Sudut Pandang Gaya Bahasa

60 b Latar Waktu Terdapat latar waktu yang di dalam cerkak ini. Latar waktu dapat dilihat dari kutipan berikut ini. Dina sesuke, nalika srengenge wiwit katon sumamburat abang ing langit wetan, Irul pamit marang bojone. Dheweke ngapusi arep nekani sawijining saserahan sastra sing digelar ana ing Jakarta. Panjebar Semangat, No. 47 Tahun 2005 Hari berikutnya, saat matahari terlihat merah di ufuk timur, Irul meminta izin kepada istrinya untuk pergi. Ia berbohong akan menghadiri acara saserahan sastra yang didiselenggarakan di Jakarta. Kutipan di atas terdapat dua latar waktu yaitu menunjukkan hari berikutnya. Akan tetapi kutipan wacana tersebut tidak disebutkan latar waktu secara pasti.

4.3.5 Sudut Pandang

Pengarang dalam bercerita menggunakan sudut pandang persona ketiga. Dalam hal ini, pelaku utama cerita adalah orang lain. Hal ini dapat ditemukan pada kutipan berikut. Jeneng Lintang Alit kuwi tenane wis nate digunakake minangka jeneng sesinglon dening Irul. Jalaran dheweke kuwi uga sawijining pengarang. Kok saiki ana wong liya sing nggunakake…Panjebar Semangat, No. 47 Tahun 2005 Nama Lintang Alit itu sebenarnya sudah pernah diigunakan menjadi nama samaran Irul. Karena ia adalah salah satu pengarang. Kenapa sekarang ada orang lain yang menggunakannya… Kutipan di atas menunjukkan bahwa pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga. Pengarang menampilkan tokoh cerita dengan menyebut nama yaitu Irul. Selain itu pengarang melukiskan apa yang dilihat, didengar, 61 dialami, dipikir, dan rasakan oleh tokoh cerita terbatas hanya pada tokohnya saja. Dengan demikian pengarang berada di luar cerita.

4.3.6 Gaya Bahasa

Cerkak ini menggunakan bahasa ngoko. Kalimat-kalimatnya pendek- pendek. Secara umum kata-kata yang digunakan bermakna denotatif. Tetapi terdapat kalimat yang merupakan permajasan dan pengiasan menyerupai. Hal ini dapat ditemukan pada kutipan berikut ini. …Pantes bae yen wong siji kuwi gelem dolanan geni asmara karo wanita ngendhi bae sing butuh ngobong katresnan, ngono batine Irul. Dheweke banjur duwe rasa sujana marang kancane sing padha-padha pengarang kuwi. Panjebar Semangat, No. 47 Tahun 2005 …Pantas saja kalauorang itu mau bermain api asmara dengan wanita mana saja yang butuh kasih saying, pikir Irul dalam hati. Ia lalu punya perasaan jelek kepada temannya yang sama-sama pengarang itu. Kutipan tersebut menunjukkan adanya permajasan. Ditunjukkan geni asmoro dan ngobong katresnan yang berarti majas hiperbola melebih-lebihkan. Agar kalimatnya menjadi lebih menarik, maka diselipkan permajasan didalamnya tanpa mengubah isi cerita. Selanjutnya terdapat kata-kata yang berarti pengiasan atau menyerupai. Hal ini dapat ditemukan pada kutipan berikut ini. …Atine saya panas, getihe sajak kaya umob. Pokoke yen nganti dheweke antuk bukti manawa kancane kuwi wani slingkuh karo bojone, tenan, bratayuda gagrak anyar dadi, ngono ngrenengane Irul jroning batin. Panjebar Semangat, No. 47 Tahun 2005 …Hati Irul semakin panas, darahnya matang. Pokoknya kalau sampai ia mendapatkan bukti kalau temannya itu berani berselingkuh dengan istrinya, perang baratayudha akan terjadi lagi, kata Irul dalam hati. 62 Kutipan tersebut terdapat kata yang berarti pangiasan atau menyerupai. Ditunjukkan dengan getihe sajak kaya umob yang berarti darahnya matang menyerupai air yang sudah matang dan sangat panas dan bratayuda gagrak anyar dadi yang berarti perang atau akan terjadi perkelahian yang menyerupai perang baratayudha. Jadi di dalam cerkak “Lintang Alit” terdapat kata-kata dominan yang bermakna denotatif atau bermakna sesungguhnya dan juga terdapat kata-kata yang bermakna konotatif.

4.3.7 Tema