4
Kegiatan Belajar 1. Wilayah Dan Perwilayahan
A. Tujuan
Melalui diskusi kelompok peserta dapat menganalisis tentang konsep wilayah; mensistesis berbagai konsep wilayah sebagai suatu model
pertumbuhan dan pembangunan wilayah; menganalisis bentuk-bentuk persekutuan regional suatu unit geografis.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menganalisis tentang konsep wilayah. 2. Mensistesis berbagai konsep wilayah sebagai suatu model pertumbuhan
dan pembangunan wilayah 3. Menganalisis bentuk-bentuk persekutuan regional suatu unit geografis
4. Menjelaskan tentang teori perkembangan wilayah; 5. Menganalisis 4 teori perkembangan wilayah.
C. Uraian Materi
1. Konsep Wilayah
Wilayah adalah satu kesatuan unit geografis yang antar bagiannya mempunyai keterkaitan secara fungsional. Oleh karena itu, yang dimaksud
dengan pewilayahan penyusunan wilayah adalah pendelineasian unit geografis berdasarkan kedekatan, kemiripan, atau intensitas hubungan
fungsional antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. Wilayah Pengembangan adalah pewilayahan untuk tujuan pengembangan
pembangunan development. Tujuan pembangunan terkait dengan lima kata kunci, yaitu: 1 pertumbuhan; 2 penguatan keterkaitan; 3
keberimbangan; 4 kemandirian; dan 5 keberlanjutan. Sebenarnya tidak ada satu definisipun yang benar-benar definitif yang
dapat disepakati oleh berbagai pihak. Demikian juga definisi region atau lazim disebut wilayah dalam geografi sampai saat inipun masih sangat
tergantung kepada sudut pandang dan kepentingan masing-masing pihak. Wilayah dapat diartikan sebagai bagian permukaan bumi yang memilki
5 batas-batas dan ciri-ciri tersendiri berdasarkan lingkup pengamatan atas
satu atau lebih fenomena atau kenampakan tertentu. Mas Sukoco 1985:45 mengungkapkan bahwa region dapat mempunyai bermacam-
macam arti. Suatu wilayah atau region bukan hanya suatu unit geografis, namun boleh jadi suatu unit penggunaan lahan, unit permukiman, unit
produksi, unit perdagangan, unit transportasi, atau unit komunikasi. Secara umum regionwilayah dapat diartikan sebagai bagian
permukaan bumi yang dapat dibedakan dalam hal-hal tertentu dari daerah sekitarnya Bintoro, 1979. Batasan tersebut sesuai dengan pendapat
Fisher 1975, yang mengemukakan bahwa suatu konsep region memandang suatu daerah sebagai suatu wilayahtata ruang yang
mempunyai ciri-ciri khas yang kurang lebih sama homogen dan dengan segera dapat dibedakan dari daerah-daerah lain bagi keperluan
perencanaan pembangunan dan pengambilan kebijakan tertentu. Konsep regionwilayah berubah-ubah dan mengalami perkembangan,
sehingga muncul beberapa pengertian wilayah yang kadang-kadang berbeda sebagai akibat proses klasifikasi yang berbeda pula, seperti:
uniform region dan nudol region. Namun pada prinsipnya region lebih dititikberatkan
sebagai suatu
wilayah yang
mempunyai ciri-ciri
keseragaman gejala internal internal uniformity yang membedakan wilayah yang bersangkutan dari wilayah lainnya. Ciri-ciri yang merupakan
internal uniformity ini dapat berupa gejala fisik, seperti keseragaman vegetasi, keseragaman iklim, relief permukaan tanah atau yang lainnya.
Dapat pula berupa gejala non fisik, seperti bentuk aktivitas dalam perekonomian, adat istiadat, bentuk pemerintahan, pola permukiman dan
lain-lainnya. Region dengan dasar internal uniformity ini biasanya disebut dengan formal region.
Di samping itu suatu region dapat juga dilihat sebagai bagian dari suatu sistem, yang lebih menekankan pada bagaimana suatu region saling
berhubungan dengan region lain, dalam hal ini region tersebut disebut functional region, misalnya interaksi antara wilayah perkotaan sebagai
pusat industri dan jasa dengan wilayah perdesaan sebagai penyedia sumber bahan mentah dan tenaga kerja bagi perkotaan.
6 Karena sifatnya yang demikian maka formal region relatif bersifat
statis, sedang functional region lebih dinamis Suparmat, 1989:1, hal ini wajar karena fungsi suatu wilayah dalam hubungannya dengan wilayah lain
selalu berubah dan mengalami perkembangan. Dalam perkembangan selanjutnya dikenal pula istilah-istilah sub
region atau sub unit, dari masing-masing daerah atau region, misalnya daerah dataran banjir, daerah lereng gunung api, dan dataran pantai Mas
Sukoco, 1985:45.
2. Klasifikasi Wilayah