Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Kajian Teori

percaya diri dikarenakan mahsiswa tidak memaksimalkan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing PPL sehingga mahasiswa PPL kurang mempunyai bekal untuk mengajar. Semua itu akan memberikan berbagai tanggapan dari pihak sekolah khususnya guru IPS yang mengampu mahasiswa PPL. Mahasiswa PPL memiliki karakteristik individu yang berbeda- beda, baik itu dalam satu fakultas maupun berbeda fakultas. Guru pembimbing tidak dapat memberikan masukan-masukan dengan porsi yang sama satu dengan yang lain, akan tetapi guru pembimbing akan melihat kemampuan dari mahasiswa PPL. Jika mahasiswa PPL mampu menerima masukan dari guru pembimbing dan melaksanakan sesuai harapan maka akan menjadikan guru pembimbing merasakan kepuasan terhadap kinerja mahasiswa PPL, begitu pula sebaliknya jika harapan tidak sesuai dengan yang diinginkan guru pembimbing. Selama kegiatan PPL yang diselenggarakan setiap tahunnya belum diketahui persepsi guru pembimbing PPL terhadap kinerja mahasiswa PPL jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial di Kabupaten Sleman. Oleh karena itu penelitian dilakukan dengan maksud mengetahui persepsi guru pembimbing PPL terhadap kinerja mahasiswa PPL.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat di identifikas masalah sebagai berikut : 1. Menurut observasi peneliti terhadap guru pembimbing, mahasiswa PPL kurang memaksimalkan bimbingan yang diberikan oleh Dosen Pembimbing PPL. 2. Belum diketahui persepsi dari pihak sekolah atau guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa PPL jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UNY di Kabupaten Sleman.

C. Pembatasan Masalah

Dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas serta mengingat keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya maka penelitian ini tentang persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa PPL jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UNY di Kabupaten Sleman.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang ingin diketahui melalui penelitian ini : 1. Bagaimana persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UNY di Kabupaten Sleman? 2. Bagaimana persepsi guru pembimbing terhadap kualitas, kuantitas, pelaksanaan tugas, dan tanggung jawab mahasiswa dalam pelaksanaan PPL.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada penelitian ini memiliki tujuan penelitian, yaitu : 1. Mengetahui persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UNY di Kabupaten Sleman. 2. Mengetahui persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa PPL jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sleman dalam hal kualitas, kuantitas, pelaksanaan tugas, dan tanggung jawab.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Dengan adanya penelitian ini, peneliti akan memberikan penjelasan mengenai persepsi guru terhadap kinerja mahasiswa PPL jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. Selain itu, hasil penelitia ini sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Lembaga Pendidikan 1 Bagi Universitas Negeri Yogyakarta Manfaat bagi Universitas Negeri Yogyakarta khususnya jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, yaitu: penelitian ini berguna sebagai bahan pertimbangan atau bahan evaluasi bagi calon mahasiswa PPL supaya lebih baik, untuk melahirkan calon-calon pendidik yang berkualitas khususnya pendidik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 2 Bagi sekolah Pihak sekolah akan memperoleh umpan balik dari Universitas Negeri Yogyakarta, dengan adanya penelitian ini Universitas Negeri Yogyakarta akan mengirimkan mahasiswa PPL ke sekolah pada periode berikutnya dengan kualitas, kuantitas, pelaksanaan tugas, dan tanggung jawab yang lebih baik. Sehingga mendapatkan bantuan pemikiran, tenaga, ilmu, dan teknologi dalam merencanakan serta melaksanakan pengembangan pembelajaran di sekolah. b. Bagi peneliti Hasil penelitian ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai realita dalam proses belajar dan mengajar di sekolah khususnya mata pelajaran IPS di SMP. Selain itu sebagai penerapan ilmu yang telah dipelajari pada bangku perkuliahan dengan praktik sebenarnya, sehingga nantinya dapat menjadikan bekal dalam dunia kerja.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Persepsi Guru Pembimbing a. Persepsi Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat indranya, yaitu indra penglihatan, pendengaran, peraba, dan pencium Slameto. 2013:102. Pendapat senada juga menyatakan bahwa persepsi merupakan proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus melalui alat reseptornya Bimo Walgito. 2010: 99. Persepsi adalah batasan yang digunakan pada proses memahami dan mengintepretasikan informasi sensoris atau kemampuan intelek untuk merencanakan makna dari data yang diterima dari berbagai indra Mulyono Abdurahman. 