Pengukuran Kontrol Glikemik Pengukuran Kadar Glukosa Darah Puasa

2.2.3 Pengukuran Kontrol Glikemik

Kontrol glikemik dapat diukur menggunakan beberapa cara seperti pemeriksaan gula darah puasa, gula darah sewaktu, gula darah 2 jam post prandial, HbA1C, tekanan darah, kolesterol total, kolesterol LDL Low Density Lipoprotein, kolesterol HDL High Density Lipoprotein, trigliserida, dan indeks massa tubuh IMT. Pengukuran kontrol glikemik berdasarkan kadar glukosa darah puasa dapat digunakan untuk mengetahui apakah sasaran terapi telah tercapai PERKENI, 2006. Berikut merupakan kriteria kontrol glikemik pengendalian DM Tabel 1. Kriteri Pengendalian DM Indikator Baik Sedang Buruk Glukosa darah puasa mgdl 80-100 100-125 ≥126 Glukosa darah 2 jam mgdl 80-144 145-179 ≥180 HbA1C 6,5 6,5-8 8 Kolesterol Total mgdl 200 200-239 ≥240 Kolesterol LDL mgdl 100 100-129 ≥130 Kolesterol HDL mgdl Pria: 40 Wanita: 50 Trigeliserida mgdl 150 150-199 ≥200 Indeks Massa Tubuh kgm2 18,5- 23 23-25 25 Tekanan darah mmHg ≤13080 130-140 80-90 14090 Sumber: PERKENI, 2006

2.2.4 Pengukuran Kadar Glukosa Darah Puasa

Pencapaian kontrol glikemik ditekankan pada pencapaian nilai kadar glukosa darah puasa dan A1C Ceriello, Colagiuri, Gerich, Tuomilehto, 2008. Pengukuran kadar glukosa darah puasa dapat dilakukan jika sebelumnya telah melakukan puasa tidak makan dan minum kecuali air putih selama 8-12 jam ADA, 2009. Pemeriksaan kadar glukosa darah kapiler dengan menggunakan alat glucometer memiliki kekurangan dibandingkan dengan pemeriksaan darah plasma karena apabila kadar hematokrit rendah maka secara semu akan meningkatkan hasil pengukuran dan sebaliknya jika kadar hematokrit tinggi dapat menurunkan hasil pengukuran. Pengukuran glukosa darah vena dan kapiler saat puasa memiliki hasil yang identik, namun tidak untuk pengukuran kadar glukosa darah 2 jam post prandial Laboratorium Kesehatan, 2010. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan pemeriksaan darah kapiler seperti penggunaan darah kapiler yang biasanya digunakan adalah darah tetesan pertama dimana darah tetesan pertama lebih banyak mengandung serosa sehingga dapat mengubah hasil pemeriksaan. Pembersihan area penusukan dengan kapas alkohol sebelum dilakukan penusukan sebaiknya ditunggu hingga kering karena alkohol dapat mempengaruhi keakuratan Berman, Snyder, Kozier, Erb, 2009.

2.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Glukosa Darah