrative (CSA)

a. Mengadministrasikan arsip SPO, PTO, serta surat-surat dari Kantor Pusat dan pihak ketiga lainnya tersusun dengan tertib.

b. Mengadministrasikan arsip pembukaan rekening, penutupan rekening dan pembuatan ATM, dan dokumen lain yang terkait dengan Customer Services secara tertib.

c. Mengadministrasikan surat-surat berharga ke dalam obligo dengan baik dan sesuai prosedur.


(35)

e. Melaksanakan input completion dan administrasi transaksi remmitance, bank garansi, referensi bank, pajak dan kegiatan pendukung customer service lainnya.

f. Menjaga kerahasiaan password milik sendiri dan tidak melakukan sharing

password dengan pegawai lainnya.

g. Mengadministrasikan kas kecil, kepegawaian dan kegiatan general affair lainnya.

h. Melaksanakan tugas lainnya yang ditetapkan atasan sesuai dengan fungsi jabatannya.

6. Tugas Verifikator

a. Bertanggung jawab atas terlaksananya verifikasi transaksi-transaksi

monetary dan non-monetary di area/cabang/cash outlet sesuai prosedur dan

ketentuan yang telah ditetapkan.

b. Memeriksa dan memastikan rekening perantara Giro Non Customer (GNC) dan dan GL Suspend di cabang/cash outlet bersaldo nihil setiap hari.

c. Memantau setiap mutasi dan saldo Rekening Sementara, serta mengklarifikasikannya ke unit terkait.

d. Membuat laporan dan menyelesaikan pos-pos terbuka (open item) atas dasar temuan hasil rekonsiliasi rekening perantara/suspend.

e. Memeriksa dan mendistribusikan Laporan Critical Report/Audit Trail kepada pihak yang bertanggung jawab.


(36)

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 4.2.1.1Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang diperoleh setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Validitas data penelitian ditentukan oleh proses yang akurat. Suatu skala pengukuran dikatakan valid bila melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu pernyataan dinyatakan valid apabila koefisien korelasi (r) lebih besar dari r tabel (0,361), maka pernyataan tersebut dikatakan valid.

Pelaksanaan uji validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang responden PT X. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan alat bantu program SPSS 17.00 for windows, dengan kriteria sebagai berikut:

Jika �ℎ����� > ���� ��, maka pernyataan dinyatakan valid. Jika�ℎ����� < ������, maka pernyataan dinyatakan tidak valid. Hasil dari uji validitas yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Uji Validitas Daftar Pertanyaan

rhitung rtabel

Keterang an Variabel Budaya Perusahaan

1. Saya berkesempatan memberikan ide untuk kemajuan perusahaan.

.606 .361 Valid 2. Metode kerja yang akan digunakan selalu saya

diskusikan di dalam kelompok.

.496 .361 Valid 3. Saya diberi kesempatan untuk mengembangkan

segala kemampuan yang saya miliki.


(37)

4. Saya berbagi informasi terbaru kepada rekan kerja saya.

.660 .361 Valid 5. Saya memahami dengan jelas tujuan perusahaan. .715 .361 Valid 6. Saya berorientasi pada pencapaian target. .785 .361 Valid 7. Saya bersedia menerima kritikan kinerja saya. .696 .361 Valid 8. Saya bersedia menerima segala resiko pekerjaan

saya.

.458 .361 Valid 9. Saya selalu melakukan perbaikan tanpa menunggu

permasalahan.

.824 .361 Valid 10.Saya mampu mencapai target yang ditetapkan

perusahaan pada setiap periodenya.

.512 .361 Valid 11.Perusahaan selalu melakukan pengawasan terhadap

prosedur kerja yang saya lakukan.

.689 .361 Valid 12.Saya senantiasa dituntut untuk melakukan

komunikasi dua arah dengan rekan kerja.

.606 . 361 Valid Variabel Manajemen Pengetahuan

13.Saya didorong untuk meningkatkan pengetahuan yang berkaitan dengan pekerjaan.

.693 .361 Valid 14.Pengalaman orang lain (expert/orang ahli) dapat saya

jadikan landasan pengetahuan saya.

.634 .361 Valid 15.Perusahaan selalu menciptakan lingkungan kerja

yang kondusif untuk menunjang kreativitas saya.

.653 .361 Valid 16.Saya terbiasa mendiskusikan pekerjaan yang telah

berlalu, untuk menarik pembelajaran yang bermanfaat.

.431 .361 Valid

17.Saya senantiasa memperbaharui pengetahuan yang saya miliki dengan informasi terbaru.

.599 .361 Valid 18.Akses informasi yang disediakan perusahaan

memudahkan saya dalam meningkatkan kinerja saya.

.667 .361 Valid 19.Saya menjalin komunikasi yang baik dengan rekan

kerja.

.699 .361 Valid 20.Saya senang berbagi pengalaman untuk kemajuan

perusahaan.

.416 .361 Valid 21.Saya membagikan informasi yang bermanfaat kepada

rekan kerja untuk kelancaran kerja dalam tim.

.636 .361 Valid 22.Pengetahuan dapat memberikan solusi bagi setiap

masalah di dalam pekerjaan saya.

.617 .361 Valid 23.Saya menggunakan pengetahuan yang saya miliki

dalam menyelesaikan pekerjaan.


