Kerangka Konsep Definisi Operasional

20

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Hipertensi - Isolated Systolic Hypertension - Hipertensi tahap 1 -Hipertensi tahap 2 -Hipertensi tahap 3 Penyakit jantung Koroner - Angina stabil Angina tidak stabil -STEMI - NON STEMI Faktor risiko  Keturunan  Usia  Jenis Kelamin  Asupan garam  Stress  Kolestrol Tinggi  Obesitas  Merokok Faktor Risiko  Hipertensi  Diabetes Melitus  Obesitas  Usia  Jenis Kelamin  Wanita Menopause  Kolestrol Tinggi  Merokok Komplikasi - Penyakit Jantung Koroner - Stroke - Aterosklerosis - Penyakit ginjal - Aneurysm - Sindroma Metabolik Komplikasi  Miokardial infark  Gagal Jantung Kongestif  Gagal Jantung  Kematian Karakteristik Pasien Hipertensi yang menderita PJK DITELITI TIDAK DITELITI 21

3.2. Definisi Operasional

 Penyakit jantung koroner adalah terjadinya gangguan pada pembuluh darah arteri yang mensuplai darah ke jantung. Menurut AHA 2012, penyakit jantung koroner adalah gangguan pembuluh darah arteri terjadi apabila arteri tersebut mengalami aterosklerosis dan menyebabkan aliran darah terganggu. Penyakit jantung koroner diklasifikasi kepada Angina pektoris stabil, Angina pectoris tidak stabil, ST elevated Infark miokardial dan Non- elevated ST Infark Miokardial. Penyakit jantung koroner dapat didiagnosa berdasarkan anamnesa, pemeriksaan elektrokardiogram, foto rontgen dada, pemeriksaan enzim jantung dan angiografi koroner. Alat ukur adalah rekam medis. Skala pengukuran adalah nominal. Cara ukur adalah dengan mengambil dan menganalisa data rekam medis.  Hipertensi adalah tekanan sistolik lebih dari 140mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90mmHg AHA, 2013 yang diukur pertama kali pasien masuk ke rumah sakit dan pasien yang mempunyai riwayat hipertensi dan mengkonsumsi obat hipertensi.  Tahap hipertensi adalah berdasarkan tingkat keparahan hipertensi berdasarkan European Cardiology Society dan diagnosa dokter. Alat ukur yang digunakan adalah rekam medis. Skala ukur adalah ordinal. Cara ukur adalah dengan cara obeservasi data rekam medis. Hasil ukur ditentukan berdasarkan klasifikasi hipertensi. Tabel 3.2.1. Klasifikasi Hipertensi European Cardiology Society Kategori Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik Hipertensi Derajat 1 140-159 danatau 90-99 Hipertensi Derajat 2 160-179 danatau 100-109 Hipertensi Derajat 3 ≥ 180 danatau ≥110 Isolated Systolic Hypertension ≥ 140 danatau 90 22  Jenis kelamin adalah perbandingan laki-laki dan perempuan yang menderita hipertensi dan PJK. Cara ukur adalah dengan cara obeservasi data rekam medis. Alat ukur adalah rekam medis. Skala ukur adalah nominal. Hasil ukur: a laki-laki b perempuan.  Usia adalah lamanya waktu perjalanan hidup responden yang dihitung sejak lahir sampai saat pelaksanaan. Usia diukur dalam tahun menurut tahun mereka dilahirkan. Cara ukur adalah dengan obeservasi. Alat ukur adalah rekam medis. Skala ukur adalah rasio. Hasil ukur adalah: a 30-34 tahun b 35-39 tahun c 40-44 tahun d 45-49 tahun e 50-54 tahun f 55-59 tahun g 60-64 tahun h 65- 69 tahun  Kadar kolesterol total adalah kadar kolesterol LDL, HDL, dan trigliserida dalam darah pada pasien hipertensi dan PJK. Cara ukur adalah dengan observasi. Alat ukur adalah rekam medis. Skala ukur adalah nominal. Hasil ukur adalah : 23 Tabel 3.2.2 Kadar Kolesterol DJohan, 2004 Normal Abnornal Kolesterol Total 200mgdl 200mgdl LDL Kolesterol 130mgdl 130mgdl HDL Kolesterol 45 mgdl 45mgdl Trigliserida 150 mgdl 150mgdl LDL = Kolesterol Total- HDL – Trigliserida5  Riwayat merokok adalah pasien hipertensi dan PJK yang pernah menghisap rokok. Cara ukur adalah dengan obeservasi. Alat ukur adalah rekam medis. Skala ukur adalah nominal. Hasil ukur adalah : a. Merokok b. Tidak merokok  Obesitas adalah Indeks Massa Tubuh IMT melebihi ≥ 25.0. Cara ukur adalah mengobervasi rekam medis dan dengan menggunakan data berat badan dan tinggi badan, IMT diukur yaitu kgm². Alat ukur adalah rekam medis. Skala ukur adalah nominal. 24

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis penelitian