Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Hasil Penelitian

8 Pengukuran kadar klorofil daun tanaman sawi dilakukan dengan menggunakan metode Wintermans dan de Mots menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 649 nm dan 665 nm. Cara pengukurannya adalah sebagai berikut: a. Menimbang daun sawi segar sebanyak 0.5 gram b. Menghaluskan daun sawi dengan mortar hingga halus c. Melarutkan daun sawi yang telah halu dengan 10 ml ethanol 96 dan menyaringnya dengan kertas saring. d. Memasukkan larutan ke dalam tabung cuvet hingga batas garis tabung. e. Menyediakan ethanol 96 dalam tabung cuvet sebagai kontrol. f. Meletakkan cuvet dalam sample compartement pada spektrofotometer. g. Mengukur nilai absorbansi dengan melakukan pembacaan pada spektrofotometer dengan 649nm dan 665nm. h. Melakukan penghitungan klorofil dengan rumus: Klorofil-a= 13,7 x 665 – 5,76 x 649 Klorofil-b= 25,8 x 649 – 7.60 x 665 Klorofil-total= 20,0 x 649 – 6,10 x 665

G. Teknik Pengumpulan Data

Benih sawi yang sudah tumbuh kemudian diamati performansinya pertumbuhannya.Pengamatan dilakukan dengan mengukur parameter pertumbuhan yaitu tinggi tanaman dan jumlah daunnya, parameter produksi yaitu bobot basah dan 9 bobot keringnya, serta kadar klorofil. Selanjutnya melakukan perbandingan parameter hasil yang ada antar media kontrol dan media perlakuan.

H. Teknik Analisis Data

Hasil pengukuran tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah, dan bobot kering dianalisis dengan menggunakan analisis One Way ANOVA untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh media tanam terhadap pertumbuahn dan produksi tanaman sawi. Jika hasil yang didapatkan signifikan, dilanjutkan dengan Uji Duncan Multiple Range Test DMRT untuk melihat faktor masing-masing jenis media tanam. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Fisik Lingkungan Parameter yang diukur dari kondisi fisik lingkungan adalah kondisi klimatik dan edafik. Parameter klimatik meliputi suhu udara, kelembaban udara, dan intensitas cahaya. Parameter edafik meliputi pH dan suhu media tanam. a. Kondisi Klimatik Pengukuran kondisi klimatik dilakukan pada pagi hari pukul 08.00-09.00 WIB, siang hari pukul 12.00-13.00 WIB, dan sore hari pukul 15.00-16.00 WIB. Data dari hasil pengukuran dapat dibaca pada Tabel 1. Tabel 1 . Hasil Pengukuran Klimatik Parameter Satuan Hasil Rata- Rata Pagi Siang Sore Suhu Udara o C 29 33 33 31.7 Kelembaban Udara 60 48 50 52.7 Intensitas Cahaya Lux 6100 10300 8700 8367 b. Kondisi Edafik Pengukuran kondisi edafik dilakukan bersamaan dengan kondisi klimatik. Data hasil pengukuran dapat dibaaca pada Tabel 2. Tabel 2 . Hasil Pengukuran Edafik Paramater Hasil Kontrol Lumut Lumut+Sekam Lumut+Cocopeat Arang Sekam Cocopeat Ph 6.82 6.62 6.67 6.32 5.81 6.82 Suhu Media 25 o C 23 o C 24 o C 25 o C 24 o C 25 o C 2. Kandungan Media Tanam dan Variasinya Media tumbuh merupakan salah satu unsur penting dalam menunjang pertumbuhan tanaman, karena sebagian besar unsur hara yang dibutuhkan tanaman dipasok melalui media tumbuh, selanjutnya diserap dan digunakam oleh akar untuk pertumbuhan serta tempat memperkokoh berdirinya tanaman. Sehingga di dalam media tumbuh harus tersedia unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Hanafiah, 2012: 13-15 Pada penelitian ini dilakukan juga pengujian kandungan hara yang terkandung dalam media tanam yang digunakan yaitu tanah sebagai kontrol, media lumut, media lumut + cocopeat, dan media lumut + sekam, media sekam, dan media cocopeat. Unsur-unsur yang diujikan antara lain adalah N, P, K, C- Organik, kandungan air, serta pH. Analisis kandungan media tanam dilakukan di Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta Hasil analisis kandungan media tanam dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 . Hasil Analisis Kandungan Media Tanam No. Parameter Uji Tanah Kon trol Lumut A Sekam C Cocopeat E Lumut + Cocopeat D Lumut + Sekam B Satuan 1 Kadar Air 12.24 22.52 56.40 79.22 38.36 24.66 2 pH 6.82 6.62 5.81 6.82 6.32 6.67 3 C-Organik 2.4 4.48 41.13 9.54 7.94 5.27 4 N-Total 0.11 0.6 0.52 0.49 0.49 0.42 5 P 2 O 5 293 210 293 210 205 226 mg100 gr 6 K 2 O 36 56 67 56 181 190 mg100 gr 3. Pertumbuhan Tanaman Sawi a. Tinggi Tanaman Pengukuran tinggi tanaman dilakukan seminggu sekali atau 7 hari sekali selama 6 minggu, mulai dari minggu 1 hingga minggu ke-6. Waktu pengukuran disamakan yaitu pada pukul 09.00 WIB. Tinggi tanaman sawi diukur dengan menggunakan penggaris dari permukaan media tanam hingga ujung daun yang paling tinggi. Tabel 4. Rerata Tinggi Tanaman Sawi Umur 1-6 Minggu Jenis Media Satuan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Rata- Rata Kontrol Cm 7,3 9,67 11,13 13,51 17,41 21,2 13,37 A lumut 8,48 11,22 13,64 17,95 21,73 24,74 16,29333 B lumut+sekam 8,96 12,46 14,71 17,25 20,79 24,53 16,45 C arang sekam 3,91 4,96 5,9 7,06 8,95 11,07 6,975 D lumut+cocopeat 9,22 11,18 14,83 16,87 16,81 21,43 15,05667 E cocopeat 5,9 7,26 8,2 8,9 9,1 12,63 8,665 Gambar 7. Diagram Batang Rerata Tinggi Tanaman Sawi Umur 1-6 Minggu Dapat dilihat pada gambar 7, rerata tinggi tanaman sawi minggu pertamaterdapat perbedaan tinggi tanaman dengan perlakuan media tanam terhadap tinggi tanaman sawi. Kelompok tanaman D yaitu perlakuan media 5 10 15 20 25 30 MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4 MINGGU 5 MINGGU 6 KONTROL A lumut B lumut+sekam C arang sekam D lumut+cocopeat E cocopeat lumut+cocopeat menunjukkan hasil rerata paling maksimal pada umur tanaman 1 minggu yaitu 9.22 cm. Berdasarkan analisis uji kandungan zat hara yang telah dilakukan, media D yaitu lumut+cocopeat memiliki kadar air 38.36 , N 0.49, P 205 mg100gr, K 181 mg100gr, dan C-Organik 7.94. Walaupun bukan merupakan media dengan kandungan N tertinggi, adanya prosentase unsur N yang cukup besar dalam media lumut+cocopeat dapat mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman. Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan akar, tetapi jika jumlahnya terlalu banyak akan menimbulkan terhambatnya pembungaan dan pembuahan pada tanaman. Hanafiah, 2007 Dari gambar 7, terlihat bahwa adanya perbedaan tinggi tanaman yang diberikan perlakuan media tanaman. Tanaman sawi yang ditanam pada media B lumut+arang sekam dengan kandungan N 0.42; P 226 mg100gr; dan K 190mg100gr menghasilkan rerata tinggi tanaman sebesar 12.46 cm per tanaman. Jumlah tersebut merupakan rerata tinggi maksimal tanaman sawi pada 2 minggu. Apabila dilihat, rata-rata tinggi tanaman pada 2 minggu mengalami peningkatan dari rata-rata tinggi tanaman pada usia1 minggu, akan tetapi media yang memberikan pengaruh nyata berbeda dengan tanaman usia 1 minggu. Hal ini dapat disebabkan oleh kandungan unsur K kalium yang pada media B lumut + arang sekam, kandungan unsur K tercatat lebih tinggi dari media lainnya. Secara umum, fungsi K kalium berfungsi dalam metabolisme nitrogen dan sintesis protein, pengaturan pemanfaatan berbagai unsur hara utama, netralisasi asam-asam organik, aktivasi berbagai enzim, percepatan pertumbuhan dan perkembangan jaringan meristem, pengaturan membuka dan menutup stomata, serta pengaturan penggunaan air Hanafiah, 2007. Dari gambar 7, terlihat bahwa adanya perbedaan tinggi tanaman yang diperikan perlakuan media tanam. Tanaman sawi yang ditanam pada media D lumut+cocopeat menghasilkan rerata tinggi tanaman sebesar 14.83 cm per tanaman.Jumlah tersebut merupakan rerata tinggi maksimal tanaman sawi pada usia 3 minggu. Rerata tinggi tanaman maksimal tanaman sawi pada usia 4 minggu, dari gambar 7 dapat dilihat bahwa adanya perbedaan tinggi tanaman yang diberikan perlakuan media tanam. Tanaman sawi yang ditanam pada media A lumut menghasilkan rerata tinggi tanaman paling tinggi yaitu sebesar 17.95 cm per tanaman. Berikutnya pada tanaman sawi usia 5 dan 6 minggu, berturut-turut tanaman sawi yang ditanam pada media A lumut menghasilkan rerata tinggi tanaman sebesar 21.73 cm dan 24,74 cm per tanaman. Media A lumut memiliki kandungan unsur N sebesar 0.60, prosentase tersebut merupakan nilai terbesar diantara kandungan unsur N pada media lainnya. Fungsi nitrogen N bagi tanaman adalah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebar dengan warna yang lebih hijau dan meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan Sutedjo, 2010. Hasil pengukuran tinggi tanaman sawi pada umur 1 sampai dengan 6 minggu kemudain dianalisis statisik dengan menggunakan analisis ragam ANOVA data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Hasil Analisis Ragam Tinggi Tanaman Sawi F Sig. Tinggi tanaman 1 minggu 170.901 .000 Tinggi tanaman 2 minggu 22.838 .000 Tinggi tanaman 3 minggu 22.625 .000 Tinggi tanaman 4 minggu 20.139 .000 Tinggi tanaman 5 minggu 22.414 .000 Tinggi tanaman 6 minggu 28.830 .000 Hasil yang dapat ditarik dari tabel analisis ragam di atas adalah bahwa nilai signifikansi dari tinggi tanaman usia 1 sampai dengan 6 minggu = .000, sesuai dengan ketetapan α = 0.05. Hasil analisis menunjukkan nilai signifikansi semua tanaman 1-6 minggu menunjukan nilai sig = 0.000 0.05 yang berarti H o ditolak, artinya ada interaksi antar media dan tinggi tanaman sawi pada penelitian ini. Setelah hasil pengukuran tinggi tanaman sawi dianalisis menggunakan uji One Way Anova dan diperoleh hasil yang signifikan, selanjutnya hasil yang signifikan tersebut diuji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test DMRT. 1 Tinggi Tanaman Sawi 1 Minggu Hasil uji jarak berganda Duncan pada tinggi tanaman sawi 1 Minggu menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 dari antar perlakuan Tabel 6 Tabel 6. Hasil Uji DMRT Rerata Tinggi Tanaman Sawi 1 Minggu PJGTNMN Duncan MEDIA N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 5 C 10 2.6300a E 10 5.3100b K 10 7.3000c A 10 7.6200cd 7.6200cd B 10 8.9600de 8.9600de D 10 9.2200e Sig. 1.000 1.000 .666 .075 .726 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5. Tabel 6menunjukkan adanya perbedaan rata-rata tinggi tanamanusia1 minggu antar perlakuan. Terlihat bahwa perlakuan D menghasilkan rerata tinggi tanaman sawi yang lebih besar dari perlakuan lain. Apabila dilihat pada tabel 6 dapat disimpulkan bahwa perlakuan media D berbeda secara nyata terhadap perlakuan B, A, K, E, dan C. Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh kemampuan respirasi dan fotosintesis masing-masing tanaman yang berbeda sehingga dapat menyebabkan perbedaan laju pertumuhan tanaman.Berdasarkan analisis uji kandungan zat hara yang telah dilakukan, media D yaitu lumut+cocopeat memiliki kadar air 38.36 , N 0.49, P 205 mg100gr, K 181 mg100gr, dan C-Organik 7.94. Walaupun bukan merupakan media dengan kandungan N tertinggi, adanya prosentase unsur N yang cukup besar dalam media lumut+cocopeat dapat mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman. Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan akar, tetapi jika jumlahnya terlalu banyak akan menimbulkan terhambatnya pembungaan dan pembuahan pada tanaman. Hanafiah, 2007 2 Tinggi Tanaman Sawi 2 Minggu Hasil uji jarak berganda Duncan pada tinggi tanaman sawi 2 minggu menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 dari antar perlakuan Tabel 7 Tabel 7. Hasil Uji DMRT Rerata Tinggi Tanaman Sawi 2 Minggu PNJGTNM Duncan MEDIA N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 C 10 3.9700a E 10 6.5400b K 10 9.6700c D 10 11.1800cd 11.1800cd A 10 11.2200cd 11.2200cd B 10 12.5600d Sig. 1.000 1.000 .132 .180 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf5. Tabel 7 menunjukkan adanya perbedaan rata-rata tinggi tanaman usia 4 minggu antar perlakuan. Terlihat bahwa perlakuan B menghasilkan rerata tinggi tanaman sawi yang lebih besar dari perlakuan lain. Apabila dilihat pada tabel 7 dapat disimpulkan bahwa perlakuan media B berbeda secara nyata terhadap perlakuan A, D, K, E, dan C. Perbedan ini dapat disebabkan oleh kandungan unsur K kalium yang pada media B lumut + arang sekam, kandungan unsur K tercatatlebih tinggi dari media lainnya. Secara umum, fungsi K kaliumberfungsi dalam metabolisme nitrogen dan sintesis protein, pengaturan pemanfaatan berbagai unsur hara utama, netralisasi asam-asam organik, aktivasi berbagai enzim, percepatan pertumbuhan dan perkembangan jaringan meristem, pengaturan membuka dan menutup stomata, serta pengaturan penggunaan air Hanafiah, 2007. 3 Tinggi Tanaman Sawi 3 Minggu Hasil uji jarak berganda Duncan pada tinggi tanaman sawi 3 minggu menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 dari antar perlakuan Tabel 8 Tabel 8. Hasil Uji DMRT Rerata Tinggi Tanaman Sawi 3 Minggu PJGTNMN Duncan MEDIA N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 C 10 5.7400a E 10 7.4600a K 10 11.2600b B 10 14.7100c D 10 14.8300c A 10 15.1000c Sig. .174 1.000 .771 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5. Tabel 8 menunjukkan adanya perbedaan rata-rata tinggi tanaman 3 minggu antar perlakuan. Terlihat bahwa perlakuan A, D, dan B menghasilkan rerata tinggi tanaman sawi yang lebih besar dari perlakuan lain. Apabila dilihat pada Tabel 8 dapat disimpulkan bahwa perlakuan media A, D, dan B berbeda secara nyata terhadap perlakuan K, E, dan C. Perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh kemampuan tanaman mentranslokasikan unsur-unusr hara yang dibutuhkan dari jaringan tua ke jaringan muda. 4 Tinggi Tanaman Sawi 4 Minggu Hasil uji jarak berganda Duncan pada tinggi tanaman sawi 4 Minggu menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 dari antar perlakuan Tabel 9 Tabel 9 . Hasil Uji DMRT Rerata Tinggi Tanaman Sawi 4 Minggu PJGTNMN Duncan MEDIA N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 C 10 7.0600a E 10 8.9000a K 10 13.5100b D 10 16.8700c B 10 17.2500c A 10 19.4100c Sig. .243 1.000 .129 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5. Tabel 9 menunjukkan adanya perbedaan rata-rata tinggi tanaman usia 4 minggu antar perlakuan. Terlihat bahwa perlakuan A, B, dan D menghasilkan rerata tinggi tanaman sawi yang lebih besar dari perlakuan lain. Apabila dilihat pada tabel 9 dapat disimpulkan bahwa perlakuan media A, B dan D berbeda secara nyata terhadap perlakuan K, E, dan C. Perbedaan di atas dapat dipengaruhi oleh kemampuan tanaman dalam menyerap zat hara dari media tanam. Unsur N diserap dalam bentuk NH4 + , unsur P diserap dalam bentuk HPO 4 -2 dan unur K diserap tanaman dalam bentuk ion K + . 