(38)

24.Saya didukung perusahaan untuk menggunakan kompetensi yang baru dalam menghasilkan sinergi dengan tujuan perusahaan.

.770 .361 Valid

Sumber : Hasil Penelitian (2013), data diolah

Tabel 4.1 menunjukkan seluruh butir pertanyaan dinyatakan valid karena nilai r hitung (Corrected Item-Total Correlation) > nilai r tabel (0,361). Maka dapat disimpulkan bahwa 24 butir pernyataan valid dan dapat digunakan untuk penelitian, dengan rincian yaitu 12 butir pernyataan mengenai variabel budaya perusahaan (X) dan 12 butir pernyataan mengenai variabel manajemen pengetahuan (Y).

4.2.1.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat seberapa besar kestabilan dan konsistensi suatu alat ukur (kuesioner) dari waktu ke waktu. Peneliti menguji reliabilitas data menggunakan CronbachAlpha. Suatu konstruk dinyatakan reliabel jika memberikan nilai CronbachAlpha > 0,80 (Kuncoro, 2009). Pelaksanaan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi program SPSS 17.00 for windows, dengan kriteria sebagai berikut:

Jika���� ℎ�positif atau >������, maka pernyataan reliabel. Jika ���� ℎ�negatif atau <������, maka pernyataan tidak reliabel. Hasil dari uji realibilitas yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha N of Items

.943 24


(39)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa terdapat 24 butir pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5% memiliki koefisien alpha (Cronbach’s Alpha) sebesar 0,943. Ini berarti 0,943 > 0,80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden sasaran untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

4.2.2 Analisis Deskriptif

4.2.2.1Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden. Jumlah pertanyaan adalah 24 butir pertanyaan yang terdiri dari 12 butir pertanyaan untuk variabel budaya organisasi (X) dan 12 butir pertanyaan untuk variabel manajemen pengetahuan (Y). Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT X dari tingkat Customer Service Officer (CSO) dan Head

Teller hingga tingkat penyortir uang yang berjumlah 37 orang. Kuesioner

disebarkan sebanyak 37 kuesioner, dan kembali 37 kuesioner, dimana semua jawabannya lengkap dan layak digunakan untuk analisa. Berikut gambaran data responden yang telah diklasifikasikan berdasarkan:

1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4.3

Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

Laki-laki 15 40,5%

Perempuan 22 59,5%

Jumlah 37 100,0%


(40)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa responden yang paling dominan adalah berjenis kelamin perempuan yang berjumlah 22 orang atau sebanyak 59,5%, sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 15 orang yaitu 40,5%. Dari data tersebut menunjukkan walaupun jumlah karyawan perempuan lebih dominan dibandingkan karyawan laki-laki, namun baik karyawan perempuan maupun laki-laki ternyata mampu menunjukkan kinerja yang relatif seimbang, sehingga perusahaan tidak terlalu membeda-bedakan antara karyawan perempuan dan laki-laki.

2. Karakteristik responden berdasarkan Usia Tabel 4.4

Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Umur Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

21 – 30 tahun 23 62%

31 – 40 tahun 4 11%

41 – 50 tahun 7 19%

51 – 60 tahun 3 8%

Total 37 100%

Sumber: Hasil Penelitian (2013), data diolah

Berdasarkan Tabel 4.4, rata-rata umur responden dibagi pada empat kelas interval, yaitu kelompok yang berumur 21 tahun sampai dengan 30 tahun yaitu sebanyak 23 orang atau sebesar 62%. Sedangkan rata-rata umur antara 31 tahun hingga 40 tahun sebanyak 4 orang atau sebesar 11%, rata-rata umur 41 tahun sampai dengan 50 tahun sebanyak 7 orang atau sebesar 19%, dan umur 51 tahun sampai dengan 60 tahun dengan jumlah paling sedikit yaitu sebanyak 3 orang atau sebesar 8%. Kategori usia yang paling dominan adalah usia 21 tahun sampai dengan 30 tahun yaitu sebesar 62%. Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa


(41)

sebagian besar karyawan masih berada pada usia produktif yang memungkinkan mereka untuk melaksanakan suatu tanggung jawab atas pekerjaan yang diemban. 3. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja

Tabel 4.5

Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

0 – 10 tahun 28 76%

11 - 20 tahun 1 3%

21 - 30 tahun 6 16%

31 - 40 tahun 2 5%

Total 37 100%

Sumber: Hasil Penelitian (2013), data diolah

Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa terdapat 28 orang responden atau sebesar 76% yang telah bekerja selama 0 tahun hingga 10 tahun, 1 orang responden atau sebesar 3% yang telah bekerja selama 11 tahun sampai dengan 20 tahun, 6 orang responden atau sebesar 18% yang telah bekerja selama 21 tahun sampai dengan 30 tahun, dan sisanya telah bekerja selama 30 tahun hingga 40 tahun sebanyak 2 orang atau sebesar 5%. Karyawan dengan masa kerja 0 tahun hingga 10 tahun yang mendominasi responden pada penelitian ini diperkirakan banyak yang baru bergabung dengan PT X.

4. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir Tabel 4.6

Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

SLTA/sederajat 4 11%

Diploma 3 8%

Sarjana 30 81%

Total 37 100%


(42)

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terakhir yang paling dominan ditempuh oleh responden adalah sarjana dengan jumlah paling banyak yaitu 30 orang atau sebesar 81%. Dilanjutkan pendidikan SLTA/sederajat sebanyak 4 orang atau sebesar 11% dan yang paling sedikit dari responden lainnya yaitu dengan tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh adalah diploma dengan jumlah 3 orang atau sebesar 8%. Tingkat pendidikan secara tidak langsung menunjukkan kemampuan intelektual yang dimiliki karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan yang dilakukan perusahaan merupakan jenis pekerjaan yang cukup diselesaikan dengan tingkat pendidikan sarjana.

4.2.2.2Analisis Deskriptif Variabel

Kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini terdiri dari 12 butir pernyataan untuk variabel budaya organisasi (X) dan 12 pertanyaan untuk variabel (Y). Jumlah keseluruhan pertanyaan adalah 24 pertanyaan. Berdasarkan jawaban responden atas kuesioner yang telah diisi dan dinyatakan dalam bentuk skor (lihat lampiran), masing-masing variabel terdiri dari 4 dimensi yang secara keseluruhan berjumlah 8 dimensi. Berikut distribusi jawaban responden terhadap variabel X dan variabel Y:


(43)

1. Keterlibatan

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden terhadap Keterlibatan pada PT X Pernyataan

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total (%) Skor: 5 SS Skor: 4 S Skor: 3 KS Skor: 4 TS Skor: 1 STS

N % N % N % N % N %

1 9 24,3 26 70,3 - - 2 5,4 - - 100

2 9 24,3 27 73,0 1 2,7 - - - - 100

3 9 24,3 27 73,0 - - 1 2,7 - - 100

Sumber: Hasil Penelitian (2013), data diolah

Berdasarkan hasil penelitian dari tiap butir pernyataan keterlibatan pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebanyak 70,3% responden setuju bahwa ada kesempatan dalam memberikan ide untuk kemajuan perusahaan. Sebanyak 73,0% responden setuju bahwa metode kerja yang akan digunakan sebaiknya didiskusikan dengan kelompok. Sebanyak 73,0% responden setuju bahwa diberikan kebebasan untuk mengembangkan segala kemampuan yang dimiliki karyawan.

2. Misi

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden terhadap Misi pada PT X Pernyataan

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total (%) Skor: 5 SS Skor: 4 S Skor: 3 KS Skor: 4 TS Skor: 1 STS

N % N % N % N % N %

4 14 37,8 23 62,2 - - - 100

5 11 29,7 24 64,9 2 5,4 - - - - 100

6 10 27,0 26 70,3 1 2,7 - - - - 100

Sumber: Hasil Penelitian (2013), data diolah

Berdasarkan hasil penelitian dari tiap pernyataan misi pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa 62,2% responden setuju untuk berbagi informasi terbaru dengan rekan kerjanya. Sebanyak 64,9% responden setuju bahwa karyawan


(44)

memahami dengan jelas tujuan perusahaan. Sebanyak 70,3% responden setuju bahwa karyawan berorientasi dengan pencapain target.

3. Adaptasi

Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden terhadap Adaptasi pada PT X Pernyataan

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total (%) Skor: 5 SS Skor: 4 S Skor: 3 KS Skor: 4 TS Skor: 1 STS

N % N % N % N % N %

7 16 43,2 21 56,8 - - - 100

8 9 24,3 25 67,6 2 5,4 1 2,7 - - 100

9 12 32,4 25 67,6 - - - 100

Sumber: Hasil Penelitian (2013), data diolah

Berdasarkan Tabel 4.9 hasil penelitian dari tiap butir pernyataan adaptasi menunjukkan bahwa 56,8% responden setuju menerima kritikan atas kinerjanya. Sebanyak 67,6% responden setuju untuk menerima segala resiko atas pekerjaannya. Sebanyak 67,6% responden setuju bahwa karyawan melakukan perbaikan tanpa perlu menunggu permasalahan.

4. Konsistensi

Tabel 4.10

Distribusi Jawaban Responden terhadap Konsistensi pada PT X Pernyataan

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total (%) Skor: 5 SS Skor: 4 S Skor: 3 KS Skor: 4 TS Skor: 1 STS

N % N % N % N % N %

10 7 18,9 24 64,9 5 13,5 - - 1 2,7 100

11 8 21,6 29 78,4 - - - 100

12 7 18,9 28 75,7 2 5,4 - - - - 100

Sumber: Hasil Penelitian (2013), data diolah

Berdasarkan Tabel 4.10 hasil penelitian dari tiap butir pernyataan konsistensi menunjukkan bahwa 64,9% responden setuju mampu mencapai target yang ditetapkan perusahaan setiap periodenya. Sebanyak 78,4% responden setuju


(45)

bahwa akan menerima segala resiko atas pekerjaannya. Sebanyak 75,7% responden setuju untuk senantiasa dituntut melakukan komunikasi dua arah dengan rekan kerja.

