Ruang Lingkup Tujuan Modul PKB PJOK SD 2017 KK D

5 PJOK SD KK D peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator.

c. Melakukan aktivitas pembelajaran

Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu- rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatan yang akan secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan bersama fasilitator dan peserta lainnya, baik itu dengan menggunakan diskusi tentang materi, malaksanakan praktik, dan latihan kasus. Lembar kerja pada pembelajaran tatap muka penuh adalah bagaimana menerapkan pemahaman materi-materi yang berada pada kajian materi. Pada aktivitas pembelajaran materi ini juga peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data sampai pada peserta dapat membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran.

d. Presentasi dan Konfirmasi

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi hasil kegiatan sedangkan fasilitator melakukan konfirmasi terhadap materi dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir.

2. Deskripsi Kegiatan Diklat Tatap Muka In-On-In

Kegiatan diklat tatap muka dengan model In-On-In adalan kegiatan fasilitasi peningkatan kompetensi guru yang menggunakan tiga kegiatan utama, yaitu In Service Learning 1 In-1, On the job learning On, dan In Service Learning 2 In-2. Secara umum, kegiatan pembelajaran diklat tatap muka In-On-In tergambar pada alur berikut ini. 6 Sambutan Gambar 3 Alur Pembelajaran Tatap Muka model In-On-In Kegiatan pembelajaran tatap muka pada model In-On-In dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan disampaikan bertepatan pada saat pelaksanaan In service learning 1 fasilitator memberi kesempatan kepada peserta diklat untuk mempelajari: o latar belakang yang memuat gambaran materi o tujuan kegiatan pembelajaran setiap materi o kompetensi atau indikator yang akan dicapai melalui modul. o ruang lingkup materi kegiatan pembelajaran o langkah-langkah penggunaan modul 7 PJOK SD KK D

b. In Service Learning 1 IN-1

1 Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kompetensi pedagogik D, fasilitator memberi kesempatan kepada guru sebagai peserta untuk mempelajari materi yang diuraikan secara singkat sesuai dengan indikator pencapaian hasil belajar. Guru sebagai peserta dapat mempelajari materi secara individual maupun berkelompok dan dapat mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator. 2 Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rambu- rambu atau instruksi yang tertera pada modul dan dipandu oleh fasilitator. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatanmetode yang secara langsung berinteraksi di kelas pelatihan, baik itu dengan menggunakan metode berfikir reflektif, diskusi, brainstorming, simulasi, maupun studi kasus yang kesemuanya dapat melalui Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada IN1. Pada aktivitas pembelajaran materi ini peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mempersiapkan rencana pembelajaran pada on the job learning.

c. On the Job Learning ON

1 Mengkaji Materi Pada kegiatan mengkaji materi modul kompetensi D, guru sebagai peserta akan mempelajari materi yang telah diuraikan pada In service learning 1 IN1. Guru sebagai peserta dapat membuka dan mempelajari kembali materi sebagai bahan dalam mengerjaka tugas-tugas yang ditagihkan kepada peserta. 8 Sambutan 2 Melakukan aktivitas pembelajaran Pada kegiatan ini peserta melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di kelompok kerja berbasis pada rencana yang telah disusun pada IN1 dan sesuai dengan rambu-rambu atau instruksi yang tertera pada modul. Kegiatan pembelajaran pada aktivitas pembelajaran ini akan menggunakan pendekatanmetode praktik, eksperimen, sosialisasi, implementasi, peer discussion yang secara langsung di dilakukan di sekolah maupun kelompok kerja melalui tagihan berupa Lembar Kerja yang telah disusun sesuai dengan kegiatan pada ON. Pada aktivitas pembelajaran materi pada ON, peserta secara aktif menggali informasi, mengumpulkan dan mengolah data dengan melakukan pekerjaan dan menyelesaikan tagihan pada on the job learning.

d. In Service Learning 2 IN-2

Pada kegiatan ini peserta melakukan presentasi produk-produk tagihan ON yang akan di konfirmasi oleh fasilitator dan dibahas bersama. pada bagian ini juga peserta dan penyaji me-review materi berdasarkan seluruh kegiatan pembelajaran

e. Persiapan Tes Akhir

Pada bagian ini fasilitator didampingi oleh panitia menginformasikan tes akhir yang akan dilakukan oleh seluruh peserta yang dinyatakan layak tes akhir. 9 PJOK SD KK D

3. Lembar Kerja

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan kompetensi pedagogik D terdiri dari beberapa kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas pembelajaran sebagai pendalaman dan penguatan pemahaman materi yang dipelajari. Modul ini mempersiapkan lembar kerja yang nantinya akan dikerjakan oleh peserta, lembar kerja tersebut dapat terlihat pada table berikut. Tabel 1 Daftar Lembar Kerja Modul No Kode LK Nama LK Keterangan LK-01 Karakteristik Peserta Didik TM, ON LK-02 Prinsip Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran TM, ON LK-03 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran TM, ON LK-04 Pengembangan Instrumen Penilaian TM, ON Keterangan. TM : Digunakan pada Tatap Muka Penuh IN1 : Digunakan pada In Service Learning 1 ON : Digunakan pada On The Job Learning 3 PJOK SD KK D KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH DASAR SD

A. Tujuan

Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini, Saudara dapat memahami karakteristik peserta didik usia Sekolah Dasar SD. Penerapan pengembangan pendidikan karakter serta menerapkan nilai-nilai kerjasama, tanggungjawab dan kemandirian.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mengidentifikasi karakteristik kognitif peserta didik usia SD 2. Mengidentifikasi karakteristik fisik peserta didik usia SD 3. Mengidentifikasi karakteristik psikis peserta didik usia SD 4. Mengidentifikasi karakteristik sosial peserta didik usia SD 5. Menerapkan nilai kerjasama 6. Menerapkan nilai tanggungjawab 7. Menerapkan kemandirian

C. Uraian Materi

Peserta didik menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pedidikan Nasional Pasal 1 ayat 4 adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Perkembangan peserta didik merupakan bagian dari pengkajian dan penerapan psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajari aspek-aspek perkembangan individu yang berada pada usia sekolah dasar dan menengah. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya. Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik 4 Kegiatan Pembelajaran 1 maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing. Kegiatan pembelajaran ini akan membahas mengenai karakteristik kognitif, fisik, psikis, dan sosial peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran ini penerapan penguatan pendidikan karakter diharapkan muncul nilai-nilai kemandirian peserta yang merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain untuk menjadi seorang guru yang profesional dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

1. Karakteristik Kognitif Peserta Didik Usia SD

Perkembangan kognitif anak usia SD mencakup perubahan-perubahan yang ada dalam perkembangan pola pikirnya. Perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek pembawaan dari dalam dirinya dan lingkungannya. Menurut teori konvergensi dalam ilmu psikologi, kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya. Selanjutnya Piaget menyatakan bahwa anak usia SD berada pada tahap operasi konkrit yang ditandai dengan: a. memiliki kemampuan mengklasifikasikan benda-benda dengan ciri yang sama; b. mampu menyusun atau mengasosiasikan angka-angka atau bilangan; dan c. memecahkan masalah yang sederhana. Tahap operasi konkret itu sendiri merupakan bagian dari Tahap perkembangan kognitif individu, yang menurut Piaget adalah sebagai berikut:

a. Tahap Sensorimotor 0-2 tahun,

Bayi lahir memiliki sejumlah refleks bawaan yang mendorong untuk mengeksplorasi dunianya. Masa ini juga sering disebut sebagai masa oral, masa dimana seorang anak mengetahui segala sesuatu menggunakan sensor yang ada dimulutnya mengulum benda untuk mengenali benda tersebut. Pada tahap ini orang tua berperan penting untuk mengawasi perilaku sensorimotor anak dalam mengenali dunia di sekelilingnya agar keselamatan anak dapat terjaga dengan baik, namun pula orang tua harus dengan bijak tidak membatasi usaha anak dalam perilakunya mengenali dunia secara sensorimotor, agar tidak berdampak kurang 5 PJOK SD KK D baik pada kondisi psikologis anak dan kognitifnya karena kurangnya informasi serta pengetahuan akan lingkungan dan benda yang ada disekitarnya. b. Tahap Pra-operasional 2-7 tahun, pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan menggunakan gambaran dan bahasa tanda. Pemikirannya lebih simbolis tetapi tidak melibatkan pemikiran operasional dan lebih bersifat egosentris dan intuitif ketimbang logis. Anak pada tahap ini dipenuhi dengan rasa ingin tahu yang tinggi yang diungkapkan dengan berbagai macam pertanyaan yang dilontarkan serta melihat segala sesuatu dari sudut dirinya sendiri egosentris.

c. Tahap Operational Konkrit 7-11 tahun,

Pada tahap ini anak sudah memiliki kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya dan kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilan serta ukurannya, atau karakteristik lain. Anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya, anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah. Pada tahapan ini anak mulai menghilangkan sifat egosentrisnya untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Pada tahap ini pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna contextual learning. Pada rentang usia ini anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut: 1 mulai memandang dunia secara objektif, berpindah dari satu aspek situasi ke aspek lainnya secara reflektif serta memandang unsur-unsur secara serentak; 2 mulai berpikir lebih operasional; 3 mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda- benda; 4 membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat; 5 memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat. 6 Kegiatan Pembelajaran 1

d. Tahap Operasional Formal 12-dewasa,

Kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Menurut Piaget ada lima faktor yang menunjang perkembangan intelektual yaitu: 1 Kedewasaan maturation, perkembangan sistem saraf sentral, otak, koordinasi motorik, dan manifestasi fisik lainnya mempengaruhi perkembangan kognitif. 2 Pengalaman fisik physical experience, Pengalaman fisik, interaksi dengan lingkungan fisik digunakan anak untuk mengabstrak berbagai sifat fisik dari benda-benda. Pengalaman fisik ini selalu melibatkan asimilasi pada struktur-struktur logika matematik. 3 Pengalaman logika matematika logical mathematical experience, Pengalaman logika matematik, yaitu pengalaman dalam membangun atau mengkontruksi hubungan-hubungan antara obyek-obyek. 4 Transmisi sosial social transmission, dalam transmisi sosial, pengetahuan datang dari orang lain. Pengaruh bahasa, instruksi formal dan membaca, begitu pula interaksi dengan teman-teman dan orang dewasa termasuk faktor faktor transmisi sosial dan memegang peranan dalam perkembangan intelektual anak. 5 Proses keseimbangan equilibriun atau proses pengaturan sendiri self- regulation, Pengaturan sendiri, equilibrasi adalah kemampuan untuk mencapai kembali kesetimbangan equilibrium selama periode ketidaksetimbangan disequilibrium. Equilibrasi merupakan suatu proses untuk mencapai tingkat-tingkat berfungsi kognitif yang lebih tinggi melalui asimilasi dan akomodasi tingkat demi tingkat. Untuk mengembangkan daya nalar, daya cipta, serta kreatifitas, anak perlu diberi peluang-peluang untuk bertanya berpendapat atau menilai tentang berbagai hal tentang pelajaran atau peristiwa yang terjadi di lingkungan. Upaya lain yang dapat dilakukan sekolah dalam mengembangkan kreatifitas anak adalah dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan seperti lomba mengarang, menggambar dan menyanyi. Hal tersebut mencakup perubahan-perubahan dalam perkembangan pola pikir. Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan