BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TANGGUNG JAWAB, HUKUM JAMINAN, JAMINAN,
GADAI DAN PT. PEGADAIAN 2.1 Tanggung Jawab
2.1.1. Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI adalah kewajiban menanggung segala sesuatunya bila terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, dan
diperkarakan.
1
Selanjutnya menurut Titik Triwulan pertanggungjawaban harus mempunyai dasar, yaitu hal yang menyebabkan timbulnya hak hukum bagi seorang untuk menuntut orang lain
sekaligus berupa hal yang melahirkan kewajiban hukum orang lain untuk memberi pertanggungjawabannya.
2
Menurut Abdulkadir Muhammad teori tanggung jawab dalam perbuatan melanggar hukum tort liability dibagi menjadi beberapa teori, yaitu:
a. Tanggung jawab akibat perbuatan melanggar hukum yang dilakukan dengan sengaja
intertional tort liability, tergugat harus sudah melakukan perbuatan sedemikian rupa sehingga merugikan penggugat atau mengetahui bahwa apa yang dilakukan tergugat akan
mengakibatkan kerugian. b.
Tanggung jawab akibat perbuatan melanggar hukum yang dilakukan karena kelalaian negligence tort lilability, didasarkan pada konsep kesalahan concept of fault yang
berkaitan dengan moral dan hukum yang sudah bercampur baur interminglend.
1
Depdiknas, op.cit, hlm. 1139.
2
Titik Triwulan dan Shinta Febrian, 2010, Perlindungan Hukum bagi Pasien, Prestasi Pustaka, Jakarta, hlm. 48.
20
c. Tanggung jawab mutlak akibat perbuatan melanggar hukum tanpa mempersoalkan
kesalahan stirck liability, didasarkan pada perbuatannya baik secara sengaja maupun tidak sengaja, artinya meskipun bukan.
3
2.2 Hukum Jaminan 2.2.1. Pengertian Hukum Jaminan
Istilah hukum jaminan merupakan terjemahan dari istilah security of law, zekerheidsdstelling, atau zekerheidsrechten. Dalam Keputusan seminar hukum jaminan yang diselenggarakan oleh
Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman bekerjasama dengan Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada tanggal 9 sampai dengan 11 Oktober 1978 di Yogyakarta
menyimpulkan bahwa istilah “Hukum Jaminan” itu meliputi pengertian baik jaminan kebendaan maupun jaminan perorangan. Berdasarkan kesimpulan tersebut, pengertian hukum jaminan yang
diberikan didasarkan kepada pembagian jenis lembaga hak jaminan, artinya tidak memberikan perumusan pengertian hukum jaminan, melainkan memberikan bentang lingkup dari istilah hukum
jaminan itu, yang meliputi jaminan kebendaan dan jaminan perorangan.
4
Menurut J. Satrio mengartikan hukum jaminan sebagai peraturan hukum yang mengatur jaminan-jaminan piutang seorang kreditur terhadap debitur.
5
Ringkasnya hukum jaminan adalah hukum yang mengatur tentang jaminan piutang seseorang.
Dari apa yang dipaparkan di atas ini, hukum jaminan seolah-olah hanya difokuskan pada pengaturan hak-hak kreditur saja, dan tidak
memperhatikan hak-hak debitur. Padahal subyek kajian hukum jaminan tidak hanya menyangkut kreditur saja, akantetapi erat kaitannya dengan debitur, karena yang menjadi obyek kajian hukum
jaminan adalah benda jaminan dari debitur.
3
Abdulkadir Muhammad, 2010, Hukum Perusahaan Indonesia, Citra Aditya Bakti, hlm. 503.
4
Rachmadi Usman I, op.cit, hlm. 1.
5
Rachmadi Usman I, loc.cit.
Salim HS memberikan perumusan hukum jaminan adalah keseluruhan dari kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan antara pemberi dan penerima jaminan dalam kaitannya dengan
pembebanan jaminan untuk mendapatkan fasilitas kredit.
6
Dari dua pendapat rumusan pengertian hukum jaminan diatas dihubungkan dengan kesimpulan Seminar Hukum Jaminan 1978, intinya
dari hukum jaminan adalah ketentuan hukum yang mengatur hubungan hukum antara pemberi jaminan debitur dan penerima jaminan kreditor sebagai akibat pembebasan suatu utang tertentu
kredit dengan suatu jaminan benda atau orang tertentu. Dalam hukum jaminan tidak hanya mengatur perlindungan hukum terhadap kreditor sebagai pihak pemberi utang saja, melainkan juga
mengatur perlindungan hukum terhadap debitur sebagai pihak penerima utang. Dengan kata lain, hukum jaminan tidak hanya mengatur hak-hak kreditor yang berkaitan dengan jaminan pelunasan
utang tertentu, namun sama-sama mengatur hak-hak kreditor yang berkaitan dengan jamian pelunasan utang tertentu tersebut.
7
Berdasarkan pengertian diatas, unsur-unsur yang terkandung di dalam perumusan hukum
jaminan, yakni sebagai berikut:
1. Adanya kaidah hukum dalam bidang jaminan yaitu:
a. Kaidah hukum jaminan tertulis, adalah kaidah-kaidah hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, traktat dan yurisprodensi.
b. Kaidah hukum jaminan tidak tertulis, adalah kaidah-kaidah hukum jaminan yang tumbuh, hidup, dan berkembang dalam masyarakat. Hal ini terlihat pada gadai tanah dalam
masyarakat yang dilakukan secara lisan.
6
H. Salim, op.cit, hlm. 6.
7
Rachmadi Usman I, op.cit, hlm. 2.