5 Tinggi Tanaman Sawi 5 Minggu Hasil uji jarak berganda Duncan pada tinggi tanaman sawi 5 minggu menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 dari antar perlakuan Tabel 10 Tabel 10. Hasil Uji DMRT Rerata Tinggi Tanaman Sawi 5 Minggu PJGTNMN Duncan MEDIA N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 E 10 8.8700a C 10 8.9500a K 10 16.6900b D 10 18.9600bc 18.9600bc B 10 20.7700c A 10 21.7300c Sig. .962 .185 .127 . Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5. Tabel 10 menunjukkan adanya perbedaan rata-rata tinggi tanaman 5 minggu antar perlakuan. Terlihat bahwa perlakuan A dan B menghasilkan rerata tinggi tanaman sawi yang lebih besar dari perlakuan lain. Apabila dilihat pada tabel 10 dapat disimpulkan bahwa perlakuan media A dan B berbeda secara nyata terhadap perlakuan D, K, C, dan E.Media A lumut memiliki kandungan unsur N sebesar 0.60, prosentase tersebut merupakan nilai terbesar diantara kandungan unsur N pada media lainnya. Fungsi nitrogen N bagi tanaman adalah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebar dengan warna yang lebih hijau dan meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun- daunan Sutedjo, 2010. 6 Tinggi Tanaman Sawi 6 Minggu Hasil uji jarak berganda Duncan pada tinggi tanaman sawi 6 Minggu menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 dari antar perlakuan Tabel 11 Tabel 11. Hasil Uji DMRT Rerata Tinggi Tanaman Sawi 6 Minggu PJGTNMN ME DIA N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 Duncan a C 10 11.0700a E 10 12.6300a K 10 20.5000b D 10 21.4300bc 21.4300bc B 10 24.5300cd 24.5300cd A 10 24.7400d Sig. .321 .553 .052 .893 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5. Tabel 11 menunjukkan adanya perbedaan rata-rata tinggi tanaman 6 minggu antar perlakuan. Terlihat bahwa perlakuan A menghasilkan rerata tinggi tanaman sawi yang lebih besar dari perlakuan lain. Apabila dilihat pada tabel 11 dapat disimpulkan bahwa perlakuan media A berbeda secara nyata terhadap perlakuan B, D, K, E, dan C. Media A lumut memiliki kandungan unsur N sebesar 0.60, prosentase tersebut merupakan nilai terbesar diantara kandungan unsur N pada media lainnya. Fungsi nitrogen N bagi tanaman adalah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebar dengan warna yang lebih hijau dan meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan Sutedjo, 2010. b. Jumlah Daun Pengukuran jumlah daun pada penelitian ini dilakukan seminggu sekali atau 7 hari sekali selama 6 minggu, mulai dari minggu pertama hinnga minggu keenam.Waktu pengukuran disamakan yaitu pada pukul 09.00 WIB. Daun tanaman sawi yang dihitung ialah daun yang baru tumbuh dan daun yang masih segar. Dikarenakan pada saat penelitian berlangsung terdapat banyak daun busuk maka jumlah daun sawi yang terhitung bersifat fluktuatif Tabel 12. Rerata Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijau Umur 1-6 Minggu Jenis Media Satuan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Rata- Rata Kontrol Helai 2,6 3,9 4,2 5,7 6,1 6,3 4,8 A lumut 3,1 5 5,4 6,1 7,7 6,1 5,566667 B lumut+sekam 2,9 4,7 5,4 6,5 7,2 6 5,45 C arang sekam 2,4 2,5 2,3 3,3 4,2 4,1 3,133333 D lumut+cocopeat 2,9 4,5 5,5 6,5 7,6 6,3 5,55 E cocopeat 2,55 3,2 3,8 4,2 5 4,1 3,808333 Gambar 8. Diagram Batang Rerata Tinggi Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijau Umur 1-6 Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4 MINGGU 5 MINGGU 6 Gambar 8 di atas menunjukkan adanya perbedaan rerata jumlah daun tanaman sawi usia 1 dan 2 minggu antar perlakuan. Hasil rerata jumlah daun paling banyak terdapat pada kelompok A yaitu 3.10 dan 5 helai per tanaman, diikuti oleh perlakuan B 2.90 dan 4.70 helai pertanaman kemudian media D dengan 2.90 dan 4.50 helai per tanaman, perlakuan kontrol 2.60 dan 3.90 helai per tanaman, kemudian tanaman dengan media E 2.55 dan 3.20 helai per tanaman dan terakhir media C dengan 2.40 dan 2.50 helai per tanaman. Media A dengan kandungan unsur nitrogen N sebesar 0.60 memiliki peran yang besar pada pertumbuhan daun pada suatu tanaman. Seperti yang dikemukakan oleh Rinsema 1986, tumbuhan yang banyak mendapatkan nitrogen biasanya mempunyai daun berwarna hijau dan lebat. Nitrogen di dalam tanaman merupakan unsur sangat pening untuk