2003: 151. Pendapat lain bahwa persepsi merupakan suatu proses memperhatikan dan menyeleksi, mengorganisasi dan menafsirkan stimulus lingkungan Indriyo dan Sudita. 2014: 16. Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses dimana seseorang diperlakukan sebagai objek atau sebagai informasi yang diterima melalui proses pengamatan dari berbagai alat indra. Suatu persepsi ini juga digunakan sebagai proses untuk memahami dan menginterpretasikan suatu informasi yang diamatinya secara selektif. b. Persepsi Guru Pembimbing Peran dosen pembimbing dan guru pembimbing berkewajiban untuk memberi petunjuk kepada mahasiswa PPL jika terdapat hal-hal yang memmerlukan campur tangan guru pembimbing Anah S. Suparno dkk. 1991: 1. Ini berarti bahwa, selama program PPL berlangsung guru pambimbing tetap berada di sekolah menemani mahasiswa PPL mengajar. Hal ini perlu ditegaskan untuk menghilangkan anggapan bahwa selama kelas dipegang oleh mahasiswa PPL, guru bebas dari pekerjaan. Secara langsung yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan PPL adalah guru pembimbing atau guru pamong, supervisor, Dosen pemimbing Lapangan DPL dan kepala sekolah. Jadi dapat diartikan guru pembimbing adalah guru yang bertanggung jawab membimbingpara calon guru selama latihan praktik lapangan berlangsung dan umumnya terdiri dari guru-guru yang berada pada sekolah tempat praktik Zainal Asril. 2011:102. Dari pendapat di atas tentang persepsi dan guru pembimbing dapat di tarik kesimpulan bahwa persepsi guru pembimbing adalah proses pengamatan atau pengindraan yang dilakukan atau dikerjakan oleh seorang guru pembimbing yang sudah memenuhi syarat untuk membimbing selama kurun waktu tertentu, yang bertujaun untuk memahami dan menginterpretasikan suatu informasi yang diamatinya secara selektif. c. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Persepsi seseorang terhadap lingkungan atau objek mempunyai beberapa faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor- faktor tersebut dapat menyebabkan persepsi yang berbeda-beda oleh setiap orang walaupun stimulus yang diterima sama. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Eva Latipah adalah sebagai berikut : 1 Faktor bawaan Kemampuan pengindraan paling mendasar dan kemampuan persepsi merupakan sesuatu yang sifatnya bawaan dan berkembang pada masa yang sangat dini. 2 Periode kritis Selain merupakan kemampuan bawaan, persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman. 3 Faktor psikologis dan budaya Pada manusia faktor psikologis dapat mempengaruhi bagaimana kita mempersepsikan serta apa yang kita persepsikan. Kebutuhan psikologis yang dimaksud adalah kebutuhan, kepercayaan, emosi dan ekspektasi Eva Latipah. 2012:66-67. Ada banyak faktor yang akan menyebabkan stimulus masuk dalam rentang perhatian seseorang. Tetapi tidak semua stimulus mendapatkan respon. Respon diberikan individu terhadap stimulus yang menarik individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi individu : 1 Perhatian Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu atau sekumpulan objek. Jadi perhatian merupakan penyeleksian terhadap stimulus sehingga individu akan betul-betul menyadari secara jelas tentang apa yang ia perhatikan, dan akan tumbuh suatu respon. 2 Stimulus a Intensitas atau kekuatan stimulus, kekuatan stimulus akan mempengaruhi individu untuk menyadari, memperhatikan dan mempersepsikan stimulus tersebut. Untuk dapat dipersepsikan stimulus harus cukup kekuatannya. b Ukuran stimulus, ukuran stimulus akan mempengaruhi seseorang untuk memperhatikannya. Stimulus yang berukuran besar biasanya lebih menarik perhatian. c Perubahan stimulus, perubahan yang terjadi pada stimulus akan membuat stimulus tidak monoton sehingga akan mempengaruhi perhatian dan persepsi individu. d Ulangan dari stimulus, pengulangan stimulus akan mempengaruhi dan menarik individu untuk memperhatikan dan kemudian akan mempengaruhi persepsinya. e Pertentangan atau kontras dari stimulus, stimulus yang bertentangan atau kontras dengan sekitarnya akan lebih menarik perhatian orang. Perhatian ini akan mempengaruhi proses seleksi dan persepsi seseorang. 3 Faktor individu Faktor individu yang mempengaruhi seseorang memperhatikan stimulus sehingga menimbulkan kesadaran pada individu yang bersangkutan antara lain: a Sifat struktural dari individu, yaitu keadaan yang lebih bersifat permanen. Ada individu yang suka memperhatikan hal-hal kecil atau tidak berarti, tetapi ada pula individu yang mempunyai sifat acuh tak acuh terhadap keadaan di sekitarnya. b Sifat temporer dari individu, yaitu keadaan individu pada suatu waktu seperti keadaan marah yang membuat individu lebih emosional sehingga individu lebih mudah memberikan reaksi terhadap stimulus. c Aktivitas yang sedang berjalan pada individu, suatu benda tidak akan menarik perhatian individu pada waktu tertentu tetapi pada waktu yang lain justru sebaliknya karena pada waktu itu aktivitas jiwanya sedang berhubungan dengan benda tersebut Bimo Walgito. 