b. Manajemen pengetahuan sebagai Variabel Y 1. Fase identifikasi

Tabel 4.11

Distribusi Jawaban Responden terhadap Fase Identifikasi pada PT X Pernyataan

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total (%) Skor: 5

SS

Skor: 4 S

Skor: 3 KS

Skor: 4 TS

Skor: 1 STS

N % N % N % N % N %

13 12 32,4 24 64,9 1 2,7 - - - - 100

14 13 35,1 24 64,9 - - - 100

15 12 32,4 24 64,9 1 2,7 - - - - 100

Sumber: Hasil Penelitian (2013), data diolah

Berdasarkan Tabel 4.11 hasil penelitian dari butir pernyataan fase identifikasi pada penerapan manajemen pengetahuan menunjukkan bahwa 64,9% responden setuju didorong untuk meningkatkan pengetahuan yang berkaitan dengan pekerjaan. Sebanyak 64,9% responden setuju bahwa pengalaman orang lain (orang ahli) dapat dijadikan landasan pengetahuan. Sebanyak 64,9% responden setuju bahwa perusahaan selalu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk menunjang kreativitas karyawan.

2. Fase refleksi

Berdasarkan Tabel 4.12 hasil penelitian dari butir pernyataan fase refleksi pada penerapan manajemen pengetahuan menunjukkan bahwa 67,6% responden setuju untuk terbiasa mendiskusikan pekerjaan yang telah berlalu, untuk menarik pembelajaran yang bermanfaat. Sebanyak 78,4% responden setuju bahwa untuk


(46)

memperbaharui pengetahuan yang dimiliki dengan informasi terbaru. Sebanyak 59,5% responden setuju bahwa akses informasi yang disediakan perusahaan memudahkan karyawan dalam meningkatkan kinerja.

Tabel 4.12

Distribusi Jawaban Responden terhadap pada butir pernyataan Fase Refleksi pada PT X

Pernyataan

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total (%) Skor: 5 SS Skor: 4 S Skor: 3 KS Skor: 4 TS Skor: 1 STS

N % N % N % N % N %

16 10 27 25 67,6 2 5,4 - - - - 100

17 8 21,6 29 78,4 - - - 100

18 12 32,4 22 59,5 3 8,1 - - - - 100

Sumber: Hasil Penelitian (2013), data diolah

3. Fase berbagi

Tabel 4.13

Distribusi Jawaban Responden terhadap Fase Berbagi pada PT X Pernyataan

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total (%) Skor: 5 SS Skor: 4 S Skor: 3 KS Skor: 4 TS Skor: 1 STS

N % N % N % N % N %

19 11 29,7 26 70,3 - - - 100

20 11 29,7 26 70,3 - - - 100

21 9 24,3 27 73 1 2,7 - - - - 100

Sumber: Hasil Penelitian (2013), data diolah

Berdasarkan Tabel 4.13 hasil penelitian dari butir pernyataan fase berbagi pada penerapan menunjukkan bahwa 70,3% responden setuju untuk menjalin komunikasi yang baik dengan rekan kerja. Sebanyak 70,3% responden setuju bahwa ada karyawan senang berbagi pengalaman untuk kemajuan perusahaan. Sebanyak 73% responden setuju untuk membagikan informasi yang bermanfaat kepada rekan kerja untuk kelancaran kerja dalam tim.


(47)

4. Fase penggunaan

Tabel 4.14

Distribusi Jawaban Responden terhadap Fase Penggunaan pada PT X Pernyataan

Frekuensi Pendapat Responden (%)

Total (%) Skor: 5

SS

Skor: 4 S

Skor: 3 KS

Skor: 4 TS

Skor: 1 STS

N % N % N % N % N %

22 16 43,2 21 56,8 - - - 100

23 13 35,1 24 64,9 - - - 100

24 9 24,3 26 70,3 2 5,4 - - - - 100

Sumber: Hasil Penelitian (2013), data diolah

Berdasarkan Tabel 4.14 hasil penelitian dari butir pernyataan fase penggunaan pada penerapan manajemen pengetahuan menunjukkan bahwa 56,8% responden setuju bahwa pengetahuan dapat memberikan solusi bagi setiap masalah dalam pekerjaa. Sebanyak 64,9% responden setuju untuk menggunakan pengetahuan yang dimiliki masing-masing karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan. Sebanyak 70,3% responden setuju bahwa karyawan mendapatkan dukungan dari perusahaan untuk menggunakan kompetensi yang baru dalam menghasilkan sinergi dengan tujuan perusahaan.

4.2.3 Analisis Statistik

4.2.3.1Analisis Statistik Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui apakah ada tidaknya hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Koefisien yang digunakam adalah koefisien korelasi Pearson (Product Moment) yang merupakan ukuran atau indeks dari hubungan antara dua variabel. Korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) atau negatif (-).


(48)

Tabel 4.15 Uji Korelasi Pearson

Budaya Organisasi

Manajemen Pengetahuan Budaya_Organisasi Pearson Correlation 1 .760**

Sig. (2-tailed) .000

N 37 37

Manajemen_Pengetahuan Pearson Correlation .760** 1 Sig. (2-tailed) .000

N 37 37

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Hasil Penelitian (2013), data diolah

Tabel 4.15 diatas menunjukkan output dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS. Dari tabel diatas diketahui bahwa koefisien korelasi yang menunjukkan hubungan antara budaya perusahaan dengan penerapan manajemen pengetahuan adalah 0,760.

