PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP KINERJA MAHASISWA PPL JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNY DI KABUPATEN SLEMAN.

(1)

i SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untukMemenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh: Danang Wahyu Eko Jati

11416244024

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015


(2)

(3)

(4)

(5)

v

yang menarik, mendorong, membawamu ke dataran tinggi, kadang ia menusukmu dengan tombak tajam bernama

“kebenaran’’ ” ( Dan Rather )

“Yen mung angen-angen ora bakal kelakon lan kasil yen ora tumindak lan lumaku”


(6)

vi

dan karunia yang tiada terhingga. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Muhammad SAW. Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Bapak dan Ibu atas kasih sayang, dukungan, perhatian, dan doa yang tidak pernah berhenti untukku.

2. Almamaterku, Universitas Negeri Yogyakarta

3. Karya ini sebagai dedikasi cita-cita bapak yang telah membimbing saya sejak dini semoga mejadi amal jariyah.


(7)

vii Disusun oleh Danang Wahyu Eko Jati

NIM. 11416244024 ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa PPL jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UNY di Kabupaten Sleman dan 2) mengetahui persepsi guru pembimbing PPL tentang kualitas, kuantitas, pelaksanaan tugas, dan tanggung jawab kinerja mahasiswa PPL.

Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif, menurut jenis datanya penelitian menggunakan data kuantitatif. Variabel dalam penelitian adalah persepsi guru pembimbing terkait kualitas, kuantitas, pelaksanaan tugas, dan tanggung jawab mahasiswa PPL terhadap kinerja mahasiswa PPL. Penelitian merupakan penelitian populasi karena jumlah responden kurang dari 100. Teknik pengambilan data menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif melalui perhitungan mean (M) dan standar deviasi (SD). Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program SPSS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa PPL Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UNY di Kabupaten Sleman adalah: berdasarkan dari angket yang berisikan 64 pertanyaan terdapat nilai, sangat baik 29 (60,42%), baik 18 (37,50%), kurang baik 1 (2,08%), dan tidak ada responden (0%) yang mempersepsikan tidak baik dan sangat tidak baik. Hasil penelitian 2) persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa PPL jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UNY di Kabupaten Sleman jika ditinjau berdasarkan setiap indikator adalah: indikator kualitas 36 (75%) sangat baik, 11 (22,92%) baik, 1 (2,08%) kurang baik, 0% tidak baik dan sangat tidak baik, indikator kuantitas 33 (68,75%) sangat baik, 13 (27,08%) baik, 2 (4,17%) kurang baik, 0% tidak baik dan sangat tidak baik, indikator pelaksanaan tugas 27 (56,25%) sangat baik, 20 (41,67%) baik, 1 (2,08%) kurang baik, 0% tidak baik dan sangat tidak baik, dan indikator tanggung jawab 39 (81,25%) sangat baik, 9 (18,75%) baik, dan 0% kurang baik, tidak baik dan sangat tidak baik.


(8)

viii

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat-Nya, sehingga atas izin-Nya Skripsi yang berjudul “Persepsi Guru Pembimbing terhadap Kinerja Mahasiswa PPL Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial UNY di Kabupaten Sleman” dapat terselesaikan.

Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan, karena bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu penulis baik moril maupun materiil. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin dan bantuan selama penyusunan skiripsi ini.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan dukungan selama penyusunan TAS ini.

3. Bapak Drs. Agus Sudarsono, M.Pd selaku Pembimbing skripsi yang telah sabar memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan dalam penyusunan TAS ini.

4. Bapak Supardi, M.Pd selaku narasumber yang telah mencurahkan waktu, serta memberikan bimbingan dan dukungan selama penyusunan TAS ini. 5. Ibu Anik Widiastuti, M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan arahan dan nasihat selama penyusunan TAS ini.

6. Bapak/ibu dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang sangat berjasa memberikan bekal ilmu, wawasan dan pengetahuan yang sangat luas selama ini dalam penyusunan TAS.


(9)

(10)

x

DAFTAR ISI ……….. x

DAFTAR TABEL ……….. xii

DAFTAR GAMBAR ………. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. B. Identifikasi Masalah ……… C. Pembatasan Masalah ...………. D. Perumusan Masalah ……….. E. Tujuan Penelitian ………. F. Manfaat Penelitian ………... 1 5 6 6 6 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori …………...………....…. 9

1. Persepsi Guru Pembimbing...………... 2. Kinerja... ………. 3. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)……...……….. 4. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial………. 9 16 27 36 B. Penelitian yang Relevan ……….. 38

C. Kerangka Pikir ………. 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ………... B. Tempat dan Waktu Penelitian ………... C. Variabel Penelitian... ………. D. Definisi Operasional Variabel…...……….. E. Populasi dan Sempel... …….……… F. Teknik Pengambilan Data ………....…... G. Instrumen Penelitian... H. Uji Coba Instrumen... I. Teknik Analisis Data... 41 41 41 42 43 44 45 45 48 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 50

B. Deskripsi Data Responden... 51


(11)

xi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……….

B. Keterbatasan Penelitian …………...………. C. Saran... ………..

77 78 79

DAFTAR PUSTAKA ……… 81


(12)

xii

Tabel 1 Skor alternatif jawaban ... 45 Tabel 2 Pedoman untuk memberikan intepretasi terhadap

koefisien korelasi ... 47 Tabel 3 Data responden berdasarkan jenis kelamin... 51 Tabel 4 Data responden berdasarkan status kepegawaian... 52

Tabel 5 Persepsi guru pembimbing terhadap kualitas kinerja mahasiswa PPL UNY di Kabupaten Sleman... 56 Tabel 6 Persepsi guru pembimbing terhadap kuantitas kinerja

mahasiswa PPL UNY di Kabupaten Sleman... 59 Tabel 7 Persepsi guru pembimbing terhadap pelaksanaan tugas

kinerja mahasiswa PPL UNY di Kabupaten Sleman... 63 Tabel 8 Persepsi guru pembimbing terhadap tanggung jawab

kinerja mahasiswa PPL UNY di Kabupaten Sleman... 66 Tabel 9 Persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa


(13)

xiii

Gambar 4 Skema karangka pikir... 40 Gambar 5 Diagram lingkaran persepsi guru pembimbing terhadap

kualitas kinerja mahasiswa PPL UNY di Kabupaten Sleman... 57 Gambar 6 Diagram lingkaran persepsi guru pembimbing terhadap

kuantitas kinerja mahasiswa PPL UNY di Kabupaten

Sleman... 61 Gambar 7 Diagram lingkaran persepsi guru pembimbing terhadap

pelaksanaan tugas kinerja mahasiswa PPL UNY di Kabupaten Sleman... 64 Gambar 8 Diagram lingkaran persepsi guru pembimbing terhadap

tanggung jawab kinerja mahasiswa PPL UNY di Kabupaten Sleman... 68 Gambar 9 Persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa


(14)

xiv

Lampiran 4 Lembar expert judgment... 99

Lampiran 5 Hasil uji coba instrumen ... 100

Lampiran 6 Angket instrumen... 103

Lampiran 7 Surat telah melakukan penelitian... 110

Lampiran 8 Daftar SMP dan guru pembimbing di Kabupaten Sleman... 111 Lampiran 9 Daftar Lokasi SMP di Kabupaten Sleman... 112

Lampiran 10 Surat permohonan izin penelitian... …… 114

Lampiran 11 Surat rekomendasi penelitian... …….. 115

Lampiran 12 Surat izin penelitian... ………. 116


(15)

1

dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan ( Undang- Undang Sistem Pendidikan Pasional pasal 4 no 20 tahun 2003). Untuk merealisasikan terwujudnya masyarakat yang di cita-citakan dalam tujuan pendidikan nasional, maka pada segenap jenis dan jenjang pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan perguruan tinggi perlu dan harus diupayakan peningkatan kualitas pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sebagai salah satu perguruan tinggi LPTK (Lembaga Pencipta Tenaga Kependidikan) di Yogyakarta memberikan kontribusi positif di dunia pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. UNY banyak melahirkan guru atau pendidik yang profesional dan berkualitas di masing-masing bidang, dikarenakan UNY mempunyai tujuh fakultas, yaitu Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Ilmu Keolahragaan(FIK),


(16)

Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Fakultas Ilmu Sosial (FIS).

Program unggulan yang ditawarkan oleh FIS yaitu pengembangan micro teaching dan model pembelajaran IPS, pengembangan wawasan sivitas akademika melalui kajian isu aktual bekerjasama dengan media cetak dan elektronik, pengembangan program kemitraan dengan sekolah dan Lembaga Pencetak Tenaga Kependidikan dan pelatihan customer services bagi karyawan dan pelatihan strategi menembus dunia kerja bagi lulusan. Salah satu tujuan dari fakultas ini yaitu menciptakan lulusan yang memiliki kecerdasan dan kearifan sosial yang berdimensi moralitas religious dalam menghadapi tuntutan dunia global. Lulusan fakultas ini akan menjadi calon pendidik, akuntan perusahaan, peneliti, penulis di bidang sosial dan sebagai entreprenuership. Dalam Fakultas Ilmu sosial terdapat berbagai jurusan yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda (Tim Pencitraan UNY 2011:160-161).

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah salah satu jurusan kependidikan di FIS. Pendidikan Ilmu IPS menyelenggarakan pendidikan akademik dalam bidang pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P.IPS) Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kompetensi lulusan dari jurusan P.IPS yaitu menjalankan kewajibannya sebagai sosok guru IPS yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkepribadian dan


(17)

menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, melaksanakan tugas sebagai guru IPS SMP/MTs dan atau SMK secara kritis, kreatif dan inovatif, bekerja di luar bidang keguruan seperti pariwisata, periklanan, pers, dan sebagainya yang relevan dengan ilmu yang dipelajari, mengembangkan keilmuan di bidang IPS untuk kepentingan pembelajaran dan pembangunan lewat prosedur pendidikan dan atau penelitian yang relevan dan antisipatif terhadap perubahan global sebagai akibat dari perkembangannya ilmu pengetahuan dan teknologi (Tim Pencitraan UNY 2011:174). Jika dilihat dari kompetensi lulusannya jurusan ini menjadi sarana lahirnya calon guru/pendidik yang berkualitas yang nantinya bisa menjadi tenaga pendidik yang dapat menciptakan inovasi-inovasi baru di bidang ilmu sosial.