2010:110-130. d. Proses Persepsi Persepsi merupakan cara kerja atau sebuah proses yang rumit dan aktif, karena tergantung pada sistem sensorik dan otak. Bagi manusia, persepsi merupakan suatu kegiatan yang pleksibel, yang dapat menyesuiakan diri secara baik lingkungan Tim Jurnal Kajian Sosiologi. 2007:5. Proses persepsi dimulai dari adanya stimulus dari lingkungan, kemudian adanya perhatian dan proses seleksi yang dilanjutkan dengan pengorganisasian dan penafsiran stimulus sehingga muncul persepsi. Meskipun persepsi sangat tergantung dengan penginderaan data, proses kognitif bisa menyaring, menyederhanakan, atau mengubah secara sempurna data tersebut Indriyo dan Sudita. 2014: 17. Secara lebih terperinci tentang proses persepsi, proses persepsi mencakup proses berikut : 1 Proses kealaman fisik, proses ini merupakan awal mula terjadinya proses persepsi. Yaitu proses saat objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. 2 Proses fisiologis, yaitu proses lebih lanjut dimana stimulus yang diterima oleh alat indera dilanjutkan oleh syaraf sensorik ke otak. Dengan kata lain proses dimana seseorang melihat atau memperhatikan objek atau sekelompok objek dengan menggunakan pengindraan dilanjutkan ke syaraf sensorik ke otak. 3 Proses psikologis, yaitu suatu proses yang terjadi di otak atau pusat kesadaran, sehingga individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan alat indera atau reseptor dan merupakan persepsi sebenarnya. Dalam proses ini adalah tahap atau proses dimana munculnya respon atau tanggapan kepada suatu objek atau sekelompok objek. Bimo Walgito. 2010: 102. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses yang panjang. Proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut. Objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini yang disebut sebagai proses fisiologis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba. Proses yang terjadi dalam otak atau dalam pusat kesadaran inilah yang disebut sebagai proses psikologis. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa taraf terakhir dari proses persepsi adalah stimulus yang diterima dari alat indera. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil individu dalam berbagai bentuk. Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah persiapan dalam persepsi. Hal tersebut karena keadaan menunjukkan bahwa individu tidak hanya dikenai satu stimulus saja, tetapi individu dikenai berbagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitarnya. Namun tidak semua stimulus mendapat respon individu untuk dipersepsi. Stimulus yang akan dipersepsi atau mendapat respon dari individu tergantung pada perhatian individu bersangkutan. 2. Kinerja a. Pengertian Kinerja Dalam kamus basar bahasa Indonesia dikatakan bahwa kinerja adalah 1 suatu yang dicapai, 2 prestasi yang diperlihatkan, 3 kemampuan kerja. Kinerja adalah segala sesuatu yang dikerjakan seseorang dan hasilnya dalam melaksanakan fungsi suatu pekerjaan Hadari Nawawi. 2006:62. Definisikan kinerja adalah sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaankegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasilembaga yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Fungsi pekerjaan atau kegiatan yang dimaksud di sini adalah pelaksanaan hasil pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya dalam suatu organisasi atau lembaga. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil kinerja atau prestasi kerja sesoerang atau kelompok terdiri dari faktor intern dan ekstern Moh.Pabundu Tika. 2005:121-122. Faktor intern dan ekstern yang dimaksud di atas, faktor intern yang mempengaruhi kinerja terdiri dari kecerdasan, ketrampilan, motivasi, kondisi fisik dan sebagainya. Sedangkan pengaruh ekstern dipengaruhi oleh manajemen kinerja, antara lain berupa kondisi lokasi kerja, keinginan konsumen yang berujung pada evaluasi, perencanaan, dan pembinaan. Pengertian kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pekerja dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya Anwar Prabu Mangkunegara. 2009:67. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatanprogramkebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam planning organisasi Irham Fahmi. 2010:2. Kinerja adalah kuantitas dan kualitas pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan individu, kelompok maupun organisasi. Aspek kuantitas mengacu pada beban kerja atau target kerja, sedangkan aspek kualitas menyangkut kesempurnaan dan kerapian pekerjaan yang sudah dilaksanakan Hadari Nawawi. 