pembentukan protein, daun-daunan dan berbagai persenyawaan organik lainnya. Nitrogen berpengaruh besar dalam menaikkan potensi pembentukkan daun-daunan. Gambar 8 di atas menunjukkan adanya perbedaan rerata jumlah daun tanaman sawi umur 3 minggu antar perlakuan. Hasil rerata jumlah daun paling banyak terdapat pada kelompok D yaitu 5.50 helai per tanaman, diikuti oleh perlakuan media A dan B masing-masing 5.40 helai per tanaman. Dilihat pada gambar di atas, rerata jumlah daun tanamaan sawi umur 4 minggu antar perlakuan, media B dan D memiliki rerata yang paling besar yaitu 6.50 helai per tanaman. Media D lumut+cocopeat mengandung N 0.49; P 205 mg100g; dan K 181 mg100g, karena adanya unsur N, P dan K yang saling berkaitan satu sama lain, meskipun konsentrasi nitrogen rendah, namun dengan adanya kandungan unsur P danK yang lebih tinggi maka dapat mempercepat perkembangan akar danakan mempengaruhi kalium dalam meningkatkan metabolisme nitrogen, sehingga daun akan tumbuh lebih cepat. Tanaman sawi usia 5 minggu menunjukkan adanya perbedaan rerata jumlah daun tanaman sawi antar perlakuan. Hasil rerata jumlah daun paling banyak terdapat pada kelompok A yaitu 7.70 helai per tanaman, diikuti oleh perlakuan D 7.60 dan B 7.20 helai per tanaman, perlakuan kontrol 6.10 helai per tanaman, kemudian tanaman dengan media E 5.00 helai per tanaman dan terakhir media C dengan 4.20 helai per tanaman. Rerata jumlah daun tanaman sawi pada usia 5 minggu menunjukkan rerata yang paling tinggi selama penelitian dilakukan selama 6 minggu. Rerata jumlah daun tanaman sawi umur 6 minggu jumlah daun paling banyak terdapat pada kelompok K dan D yaitu 6.30 helai per tanaman, diikuti oleh perlakuan A 6.10 dan B 6 helai per tanaman. Rerata jumlah daun pada umur 6 minggu ini mengalami penurunan karena sebelum dipanen banyak daun tanaman sawi yang busuk sehingga tidak dihitung jumlah daunnya. Penyebab busuk daun disebabkan oleh hama yang menyerang. Hasil analisis jumlah daun sawi pada umur 1 sampai dengan 6 minggu, yang dianalisis statistik dengan menggunakan analisis ragam ANOVA data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13. Hasil Analisis Ragam Jumlah Daun Tanaman Sawi Hasil yang dapat ditarik dari tabel analisis ragam menunjukkan bahwa nilai signifikan dari jumlah daun 1 sampai dengan 6 minggu = .000, sesuai dengan ketetapan α = 0.05. Hasil analisis nilai signifikansi semua tanaman usia 1-6 minggu menunjukan bahwa nilai sig = 0.000 0.05 yang berarti H o ditolak, artinya ada ada interaksi antar media dan jumlah daun tanaman sawi pada penelitian ini. Setelah hasil pengukuran jumlah dauntanaman sawi dianalisis menggunakan uji One Way Anova dan diperoleh hasil yang signifikan, selanjutnya hasil yang signifikan tersebut diuji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test DMRT. 1 Jumlah Daun Tanaman Sawi 1 Minggu F Sig. Jumlah daun 1 minggu 2.303 .001 Jumlah daun 2 minggu 19.340 .000 Jumlah daun 3 minggu 44.253 .000 Jumlah daun 4 minggu 31.930 .000 Jumlah daun 5 minggu 31.930 .000 Jumlah daun 6 minggu 16.188 .000 Hasil uji jarak berganda Duncan pada jumlah daun tanaman sawi 1 minggu menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 dari antar perlakuan Tabel 14 Tabel 14. Hasil Uji DMRT Rerata Jumlah Daun Tanaman Sawi 1 Minggu JMLDAUN Duncan MEDIA N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 C 10 1.7000a E 10 2.2000a 2.2000b K 10 2.6000bc 2.6000bc B 10 2.9000bc 2.9000bc D 10 2.9000bc 2.9000bc A 10 3.1000c Sig. .157 .071 .198 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5. Tabel 14 menunjukkan adanya perbedaan rata-rata jumlah daun tanaman sawi 1 minggu antar perlakuan. Terlihat bahwa perlakuan Amenghasilkan rerata jumlah daun tanaman sawi yang lebih besar dari perlakuan lain. Apabila dilihat pada tabel 14 dapat disimpulkan bahwa perlakuan media A, berbeda secara nyata terhadap perlakuan D, B, K, E, dan C. Perbedaan tersebut dapat dipengaruhi oleh kemampuan tanaman mentranslokasikan unsur-unusr hara yang dibutuhkan dari jaringan tua ke jaringan muda. Media A dengan kandungan unsur nitrogen N sebesar 0.60 memiliki peran yang besar pada pertumbuhan daun pada suatu tanaman. Seperti yang dikemukakan oleh Rinsema 1986, tumbuhan yang banyak mendapatkan nitrogen biasanya mempunyai daun berwarna hijau dan lebat. Nitrogen di dalam tanaman merupakan unsur sangat pening untuk pembentukan protein, daun-daunan dan berbagai persenyawaan organik lainnya. nitrogen berpengaruh besar dalam menaikkan potensi pembentukkan daun-daunan. 2 Jumlah Daun Tanaman Sawi 2 Minggu Hasil uji jarak berganda Duncan pada jumlah daun tanaman sawi 2 minggu menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 dari antar perlakuan Tabel 15 Tabel 15. Hasil Uji DMRT Rerata Jumlah Daun Tanaman Sawi 2 Minggu JMLDAUN Duncan MEDIA N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 C 10 2.4000a E 10 3.2000b K 10 3.9000c A 10 4.5000d D 10 4.5000d B 10 4.7000d Sig. 1.000 1.000 1.000 .471 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5. Tabel 15 menunjukkan adanya perbedaan rata-rata jumlah daun tanaman sawi 2 minggu antar perlakuan. Terlihat bahwa perlakuan B, D, dan A menghasilkan rerata jumlah daun tanaman sawi yang lebih besar dari perlakuan lain. Apabila dilihat pada tabel 15 dapat disimpulkan bahwa perlakuan media B, D dan A berbeda secara nyata terhadap perlakuan K, E, dan C.Perbedan tersebut dapat disebabkan oleh kemampuan tanaman dalam menyerap zat hara dari media tanam baik dengan cara difusi, intersepsi akar dan aliran massa. 3 Jumlah Daun Tanaman Sawi 3 Minggu Hasil uji jarak berganda Duncan pada jumlah daun tanaman sawi 3 minggu menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 dari antar perlakuan Tabel 16 Tabel 16. Hasil Uji DMRT Rerata Jumlah Daun Tanaman Sawi 3 Minggu JMLDAUN Duncan MEDIA N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 C 10 2.3000a E 10 4.0000b K 10 4.6000c A 10 5.4000d B 10 5.4000d D 10 5.5000d Sig. 1.000 1.000 1.000 .728 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang samapada baris atau kolom menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5. Tabel 16 menunjukkan adanya perbedaan rata-rata jumlah daun tanaman sawi 3 minggu antar perlakuan. Terlihat bahwa perlakuan D, B, dan A menghasilkan rerata jumlah daun tanaman sawi yang lebih besar dari perlakuan lain. Apabila dilihat pada tabel 16 dapat disimpulkan bahwa perlakuan media A, B dan D berbeda secara nyata terhadap perlakuan K, E, dan C.Media D lumut+cocopeat mengandung N 0.49; P 205 mg100g; dan K 181 mg100g, karena adanya unsur N, P dan K yang saling berkaitan satu sama lain, meskipun konsentrasi nitrogen rendah, namun dengan adanya kandungan unsur P dan K yang lebih tinggi maka dapat mempercepat perkembangan akar dan akan mempengaruhi kalium dalam meningkatkan metabolisme nitrogen, sehingga daun akan tumbuh lebih cepat. 4 Jumlah Daun Tanaman Sawi 4 Minggu Hasil uji jarak berganda Duncan pada jumlah daun tanaman sawi 4 minggu menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 dari antar perlakuan Tabel 17 Tabel 17. Hasil Uji DMRT Rerata Jumlah Daun Tanaman Sawi 4 Minggu JMLDAUN Duncan MEDIA N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 C 10 3.5000a E 10 4.5666b K 10 5.7000c A 10 6.1000cd 6.1000cd B 10 6.5000d D 10 6.5000d Sig. 1.000 1.000 .212 .239 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5. Tabel 17 menunjukkan adanya perbedaan rata-rata jumlah daun tanaman 4 minggu antar perlakuan. Terlihat bahwa perlakuan D dan B menghasilkan rerata jumlah daun tanaman sawi yang lebih besar dari perlakuan lain. Apabila dilihat pada tabel 17 dapat disimpulkan bahwa perlakuan media D dan B berbeda secara nyata terhadap perlakuan A, K, E, dan C.Media D lumut+cocopeat mengandung N 0.49; P 205 mg100g; dan K 181 mg100g, karena adanya unsur N, P dan K yang saling berkaitan satu sama lain, meskipun konsentrasi nitrogen rendah, namun dengan adanya kandungan unsur P dan K yang lebih tinggi maka dapat mempercepat perkembangan akar dan akan mempengaruhi kalium dalam meningkatkan metabolisme nitrogen, sehingga daun akan tumbuh lebih cepat. 5 Jumlah Daun Tanaman Sawi 5 Minggu Hasil uji jarak berganda Duncan pada jumlah daun tanaman sawi usia 5 minggu menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 dari antar perlakuan Tabel 18 Tabel 18. Hasil Uji DMRT Rerata Jumlah Daun Tanaman Sawi 5 Minggu JMLDAUN Duncan MEDIA N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 C 10 3.5000a E 10 4.2000b K 10 5.7000c A 10 6.1000cd 6.1000cd B 10 6.5000d D 10 6.5000d Sig. 1.000 1.000 .212 .239 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5. Tabel 18 menunjukkan adanya perbedaan rata-rata jumlah daun tanaman sawi 5 minggu antar perlakuan. Terlihat bahwa perlakuan B dan D menghasilkan rerata jumlah daun tanaman sawi yang lebih besar dari perlakuan lain. Apabila dilihat pada tabel 18 dapat disimpulkan bahwa perlakuan media B dan D berbeda secara nyata terhadap perlakuan A, C, E, dan K. Perbedaan di atas dapat dipengaruhi oleh kemampuan tanaman dalam menyerap zat hara dari media tanam. Unsur N diserap dalam bentuk NH4 + , unsur P diserap dalam bentuk HPO 4 -2 dan unur K diserap tanaman dalam bentuk ion K + . 6 Jumlah Daun Tanaman Sawi 6 Minggu Hasil uji jarak berganda Duncan pada jumlah daun tanaman sawi 6 minggumenunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5 dari antar perlakuan Tabel 19 Tabel 19 . Hasil Uji DMRT Rerata Jumlah Daun Tanaman Sawi 6 Minggu Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5. Tabel 19 menunjukkan adanya perbedaan rata-rata jumlah daun tanaman sawi 6 minggu antar perlakuan. Terlihat bahwa perlakuan A, D dan B menghasilkan rerata jumlah daun tanaman sawi yang lebih besar dari perlakuan lain. Apabila dilihat pada tabel 19 dapat disimpulkan bahwa perlakuan media A, D dan B berbeda secara nyata terhadap perlakuan K, E, dan C. Media A dengan kandungan unsur nitrogen N sebesar 0.60 memiliki peran yang besar pada pertumbuhan daun pada suatu tanaman. Seperti yang dikemukakan oleh Rinsema 1986, tumbuhan yang banyak JMLDAUN Duncan MEDIA N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 C 10 4.2000a E 10 5.0000ab 5.0000ab K 10 6.0000b B 10 7.4000c D 10 7.6000c A 10 7.7000c Sig. .123 .056 .585 mendapatkan nitrogen biasanya mempunyai daun berwarna hijau dan lebat. Nitrogen di dalam tanaman merupakan unsur sangat penting untuk pembentukan protein, daun-daunan dan berbagai persenyawaan organik lainnya. nitrogen berpengaruh besar dalam menaikkan potensi pembentukkan daun-daunan. c. Kadar Klorofil Laju perumbuhan dipengaruhi langsung oleh kondisi lingkungan luar maupun kondisi internal tanamannya.Selain oleh mitosis, pertumbuhan merupakan hasil langsung dari produksi biomassa yang menggambarkan produktivitas tanaman. Pembentukan biomassa ditentukan oleh hasil bersih fotosintesis yang dilakukan oleh tanaman. Selain dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan, fotosintesis juga dipengaruhi oleh kadar klorofil. Pengukuran kadar klorofil daun tanaman sawi dilakukan pada akhir masa penelitian pada saat panen dengan menggunakan merode Wintermans dan de Mots menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 649 nm dan 665 nm. Setelah ditemukan angka maka selanjutnya kadar klorofil dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini:  Klorofil-a= 13,7 x 665 – 5,76 x 649  Klorofil-b= 25,8 x 649 – 7.60 x 665  Klorofil-total= 20,0 x 649 – 6,10 x 665 Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui adanya pebedaan rerata kadar klorofil pada tanaman sawi dari tiap-tiap perlakuan media yang diberikan. Rerata kadar klorofil tanaman sawi dapat dilihat pada gambar 9 Gambar 9. Diagram Batang Rerata Kadar Klorofil Tanaman Sawi 6 Minggu Dapat dilihat pada grafik di atas dapat diketahui bahwa tanaman sawi yang memiliki rerata paling tinggi yaitu kelompok tanaman B, media lumut + arang sekam dengan 3.8 mgg. Seperti yang telah dikemukakan oleh Purwowidodo 1992, bahwa unsur yang berperan dalam pembentukan klorofil adalah nitrogen N. Unsur ini memegang peranan penting sebagai penyusun klorofil yaitu menjadikan daun berwarna hijau. Kandungan nitrogen yang tinggi dapat menjadikan daun lebih hijau dan bertahan lebih lama. 2.4 2.7 3.8 3.5 3.4 2.8 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 a b Total Hal tersebut membuktikan bahwa rerata kadar klorofil yang tinggi pada tanaman sawi dengan media B, dipengaruhi oleh unsur Kalium yang terkandung pada media tanam B yaitu sebesar 190 mg100gr yang berdasarkan pengujian kandungan zat hara media tanam yang telah dilakukan merupakan prosentasi kandungan kalium K yang paling tinggi dibandingkan dengan media tanam lainnya yang digunakan pada penelitian ini. Kalium berfungsi dalam metabolisme nitrogen dan sintesis protein, pengaturan pemanfaatan berbagai unsur hara utama, netralisasi asam-asam organik, aktivasi berbagai enzim, percepatan pertumbuhan dan perkembangan jaringan meristem, pengaturan membuka dan menutup stomata, serta pengaturan penggunaan air. Kalium akan mempengaruhi metabolisme N dan sintesis protein, percepatan pertumbuhan dan perkembangan jaringan meristem Hanafiah, 2007. Kandungan klorofil a dalam daun merupakan indikator respon fisiologi tanaman terhadap pasokan hara yang diberikan. Secara umum disampaikan bahan perlakuan pasokan unsur hara dari pemupukan dapat meningkatkan kandungan klorofil tanaman. Klorofil b berfungsi sebagai antenna yang mengumpulkan cahaya kemudian ditransfer ke pusat reakasi. Pusat reaksi tersusun dari klorofil a. Energi cahaya akan diubah menjadi energi kimia di pusat reaksi yang kemudian akan digunakan untuk proses reduksi dalam fotosintesis Jemrifs dkk, 2013. Hasil rerata kadar klorofil daun tanaman sawi selanjutnya diuji menggunakan analisis ragam dan jika hasilnya signifikan maka akan dilanjutkandengan uji DMRT untuk melihat pengaruh antar perlakuan. Hasil analisis ragam dapat dilihat pada tabel 20. Tabel 20. Hasil Analisis Ragam Kadar Klorofil Total Daun Tanaman Sawi ANOVA KDRKLOROFIL Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 5.923 5 1.185 1.980 .154 Within Groups 7.180 12 .598 Total 13.103 17 Keterangan: signifikan terhadap rerata kadar klorofil berdasarkan perbandingan nilai sig α 0.05. Berdasarkan hasil analisis ragam pada tabel 20 di atas, disimpulkan bahwa jenis media tanam yang digunakan pada penelitian ini tidak berpengaruh secara nyata terhadap rerata kadar klorofil total tanaman sawi. Hal ini dibuktian oleh nilai signifikansi .154 α 0.05, yang berarti hasil tersebut tidak perlu dialnjutkan dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf nyata 5. 