Usaha meningkatkan calon pendidik terus dilakukan untuk mendapatkan calon pendidik yang berkualitas dan berguna untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satunya dengan memberikan pengalaman mengajar secara nyata atau yang sering disebut Praktek Pengalaman Lapangan (PPL). Kegiatan PPL diwajibkan kepada semua mahasiswa jurusan kependidikan untuk menambah pengalaman dan pengetahuan sebelum mereka benar-benar terjun sebagai guru.

Untuk meningkatkan kualitas dan pengalaman mahasiswa, UNY menjalin kerjasama dengan lembaga sekolah, khususnya Prodi P.IPS menjalin kerjasama dengan SMP /MTs dan SMK. Kerjasama tersebut berupa PPL. PPL selain bermanfaat bagi mahasiswa untuk meningkatkan


(18)

kulaitas dan pengalaman juga bermanfaat bagi komunitas sekolah atau lembaga, pihak sekolah memperoleh kesempatan untuk dapat andil dalam menyiapkan calon guru atau tenaga kependidikan yang profesional selain itu pihak sekolah juga mendapatkan bantuan pemikiran, tenaga, ilmu, dan teknologi dalam merencanakan serta melaksanakan pengembangan pembelajaran di sekolah atau lembaga.

PPL mempunyai kegiatan yang terkait dengan proses pembelajaran maupun kegiatan yang mendukung berlangsungnya pembelajaran, mata kuliah PPL diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa, terutama dalam hal pengalaman mengajar, memperluas wawasan, pengembangan kompetensi yang diperlukan dalam bidangnya, peningkatan ketrampilan, tanggung jawab dan kemampuan dalam memecahkan masalah (Tim penyusun panduan PPL, edisi 2014). PPL mahasiswa masih membutuhkan bimbingan atau arahan dari dosen pembimbing maupun guru pengampu PPL. Tetapi dalam kenyataanya masih banyak mahasiswa yang belum bisa memanfaatkan bimbingan atau arahan yang diberikan dari dosen. Sedangkan menurut mekanisme pembimbingan dan monitoring menurut buku panduan PPL sudah ditetapkan batas minimal dosen pembimbing mengunjungi atau memberikan arahan kepada mahasiswa PPL yaitu minimal sebanyak empat kali selama satu periode PPL.

Menurut observasi terhadap guru pembimbing praktikan atau pelaku PPL pada penampilan pertama dalam mengajar sering kurang


(19)

percaya diri dikarenakan mahsiswa tidak memaksimalkan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing PPL sehingga mahasiswa PPL kurang mempunyai bekal untuk mengajar. Semua itu akan memberikan berbagai tanggapan dari pihak sekolah khususnya guru IPS yang mengampu mahasiswa PPL.

Mahasiswa PPL memiliki karakteristik individu yang berbeda-beda, baik itu dalam satu fakultas maupun berbeda fakultas. Guru pembimbing tidak dapat memberikan masukan-masukan dengan porsi yang sama satu dengan yang lain, akan tetapi guru pembimbing akan melihat kemampuan dari mahasiswa PPL. Jika mahasiswa PPL mampu menerima masukan dari guru pembimbing dan melaksanakan sesuai harapan maka akan menjadikan guru pembimbing merasakan kepuasan terhadap kinerja mahasiswa PPL, begitu pula sebaliknya jika harapan tidak sesuai dengan yang diinginkan guru pembimbing.

Selama kegiatan PPL yang diselenggarakan setiap tahunnya belum diketahui persepsi guru pembimbing PPL terhadap kinerja mahasiswa PPL jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial di Kabupaten Sleman. Oleh karena itu penelitian dilakukan dengan maksud mengetahui persepsi guru pembimbing PPL terhadap kinerja mahasiswa PPL.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat di identifikas masalah sebagai berikut :


(20)

1. Menurut observasi peneliti terhadap guru pembimbing, mahasiswa PPL kurang memaksimalkan bimbingan yang diberikan oleh Dosen Pembimbing PPL.

2. Belum diketahui persepsi dari pihak sekolah atau guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa PPL jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UNY di Kabupaten Sleman.

C. Pembatasan Masalah

Dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas serta mengingat keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya maka penelitian ini tentang persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa PPL jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UNY di Kabupaten Sleman. D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang ingin diketahui melalui penelitian ini :

1. Bagaimana persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UNY di Kabupaten Sleman?

2. Bagaimana persepsi guru pembimbing terhadap kualitas, kuantitas, pelaksanaan tugas, dan tanggung jawab mahasiswa dalam pelaksanaan PPL.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada penelitian ini memiliki tujuan penelitian, yaitu :


(21)

1. Mengetahui persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UNY di Kabupaten Sleman.

2. Mengetahui persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa PPL jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sleman dalam hal kualitas, kuantitas, pelaksanaan tugas, dan tanggung jawab.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini, peneliti akan memberikan penjelasan mengenai persepsi guru terhadap kinerja mahasiswa PPL jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. Selain itu, hasil penelitia ini sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Lembaga Pendidikan

1) Bagi Universitas Negeri Yogyakarta

Manfaat bagi Universitas Negeri Yogyakarta khususnya jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, yaitu: penelitian ini berguna sebagai bahan pertimbangan atau bahan evaluasi bagi calon mahasiswa PPL supaya lebih baik, untuk melahirkan calon-calon pendidik yang berkualitas khususnya pendidik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.


(22)

2) Bagi sekolah

Pihak sekolah akan memperoleh umpan balik dari Universitas Negeri Yogyakarta, dengan adanya penelitian ini Universitas Negeri Yogyakarta akan mengirimkan mahasiswa PPL ke sekolah pada periode berikutnya dengan kualitas, kuantitas, pelaksanaan tugas, dan tanggung jawab yang lebih baik. Sehingga mendapatkan bantuan pemikiran, tenaga, ilmu, dan teknologi dalam merencanakan serta melaksanakan pengembangan pembelajaran di sekolah.

b. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai realita dalam proses belajar dan mengajar di sekolah khususnya mata pelajaran IPS di SMP. Selain itu sebagai penerapan ilmu yang telah dipelajari pada bangku perkuliahan dengan praktik sebenarnya, sehingga nantinya dapat menjadikan bekal dalam dunia kerja.


(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Persepsi Guru Pembimbing a. Persepsi

Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat indranya, yaitu indra penglihatan, pendengaran, peraba, dan pencium (Slameto. 2013:102). Pendapat senada juga menyatakan bahwa persepsi merupakan proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus melalui alat reseptornya (Bimo Walgito. 2010: 99).

Persepsi adalah batasan yang digunakan pada proses memahami dan mengintepretasikan informasi sensoris atau kemampuan intelek untuk merencanakan makna dari data yang diterima dari berbagai indra (Mulyono Abdurahman. 2003: 151).

Pendapat lain bahwa persepsi merupakan suatu proses memperhatikan dan menyeleksi, mengorganisasi dan menafsirkan stimulus lingkungan (Indriyo dan Sudita. 2014: 16).

Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses dimana seseorang diperlakukan sebagai objek atau sebagai informasi yang diterima melalui proses pengamatan dari berbagai alat indra. Suatu persepsi ini juga digunakan sebagai


(24)

proses untuk memahami dan menginterpretasikan suatu informasi yang diamatinya secara selektif.

b. Persepsi Guru Pembimbing

Peran dosen pembimbing dan guru pembimbing berkewajiban untuk memberi petunjuk kepada mahasiswa PPL jika terdapat hal-hal yang memmerlukan campur tangan guru pembimbing (Anah S. Suparno dkk. 1991: 1). Ini berarti bahwa, selama program PPL berlangsung guru pambimbing tetap berada di sekolah menemani mahasiswa PPL mengajar. Hal ini perlu ditegaskan untuk menghilangkan anggapan bahwa selama kelas dipegang oleh mahasiswa PPL, guru bebas dari pekerjaan.

Secara langsung yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan PPL adalah guru pembimbing atau guru pamong, supervisor, Dosen pemimbing Lapangan (DPL) dan kepala sekolah. Jadi dapat diartikan guru pembimbing adalah guru yang bertanggung jawab membimbingpara calon guru selama latihan praktik lapangan berlangsung dan umumnya terdiri dari guru-guru yang berada pada sekolah tempat praktik (Zainal Asril. 2011:102).

Dari pendapat di atas tentang persepsi dan guru pembimbing dapat di tarik kesimpulan bahwa persepsi guru pembimbing adalah proses pengamatan atau pengindraan yang dilakukan atau dikerjakan oleh seorang guru pembimbing yang sudah memenuhi syarat untuk membimbing selama kurun waktu tertentu, yang bertujaun untuk


(25)

memahami dan menginterpretasikan suatu informasi yang diamatinya secara selektif.

c. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi seseorang terhadap lingkungan atau objek mempunyai beberapa faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan persepsi yang berbeda-beda oleh setiap orang walaupun stimulus yang diterima sama. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Eva Latipah adalah sebagai berikut :

1) Faktor bawaan

Kemampuan pengindraan paling mendasar dan kemampuan persepsi merupakan sesuatu yang sifatnya bawaan dan berkembang pada masa yang sangat dini.

2) Periode kritis

Selain merupakan kemampuan bawaan, persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman.

3) Faktor psikologis dan budaya

Pada manusia faktor psikologis dapat mempengaruhi bagaimana kita mempersepsikan serta apa yang kita persepsikan. Kebutuhan psikologis yang dimaksud adalah kebutuhan, kepercayaan, emosi dan ekspektasi (Eva Latipah. 2012:66-67).

Ada banyak faktor yang akan menyebabkan stimulus masuk dalam rentang perhatian seseorang. Tetapi tidak semua stimulus


(26)

mendapatkan respon. Respon diberikan individu terhadap stimulus yang menarik individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi individu :

1)Perhatian

Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu atau sekumpulan objek. Jadi perhatian merupakan penyeleksian terhadap stimulus sehingga individu akan betul-betul menyadari secara jelas tentang apa yang ia perhatikan, dan akan tumbuh suatu respon.

