5 Membuang sisa bahan. Sub indikatorsub kompetensi dasarnya adalah:
a Sisa logam penambah dan sirip dibuang dengan menggunakan metode dan peralatan yang baik menurut prosedur
b Sisa logam yang sesuai untuk proses daur ulang diidentifikasi menurut prosedur
6 Pengujian kualitas benda tuang. Sub indikatorsub kompetensi dasarnya adalah:
a Benda tuang diperiksa secara visual kesesuaiannya dengan spesifikasi
b Benda tuang dinyatakan gagal atau dipisahkan dan diidentifikasi untuk pertimbangan lanjut dan tindakan perbaikan menurut
prosedur operasi c Kesalahan dilaporkan atau dicatat sesuai dengan yang diperlukan
menurut prosedur operasi Apabila siswa atau peserta didik telah dapat memenuhi setiap
indikator, sub indikator tersebut di atas, maka siswa dinyatakan telah memahami bagaimana prosedur yang benar menuangkan logam cor
kecetakan dan mamisahkan benda tuang dari cetakan.
B. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :
1.
Andriana Gandasari 2009, dalam penelitiannya yang berjudul Pengembangan Modul Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah
Dasar Dengan Pendekatan Teori Multiple Intelligences MI. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa metode mengajar dengan menggunakan
modul dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
2.
Imam ATR 2010, dalam penelitiannya yaitu berjudul Pengembangan modul pembelajaran bermultimedia pada kompetensi membuata pola
busana dengan pengajaran langsung Direct innstruction. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dengan pemanfaatan modul
pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. 3. Yunita shintania 2010, dalam penelitianya yaitu berjudul pengembangan
modul pembelajaran sains terpadu dengan tema “Hujan asam” untuk siswa kelas VII MTS, Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa metode
mengajar dengan menggunakan modul dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
C. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif apabila terdapat dua unsur penting yaitu metode mengajar dan media pembelajaran. Penggunaan
metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran karena materi yang diajarkan akan dapat diserap, dipahami dan
dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Sedangkan pemilihan media yang tepat dapat menentukan tingkat pemahaman siswa mengenai suatu materi.
Membersihkan dan Memotong Logam Cor merupakan salah satu dari standar kompetensi pada kompetensi kejuruan teknik pengecoran logam.
Dengan pembelajaran Membersihkan dan Memotong Logam Cor diharapkan siswa mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai dasar-dasar keteknikan.
Akan tetapi kenyataan di lapangan sebagian besar siswa kurang memahami materi yang diajarkan, hal ini dikarenakan penguasaan materi pelajaran masih
rendah sehingga berdampak pada keaktifan dan prestasi belajar siswa. Peranan guru selama proses pembelajaran sangat dominan dan peranan siswa masih
rendah, hanya sebagian kecil siswa yang terlihat aktif sehingga proses pembelajaran menjadi kurang interaktif.
Melihat keadaaan di lapangan yang demikian, peneliti berupaya melakukan penelitian untuk meningkatkan penguasaan materi standar
kompetensi Membersihkan dan Memotong Logam Cor menggunakan modul pembelajaran kompetensi kejuruan Teknik Pengecoran Logam SMK Negeri 2
Klaten. Diharapkan melalui pembelajaran menggunakan modul siswa menjadi lebih tertarik, termotivasi, semangat, dan aktif dalam pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran lebih efektif karena waktu pelajaran tidak terbuang untuk mencatat. Penerapan metode mengajar yang tepat akan merangsang siswa
supaya lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa bisa belajar dengan mandiri dan terarah sehingga prestasi juga meningkat.
Proses pembuatan modul ini dilakukan melalui penelitian dan pengembangan. Tahapan dalam proses penelitian dan pengembangan adalah
analisis, desain, implementasi dan pengujian. Setelah modul selesai dibuat perlu diadakan pengujian tentang kelayakan modul. Proses pengujian
kelayakan modul dilakukan dengan melakukan ujicoba kepada para ahli ,
ujicoba kelompok kecil dan uji coba lapangan. Ujicoba kepada para ahli dilakukan dengan memberikan modul disertai angket penilaian kepada ahli
media dan ahli materi untuk menilai sejauh mana kelayakan modul tersebut. Setelah para ahli menyatakan modul layak, selanjutnya modul diuji
cobakan pada kelompok kecil. Uji coba kelompok kecil digunakan untuk mengetahui penilaian siswa terhadap modul yang dikembangakan, penilaian
dari kelompok kecil dianalisis untuk memperbaiki modul sebelum diuji cobakan dilapangan. Setelah dilakukan perbaikan sesuai saran kelompok kecil,
selanjutnya modul diuji coba dilapangan, saran-saran dari uji lapangan dianalisis untuk menghasilkan produk akhir atau modul pembelajaran.
D. Hipotesis Penelitian