2006:62. Pengertian kinerja ini ternyata lebih luas dari pengertian-pengertian sebelumnya, dengan memberikan tolak ukur hasil kerja dari sudut kuantitas dan kualitas. Pengertian secara sederhana dengan mengatakan bahwa kinerja adalah kesuksesan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan Hadari Nawawi. 2006:64. Sukses bermakna seorang pekerja memiliki kemampuan yang prima dalam bidang kerjanya, sehingga dapat menyelesaikanya secara efektif, efisien dan produktif sebagaimana yang diharapkan organisasi atau lembaga. b. Faktor-Faktor Kinerja Berdasarkan pengertian kinerja yang dikemukakan oleh para ahli, kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai oleh seseorang sesuai dengan standar dan kriteria yang telah ditetapkan dengan kurun waktu tertentu. Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja yaitu faktor kemampuan ability dan faktor motivasi motivation. Rumusan faktor-faktor dari kinerja adalah sebagai berikut : 1 Faktor kemampuan Secara psikologis, kemampuan ability pekerja terdiri dari kemampuan potensi IQ pekerja yang mempunyai IQ rata-rata akan mudah mencapai sebuah prestasi. 2 Faktor motivasi Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai kinerja yang maksimal Anwar Prabu Mangkunegara. 2009:67. Selain mengemukakan faktor-faktor dalam sebuah kinerja untuk mencapai hasil yang maksimal, Anwar Prabu Mangkunegara juga mengemukakan indikator dari kinerja. Indikator kinerja untuk mencapai hasil yang telah ditentukan yaitu sebagai berikut : 1 Kualitas Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan. 2 Kuantitas Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pekerja bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini bisa dilihat dengan kecepatan kerja setiap pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya masing-masing. 3 Pelaksanaan tugas Pelaksanaan tugas adalah seberapa jauh pekerja melaksanakan tugas dengan akurat dan tidak ada kesalahan. 4 Tanggung Jawab Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan kewajiban pekerja untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikannya Anwar Prabu Mangkunegara. 2009:75. Kinerja merupakan gabungan dari beberapa faktor yang terdiri dari : 1 Pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab dalam bekerja. Faktor ini mencakup jenis dan jenjang pendidikan serta pelatihan yang pernah diikuti dibidangnya. 2 Pengalaman, yang tidak sekedar berarti jumlah waktu atau lamanya dalam bekerja, tetapi juga dengan substansi yang dikerjakan yang jika dilaksanakan dengan waktu yang cukup lama akan meningkat kemampuannya dalam mengerjakan suatu bidang tertentu. 3 Kepribadian, berupa kondisi di dalam diri seseorang dalam menghadapi bidang kerjanya, seperti minat, bakat, kemampuan bekerjasama, motivasi kerja, dan sikap terhadap pekerjaan. Hadari Nawawi. 2006:64-65 : Gambar 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Sumber: Hadari Nawawi. 2006:65 Pengertian-pengertian kinerja dan faktor-faktor kinerja dalam uraian di atas menunjukkan bahwa kinerja bukan sifat atau karakteristik individu melainkan kemampuan kerja yang ditunjukkan melalui proses atau cara bekerja dan hasilnya yang tercapai. Selain itu faktor yang mempengaruhi kinerja bisa bersumber dari dalam maupun dari luar individu atau pekerja. Dari beberapa faktor-faktor di atas peneliti menggunakan indikator yang diungkap oleh Anwar Prabu Mangkunegara yang terdiri dari kualitas, kuantitas, pelaksanaan tugas, dan tanggung jawab, dengan menggunakan indikator tersebut peneliti dapat mengetahui persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa PPL. Jika pendapat dari Anwar Prabu Mangkunegara tentang indikator kinerja di aplikasikan ke dalam kinerja mahasiswa PPL menjadi : 1 Kualitas Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan. 2 Kuantitas Kuantitas kerja adalah seberapa lama mahasiswa Praktik Pengalaman Lapanagan bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini bisa dilihat dengan kecepatan kerja setiap mahasiswa dalam melaksanakan pekerjaannya masing-masing. 3 Pelaksanaan tugas Pelaksanaan tugas adalah seberapa baik mahasiswa dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan akurat dan tidak ada kesalahan. 4 Tanggung Jawab Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan kewajiban mahasiswa untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikannya. Misalnya kedisiplinan dalam Praktik Pengalaman Lapangan. c. Evaluasi atau Penilaian Kinerja Secara sederhana evaluasi kinerja berarti proses organisasi melakukan penilaian terhadap pekerja dalam melaksanakan pekerjaanya Hadari Nawawi. 2006:70. Pengertian yang sederhana itu menunjukkan bahwa yang menilai adalah organisasi atau manajemen atau lembaga, yang dinilai adalah pekerja dan yang dinilai adalah proses atau cara melaksanakan pekerjaan dan hasil kerja yang dicapai seseorang pekerja. Evaluasi kinerja merupakan kegiatan yang tidak hanya satu kali pengamatan atau evaluasi, tetapi kegiatan ini dilakukan secara berkelanjutan atau secara periodik. Suatu hasil penilaian akan berubah dari waktu ke waktu selama proses pengamatan atau evaluasi berlangsung, mungkin hasilnya akan lebih baik atau bahkan akan lebih buruk. Penilai harus mendokumentasikan hasil evaluasi dari waktu ke waktu selama proses evaluasi, karena evaluasi itu sendiri bertujuan untuk meningkatkan kinerja seorang pekerja atau sebagai masukan dalam bekerja. Seorang penilai harus bersikap jujur dan objektif dalam melakukan penilain, supaya data yang dihasilkan sesuia dengan kenyataan pekerja. Sedangkan definisi penilaian kinerja merupakan suatu sistem formal yang secara berkala digunakan untuk mengevaluasi kinerja individu dalam tugasnya. Penilaian kinerja suatu proses yang terdiridari: identifikasi, pengukuran dan manajemen Suwatno Donni Juni Priansa. 2011:197. Menurut beberapa definisi di atas bisa menarik kesimpulan bahwa evaluasi kinerja yang lengkap merupakan titik transisi yang baik bagi perubahan dan pertumbuhan. Dengan adanya evaluasi atau penilaian kinerja diharapkan kinerja setiap individu atau kelompok telah sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan atau ditargetkan sebelumnya. d. Metode Evaluasi Penilaian Kinerja Dalam pembahasan evaluasi kinerja di atas telah dikemukakan bahwa evaluasi kinerja dilakukan terhadap pelaksanaan pekerjaan oleh seseorang pekerja atau tim kerja selama satu periode tertentu. Demikian juga telah dijelaskan bahwa tujuan evaluasi kinerja adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas dan efisiensi atau tingkat keberhasilan bahkan tingkat kegagalan pekerja dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk itu perlu diuraikan metode yang perlu digunankan dalam sebuah evaluasi. Evaluasi kinerja dari segi prosesnya yang dapat dibedakan sebagai berikut : 1 Evaluasi kinerja dengan observasi langsung, evaluasi kinerja ini dilakukan dengan mengamati dan menilai pekerjaan atau kinerja pada saat pelaku melaksanakan pekerjaan. 2 Evaluasi kinerja dengan observasi tidak langsung pada dasarnya pengamatan tidak langsung antara lain dilakukan dalam bentuk simulasi atau pekerjaan tiruan Hadari Nawawi. 2006:77-78. Evaluasi kinerja dari segi penilaian atau evaluator terdiri dari : 1 evaluasi kinerja subjektif yakni penilaian kinerja tanpa mempergunakan standar pekerjaan sebagai pembanding, tetapi didasarkan pada pendapat perseorangan. 2 evaluasi kinerja objektif yakni penilaian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih penilai atau evaluator terhadap seorang pekerja yang sama Hadari Nawawi. 2006:79. Banyak metode dalam penilaian kinerja yang bisa dipergunakan, namun secara garis besar dibagi menjadi dua jenis, yaitu past oriented appraisal methods penilaian kinerja yang berorientasi pada masa lalu dan future oriented appraisal methods penilaian kinerja yang berorientasi ke masa depan Suwatno Donni Juni Priansa. 2011:204. Metode yang sesui untuk digunakan dalam penelitian ini yaitu metode yang berorientasi pada masa lalu past oriented appraisal methods, karena metode ini mudah diukur dengan cara kuantitatif. Teknik-teknik penilaian yang berorientasi pada masa lalu mencakup: 1 Rating Scale Evaluasi subjektif merupakan pendapat penilai berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan, penilaian ini dilakukan dalam skala waktu tertentu. 2 Checklist Pada metode ini penilai hanya memberikan tanda checklist pada pertanyaan atau pernyataan yang diberikan bobot nilai sehingga dapat dikuantitatifkan. 3 Metode Peristiwa Kritis Critical Incident Methods Metode penilaian yang berdasarkan catatan-catatan yang berasal dai pengamatan penilai terhadap perilaku kinerja. 4 Metode Peninjauan Lapangan Field Review Methods Metode ini penilai terjun langsung mengamati kinerja atau dengan cara observasi langsung terhadap kinerja. 5 Tes dan Observasi Prestasi Kerja Metode ini didasarkan pada tes yang dilakukan penilai untuk mahasiswa pada saat melakukan aktivitas kerja Suwatno Donni Juni Priansa. 2011:204-206. e. Hubungan Manajemen Kinerja dan Prestasi Kerja Manajemen kerja yaitu seseorang atau sekelompok orang atau organisasi yang bertanggung jawab atas perencanaan, pembinaan, dan evaluasi kinerja.Suatu tanggung jawab yang berupa perencanaan, pembinaan, dan evaluasi tersebut sering disebut dengan siklus manajemen kinerja. Penjabaran siklus manajemen kinerja adalah sebagai berikut, perencanaan merupakan fase pendefinisian dan pembahasan peran. Fase perencanaan membawa pada fase pembinaan dimana pekerja dibimbing dan dikembangkan. Fase yang terakhir yaitu evaluasi yang bertujuan mengkoreksi pekerja supaya lebih baik Keren R.Seeker dan Joe B.Wilson. 2000:5. Pembelajaran Berkelanjutan Gambar 2. Siklus Manajemen kerja Sumber : Keren R.Seeker dan Joe B.Wilson 2000:5 Ada hubungan kuat antara manajemen kerja dan prestasi kerja, hal ini sebagaimana sesuai pendapat para ahli di atas bahwah kinerja adalah sebuah prestasi kerja sedangkan prestasi kerja merupakan hasil kerja yang diperoleh dari melaksanakan tugas yang dibebankan oleh seseorang. Hasil dan kualitas prestasi kerja yang maksimal tidak dapat dilepaskan oleh hasil yang dibangun oleh pihak manajemen perusahaan, tidak mungkin suatu prestasi kerja yang bagus itu bisa diperoleh tanpa ada penanganan yang serius dan mendalam dari pihak manajemen kinerja Irham Fahmi,2010:6. 3. Praktik Pengalaman Lapangan PPL a. Pengertian PPL PPL merupakan kegiatan pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan, sikap, ketrampilan dalam proses pembelajaran secara utuh dan terintegrasi Zainal Asril. 2011:91. PPL merupakan muara dan aplikasi dari seluruh materi yang diterima mahasiswa selama di bangku perkuliahan. Program PPL pada hakikatnya adalah melakukan atau memberikan pembelajaran pada seseorang atau beberapa orang berupa pengetahuan maupun yang lainnya. Definisi PPL adalah sebuah kegiatan dalam bentuk latihan mengajar yang dilaksanakan seseorang secara terbimbing untuk mendapatkan ketrampilan dalam memberikan pelajaran dan ditempuh dalam waktu tertentu sebagai salah satu syarat untuk memenuhi program Zainal Asril. 2011:91. Pengalaman lapangan merupakan salah satu kegiatan intrakulikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa, yang mencakup, baik latihan mengajar tugas-tugas kependidikan di luar mengajar secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukan profesi kependidikan Oemar Hamalik. 2002: 170-171. PPL merupakan satu program dalam pendidikan prajabatan guru, yang dirancang untuk melatih para calon guru menguasai kemampuan keguruan yang utuh dan terintegrasi, sehingga setelah melakukan kependidikannya mereka siap untuk menjadi guru profesional Anah S. Suparno dkk. 1991: 1. PPL dapat disamakan dengan latihan kerja job training bagi calon pegawai hotel, penata rambut, atau tenaga kerja terlatih lainnya, dan dapat juga disamakan dengan masa magang ko-asisten bagi para calon dokter. Hakikat PPL, latihan kerja, magang sama, yaitu mempersiapkan para calon pengemban tugas sehingga mampu bekerja dengan baik Anah S. Suparno dkk. 1991: 1. Menurut definisi di atas bisa dijabarkan bahwa dalam melakukan PPL seorang mahasiswa dibimbing oleh dosen dan guru pembimbing yang selalu memberikan masukan atau evaluasi. Progam PPL dijalankan bersifat latihan, walaupun bersifat latihan atau simulasi tetapi mahasiswa haruslah benar-benar bersifat dan bersikap sebagai guru. Bagi seseorang yang melakukan PPL, pada umumnya kegiatan ini mereka laksanakan adalah untuk memenuhi tugas dalam rangka menyelesaikan suatu program pendidikan. PPL adalah progam kegaiatan yang tujuannya adalah mengembangkan kompetensi mengajar mahasiswa sebagai calon guru atau peserta didik Tim Penyusun Panduan PPL UNY,2014:6. Sebagai dasar pengembangan program PPL mahasiswa dibimbing oleh dosen pembimbing dan guru pembimbing yang dilatih serta mempunyai kualifikasi menjadi pembimbing PPL. Gambar 3. Bagan alur pengelolaan PPL UNY Sumber: Tim Penyusun Panduan PPL UNY. 2014:3 Dalam buku Panduan PPL tertulis beberapa tujuan dari PPL, tujuan tersebut antara lain adalah sebagai berikut: 1 Memberikan pengalaman lapangan kepada mahasiswa dalam bidang pembelajaran di sekolah atau di lembaga, dalam rangka melatih dan mengembangkan kompetensi keguruan atau kependidikan. 2 Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal, mempelajari, dan menghayati permasalahan sekolah atau lembaga yang terkait dengan proses pembelajaran. 3 Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang telah dikuasai secara interdisipliner ke dalam pembelajaran di sekolah atau lembaga Tim Penyusun Panduan PPL. 2014:3. b. Manfaat PPL Manfaat Praktik PPL bagi calon guru secara langsung sebagai pedoman dan bahan pertimbangan dalam mengajar, sehingga mereka siap dari segi fisik dan mental menghadapi permasalahan yang muncul di lapangan, selain itu melatih pembiasaan dalam merealisasikan ilmu yang diperolehselama kuliah Zainal Asril. 2011:97. Penyelenggaraan kegiatan PPL mempunyai manfaat bagi berbagai pihak, yaitu menfaat bagi mahasiswa, manfaat bagi komunitas sekolah atau lembaga, manfaat bagi UNY. Uraian manfaat bagi masing – masing pihak adalah sebagai berikut: 1 Manfaat PPL bagi mahasiswa a Menambah pemahaman dan penghayatan mahasiswa tentang proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah atau di lembaga. b Memperoleh pengalaman tentang cara berfikir, sehingga dapat memahami adanya keterkaitan ilmu dalam mengatasi permasalahan pembelajaran dan pendidikan di sekolah. c Memperoleh pengalaman dan ketrampilan untuk melaksanakan pembelajaran di sekolah. 