2)Stimulus

a) Intensitas atau kekuatan stimulus, kekuatan stimulus akan mempengaruhi individu untuk menyadari, memperhatikan dan mempersepsikan stimulus tersebut. Untuk dapat dipersepsikan stimulus harus cukup kekuatannya.

b) Ukuran stimulus, ukuran stimulus akan mempengaruhi seseorang untuk memperhatikannya. Stimulus yang berukuran besar biasanya lebih menarik perhatian.

c) Perubahan stimulus, perubahan yang terjadi pada stimulus akan membuat stimulus tidak monoton sehingga akan mempengaruhi perhatian dan persepsi individu.

d) Ulangan dari stimulus, pengulangan stimulus akan mempengaruhi dan menarik individu untuk memperhatikan dan kemudian akan mempengaruhi persepsinya.


(27)

e) Pertentangan atau kontras dari stimulus, stimulus yang bertentangan atau kontras dengan sekitarnya akan lebih menarik perhatian orang. Perhatian ini akan mempengaruhi proses seleksi dan persepsi seseorang.

3)Faktor individu

Faktor individu yang mempengaruhi seseorang memperhatikan stimulus sehingga menimbulkan kesadaran pada individu yang bersangkutan antara lain:

a) Sifat struktural dari individu, yaitu keadaan yang lebih bersifat permanen. Ada individu yang suka memperhatikan hal-hal kecil atau tidak berarti, tetapi ada pula individu yang mempunyai sifat acuh tak acuh terhadap keadaan di sekitarnya.

b) Sifat temporer dari individu, yaitu keadaan individu pada suatu waktu seperti keadaan marah yang membuat individu lebih emosional sehingga individu lebih mudah memberikan reaksi terhadap stimulus.

c) Aktivitas yang sedang berjalan pada individu, suatu benda tidak akan menarik perhatian individu pada waktu tertentu tetapi pada waktu yang lain justru sebaliknya karena pada waktu itu aktivitas jiwanya sedang berhubungan dengan benda tersebut (Bimo Walgito. 2010:110-130).


(28)

Persepsi merupakan cara kerja atau sebuah proses yang rumit dan aktif, karena tergantung pada sistem sensorik dan otak. Bagi manusia, persepsi merupakan suatu kegiatan yang pleksibel, yang dapat menyesuiakan diri secara baik lingkungan (Tim Jurnal Kajian Sosiologi. 2007:5).

Proses persepsi dimulai dari adanya stimulus dari lingkungan, kemudian adanya perhatian dan proses seleksi yang dilanjutkan dengan pengorganisasian dan penafsiran stimulus sehingga muncul persepsi. Meskipun persepsi sangat tergantung dengan penginderaan data, proses kognitif bisa menyaring, menyederhanakan, atau mengubah secara sempurna data tersebut (Indriyo dan Sudita. 2014: 17).

Secara lebih terperinci tentang proses persepsi, proses persepsi mencakup proses berikut :

1) Proses kealaman (fisik), proses ini merupakan awal mula terjadinya proses persepsi. Yaitu proses saat objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor.

2) Proses fisiologis, yaitu proses lebih lanjut dimana stimulus yang diterima oleh alat indera dilanjutkan oleh syaraf sensorik ke otak. Dengan kata lain proses dimana seseorang melihat atau memperhatikan objek atau sekelompok objek dengan


(29)

menggunakan pengindraan dilanjutkan ke syaraf sensorik ke otak.

3) Proses psikologis, yaitu suatu proses yang terjadi di otak atau pusat kesadaran, sehingga individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan alat indera atau reseptor dan merupakan persepsi sebenarnya. Dalam proses ini adalah tahap atau proses dimana munculnya respon atau tanggapan kepada suatu objek atau sekelompok objek. (Bimo Walgito. 2010: 102).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses yang panjang. Proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut. Objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini yang disebut sebagai proses fisiologis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba. Proses yang terjadi dalam otak atau dalam pusat kesadaran inilah yang disebut sebagai proses psikologis. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa taraf terakhir dari proses persepsi adalah stimulus yang diterima dari alat indera. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil individu dalam berbagai bentuk.


(30)

Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah persiapan dalam persepsi. Hal tersebut karena keadaan menunjukkan bahwa individu tidak hanya dikenai satu stimulus saja, tetapi individu dikenai berbagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitarnya. Namun tidak semua stimulus mendapat respon individu untuk dipersepsi. Stimulus yang akan dipersepsi atau mendapat respon dari individu tergantung pada perhatian individu bersangkutan.

2. Kinerja

a. Pengertian Kinerja

Dalam kamus basar bahasa Indonesia dikatakan bahwa kinerja adalah 1) suatu yang dicapai, 2) prestasi yang diperlihatkan, 3) kemampuan kerja. Kinerja adalah segala sesuatu yang dikerjakan seseorang dan hasilnya dalam melaksanakan fungsi suatu pekerjaan (Hadari Nawawi. 2006:62).

Definisikan kinerja adalah sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi/lembaga yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Fungsi pekerjaan atau kegiatan yang dimaksud di sini adalah pelaksanaan hasil pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya dalam suatu organisasi atau lembaga. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil


(31)

kinerja atau prestasi kerja sesoerang atau kelompok terdiri dari faktor intern dan ekstern (Moh.Pabundu Tika. 2005:121-122).

Faktor intern dan ekstern yang dimaksud di atas, faktor intern yang mempengaruhi kinerja terdiri dari kecerdasan, ketrampilan, motivasi, kondisi fisik dan sebagainya. Sedangkan pengaruh ekstern dipengaruhi oleh manajemen kinerja, antara lain berupa kondisi lokasi kerja, keinginan konsumen yang berujung pada evaluasi, perencanaan, dan pembinaan.

Pengertian kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pekerja dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Anwar Prabu Mangkunegara. 2009:67).

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam planning organisasi (Irham Fahmi. 2010:2).

Kinerja adalah kuantitas dan kualitas pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan individu, kelompok maupun organisasi. Aspek kuantitas mengacu pada beban kerja atau target kerja, sedangkan aspek kualitas menyangkut kesempurnaan dan kerapian pekerjaan yang sudah dilaksanakan (Hadari Nawawi. 2006:62). Pengertian kinerja ini ternyata lebih luas dari pengertian-pengertian sebelumnya,


(32)

dengan memberikan tolak ukur hasil kerja dari sudut kuantitas dan kualitas.

Pengertian secara sederhana dengan mengatakan bahwa kinerja adalah kesuksesan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan (Hadari Nawawi. 2006:64). Sukses bermakna seorang pekerja memiliki kemampuan yang prima dalam bidang kerjanya, sehingga dapat menyelesaikanya secara efektif, efisien dan produktif sebagaimana yang diharapkan organisasi atau lembaga.

b. Faktor-Faktor Kinerja

Berdasarkan pengertian kinerja yang dikemukakan oleh para ahli, kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai oleh seseorang sesuai dengan standar dan kriteria yang telah ditetapkan dengan kurun waktu tertentu.

Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja yaitu faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Rumusan faktor-faktor dari kinerja adalah sebagai berikut :

1)Faktor kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) pekerja terdiri dari kemampuan potensi (IQ) pekerja yang mempunyai IQ rata-rata akan mudah mencapai sebuah prestasi.


(33)

2)Faktor motivasi

Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai kinerja yang maksimal (Anwar Prabu Mangkunegara. 2009:67).

Selain mengemukakan faktor-faktor dalam sebuah kinerja untuk mencapai hasil yang maksimal, Anwar Prabu Mangkunegara juga mengemukakan indikator dari kinerja. Indikator kinerja untuk mencapai hasil yang telah ditentukan yaitu sebagai berikut :

1)Kualitas

Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan.

2)Kuantitas

Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pekerja bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini bisa dilihat dengan kecepatan kerja setiap pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya masing-masing.

3)Pelaksanaan tugas

Pelaksanaan tugas adalah seberapa jauh pekerja melaksanakan tugas dengan akurat dan tidak ada kesalahan.

4)Tanggung Jawab

Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan kewajiban pekerja untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikannya (Anwar Prabu Mangkunegara. 2009:75).


(34)

Kinerja merupakan gabungan dari beberapa faktor yang terdiri dari :

1)Pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab dalam bekerja. Faktor ini mencakup jenis dan jenjang pendidikan serta pelatihan yang pernah diikuti dibidangnya.

2)Pengalaman, yang tidak sekedar berarti jumlah waktu atau lamanya dalam bekerja, tetapi juga dengan substansi yang dikerjakan yang jika dilaksanakan dengan waktu yang cukup lama akan meningkat kemampuannya dalam mengerjakan suatu bidang tertentu.

3)Kepribadian, berupa kondisi di dalam diri seseorang dalam menghadapi bidang kerjanya, seperti minat, bakat, kemampuan bekerjasama, motivasi kerja, dan sikap terhadap pekerjaan. (Hadari Nawawi. 2006:64-65) :

Gambar 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja (Sumber: Hadari Nawawi. 2006:65)


(35)

Pengertian-pengertian kinerja dan faktor-faktor kinerja dalam uraian di atas menunjukkan bahwa kinerja bukan sifat atau karakteristik individu melainkan kemampuan kerja yang ditunjukkan melalui proses atau cara bekerja dan hasilnya yang tercapai. Selain itu faktor yang mempengaruhi kinerja bisa bersumber dari dalam maupun dari luar individu atau pekerja.

Dari beberapa faktor-faktor di atas peneliti menggunakan indikator yang diungkap oleh Anwar Prabu Mangkunegara yang terdiri dari kualitas, kuantitas, pelaksanaan tugas, dan tanggung jawab, dengan menggunakan indikator tersebut peneliti dapat mengetahui persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa PPL. Jika pendapat dari Anwar Prabu Mangkunegara tentang indikator kinerja di aplikasikan ke dalam kinerja mahasiswa PPL menjadi :

1)Kualitas

Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan.

2)Kuantitas

Kuantitas kerja adalah seberapa lama mahasiswa Praktik Pengalaman Lapanagan bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini bisa dilihat dengan kecepatan kerja setiap mahasiswa dalam melaksanakan pekerjaannya masing-masing.


(36)

3)Pelaksanaan tugas

Pelaksanaan tugas adalah seberapa baik mahasiswa dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan akurat dan tidak ada kesalahan.

4)Tanggung Jawab

Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan kewajiban mahasiswa untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikannya. Misalnya kedisiplinan dalam Praktik Pengalaman Lapangan.

c. Evaluasi atau Penilaian Kinerja

Secara sederhana evaluasi kinerja berarti proses organisasi melakukan penilaian terhadap pekerja dalam melaksanakan pekerjaanya (Hadari Nawawi. 2006:70). Pengertian yang sederhana itu menunjukkan bahwa yang menilai adalah organisasi atau manajemen atau lembaga, yang dinilai adalah pekerja dan yang dinilai adalah proses atau cara melaksanakan pekerjaan dan hasil kerja yang dicapai seseorang pekerja.

Evaluasi kinerja merupakan kegiatan yang tidak hanya satu kali pengamatan atau evaluasi, tetapi kegiatan ini dilakukan secara berkelanjutan atau secara periodik. Suatu hasil penilaian akan berubah dari waktu ke waktu selama proses pengamatan atau evaluasi berlangsung, mungkin hasilnya akan lebih baik atau bahkan akan lebih buruk. Penilai harus mendokumentasikan hasil evaluasi dari


(37)

waktu ke waktu selama proses evaluasi, karena evaluasi itu sendiri bertujuan untuk meningkatkan kinerja seorang pekerja atau sebagai masukan dalam bekerja. Seorang penilai harus bersikap jujur dan objektif dalam melakukan penilain, supaya data yang dihasilkan sesuia dengan kenyataan pekerja.

Sedangkan definisi penilaian kinerja merupakan suatu sistem formal yang secara berkala digunakan untuk mengevaluasi kinerja individu dalam tugasnya. Penilaian kinerja suatu proses yang terdiridari: identifikasi, pengukuran dan manajemen (Suwatno & Donni Juni Priansa. 2011:197).

Menurut beberapa definisi di atas bisa menarik kesimpulan bahwa evaluasi kinerja yang lengkap merupakan titik transisi yang baik bagi perubahan dan pertumbuhan. Dengan adanya evaluasi atau penilaian kinerja diharapkan kinerja setiap individu atau kelompok telah sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan atau ditargetkan sebelumnya.

d. Metode Evaluasi Penilaian Kinerja

Dalam pembahasan evaluasi kinerja di atas telah dikemukakan bahwa evaluasi kinerja dilakukan terhadap pelaksanaan pekerjaan oleh seseorang pekerja atau tim kerja selama satu periode tertentu. Demikian juga telah dijelaskan bahwa tujuan evaluasi kinerja adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas dan efisiensi atau tingkat keberhasilan bahkan tingkat kegagalan pekerja dalam melaksanakan


(38)

tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk itu perlu diuraikan metode yang perlu digunankan dalam sebuah evaluasi.

Evaluasi kinerja dari segi prosesnya yang dapat dibedakan sebagai berikut :

1) Evaluasi kinerja dengan observasi langsung, evaluasi kinerja ini dilakukan dengan mengamati dan menilai pekerjaan atau kinerja pada saat pelaku melaksanakan pekerjaan.

2) Evaluasi kinerja dengan observasi tidak langsung pada dasarnya pengamatan tidak langsung antara lain dilakukan dalam bentuk simulasi atau pekerjaan tiruan (Hadari Nawawi. 2006:77-78).

Evaluasi kinerja dari segi penilaian atau evaluator terdiri dari : 1) evaluasi kinerja subjektif yakni penilaian kinerja tanpa

mempergunakan standar pekerjaan sebagai pembanding, tetapi didasarkan pada pendapat perseorangan.

2) evaluasi kinerja objektif yakni penilaian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih penilai atau evaluator terhadap seorang pekerja yang sama (Hadari Nawawi. 2006:79).

Banyak metode dalam penilaian kinerja yang bisa dipergunakan, namun secara garis besar dibagi menjadi dua jenis, yaitu past oriented appraisal methods (penilaian kinerja yang berorientasi pada masa lalu) dan future oriented appraisal methods (penilaian kinerja yang berorientasi ke masa depan) (Suwatno & Donni Juni Priansa. 2011:204).


(39)

Metode yang sesui untuk digunakan dalam penelitian ini yaitu metode yang berorientasi pada masa lalu (past oriented appraisal methods), karena metode ini mudah diukur dengan cara kuantitatif. Teknik-teknik penilaian yang berorientasi pada masa lalu mencakup: 1) Rating Scale

Evaluasi subjektif merupakan pendapat penilai berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan, penilaian ini dilakukan dalam skala waktu tertentu.

2) Checklist

Pada metode ini penilai hanya memberikan tanda checklist pada pertanyaan atau pernyataan yang diberikan bobot nilai sehingga dapat dikuantitatifkan.

3) Metode Peristiwa Kritis (Critical Incident Methods)

Metode penilaian yang berdasarkan catatan-catatan yang berasal dai pengamatan penilai terhadap perilaku kinerja.

4) Metode Peninjauan Lapangan (Field Review Methods)

Metode ini penilai terjun langsung mengamati kinerja atau dengan cara observasi langsung terhadap kinerja.

5) Tes dan Observasi Prestasi Kerja

Metode ini didasarkan pada tes yang dilakukan penilai untuk mahasiswa pada saat melakukan aktivitas kerja (Suwatno & Donni Juni Priansa. 2011:204-206).


(40)

e. Hubungan Manajemen Kinerja dan Prestasi Kerja

Manajemen kerja yaitu seseorang atau sekelompok orang atau organisasi yang bertanggung jawab atas perencanaan, pembinaan, dan evaluasi kinerja.Suatu tanggung jawab yang berupa perencanaan, pembinaan, dan evaluasi tersebut sering disebut dengan siklus manajemen kinerja.

Penjabaran siklus manajemen kinerja adalah sebagai berikut, perencanaan merupakan fase pendefinisian dan pembahasan peran. Fase perencanaan membawa pada fase pembinaan dimana pekerja dibimbing dan dikembangkan. Fase yang terakhir yaitu evaluasi yang bertujuan mengkoreksi pekerja supaya lebih baik (Keren R.Seeker dan Joe B.Wilson. 2000:5).

Pembelajaran Berkelanjutan Gambar 2. Siklus Manajemen kerja

(Sumber : Keren R.Seeker dan Joe B.Wilson 2000:5)

Ada hubungan kuat antara manajemen kerja dan prestasi kerja, hal ini sebagaimana sesuai pendapat para ahli di atas bahwah kinerja adalah sebuah prestasi kerja sedangkan prestasi kerja merupakan hasil kerja yang diperoleh dari melaksanakan tugas yang dibebankan oleh seseorang.


(41)

Hasil dan kualitas prestasi kerja yang maksimal tidak dapat dilepaskan oleh hasil yang dibangun oleh pihak manajemen perusahaan, tidak mungkin suatu prestasi kerja yang bagus itu bisa diperoleh tanpa ada penanganan yang serius dan mendalam dari pihak manajemen kinerja (Irham Fahmi,2010:6).

3. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) a. Pengertian PPL

PPL merupakan kegiatan pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan, sikap, ketrampilan dalam proses pembelajaran secara utuh dan terintegrasi (Zainal Asril. 2011:91). PPL merupakan muara dan aplikasi dari seluruh materi yang diterima mahasiswa selama di bangku perkuliahan. Program PPL pada hakikatnya adalah melakukan atau memberikan pembelajaran pada seseorang atau beberapa orang berupa pengetahuan maupun yang lainnya.

Definisi PPL adalah sebuah kegiatan dalam bentuk latihan mengajar yang dilaksanakan seseorang secara terbimbing untuk mendapatkan ketrampilan dalam memberikan pelajaran dan ditempuh dalam waktu tertentu sebagai salah satu syarat untuk memenuhi program (Zainal Asril. 2011:91).

Pengalaman lapangan merupakan salah satu kegiatan intrakulikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa, yang mencakup, baik latihan mengajar tugas-tugas kependidikan di luar mengajar


(42)

secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukan profesi kependidikan (Oemar Hamalik. 2002: 170-171).

PPL merupakan satu program dalam pendidikan prajabatan guru, yang dirancang untuk melatih para calon guru menguasai kemampuan keguruan yang utuh dan terintegrasi, sehingga setelah melakukan kependidikannya mereka siap untuk menjadi guru profesional (Anah S. Suparno dkk. 1991: 1).

PPL dapat disamakan dengan latihan kerja (job training) bagi calon pegawai hotel, penata rambut, atau tenaga kerja terlatih lainnya, dan dapat juga disamakan dengan masa magang (ko-asisten) bagi para calon dokter. Hakikat PPL, latihan kerja, magang sama, yaitu mempersiapkan para calon pengemban tugas sehingga mampu bekerja dengan baik (Anah S. Suparno dkk. 1991: 1).

Menurut definisi di atas bisa dijabarkan bahwa dalam melakukan PPL seorang mahasiswa dibimbing oleh dosen dan guru pembimbing yang selalu memberikan masukan atau evaluasi. Progam PPL dijalankan bersifat latihan, walaupun bersifat latihan atau simulasi tetapi mahasiswa haruslah benar-benar bersifat dan bersikap sebagai guru. Bagi seseorang yang melakukan PPL, pada umumnya kegiatan ini mereka laksanakan adalah untuk memenuhi tugas dalam rangka menyelesaikan suatu program pendidikan.

PPL adalah progam kegaiatan yang tujuannya adalah mengembangkan kompetensi mengajar mahasiswa sebagai calon guru


(43)

atau peserta didik (Tim Penyusun Panduan PPL UNY,2014:6). Sebagai dasar pengembangan program PPL mahasiswa dibimbing oleh dosen pembimbing dan guru pembimbing yang dilatih serta mempunyai kualifikasi menjadi pembimbing PPL.

Gambar 3. Bagan alur pengelolaan PPL UNY (Sumber: Tim Penyusun Panduan PPL UNY. 2014:3)

Dalam buku Panduan PPL tertulis beberapa tujuan dari PPL, tujuan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1) Memberikan pengalaman lapangan kepada mahasiswa dalam bidang pembelajaran di sekolah atau di lembaga, dalam rangka melatih dan mengembangkan kompetensi keguruan atau kependidikan.

2) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal, mempelajari, dan menghayati permasalahan sekolah atau lembaga yang terkait dengan proses pembelajaran.

3) Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang telah dikuasai secara interdisipliner ke dalam pembelajaran di sekolah atau lembaga (Tim Penyusun Panduan PPL. 2014:3).

b. Manfaat PPL

Manfaat Praktik PPL bagi calon guru secara langsung sebagai pedoman dan bahan pertimbangan dalam mengajar, sehingga mereka siap dari segi fisik dan mental menghadapi permasalahan yang muncul


(44)

di lapangan, selain itu melatih pembiasaan dalam merealisasikan ilmu yang diperolehselama kuliah (Zainal Asril. 2011:97).

Penyelenggaraan kegiatan PPL mempunyai manfaat bagi berbagai pihak, yaitu menfaat bagi mahasiswa, manfaat bagi komunitas sekolah atau lembaga, manfaat bagi UNY. Uraian manfaat bagi masing – masing pihak adalah sebagai berikut:

1)Manfaat PPL bagi mahasiswa

a) Menambah pemahaman dan penghayatan mahasiswa tentang proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah atau di lembaga.

b) Memperoleh pengalaman tentang cara berfikir, sehingga dapat memahami adanya keterkaitan ilmu dalam mengatasi permasalahan pembelajaran dan pendidikan di sekolah.

c) Memperoleh pengalaman dan ketrampilan untuk melaksanakan pembelajaran di sekolah.

2)Manfaat PPL bagi komunitas sekolah atau lembaga

a) Memperoleh kesempatan untuk dapat andil dalam menyiapkan calon guru atau tenaga pendidik yang professional.

b) Mendapatkan bantuan pemikiran, tenaga, ilmu, dan teknologi dalam merencanakan serta melaksanakan pengembangan pembelajaran di sekolah.

c) Meningkatkan hubungan kemitraan antara UNY dengan Pemerintah Daerah, sekolah, atau lembaga.


(45)

3)Manfaat PPL bagi Universitas Negeri Yogyakarta

a) Memperoleh umpan balik dari sekolah atau lembaga guna pengembangan kurikulum dan IPTEKS yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

b) Memperoleh berbagai sumber belajar dan menemukan berbagai permasalahan untuk mengembangkan inovasi dan kualitas pendidikan.

c) Terjalin kerjasama yang baik dengan pemerintah daerah dan instasi terkait untuk pengembangan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

c. Mekanisme Pelaksanaan PPL

Program pengalaman lapangan memiliki dua sistem, pertama sistem ujian, kedua sistem magang.Sistem ujian artinya suatu bentuk latian mengajar, di mana setelah melaksanakan PPL, Sedangkan sistem magang, di mana mahasiswa dititipkan pembinaanya kepada kepala sekolah dan guru mata pelajaran yang sesuai (Zainal Asril. 2011:98).

Setiap mahasiswa peserta PPL harus memenuhi syarat-syarat untuk melaksanakan progam PPL, persyarat-syaratannya diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Mahasiswa harus terdaftar sebagai mahasiswa jenjang S1 program kependidikan.

2) telah menempuh minimal 90 sks dengan IPK minimal 2,00. 3) Telah lulus mata kuliah pengajaran mikro dengan minimal

memperoleh nilai B.

4) Melakukan pembayaran PPL sesui yang di tentukan oleh universitas.

5) Melakukan entri pendaftaran sesuia yang ditentukan oleh universitas.


(46)

6) Mahasiswa yang hamil lebih dari 5 bulan wajib mencari surat keterangan dari dokter spesialis kandungan mengenai kehamilannya (Tim Penyusun Panduan PPL UNY. 2014:13). Sesuai dengan peryataan di atas pembelajaran mikro sebagai salah satu syarat bagi mahasiswa untuk dapat mengikuti program PPL. Pembelajaran mikro dapat diartikan sebagai cara latihan ketrampilan keguruan atau praktik mengajar dalam lingkup kecil atau terbatas (Zainal Asril. 2011:43).

Mahasiswa PPL memperoleh pembekalan yang dilaksanakan di kampus UNY. Materi pembekalan meliputi pengembangan wawasan mahasiswa, pelaksanaan pendidikan yang relevan dengan kebijakan-kebijakan baru bidang pendidikan, dan materi yang terkait dengan teknis PPL. Model pembekalan dilaksanakan dalam kelompok kecil sesuia dengan pengelompokan yang sudah ditentukan oleh koordinator PPL, pembekalan diberikan oleh DPL PPL masing-masing. Pembekalan PPL yang dinyatakan lulus dalam mengikuti pembekalan adalah peserta yang mengikuti pembekalan dengan mengikuti seluruh serangkaian pembekalan (Tim Penyusun Panduan PPL UNY. 2014:15-16).

Tujuan pembekalan yang diikuti oleh mahasiswa PPL yaitu agar mahasiswa menguasai kompetensi sebagai berikut : 1) Memahami dan menghayati konsep dasar dalam pelaksanaan

PPL.

2) Memiliki bekal tata krama kehidupan di sekolah atau lembaga.

3) Memiliki wawasan tentang pengelolaan dan pengembangan pendidikan.


(47)

4) Memiliki pengetahuan untuk dapat bersikap dan bekerja dalam kelompok secara interdisipliner dan lintas sektoral dalam rangka penyelesaian tugas di sekoalh atau lembaga. 5) Memiliki kemampuan menggunakan waktu secara efektif dan

efisien pada saat melaksanakan program PPL (Tim Penyusun Panduan PPL UNY. 2014:15-16).

Dalam pembekalan PPL mahasiswa juga diberi tahu tentang waktu pelaksanaan PPL dan lokasi yang akan digunakan dalam PPL. PPL dilaksanakan sekali dalam setahun, yaitu pada semester khusus diantara bulan Juli – September. Waktu tersebut dipilih sesuai dengan pertimbangan, pada semester khusus tersebut mahasiswa dapat berkonsentrasi penuh pada kegiatan PPL karena tidak terganggu oleh mata kuliah lain selain itu sekolah yang akan ditempati sedang memasuki awal tahun pelajaran, sehingga kehadiran mahasiswa PPL di sekolah bertepatan dengan berlangsungnya tahun ajaran baru. PPL dilaksanakan dengan sistem blok waktu waktu efektif dalam seminggu ialah 6 hari kerja dan setiap harinya mahasiswa harus memanfaatkan waktu 5-7 jam, untuk kegiatan PPL menetapkan batas minimal jam kerja yaitu 250 jam (Tim Penyusun Panduan PPL UNY. 2014:16-17).

Lokasi penempatan mahasiswa PPL yaitu di sekolah/lembaga/klub yang ada di wilayah DIY dan Jawa Tengah. Sekolah meliputi PAUD, SD, SLB, SMP, MTs, SMA, dan SMK. Lembaga mencakup Pendidikan Nonformal, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan lain sebagainya, dengan mempertimbangkan kesesuian dengan program setudi mahasiswa (Tim Penyusun Panduan PPL UNY. 2014:17).


(48)

d. Pelaksanaan PPL

Pelaksanaan PPL memiliki beberapa tahapan dan setiap tahapan mempunyai serangkaian kegiatan yangharus ditempuh atau diikuti oleh peserta PPL. Adapun tahapan PPL sebagai berikut :

1) Pra-PPL

Mulai semester ke 6 pada saat pelaksanaan pengajaran mikro, mahasiswa harus sudah masuk ke sekolah/lembaga/klub untuk melaksanakan kegiatan observasi, penentuan program kerja, diskusi dengan guru pamongdan dosen pembimbing. 2) Penyusunan rancangan program

Hasil kegiatan pra-PPL di atas kemudian digunakan untuk menyusun rancangan program PPL. Program dipilih sesuai dengan pertimbangan permasalahan sekolah, pendanaan mahasiswa, faktor pendukung yangdiperlukan, ketrsediaan waktu dan kesinambungan program (Tim Penyusun Panduan PPL UNY,2014:18).

Dalam pelaksanaan program mahasiswa harus menyelesaikan program tepat waktu, melaksanakan praktik mengajar minimal 8 kali dengan materi yang berbeda, berkonsultasi dengan pembimbing dan mencatat semua kegiatan ke dalam catatan harian (Tim Penyusun Panduan PPL UNY. 2014:20).


(49)

e. Evaluasi PPL

Evaluasi dalam program PPL ada dua tujan kepentingan, yaitu untuk penilaian prestasi mahasiswa dan masukan perbaikan kebijakan program PPL. Untuk kepentingan yang pertama, penilaian prestasi mahasiswa praktikan PPL dibrikan oleh guru pembimbing atau DPL yang terkait, sedangkan kepentingan yang kedua masukan perbaikan kebijakan progam PPL perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh oleh tim yang independen.

Tujuan akhir dari evaluasi adalah mencermati sejauh mana semua kegiatan yang sudah dilaksanakan sudah tercapai sesuai tujuan yang telah ditetapkan (Zainal Asril. 2011:102). Semua kegiatan yang akan dievaluasi berkisar kepada sikap mental calon guru atau praktikan PPL, tugas-tugas yang dilakukan sampai penyususnan laporan, persiapan mengajar sampai latihan mengajar, kedisiplinan praktikan PPL dan pencak dari latihan mengajar adalah ujian praktik mengajar. Lima langkah persiapan ini, perlu disosialisasikan karena merupakan kunci kesuksesan dalam menghadapi ujian praktik di lapangan.

Menurut buku panduan PPL, komponen yang dinilai menyangkut lima aspek, yaitu: 1)perencanaan pembelajaran, 2)proses pembelajaran (kompetensi pedagogik dan professional), 3) kompetensi kepribadian, 4) kompetensi sosial, 5) laporan PPL (Tim Penyusun Panduan PPL UNY. 2014:24).


(50)

Prosedur penilaian PPL menurut ahli di bagi menjadi dua yaitu penilaian dalam proses dan penilaian akhir. Penilaian dalam proses merupakan penilaian dengan observasi sebagai teknik utama, sedangkan penilaian akhir yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir pelaksanaan PPL dalam bentuk ujian PPL (Anah S. Suparno dkk. 1991: 60-61).

4. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan dari berbagai disiplin ilmu, pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek pendidikan daripada transfer data, karena dalam pemelajaran IPS diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai,moral dan ketrampilan (Etin Solihatin dan Raharjo. 2005: 14).

Definisi lain tentang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu penyederhanaan disiplin ilmu – ilmu sosial, psikologi, filsafat, ideologi negara dan agama yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologi untuk tujuan pendidikan (Sumantri. 2004:44).

Dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial dikenal dengan sebutan studi sosial, menurut National Council for Sosial Studies (NCSS) adalah (Supardi. 2011:182-183) :

“sosial studies are the intergrated study of the sosial sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, sosial studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, archeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science,


(51)

psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and the natural sciences”.

Pengertian dari NCSS ini menyatakan bahwa IPS adalah kajian ilmu yang terintegrasi dari ilmu sosial humaniora untuk mengembangkan kemampuan warga negara melalui program yang ada di sekolah. IPS merupakan perpaduan yang sistematis dari disiplin ilmu antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama, dan sosiologi, seperti keserasian isi humaniora, matematika, dan ilmu alam.

Pendapat lain diungkapkan oleh Trianto, mendefinisikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, georgrafi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu sosial (Trianto. 2010:171).

Dari berbagai pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial adalah perpaduan atau gabungan dari disiplin ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya yang dikembangkan untuk kepentingan pendidikan. Tujuan ilmu ini untuk mengembangkan kemampuan warga negara melalui jenjang pendidikan. IPS dirumuskan dari realitas dan fenomena sosial yang ada kemudian dikaji melalui integrasi dari ilmu-ilmu sosial.


(52)

B. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilaksanakan. Hasil penelitian tesebut dapat digunakan untuk mengembangkan peneltian yang akan dilaksanakan :

Penelitian yang dilakukan Shiska Megawati (2010) yang berjudul Persepsi dan Harapan Siswa Terhadap Guru Pkn di Kota Yogyakarta yang bertujuan untuk mengetahui persepsi dan harapan siswa SMK negeri terhadap guru Pkn di kota Yogyakarta. Hasil peneltian siswa memiliki persepsi sedang berdasarkan presentase katogeri tinggi 12%, sedang 80%, dan rendah 8%. Siswa yang memiliki harapan tinggi terhadap kemampuan mengajar guru dengan kategori tinggi sebesar 60%, sedang 38%, dan rendah 2%.

Penelitian yang dilakukan Catur Suprapmanto (2011) tentang persepsi siswa terhadap kompetensi guru mengajar praktik dan hubungan dengan hasil belajar siswa jurusan teknik otomasi industri di SMKN 2 Depok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap guru mengajar praktik mata pelajaran sistem kendali pneumatik jurusan teknik otomasi industri di SMK 2 Depok adalah baik dengan persentase sebesar 59,125 dari 84 (skor ideal tertinggi) atau 70,3%. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa terhadap kemampuan mengajar praktik guru dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sistem kendali pneumetik jurusan teknik otomasi industri di SMKN 2 Depok, ditunjukkan dengan nilai = 0,305 yang


(53)

bernilai positif. Nilai terhitung lebih besar dari t tabel, atau 1,757 > 1,697 yang menyatakan signifikan.

Kedua penelitian yang relevan yang diambil peneliti untuk mengembangkan penelitian ini, mempunyai kesamaan dalam metode dan jenis data yang digunakan yaitu metode statistik deskriptif dan jenis data kuantitatif, selain itu juga kesamaan pada teknik pengambilan data dan teknik analisis data.

C. Kerangka Pikir

PPL merupakan muara lahirnya guru-guru yang professional yang mempunyai kualitas yang tinggi. PPL dapat didefinisikan sebuah kegiatan dalam bentuk latihan mengajar yang dilaksanakan seseorang secara terbimbing untuk mendapatkan ketrampilan dalam memberikan pelajaran, dan ditempuh dalam waktu tertentu sebagai salah satu syarat untuk memenuhi program. Untuk melahirkan guru-guru yang berkualitas tergantung dengan kinerja mahasiswa praktikan PPL dalam melaksanakan tugas-tugasnya yaitu dalam hal kualitas, kuantitas, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab. Penilaian dari guru pembimbinglah yang menentukan baik tidaknya kinerja mahasiswa PPL maupun penilaian langsung maupun tidak langsung. Guru pembimbing mempunyai komponen prestasi progam PPL yang digunakan sebagai indikator penilaian peserta PPL (perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan laporan PPL).


(54)

Berbagai stimulus yang dialami dan diterima oleh guru pembimbing selama berlangsungnya proses PPL akan menumbuhkan persepsi guru pembimbing tentang kinerja mahasiswa PPL dalam pelaksanaan PPL. Persepsi yang muncul dalam diri guru pembimbing dapat mencerminkan apakah kinerja mahasiswa PPL berhasil. Semakin baik persepsi guru tentang kinerja mahasiswa PPL berarti semakin berhasil pula proses PPL yang dilaksanakan disekolah. Persepsi yang baik dalam diri guru pembimbing akan memunculkan hal positif yang nantiakan memunculkan atau melahirkan guru-guru berkualitas dari paraktikan PPL.

Alur kerangka pikir diatas dapat digambarkan pada skema karangka piker berikut ini


(55)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru pembimbing PPL terhadap kinerja mahasiswa PPL. Melalui data tersebut dapat diketahui persepsi guru pembimbing PPL terhadap kinerja mahasiswa PPL.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif pada umumnya bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karateristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Penelitian deskriptif, peneliti hanya memotret apa yang terjadi pada diri objek atau wilayah yang diteliti, kemudian memaparkannya secara luas seperti apa adanya (Suharsimi Arikunto. 2010: 3). Menurut jenis datanya penelitian ini menggunakan data kuantitatif.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di seluruh SMP di Kabupaten Sleman yang digunakan untuk PPL Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Penelitian dimulai dengan penyusunan proposal pada bulan Februari 2015 sampai dengan November 2015.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi nilai tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Berdasarkan definisi tersebut, variabel dalam penelitian ini adalah persepsi guru


(56)

pembimbing terkait kualitas, kuantitas, pelaksanaan tugas, dan tanggung jawab mahasiswa PPL terhadap kinerja mahasiswa PPL. Persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa PPL merupakan suatu dimana guru pembimbing memberikan respon atau tanggapan dan kesan terhadap kinerja mahasiswa PPL.

D. Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa PPL jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Persepsi guru pembimbing merupakan proses dimana pembimbing memberikan respon atau tanggapan dan kesan terhadap kinerja mahasiswa PPL. Persepsi guru pembimbing terhadap kinerja PPL adalah hasil pengamatan observasi langsung maupun tidak langsung yang dilakukan pembimbing PPL terhadap kinerja mahasiswa PPL yang ditinjau dari kualitas, kuantitas, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mahasiswa PPL. Dari tinjauan di atas dapat dijabarkan :

1)Kualitas

Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang mahasiswa PPL mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan. Misalnya dalam pembuatan administrasi sekolah (RPP, soal ulangan harian, dan hasil belajar siswa) dan laporan PPL.

2)Kuantitas

Kuantitas kerja adalah seberapa lama mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan bekerja dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini bisa dilihat


(57)

dengan kecepatan kerja setiap mahasiswa dalam melaksanakan pekerjaannya masing-masing dan memenuhi jam mengajar sesuai yang ditentukan.

3)Pelaksanaan tugas

Pelaksanaan tugas adalah seberapa baik mahasiswa dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan akurat dan tidak ada kesalahan.

4)Tanggung Jawab

Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan kewajiban mahasiswa untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikannya. Misalnya kedisiplinan dalam Praktik Pengalaman Lapangan.

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/sumber yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono. 2012: 80. Subyek yang diteliti kurang dari 100, maka lebih baik diambil seluruhnya (Suharsimi Arikunto. 2002: 112). Penelitian ini dapat dikatakan total sampling atau penelitian populasi, karena seluruh populasi guru pembimbing PPL se-Sleman dijadikan sampel penelitian. Berdasarkan data yang diperoleh dari UPPL LPPMP UNY populasi pada penelitian ini adalah seluruh guru pembimbing PPL khususnya yang membimbing mahasiswa PPL jurusan P.IPS yang berjumlah 48 guru yang tersebar dalam 24 sekolah.


(58)

F. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Angket

Pada penelitian ini menggunakan instrumen dengan menggunakan angket. Angket adalah teknik pengumpulan data melalui formulir yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan peneliti (Mardalis.2004: 67).

Dalam penelitian angket yang digunakan yaitu angket tertutup. Angket tertutup adalah pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah disediakan (Sigiyono.2012: 194).

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang telah tersedia dalam bentuk arsip atau buku yang berupa laporan dan keterangan tertulis, tergambar, terekam maupun tercetak yang mendukung penelitian.Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang mendukung penelitian.


(59)

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang berisi butir-butir pertanyaan atau pernyataan dan diberikan kepada responden untuk diberi jawaban guna mengetahui persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa PPL. Angket yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa angket tertutup yang berarti dalam angket tersebut telah disediakan alternatif jawaban sehingga responden hanya memilih salah satu alternatif jawaban yang ada.

Selanjutnya kisi-kisi instrumen tersebut disusun dalam bentuk pernyataan positif dengan alternatif jawaban menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomenal sosial (Sugiyono.2012: 93). Kisi-kisi instrumen terlampir pada lampiran.

Tabel 1. Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Pernyataan Pernyataan positif

SB (Sangat Baik) 5

B (Baik) 4

KB (Kurang Baik) 3

TB (Tidak Baik) 2

STB (Sangat Tidak Baik) 1

H. Uji Coba Instrumen

Setelah instrumen disusun maka selanjutnya instrumen di konsultasikan dengan pakar/ahli untuk menguji validitas instrumen tersebut (judgement expert). Selain menggunakan pendapat ahli untuk mengetahui validitas juga dilakukan uji coba instrumen. Uji coba instrumen merupakan


(60)

cara untuk mengetahui validitas dan realibilitas instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Adapun reliabel artinya instrumen jika digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono.2012: 121).

Uji coba instrumen dalam penelitian ini akan dilakukan pada guru pembimbing se- Sleman yang menjadi guru pembimbing PPL jurusan Pendidikan IPS yang berjumlah 48 guru.

