40
F. Rangkuman
1. Ada dua jenis pendekatan yang bisa digunakan dalam mempelajari pertumbuhan wilayah, yaitu: Pertumbuhan Internal, dan Pertumbuhan
Eksternal. 2. Pertumbuhan internal bertolak dari pandangan bahwa inisiator dan motor
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah adalah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam wilayah itu sendiri. Inisiatif biasanya muncul dalam bentuk
penerapan teknologi baru atau penyempurnaan teknologi yang telah ada. 3. Pertumbuhan eksternal, yang memandang bahwa pertumbuhan ekonomi
terjadi sebagai akibat dari perluasan ekspor ke wilayah lain, dan akibat adanya investasi modal atau eksploitasi dan aliran teknologi dari pihak luar.
Perdagangan antar wilayah ekspor-impor menjadi motor pertumbuhan ekonomi selanjutnya.
4. Teori Pusat Pertumbuhan Growth Pole Theory adalah teori pertumbuhan wilayah internal yang paling terkenal dewasa ini. Dalam teori ini ditemukan
adanya pola empirik tentang titik tumbuh cenderung berkembang paling cepat dan mampu menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi
wilayah. Bagian-bagian lain tumbuh terbelakang atau bahkan berhenti sama sekali. Kondisi titik tumbuh tersebut dikenal sebagai pusat pole.
Jika pertumbuhan pusat pole tersebut mampu menggerakkan dan mendominasi keseluruhan pertumbuhan wilayah yang bersangkutan, maka
disebut pusat pertumbuhan growth pole. Titik tumbuh mempunyai arti penting bagi masyarakat di wilayah yang bersangkutan, yang kemudian
disebut industri kunci key industry. Daerah sekitar industri kunci menjadi lebih makmur dan mempunyai daya induksi bagi pertumbuhan
daerah di luarnya. Daya induksi ini paling kuat di titik pusat dan semakin lemah pada tempat-tempat yang semakin jauh letaknya.
5. Control Theories adalah teori tentang pertumbuhan wilayah yang meyakini bahwa pertumbuhan wilayah dikontrol oleh dua aspek penting, yaitu: aspek
lingkungan alam diterminisme lingkungan alam, dan aspek kebudayaan masyarakat diterminisme kebudayaan.
2. Teori Ketergantungan Dependency Theory adalah teori tentang pertumbuhan wilayah yang memandang bahwa terjadinya ketergantungan
dan keterbelakangan wilayah negara dipicu oleh adanya kolonialisme
41 wilayah negara yang lebih maju terhadap negara-negara berkembang ke
dalam sistem ekonomi kapitalisme dunia, sehingga timbul struktur ketergantungan yang terus-menerus terjadi sebagai penghambat laju
pembangunan di negara-negara berkembang. 3. Teori Rostow adalah teori tentang pertumbuhan wilayah yang didasarkan
atas analisis Rostow terhadap perubahan-perubahan fundamental yang terjadi dalam berbagai aktivitas ekonomi maupun dalam kehidupan sosial-
politik suatu masyarakat wilayah tertentu. Perubahan-perubahan tersebut oleh Rostow dibagi ke dalam lima fase, meliputi: masyarakat tradisional,
prakondisi untuk lepas landas, lepas landas, gerakan ke arah kedewasaan, dan masa konsumsi tinggi.
4. Teori Tiga Gelombang The Third Wave adalah teori yang mengklasifikasi tahapan perkembangan masyarakat suatu wilayah ke dalam tiga
gelombang, yaitu: Gelombang I peradaban pertanian, Gelombang II peradaban industry, dan Gelombang III peradaban informasi.
5. Pertumbuhan wilayah berkelanjutan dimaknai sebagai suatu paradigma pembangunan yang menyepakati adanya pendekatan yang terintegrasi
terhadap pembangunan wilayah, yang menggabungkan tiga pilar pembangunan, yaitu: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial-
budaya, dan pelestarian lingkungan hidup. 6. Pertumbuhan wilayah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: sumber
daya manusia berupa tenaga kerja ahli, terampil, andal, kapabel, dan profesional; sumber daya alam yang bernilai ekonomi tinggi; kondisi
fisiografilokasi yang memudahkan transportasi dan angkutan barang; dan adanya fasilitas penunjang yang memadai.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut