BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data mengenai peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan modul pada mata pelajaran teknik pengecoran logam,
di SMK N 2 Klaten, yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan: 1. Cara mengembangkan modul pembelajaran untuk PBM mata pelajaran
Teknik Pengecoran Logam bagi siswa SMK Negeri 2 Klaten adalah menetapkan mata pelajaran yang akan dikembangkan medianya,
mengumpulkan informasi permasalah PBM, melakukan perencanaan, mengembangkandesain produk awal, membuat produk awal, evaluasi
media validasi ahli media dan ahli materi, uji coba kelompok kecil, uji coba lapangan, revisi dan produk akhir.
2. Berdasarkan uji ahli yang dilakukan oleh ahli materi manyatakan bahwa modul layak digunakan sebagai media pembelajaran dan ahli media
pembelajaran menyatakan bahwa modul sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran akan tetapi perlu beberapa perbaikan. Menurut ahli
media pembelajaran, modul sudah dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga pembelajaran lebih efektif. Sedangkan
menurut ahli materi pembelajaran dapat dikatakan bahwa materi pada modul TPL yang dikembangkan sudah sesuai dengan kompetensi dan
subkompetensi yang ingin dicapai. Setelah modul mendapatkan
110
persetujuan dari kedua ahli tersebut maka selanjutnya modul dapat diuji kelompok kecil dan uji lapangan. Uji kelompok kecil menyatakan bahwa
modul layak. Sedangkan berdasarkan hasil uji coba lapangan modul dinyatakan layak dan bisa digunakan untuk PBM dikelas.
3. Ada peningkatan prestasi belajar siswa kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan dengan modul sebesar 62,7. Hal ini menunjukkan
bahwa penggunaan modul pembelajaran Teknik Pengecoran Logam dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara signifikan apabila
dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah.
B. Keterbatasan penelitian
Penelitian pengembangan ini disadari jauh dari kesempurnaan, masih terdapat beberapa kekurangan dan keterbatasan. Di antara keterbatasan itu
adalah: 1. Materi yang dikembangkan sebatas pada materi yang dituangkan dalam
modul saja, yaitu tentang Inspeksi dan Pengujian Benda Tuang, Membersihkan dan Memotong Logam Cor dan Membuat Pola Resin.
2. Selain materi keterbatasan juga ada pada tempat uji coba, yaitu pada satu sekolah saja yaitu di SMK Negeri 2 Klaten. Hal tersebut dikarenakan
keterbatas waktu, tenaga dan biaya dari pengembang.
3. Pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan hand out, buku dan job sheet. Sedangkan Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan
modul dan penyajian materi menggunakan proyektor. Hal ini
menyebabkan pembelajaran kedua kelas menjadi bias terhadap hasil post- test.
C. Saran