1. Uji Validitas Instrumen

Pengujian validitas menggunakan rumus Product MomentPearson (Margono.2005: 207), sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi

X = skor responden untuk tiap item

Y = total skor tiap responden dari seluruh item

∑ X = jumlah skor dalam distribusi X

∑ Y = jumlah skor dalam distribusi Y

∑ XY = jumlah hasil kali skor X dengan skor Y yang berpasangan

∑ X2

= jumlah kuadrat masing-masing skor X

∑ Y2

= jumlah kuadrat masing-masing skor Y


(61)

2. Uji Realibilitas Instrumen

Uji reabilitas dalam penelitian ini akan menggunakan rumus Alfa Cronbach (Irawan Soehartono.2004: 86), yaitu:

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan 1 = bilangan konstan

∑ b2 = jumlah varian butir 2

t = varian total

Jika r 11 telah didapatkan kemudian dikonsultasikan dengan r tabel.

Dikatakan reliabel apabila r hitung lebih besar dari r tabel. Untuk memberi

interpretasi terhadap hasil perhitungan r11, maka akan dapat

diintrepetasikan dengan tabel pedoman berikut:

Tabel 2. Pedoman untuk Memberikan Intrepetasi terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Uji realibilitas ini juga akan menggunakan bantuan komputer program SPSS for window dengan uji keterandalan teknik Alpha Cronbach.


(62)

I. Teknik Analisis Data

Setelah pengumpulan data dilakukan, tahap selanjutnya yaitu menganalisis data. Analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono.2012: 147). Statistik deskriptif berfungsi untuk mendiskripsikan atau menggambarkan obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi yang ada tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum.

Teknik analisis statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Menentukan Kategori

Penentuan kategorisasi menggunakan rumus statistik sebagai berikut (B. Syarifudin.2010:112) :

Sangat tinggi = X > Mi + 1,5 SDi

Tinggi = Mi + 0,5 SDi < X ≤ Mi + 1,5 SDi Sedang = Mi –0,5 SDi < X ≤ Mi + 0,5 SDi Rendah = Mi –1,5 SDi < X ≤ Mi – 0,5 SDi Rendah sekali = X ≤ Mi – 1,5 SDi

Keterangan : X = Skor M = Mean

SD = Standar Deviasi


(63)

3. Melakukan interpretasi dan analisis dari data yang sudah disajikan.

4. Membuat kesimpulan dari kegiatan interpretasi dan analisis. Kesimpulan tersebut merupakan hasil akhir dari kegiatan analisis data dalam penelitian ini.


(64)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Kabupaten Sleman adalah sebuah kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Secara Geografis Kabupaten Sleman

terletak diantara 110° 33 00 dan 110° 13 00 Bujur Timur, 7° 34 51 dan 7° 47 30 Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Sleman sebelah utara

berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Propinsi DIY dan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi D.I.Yogyakarta.

Luas Wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 Ha atau 574,82 Km2 atau sekitar 18% dari luas Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 3.185,80 Km2, dengan jarak terjauh Utara – Selatan 32 Km, Timur – Barat 35 Km. Secara administratif terdiri 17 wilayah Kecamatan, 86 Desa, dan 1.212 Dusun.

Seperti halnya pada daerah-daerah lain, di Kabupaten Sleman untuk membantu memfasilitasi masyarakat terutama anak-anak pada bidang pendidikan, pemerintah Kabupaten Sleman terdapat lembaga-lembaga pendidikan untuk anak-anak sekitar. Terdapat beberapa lembaga pendidikan resmi yang berada di Kabupaten Sleman, mulai dari Taman Kanak-Kanak


(65)

(TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengan Atas (SMA). Lokasi Kabupaten Sleman yang dipilih peneliti untuk melakukan penelitian adalah seluruh SMP yang digunakan PPL UNY khususnya jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Total ada 24 SMP di Sleman yang bekerjasama dengan UNY untuk melaksanakan PPL. SMP se Kabupaten Sleman ini terletak dibeberapa titik di Kabupaten Sleman.

Lokasi sekolah-sekolah SMP di Kabupaten Sleman ini sangat strategis, tersebar merata di wilayah Sleman. Mulai dari daerah perkotaan sampai di tengah-tengah wilayah perdesaanya. Sehingga dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat kabupaten Sleman. Beberapa SMP telah dilengkapi fasilitas yang memadai guna menunjang dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran yang terlaksana sebagian telah sesuai standar dalam pengajaran. B. Deskripsi data responden

1.Penyajian Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin dibagi menjadi laki-laki dan perempuan. Berikut adalah tabel deskripsi data responden berdasarkan jenis kelamin:

Tabel 3. Data responden berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki-laki 21 43,75%

2 Perempuan 27 56,75%


(66)

2.Penyajian Data Berdasarkan Status Kepegawaian

Diskripsi data berdasarkan status kepegawaian guru pembimbing PPL yang mengampu mahasiswa PPL jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UNY di Kabupaten Sleman adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Data responden berdasarkan status kepegawaian

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Guru Tetap 39 81,25%

2 Guru Tidak Tetap 9 18,75%

Total 48 100%

C. Diskripsi Data Penelitian

Penelitian ini digunakan untuk mengetahui seberapa baik kinerja mahasiswa PPL UNY jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dalam PPL yang dilaksanakan di sekolah yang meliputi kualitas, kuantitas, pelaksanaan tugas, dan tanggung jawab persepsi dai guru pembimbing PPL jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial. Tempat penelitian ini dilakukan di SMP se Kabupaten Sleman.

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui angket. Angket digunakan untuk memperoleh data primer mengenai persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa PPL. Angket dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Dalam hal ini responden hanya memilih jawaban yang tersedia.


(67)

Persentase persepsi guru pembimbing PPL terhadap kinerja mahasiswa PPL jurusan IPS UNY, dihitung dengan langkah-langkah, sebagai berikut:

1.Menghitung persentase

Tahap pertama kegiatan analisis data dalam penelitian ini adalah persentase. Perhitungan untuk mengetahui berapa persentase persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa PPL jurusan IPS UNY di Kabupaten. Rumus persentase sebagai berikut:

PS = (∑P: ∑I) X 100%

Keterangan:

PS = Persentase skor

∑P = Skor yang diperoleh

∑I = Skor ideal yang harus diperoleh 2.Menentukan kategori

Tahap kedua setelah perhitungan persentase adalah menentukan kategori berdasarkan kategori yang dipakai dalam penelitian. Penentuan kategorisasi mengggunakan rumus statistik dari B. Syarifudin (2010: 112), sebagai berikut:

Sangat tinggi = X > Mi + 1,5 SDi

Tinggi = Mi + 0,5 SDi < X ≤ Mi + 1,5 SDi Sedang = Mi –0,5 SDi < X ≤ Mi + 0,5 SDi Rendah = Mi –1,5 SDi < X ≤ Mi – 0,5 SDi Rendah sekali = X ≤ Mi – 1,5 SDi


(68)

Keterangan : X : Skor Mi : Mean

SDi : Standar Deviasi

3. Penyajian data, menggunakan pie chart

4. Melakukan interpretasi dan analisis dari data yang sudah disajikan sebelumnya.

5. Membuat kesimpulan dari kegiatan interpretasi dan analisis. Kesimpulan tersebut merupakan hasil akhir dari kegiatan analisis data dalam penelitian ini.

Persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa PPL jurusan IPS UNY di Kabupaten Sleman, dijabarkan pada setiap indikator sebagai berikut:

1. Kualitas

Indikator kualitas yang diteliti dalam penelitian ini meliputi seberapa baik seorang mahasiswa PPL mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan. Misalnya dalam pembuatan administrasi sekolah (pembuatan RPP, pembuatan soal ulangan harian, dan perekapan hasil belajar siswa) dan laporan PPL. Dalam indikator ini mahasiswa PPL dituntut untak dapat membuat administrasi sekolah dan menyusun laporan PPL dengan tepat.

Berdasarkan data yang diperoleh dari angket yang diberikan pada 48 responden dan diperoleh skor pada persepsi guru pembimbing terhadap kualitas kinerja mahasiswa PPL jurusan IPS UNY di Kabupaten Sleman.


(69)

Hasil yang diperoleh rata-rata (M) sebesar 27,00 , Standar Deviasi (SD) sebesar 6,00 , Nilai tertinggi (MAX) sebesar 48 , dan Nilai terendah (MIN) sebesar 9.

Pembuatan kategori persepsi guru pembimbing terhadap kualitas kinerja mahasiswa PPL jurusan IPS UNY di Kabupaten Sleman ditentukan menjadi 5 katagori, yaitu katagori sangat baik, baik, kurang baik, tidak baik, dan sangat tidak baik berdasarkan rata-rata dan standar deviasi. Berikut ini adalah perhitungan kategorisasi persepsi guru pembimbing terhadap kualitas kinerja mahasiswa PPL jurusan IPS UNY di Kabupaten Sleman.

Sangat Baik : X≥M+1,5SD

: X ≥ 27,00 + 1,5(6,00)

: X ≥ 27,00 + 9

: X ≥ 36,00

Baik : M+0,5SD≤X<M+1,5SD

: 27,00 + 0,5(6,00) ≤ X < 27,00+1,5(6,00) : 27,00 + 3 ≤ X < 27,00+9

: 30,00 ≤ X < 36,00

Kurang Baik : M-0,5 SD ≤ X <M + 0,5 SD

: 27,00 –0,5(6,00) ≤ X<27,00 + 0,5 (6,00) : 27,00- 3 ≤ X <27,00 +3


(70)

Tidak Baik : M- 1,5 SD ≤ X < M – 0,5 SD

: 27,00 –1,5 (6,00) ≤ X<27,00 – 0,5 (6,00) : 2 7,00 –9 ≤ X < 27,00 – 3

: 18,00 ≤ X < 24,00 Sangat Tdk Baik : M - 1,5 SD > X

: 27,00 – 1,5 (6,00) > X : 27,00 – 9 >X

: 18 > X

Berikut distribusi frekuensi persepsi guru pembimbing terhadap kualitas kinerja mahasiswa PPL jurusan IPS UNY di Kabupaten Sleman. Tabel 5. Persepsi Guru Pembimbing Terhadap Kualitas Kinerja

Mahasiswa PPL UNY di Kabupaten Sleman.