2 Manfaat PPL bagi komunitas sekolah atau lembaga a Memperoleh kesempatan untuk dapat andil dalam menyiapkan calon guru atau tenaga pendidik yang professional. b Mendapatkan bantuan pemikiran, tenaga, ilmu, dan teknologi dalam merencanakan serta melaksanakan pengembangan pembelajaran di sekolah. c Meningkatkan hubungan kemitraan antara UNY dengan Pemerintah Daerah, sekolah, atau lembaga. 3 Manfaat PPL bagi Universitas Negeri Yogyakarta a Memperoleh umpan balik dari sekolah atau lembaga guna pengembangan kurikulum dan IPTEKS yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. b Memperoleh berbagai sumber belajar dan menemukan berbagai permasalahan untuk mengembangkan inovasi dan kualitas pendidikan. c Terjalin kerjasama yang baik dengan pemerintah daerah dan instasi terkait untuk pengembangan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. c. Mekanisme Pelaksanaan PPL Program pengalaman lapangan memiliki dua sistem, pertama sistem ujian, kedua sistem magang.Sistem ujian artinya suatu bentuk latian mengajar, di mana setelah melaksanakan PPL, Sedangkan sistem magang, di mana mahasiswa dititipkan pembinaanya kepada kepala sekolah dan guru mata pelajaran yang sesuai Zainal Asril. 2011:98. Setiap mahasiswa peserta PPL harus memenuhi syarat- syarat untuk melaksanakan progam PPL, persyaratannya diantaranya adalah sebagai berikut: 1 Mahasiswa harus terdaftar sebagai mahasiswa jenjang S1 program kependidikan. 2 telah menempuh minimal 90 sks dengan IPK minimal 2,00. 3 Telah lulus mata kuliah pengajaran mikro dengan minimal memperoleh nilai B. 4 Melakukan pembayaran PPL sesui yang di tentukan oleh universitas. 5 Melakukan entri pendaftaran sesuia yang ditentukan oleh universitas. 6 Mahasiswa yang hamil lebih dari 5 bulan wajib mencari surat keterangan dari dokter spesialis kandungan mengenai kehamilannya Tim Penyusun Panduan PPL UNY. 2014:13. Sesuai dengan peryataan di atas pembelajaran mikro sebagai salah satu syarat bagi mahasiswa untuk dapat mengikuti program PPL. Pembelajaran mikro dapat diartikan sebagai cara latihan ketrampilan keguruan atau praktik mengajar dalam lingkup kecil atau terbatas Zainal Asril. 2011:43. Mahasiswa PPL memperoleh pembekalan yang dilaksanakan di kampus UNY. Materi pembekalan meliputi pengembangan wawasan mahasiswa, pelaksanaan pendidikan yang relevan dengan kebijakan-kebijakan baru bidang pendidikan, dan materi yang terkait dengan teknis PPL. Model pembekalan dilaksanakan dalam kelompok kecil sesuia dengan pengelompokan yang sudah ditentukan oleh koordinator PPL, pembekalan diberikan oleh DPL PPL masing- masing. Pembekalan PPL yang dinyatakan lulus dalam mengikuti pembekalan adalah peserta yang mengikuti pembekalan dengan mengikuti seluruh serangkaian pembekalan Tim Penyusun Panduan PPL UNY. 2014:15-16. Tujuan pembekalan yang diikuti oleh mahasiswa PPL yaitu agar mahasiswa menguasai kompetensi sebagai berikut : 1 Memahami dan menghayati konsep dasar dalam pelaksanaan PPL. 2 Memiliki bekal tata krama kehidupan di sekolah atau lembaga. 3 Memiliki wawasan tentang pengelolaan dan pengembangan pendidikan. 4 Memiliki pengetahuan untuk dapat bersikap dan bekerja dalam kelompok secara interdisipliner dan lintas sektoral dalam rangka penyelesaian tugas di sekoalh atau lembaga. 5 Memiliki kemampuan menggunakan waktu secara efektif dan efisien pada saat melaksanakan program PPL Tim Penyusun Panduan PPL UNY. 2014:15-16. Dalam pembekalan PPL mahasiswa juga diberi tahu tentang waktu pelaksanaan PPL dan lokasi yang akan digunakan dalam PPL. PPL dilaksanakan sekali dalam setahun, yaitu pada semester khusus diantara bulan Juli – September. Waktu tersebut dipilih sesuai dengan pertimbangan, pada semester khusus tersebut mahasiswa dapat berkonsentrasi penuh pada kegiatan PPL karena tidak terganggu oleh mata kuliah lain selain itu sekolah yang akan ditempati sedang memasuki awal tahun pelajaran, sehingga kehadiran mahasiswa PPL di sekolah bertepatan dengan berlangsungnya tahun ajaran baru. PPL dilaksanakan dengan sistem blok waktu waktu efektif dalam seminggu ialah 6 hari kerja dan setiap harinya mahasiswa harus memanfaatkan waktu 5-7 jam, untuk kegiatan PPL menetapkan batas minimal jam kerja yaitu 250 jam Tim Penyusun Panduan PPL UNY. 2014:16-17. Lokasi penempatan mahasiswa PPL yaitu di sekolahlembagaklub yang ada di wilayah DIY dan Jawa Tengah. Sekolah meliputi PAUD, SD, SLB, SMP, MTs, SMA, dan SMK. Lembaga mencakup Pendidikan Nonformal, Sanggar Kegiatan Belajar SKB dan lain sebagainya, dengan mempertimbangkan kesesuian dengan program setudi mahasiswa Tim Penyusun Panduan PPL UNY. 2014:17. d. Pelaksanaan PPL Pelaksanaan PPL memiliki beberapa tahapan dan setiap tahapan mempunyai serangkaian kegiatan yangharus ditempuh atau diikuti oleh peserta PPL. Adapun tahapan PPL sebagai berikut : 1 Pra-PPL Mulai semester ke 6 pada saat pelaksanaan pengajaran mikro, mahasiswa harus sudah masuk ke sekolahlembagaklub untuk melaksanakan kegiatan observasi, penentuan program kerja, diskusi dengan guru pamongdan dosen pembimbing. 