Hasil perhitungan korelasi tersebut sebesar 0,760 bernilai positif, dari hasil perhitungan tersebut memperlihatkan bahwa koefisien korelasi yang diperoleh adalah positif (r = +), hal ini berarti ada hubungan antara budaya organisasi dengan penerapan manajemen pengetahuan pada PT X. Dengan hasil perhitungan yang positif mengartikan bahwa kenaikan variabel memiliki hubungan positif (Sugiyono, 2006:14). Hubungan yang positif tersebut memberi kesimpulan bahwa semakin baik budaya organisasi yang dianut dan dijalankan oleh PT X maka akan semakin tinggi pula penerapan manajemen pengetahuan oleh karyawan pada PT X.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), digunakan penafsiran atau


(49)

interpretasi dari korelasi tersebut menurut ukuran yang konservatif adalah sebagai berikut :

Tabel 4.16

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan Antara 0,80 – 1,00 Sangat Kuat

Antara 0,60 – 0,79 Kuat

Antara 0,40 – 0,59 Sedang

Antara 0,20 – 0,39 Rendah

Antara 0,00 – 0,19 Sangat Rendah Sumber: Sugiyono, 2010:250

Output dari hasil pengolahan data diketahui bahwa koefisien korelasi antara

variabel budaya perusahaan dengan variabel manajemen pengetahuan sebesar 0,760. Koefisien korelasi tersebut, apabila kita lihat pada tabel diatas berada pada kategori tingkat hubungan yang kuat, karena terletak antara nilai 0,60 – 0,79. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keeratan hubungan antara variabel budaya organisasi dengan variabel manajemen pengetahuan pada karyawan di PT X adalah kuat.

4.2.3.2Hasil Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah angka koefisien korelasi signifikan atau tidak, serta memastikan hasil penelitian terarah dan tidak menyimpang.

Setelah diperoleh nilai koefisien korelasi, maka nilai hitung uji t untuk menguji signifikan antara variabel budaya organisasi dengan variabel manajemen pengetahuan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus :

ℎ�����

=

�√�−2

√1−�2

=

0,760√37−2


(50)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji signifikan didapat harga thitung adalah 10,644.

Hasil perhitungan dengan menggunakan uji signifikan didapat nilai t hitung adalah 10,644 akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Nilai ttabel untuk sampel

berjumlah 37 orang dengan ά sebesar 5% (0,05) dapat ditentukan melalui nilai

atau pada db = n-2 yaitu t (dk = n-2) = t (37-2) = 2,0301.

Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

a. Menentukan hipotesis statisik (H0 dan H1) yang sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan.

H0 : ρ = 0, artinya tidak terdapat hubungan antara budaya organisasi dengan penerapan manajemen pengetahuan.

H1 : ρ ≠ 0, artinya terdapat hubungan antara budaya organisasi dengan penerapan manajemen pengetahuan.

b. Pengujian hipotesis dilakukan dengan kriteria berikut:

Jika probabilitas < sig.0,05 maka Ho ditolak dan menerima H1. Jika probabilitas > sig.0,05 maka Ho diterima dan menolak H1

Dari tabel uji korelasi Pearson diatas menunjukkan probabilitas adalah lebih kecil dari sig. 0,05. (Sig. (2-tailed) < sig.0,05).

Berdasarkan ketentuan pengujian hipotesis diatas maka diperoleh ketentuan: 1. Jika harga thitung > ttabel, maka Ho (hipotesis Nol) ditolak dan H1 (hipotesis Alternatif) diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi terhadap penerapan manajemen pengetahuan.


(51)

2. Jika thitung < ttabel, maka Ho (hipotesis Nol) diterima dan H1 (hipotesis Alternatif) ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi terhadap penerapan manajemen pengetahuan.

Dengan membandingkan antara nilai thitung sebesar 10,644 dan nilai ttabel sebesar 2,0301, maka dapat diketahui bahwa thitung > ttabel (10,644 > 2,0301), hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian ada pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi terhadap penerapan manajemen pengetahuan pada karyawan di PT X.

4.2.3.3 Koefisien Determinan

Dengan koefisien determinasi kita dapat mengetahui berapa besar persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk itu kita dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

KD = �2 × 100% KD = (0,760)2 × 100% KD = 0,5776 × 100% KD = 57,76%

Dengan persamaan diatas maka diperoleh hasil koefisien determinasi sebesar 57,76%. Hasil ini menunjukkan bahwa pencapaian penerapan manajemen pengetahuan yang baik pada PT X dipengaruhi oleh budaya organisasi sebesar 57,76% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.


(52)

4.2.4 Pembahasan

Berdasarkan pengolahan data hasil uji validitas yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17.00 bahwa nilai rhitung (Corrected Item-Total

Correlation) > nilai rtabel (0,361). Maka dapat disimpulkan bahwa 24 butir pernyataan valid dan dapat digunakan untuk penelitian, dengan rincian yaitu 12 butir pernyataan mengenai variabel budaya perusahaan (X) dan 12 butir pernyataan mengenai variabel manajemen pengetahuan (Y).

Sedangkan hasil uji reliabilitas diketahui bahwa nilai ralpha > rtabel yaitu 0,943

> 0,80 sehingga dapat dinyatakan bahwa pernyataan dalam kuesioner penelitian ini telah reliabel dan layak disebarkan kepada responden sasaran untuk dijadikan instrumen penelitian.

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi diketahui koefisien korelasi sebesar 0,760 bernilai positif. Hal ini berarti ada hubungan antara budaya organisasi dengan penerapan manajemen pengetahuan pada PT X. Hubungan yang positif tersebut memberi kesimpulan bahwa semakin baik budaya organisasi mencakup keterlibatan karyawan, misi organisasi, kemampuan beradaptasi, dan konsistensi organisasi yang dianut dan dijalankan oleh PT X, maka akan semakin tinggi pula kontribusi positif yang diberikan oleh karyawan PT X dalam mewujudkan penerapan manajemen pengetahuan yang efektif dan efisien.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji signifikan didapat harga thitung adalah 10,644, yang akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Dengan membandingkan antara nilai thitung sebesar 10,644 dan nilai ttabel sebesar 2,0301, maka diketahui bahwa thitung > ttabel (10,644 > 2,0301), hal ini berarti H0 ditolak


(53)

dan H1 diterima. Dengan demikian ada pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi terhadap penerapan manajemen pengetahuan pada karyawan di PT X.

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh koefisien determinasi sebesar 57,76%, yang menunjukkan bahwa pencapaian penerapan manajemen pengetahuan yang baik pada PT X dipengaruhi oleh budaya organisasi sebesar 57,76%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Hal ini menunjukkan bahwa untuk terwujudnya penerapan manajemen pengetahuan yang efektif dalam suatu organisasi guna menciptakan suatu perusahaan yang berdaya saing dilakukan melalui penerapan budaya organisasi yang baik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil perhitungan korelasi terlihat bahwa ada hubungan yang positif dan berhubungan secara signifikan antara variabel budaya organisasi dengan penerapan manajemen pengetahuan. Budaya organisasi yang kuat di suatu perusahaan akan memotivasi karyawan untuk memanfaatkan pengetahuan secara efektif dengan menerapkan proses-proses manajemen pengetahuan. Sukses tidaknya penerapan manajemen pengetahuan salah satunya disebabkan oleh kendala pada budaya organisasi. Budaya organisasi diperlukan salah satunya untuk membangun rasa saling percaya dan keterbukaan diantara karyawan dalam mensukseskan proses sharing pengetahuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Tobing (2007:135) bahwa budaya organisasi menyangkut pembentukan perilaku kolektif, nilai-nilai yang kondusif dan supportif terhadap suksesnya penerapan manajemen pengetahuan.

Sedangkan dalam penerapan budaya organisasi, pada proses manajemen pengetahuan yaitu berbagi (sharing), terjadi interaksi, komunikasi, bahkan


(54)

sosialisasi diantara karyawan. Sosialisasi dapat digunakan untuk mengkomunikasikan semua hal yang berhubungan dengan aktivitas organisasi dan budaya organisasi sehingga apa yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh karyawan untuk memahami segala sesuatunya mengenai organisasi (Sutrisno, 2010:31). Dengan demikian, manajemen pengetahuan berperan dalam mendistribusikan nilai-nilai budaya organisasi, dan melalui manajemen pengetahuan membantu sumber daya manusia memahami nilai-nilai budaya organisasi. Dengan pemahaman yang baik akan nilai-nilai yang terkandung dalam budaya organisasi maka akan mempengaruhi pelaksanaan budaya organisasi sebagai salah satu strategi bisnis yang efektif. Penerapan manajemen yang efektif menciptakan organisasi dengan pengetahuan yang kuat yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi.

PT X memahami benar mengenai hubungan antara budaya organisasi dengan penerapan manajemen pengetahuan, sehingga untuk merespon perubahan dunia bisnis PT X menerapkan manajemen pengetahuan melalui implementasi budaya organisasi yang dianggap sesuai untuk mendorong suksesnya penerapan manajemen pengetahuan tersebut. Dan sebaliknya, dengan penerapan manajemen pengetahuan yang efektif mewujudkan budaya organisasi yang kuat dan khas di PT X.


(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial ada hubungan positif dan signifikan antara budaya organisasi dengan penerapan manajemen pengetahuan pada PT X. Yang ditunjukkan dari hasil perhitungan korelasi antara budaya organisasi dengan penerapan manajemen pengetahuan sebesar 0,760, bernilai positif. Hubungan yang positif tersebut memberi kesimpulan bahwa semakin baik budaya organisasi yang dianut dan dijalankan oleh PT X maka akan semakin tinggi pula penerapan manajemen pengetahuan oleh karyawan pada PT X. Dan sebaliknya semakin baik penerapan manajemen pengetahuan di PT X akan seiring dengan semakin baiknya pemahaman dan pelaksanaan karyawan terhadap nilai-nilai, keyakinan, dan norma-norma yang dianut PT X yang terkandung dalam budaya organisasi.

Hasil koefisen determinasi menunjukkan pengaruh efektif budaya organisasi terhadap penerapan manajemen pengetahuan yaitu 57,76% dan sisanya sebesar 42,24% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti kepemimpinan, dan motivasi karyawan.


(56)

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi PT X, diharapkan dapat memberikan perhatian yang lebih fokus akan pentingnya penerapan manajemen pengetahuan melalui penciptaan budaya organisasi yang tepat. Hal ini disebabkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara budaya organisasi dengan penerapan manajemen pengetahuan.