Kategori Frekuensi Peresentase

Sangat Baik 36 75%

Baik 11 22,92%

Kurang Baik 1 2,08 %

Tidak Baik 0 0%

Sangat Tidak Baik 0 0%

Jumlah 48 100%

Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa 48 guru pembimbing IPS atau 75% menyatakan bahwa, kinerja mahasiswa PPL jurusan IPS UNY di Kabupaten Sleman dalam segi kualitas sangat tinggi, 11 guru pembimbing atau 22,92% menyatakan baik, 1 guru pembimbing atau


(71)

2,08% menyatakan kuranag baik dan tidak ada guru pembimbing yang menyatakan tidak baik dan sangat tidak baik.

Dalam penelitian menunjukkan hasil rata-rata pesepsi guru pembimbing terkait sub indikator dari kualitas, yaitu hasil pembuatan RPP (4,166), hasil pembuatan media (4,0), hasil pembuatan administrasi sekolah (3,85), hasil pembuatan soal ulangan harian (4,03), hasil pembuatan laporan PPL (4,02) dan, mengadministrasikan hasil belajar siswa (4,12). Dari data tersebut sub indikator hasil pembuatan RPP mempunyai rata-rata tertinggi dan sub indikator hasil pembuatan administrasi sekolah mempunyai rata-rata terendah.

Berikut ini adalah penyajian data persepsi guru pembimbing terhadap kualitas kinerja mahasiswa PPL jurusan IPS UNY di Kabupaten dalam bentuk diagram lingkaran.

Gambar 5. Diagram Lingkaran Persepsi Guru Pembimbing Terhadap Kualitas Kinerja Mahasiswa PPL jurusan IPS UNY di Kabupaten Sleman. 2. Kuantitas

75% 22.92%

2.08% 0% 0%

Persepsi Guru Pembimbing Terhadap Kualitas Kinerja Mahasiswa PPL jurusan IPS UNY di Kabupaten Sleman.

Sangat Baik (75%)

Baik (22,92%)

Kurang Baik (2,08)

Tidak Baik (0%)


(72)

Kuantitas kinerja mahasiswa adalah seberapa lama mahasiswa PPL bekerja dalam satu harinya, kuantitas kerja ini bisa dilihat dengan kecepatan kerja setiap mahasiswa dalam melaksanakan pekerjaannya masing-masing dan memenuhi jam mengajar sesuai yang ditentukan. Kuantitas dalam kinerja mahasiswa PPL bertujuan untuk melatih kedisiplinan mahasiswa PPL.

Data Persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa PPL jurusan IPS UNY di Kabupaten Sleman dalam hal kuantitas terdiri dari 7 item pertanyaan yang dibagikan 48 responden yaitu guru pembimbing PPL. Berdasarkan acuan yang telah dijelaskan pada teknik analisis data maka dapat dihitung Mean ideal (Mi) sebesar 21,00 dan Standar Deviasi ideal sebesar 4,67. Pembuatan kategori persepsi guru pembimbing terhadap kuantitas kinerja mahasiswa PPL jurusan IPS UNY di Kabupaten Sleman ditentukan menjadi 5 kategori, yaitu kategori sangat baik, baik, kurang baik,tidak baik, sangat tidak baik berdasarkan rata-rata dan standar deviasi. Berikut ini adalah perhitungan kategorisasi penilaian guru pembimbing terhadap kuantitas kinerja mahasiswa PPL jurusan IPS UNY di Kabupaten Sleman.

Sangat baik : X≥M+1,5SD

: X ≥ 21,00 + 1,5(4,67)

: X ≥ 21,00 + 7,005

: X ≥ 28,005

Baik : M+0,5SD≤X<M+1,5SD

: 21,00 + 0,5(4,67) ≤ X <21,00+ 1,5 (4,67)


(73)

: 23,335 ≤ X < 28,005

Kurang baik : M-0,5 SD ≤ X <M + 0,5 SD

:21,00-0,5 (4,67) ≤ X <21,00 + 0,5 (4,67) : 21,00 –2,335 ≤ X < 21,00 + 2,335

: 18,665 ≤ X < 23,335

Tidak baik : M- 1,5 SD ≤ X < M – 0,5 SD

: 21,00 –1,5 (4,67) ≤ X < 21,00 – 0,5(4,67) : 21,00 –7,005 ≤ X < 21,00 – 2,335

: 13,995≤ X < 18,665

Sangat tdak baik : 21,00 - 1,5 SD > X : 21,00 – 1,5 (4,67)> X : 21,00- 7,005>X :13,995>X

Berikut distribusi frekuensi persepsi guru pembimbing terhadap kuantitas kinerja mahasiswa PPL jurusan IPS UNY di Kabupaten Sleman. Tabel 6. persepsi guru pembimbing terhadap kuantitas kinerja mahasiswa PPL

jurusan IPS UNY di Kabupaten Sleman

Kategori Frekuensi Persentase

Sangat Baik 33 68,75%

Baik 13 27,08%

Kurang Baik 2 4,17 %

Tidak Baik 0 0%

Sangat Tidak Baik 0 0%


(74)

Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa 48 responden atau guru pembimbing menyatakan bahwa kinerja mahasiswa PPL jurusan IPS UNY di Kabupaten Sleman dalam aspek kuantitas 33 responden atau 68,75% menyatakan sangat baik, 13 responden atau 27,08% menyatakan baik, 2 responden atau 4,17% menyatakan kurang baik, dan tidak ada responden menyatakan tidak baik dan sangat tidak baik.

Dalam penelitian menunjukkan hasil rata-rata persepsi guru pembimbing terhadap kuantitas kinerja mahasiswa terkait sub indikator dari kuantitas, yaitu pengumpulan RPP tepat waktu (4,02), mengajar sesuai waktu setiap jamnya (4,20), pengumpulan administrasi sekolah (3,82), memenuhi jam mengajar yang ditentukan (4,34), pengumpulan laporan PPL tepat waktu (3,95) dan, pembagian waktu dalam proses pembelajaran (4,06). Dari data tersebut sub indikator memenuhi jam mengajar yang ditentukan mempunyai rata-rata tertinggi dan pengumpulan administrasi sekolah mempunyai rata-rata terendah.

Berikut ini adalah penyajian data persepsi guru pembimbing terhadap kuantitas kinerja mahasiswa PPL jurusan IPS UNY di Kabupaten dalam bentuk diagram lingkaran.


(75)

68.75% 27.08%

4.17% 0% 0%

Persepsi Guru Pembimbing terhadap

Kuantitas Kinerja Mahasiswa PPL

Sangat Baik (68,75%) Baik (27,08%) Kurang Baik (4,17%) Tidak Baik (0%) Sangat Tidak Baik (0%)

Gambar 6. Diagram Lingkaran Persepsi Guru Pembimbing Terhadap Kuantitas Kinerja Mahasiswa PPL jurusan IPS UNY di Kabupaten Sleman. 3. Pelaksanaan Tugas

Salah satu indikator dari kinerja yaitu pelaksanaan tugas, persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa PPL jurusan IPS UNY di Kabupaten Sleman dalam hal pelaksanaan tugas adalah tanggapan guru pembimbing PPL jurusan IPS tentang seberapa baik mahasiswa PPL jurusan IPS dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas dengan akurat.

Data Persepsi guru pembimbing terhadap kinerja mahasiswa PPL jurusan IPS UNY di Kabupaten Sleman dalam hal pelaksanaan tugas terdiri dari 35 item pertanyaan yang dibagikan 48 responden yaitu guru pembimbing PPL. Berdasarkan acuan yang telah dijelaskan pada teknik analisis data maka dapat dihitung Mean ideal (Mi) sebesar 105,00 dan Standar Deviasi ideal sebesar 23,33. Pembuatan kategori persepsi guru pembimbing terhadap pelaksanaan tugas kinerja mahasiswa PPL jurusan IPS UNY di Kabupaten Sleman ditentukan menjadi 5 kategori, yaitu kategori sangat baik, baik, kurang


(76)

baik,tidak baik, sangat tidak baik berdasarkan rata-rata dan standar deviasi. Berikut ini adalah perhitungan kategorisasi penilaian guru pembimbing terhadap pelaksanaan tugas kinerja mahasiswa PPL jurusan IPS UNY di Kabupaten Sleman.

Sangat baik : X≥M+1,5SD

: X ≥ 105,00 + 1,5(23,33) : X ≥ 105,00 + 34,995 : X ≥ 139,995

Baik : M+0,5SD≤X<M+1,5SD

: 105,00 + 0,5(23,33) ≤ X <105,00+ 1,5 (23,33) : 105,00 + 11,665 ≤ X < 105,00 + 34,995 : 116,665 ≤ X < 139,995

Kurang baik : M-0,5 SD ≤ X <M + 0,5 SD

:105,00-0,5 (23,33) ≤ X <105,00 + 0,5 (23,33) : 105,00 –11,665 ≤ X < 105,00 + 11,665

: 93,335 ≤ X < 116,665

Tidak baik : M- 1,5 SD ≤ X < M – 0,5 SD

: 105,00 –1,5 (23,33) ≤ X < 105,00 – 0,5(23,33) : 105,00 – 34,995 ≤ X < 105,00 – 11,665

: 70,005 ≤ X < 93,335

Sangat tdak baik : M - 1,5 SD > X

: 105,00 – 1,5 (23,33) > X : 105,00- 34,995>X


(1)

113

16 MTS 1 Mlati Mlati

17 SMP N Ngaglik 4 PalaganTentaraPelajar, Sariharjo,

Ngaglik

18 SMP N 2 Kalasan Kledokan, Selomartani, Kalasan

19 SMP N 3 Kalasan Sidikerto, Purwomartani, Kalasan

20 SMP N Gamping 2 Jambon, Trihanggo, Gamping

21 SMP N Gamping 4 Kalimanjung, Ambarketawang,

Gamping

22 SMP N Minggir 1 Prayansendangsariminggir

23 SMP N Turi 1 Jln. TuriPakem, Donokerto, Turi

24 SMP Muhammadyah 2

Depok

Jln. Swadaya IV Karangasem, Condongcatur, Depok


(2)

(3)

115


(4)

(5)

117


(6)