2 Penyusunan rancangan program Hasil kegiatan pra-PPL di atas kemudian digunakan untuk menyusun rancangan program PPL. Program dipilih sesuai dengan pertimbangan permasalahan sekolah, pendanaan mahasiswa, faktor pendukung yangdiperlukan, ketrsediaan waktu dan kesinambungan program Tim Penyusun Panduan PPL UNY,2014:18. Dalam pelaksanaan program mahasiswa harus menyelesaikan program tepat waktu, melaksanakan praktik mengajar minimal 8 kali dengan materi yang berbeda, berkonsultasi dengan pembimbing dan mencatat semua kegiatan ke dalam catatan harian Tim Penyusun Panduan PPL UNY. 2014:20. e. Evaluasi PPL Evaluasi dalam program PPL ada dua tujan kepentingan, yaitu untuk penilaian prestasi mahasiswa dan masukan perbaikan kebijakan program PPL. Untuk kepentingan yang pertama, penilaian prestasi mahasiswa praktikan PPL dibrikan oleh guru pembimbing atau DPL yang terkait, sedangkan kepentingan yang kedua masukan perbaikan kebijakan progam PPL perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh oleh tim yang independen. Tujuan akhir dari evaluasi adalah mencermati sejauh mana semua kegiatan yang sudah dilaksanakan sudah tercapai sesuai tujuan yang telah ditetapkan Zainal Asril. 2011:102. Semua kegiatan yang akan dievaluasi berkisar kepada sikap mental calon guru atau praktikan PPL, tugas-tugas yang dilakukan sampai penyususnan laporan, persiapan mengajar sampai latihan mengajar, kedisiplinan praktikan PPL dan pencak dari latihan mengajar adalah ujian praktik mengajar. Lima langkah persiapan ini, perlu disosialisasikan karena merupakan kunci kesuksesan dalam menghadapi ujian praktik di lapangan. Menurut buku panduan PPL, komponen yang dinilai menyangkut lima aspek, yaitu: 1perencanaan pembelajaran, 2proses pembelajaran kompetensi pedagogik dan professional, 3 kompetensi kepribadian, 4 kompetensi sosial, 5 laporan PPL Tim Penyusun Panduan PPL UNY. 2014:24. Prosedur penilaian PPL menurut ahli di bagi menjadi dua yaitu penilaian dalam proses dan penilaian akhir. Penilaian dalam proses merupakan penilaian dengan observasi sebagai teknik utama, sedangkan penilaian akhir yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir pelaksanaan PPL dalam bentuk ujian PPL Anah S. Suparno dkk. 1991: 60-61. 4. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan dari berbagai disiplin ilmu, pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek pendidikan daripada transfer data, karena dalam pemelajaran IPS diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai,moral dan ketrampilan Etin Solihatin dan Raharjo. 2005: 14. Definisi lain tentang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu penyederhanaan disiplin ilmu – ilmu sosial, psikologi, filsafat, ideologi negara dan agama yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologi untuk tujuan pendidikan Sumantri. 2004:44. Dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial dikenal dengan sebutan studi sosial, menurut National Council for Sosial Studies NCSS adalah Supardi. 2011:182-183 : “sosial studies are the intergrated study of the sosial sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, sosial studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, archeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and the natural sciences”. Pengertian dari NCSS ini menyatakan bahwa IPS adalah kajian ilmu yang terintegrasi dari ilmu sosial humaniora untuk mengembangkan kemampuan warga negara melalui program yang ada di sekolah. IPS merupakan perpaduan yang sistematis dari disiplin ilmu antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama, dan sosiologi, seperti keserasian isi humaniora, matematika, dan ilmu alam. Pendapat lain diungkapkan oleh Trianto, mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial sosiologi, sejarah, georgrafi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu sosial Trianto. 2010:171. Dari berbagai pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial adalah perpaduan atau gabungan dari disiplin ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya yang dikembangkan untuk kepentingan pendidikan. Tujuan ilmu ini untuk mengembangkan kemampuan warga negara melalui jenjang pendidikan. IPS dirumuskan dari realitas dan fenomena sosial yang ada kemudian dikaji melalui integrasi dari ilmu-ilmu sosial.

B. Penelitian yang Relevan