2. Bagi karyawan PT X, sebaiknya karyawan lebih sadar, mengerti, dan memahami budaya organisasi dan manajemen pengetahuan untuk dapat mengoptimalkan penerapan budaya organisasi maupun manajemen pengetahuan di PT X.

3. Bagi peneliti selanjutnya, dikarenakan keterbatasan yang dimiliki oleh penulis diharapkan peneliti selanjutnya dapat menyempurnakan penelitian ini, dengan meneliti faktor-faktor lain yang juga berhubungan dengan kesuksesan penerapan manajemen pengetahuan, seperti hubungan kepemimpinan dengan penerapan manajemen pengetahuan; hubungan motivasi kerja dengan penerapan manajemen pengetahuan.


(57)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Budaya Organisasi

2.1.1.1 Pengertian Budaya Organisasi

Menurut kamus Bahasa Indonesia, kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Bodhya yang berarti akal budi. Sedangkan secara terminologis organisasi dapat diartikan sebagai kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Pendekatan budaya dimunculkan dalam teori organisasi ketika kompleksitas perubahan lingkungan dan tingkat persaingan yang dihadapi organisasi dewasa ini sangat tinggi. Budaya organisasi mengacu pada sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya (Robbins dan Judge, 2007:256). Budaya organisasi dapat dibayangkan sebagai lem yang merekat organisasi menjadi satu kesatuan melalui suatu kebersamaan dalam hal pola-pola makna. Budaya terfokus pada nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, harapan-harapan yang dimiliki bersama para anggota (Siehl dan Martin dalam Kusdi, 2011:50).

Schein (dalam Satyagraha, 2010:21) mendefinisikan budaya organisasi (organizational culture) sebagai berikut:


(58)

“The culture of a group can now be defined as a pattern of shared basic assumptions that has learned by a group as it solved its problems of external adaptation and internal integration, that has worked well enough tobe considered valid and, therefore, to be taught to new members as the correct way to perceive, think, and feel in relation to those problems.“

“Budaya suatu kelompok/organisasi didefinisikan sebagai (1) suatu pola dari asumsi-asumsi dasar bersama (2) yang ditemukan, diciptakan atau dikembangkan oleh kelompok/organisasi (3) untuk memecahkan masalah-masalah yang terkait dengan adaptasi eksternal dan integrasi internal, (4) yang telah bekerja dengan baik sehingga dapat dianggap valid, (5) yang oleh karena itu dapat diajarkan kepada anggota baru (6) sebagai cara yang benar untuk memahami, berfikir, dan merasa menghadapi masalah tersebut.” Sedangkan budaya organisasi menurut Marteen (dalam Kusdi, 2011:50) mengacu pada:

“Pengetahuan yang oleh anggota suatu kelompok dibayangkan sedikit-banyak dimiliki bersama, pengetahuan yang dikatakan menginformasikan, melekat, membentuk, dan diperhitungkan dalam aktivitas-aktivitas rutin dan tidak terlalu rutin dari para anggota kultur tersebut. Budaya diekspresikan (atau terdiri atas) hanya melalui tindakan-tindakan dan kata-kata para anggota dan harus ditafsirkan, bukan diberikan kepada seorang peneliti lapangan (field worker). Budaya tidak dapat terlihat dengan sendirinya, tetapi hanya dapat terlihat melalui representasinya. Dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi merupakan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan yang dianut oleh para anggota organisasi dalam memecahkan masalah dan mencapai harapan-harapan bersama sebagai perekat dalam organisasi sekaligus pembeda dengan organisasi lain.

2.1.1.2 Karakteristik Budaya Organisasi

Menurut Robbins dan Judge (2008:256) terdapat tujuh karakteristik utama yang secara keseluruhan merupakan hakikat budaya sebuah organisasi, yaitu: 1. Inovasi dan keberanian mengambil risiko. Sejauh mana karyawan didorong


(59)

2. Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan presisi, analisis, dan perhatian pada hal-hal detail.

3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.

4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada dalam organisasi.

5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja diorganisasi pada tim ketimbang pada individu-individu.

6. Keagresifan. Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai.

7. Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya statusquo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan.

2.1.1.3 Fungsi Budaya Organisasi

Robbins (2008:262) mengemukakan beberapa fungsi budaya suatu organisasi, yaitu pertama budaya sebagai penentu batas-batas, artinya budaya menciptakan perbedaan atau distingsi antara suatu organisasi dengan organisasi lainnya. Kedua, budaya menciptakan identitas bagi para anggota organisasi. Ketiga, budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan individu. Keempat, budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial. Kelima, budaya berfungsi sebagai mekanisme sense making serta kendali yang menuntun dan membentuk sikap dan perilaku karyawan.


(1)

11. Margareth Simangunsong, yang selalu menyemangati dan mendengarkan keluh kesah penulis disetiap pergumulan yang penulis hadapi. Terima kasih untuk ketulusan, perhatian, kasih sayang, doa dan dukungan yang telah diberikan.

12. Davio Laurens, yang selalu mendengarkan keluh kesah penulis dan membangun kembali semangat penulis disaat penulis mengalami pergumulan dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih untuk perhatian, kasih sayang, doa, dan dukungan yang telah diberikan.

13. Sahabat-sahabat tersayang: Fransisca Gultom, Mia Mierza, Ester Aritonang, Debora Bangun, dan Monica Siahaan. Terima kasih untuk kasih sayang, perhatian, dukungan, dan persahabatan yang telah diberikan.

14. Sahabat dan teman-teman tersayang di Manajemen Stambuk 2009: Ani Yunita Manihuruk, Novia Sihombing, Naomi Siahaan, Anggi Pardede, Dosmaria Simamora, Haryati Manurung, Hasiholan Sinaga, Harri Pranata, Rieza Kurniawan, Garry Hadi, Suma Wijaya serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Terima kasih atas kasih sayang, perhatian, dukungan dan persahabatan yang telah diberikan selama masa perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.

Medan, Juli 2013 Penulis


(2)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ... ABSTRACT ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN ...

1.1 Latar Belakang ... 1.2 Perumusan Masalah... 1.3 Tujuan Penelitian... 1.4 Manfaat Penelitian...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...

2.1 Uraian Teoritis ... 2.1.1. Budaya Organisasi ... 2.1.1.1. Pengertian Budaya Organisasi ... 2.1.1.2. Karakteristik Budaya Organisasi ... 2.1.1.3. Fungsi Budaya Organisasi ... 2.1.1.4. Tingkatan (Level) Budaya Organisasi ... 2.1.1.5. Tipe Budaya Organisasi ... 2.1.1.6. Budaya Kuat Versus Budaya Lemah ... 2.1.1.7. Dimensi Budaya Organisasi Efektif ... 2.1.2. Manajemen Pengetahuan ... 2.1.2.1. Pengertian Pengetahuan ... 2.1.2.2. Pengertian Manajemen Pengetahuan ... 2.1.2.3. Komponen Manajemen Pengetahuan ... 2.1.2.4. Perspektif Manajemen Pengetahuan ... 2.1.2.5. Dimensi Manajemen Pengetahuan ... 2.2 Penelitian Terdahulu ... 2.3 Kerangka Konseptual ... 2.4 Hipotesis ...

BAB III METODE PENELITIAN ...

3.1. Jenis Penelitian ... 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 3.3. Batasan Operasional ... 3.4. Definisi Operasional Variabel ... 3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 3.6. Populasi dan Sampel Penelitian ...

i ii iii v vii viii ix 1 1 9 9 10 11 11 11 11 12 13 14 15 17 18 19 19 24 25 26 27 28 30 32 33 33 33 33 34 35 36


(3)

3.7. Jenis dan Sumber Data ... 3.8. Teknik Pengumpulan Data ... 3.9. Uji Validitas dan Uji Realibilitas ... 3.9.1. Uji Validitas ... 3.9.2. Uji Reliabilitas ... 3.10. Metode Analisis Data ... 3.10.1 Metode Analisis Deskriptif ... 3.10.2 Metode Analisis Statistik ... 3.10.1.1 Analisis Statistik Korelasi ... 3.10.1.2 Pengujian Hipotesis ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum PT X ... 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan PT X ... 4.2.2 Visi, Misi, Budaya Organisasi, dan Tujuan PT X ... 4.2.3 Logo PT X ... 4.2.4 Produk PT X ... 4.2.5 Struktur Organisasi PT X ... 4.2 Hasil Penelitian ... 4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 4.2.1.1 Uji Validitas ... 4.2.1.2 Uji Reliabilitas ... 4.2.2 Analisis Deskriptif ... 4.2.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 4.2.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 4.2.3 Analisis Statistik...

4.2.3.1 Analisis Statistik Korelasi ... 4.2.3.2 Hasil Pengujian Hipotesis ... 4.2.4 Pembahasan ...

BAB V KESIMPULAN ...

5.1 Kesimpulan ... 5.2 Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

37 37 38 38 38 39 39 39 39 42 43 43 43 46 49 51 53 57 57 57 59 60 60 63 68 68 70 73 76 76 77 78


(4)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Data Pengguna E-Learning PT X Tahun 2008-2012 ... 8

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 35

3.2 Instrumen Skala Likert ... 36

3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r... 41

4.1 Uji Validitas ... 57

4.2 Uji Reliabilitas ... 59

4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 60

4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Usia... 61

4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja ... 62

4.6 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 62 4.7 Distribusi Jawaban Responden terhadap Keterlibatan pada PT X ... 64 4.8 Distribusi Jawaban Responden terhadap Misi pada PT X 64 4.9 Distribusi Jawaban Responden terhadap Adaptasi pada PT X ... 65 4.10 Distribusi Jawaban Responden terhadap Konsistensi pada PT X ... 65 4.11 Distribusi Jawaban Responden terhadap Fase Identifikasi pada PT X ... 66 4.12 Distribusi Jawaban Responden terhadap Fase Refleksi pada PT X ... 67 4.13 Distribusi Jawaban Responden terhadap Fase Berbagi pada PT X ... 67 4.14 Distribusi Jawaban Responden terhadap Fase Penggunaan pada PT X ... 68 4.15 Uji Korelasi Pearson ... 69


(5)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

1.1 Tingkatan Budaya ... 14

2.2 Kerangka Konseptual ... 32

4.1 Logo PT X ... 49


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 80

2. Daftar Distribusi Jawaban Responden ... 83

3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 85