4. Produksi Tanaman Sawi a. Bobot Basah Bobot basah tanaman merupakan bobot tanaman pada saat tanaman masih hidup dan ditimbang secara langsung sebelum tanaman menjadi layu akibat kekurangan air. Pengukuran parameter bobot basah tanaman dimaksudkanuntuk mengetahui penambahan biomassa tanaman. Pengukuran dilakukan pada akhir penelitian, disaat segera setalah tanaman dipanen pada usia 6 minggu. Hasil pengukuran bobot basah tanaman sawi dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Diagram Batang Rerata Hasil Pengkuran Bobot Basah Tanaman Sawi 6 Minggu Berdasarkan data yang disajikan oleh gambar 10, dapat diketahui bahwa kelompok tanaman sawi dengan perlakuan media D lumut + cocopeat memiliki rerata bobot basah yang paling tinggi yaitu 1.51 gram dibandingkan dengan tanaman sawi yang ditanam menggunakan media lainnya. Menurut Gardner dan Mitchell 1991, bobot basah tanaman umumnya sangat berfluktuasi, bergantung pada kelembaban tanaman. Hasil pengukuran bobot basah tanaman sawi selanjutnya diuji menggunakan analisis ragam dan jika hasilnya signifikan maka akan dilanjutkan dengan uji DMRT untuk melihat pengaruh antar perlakuan. Hasil analisis ragam dapat dilihat pada tabel 21. 0.7 1.463636364 1.209090909 0.319090909 1.515454545 0.3 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 bobot basah Tabel 21. Hasil Analisis Ragam Bobot Basah Tanaman Sawi ANOVA BOBOTBASAH Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 16.438 5 3.288 9.695 .000 Within Groups 18.311 54 .339 Total 34.749 59 Keterangan: signifikan terhadap rerata bobot basah berdasarkan perbandingan nilai sig α 0.05 Dari hasil analisis ragam pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa variasi jenis media tanam tanaman sawi berpengaruh nyata terhadapt rerata bobot basah tanaman sawi. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai signifikansi 0.000 α 0.05. selanjutnya diuji dengan uji jarak berganda pada tabel 22 di bawah ini Tabel 22. Hasil Uji DMRT Rerata Bobot Basah Tanaman Sawi BOBOTBASAH Duncan MEDIA N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 E 10 .2400a C 10 .3000a K 10 .9100b B 10 1.1700bc 1.1700bc A 10 1.4700c D 10 1.5800c Sig. .819 .323 .143 Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5. Tabel 22 menunjukkan adanya perbedaan rerata bobot basah tanaman sawi antar perlakuan. Terlihat bahwa perlakuan A dan D menghasilkan rerata bobot basah tanaman sawi yang lebih besar dari perlakuan lain. Apabila dilihat pada tabel 22 dapat disimpulkan bahwa perlakuan media A dan D berbeda secara nyata terhadap perlakuan B, C, E, dan K. b. Bobot Kering Bobot kering tanaman merupakan salah satu variabel pengamatan yang diperlukan untuk menjelaskan bagaimana proses pertumbuhan dan produksi tanaman yang terjadi. Produksi tanaman biasanya lebih akurat dinyatakan dengan ukuran bobot kering daripada dengan bobot basah, karena bobot basah sangat dipengaruhi oleh kondisi kelembaban. Sitompul dan Guritno, 1995 Pengukuran bobot kering tanaman sawi dilakukan dengan cara mengoven tanaman sawi yang telah dipanen hingga keringbobotnya statis. Hasil pengukuran bobot basah tanaman sawi dapat dilihat pada gambar 10 Gambar 11. Diagram Batang Rerata Hasil Pengkuran Bobot Kering Tanaman Sawi 6 Minggu Berdasarkan data yang disajikan oleh gambar 11, dapat diketahui bahwa rerata bobot kering tertinggi dimiliki oleh kelompok tanaman sawi perlakuan D dengan media lumut + cocopeat sebesar 0.16 gram. Gardner 1991 mengemukakan bahwa bobot kering tumbuhan adalah keseimbangan antara pengambilan CO 2 fotosintesis dan pengeluaran O 2 respirasi. Apabila respirasi lebih besar disbanding fotosintesis, maka tumbuhan tersebut akan berkurang bobot keringnya. Hasil pengukuran bobot kering tanaman sawi selanjutnya diuji menggunakan analisis ragam dan jika hasilnya signifikan maka akan dilanjutkan dengan uji DMRT untuk melihat pengaruh antar perlakuan. Hasil analisis ragam dapat dilihat pada tabel 23 0.07 0.13 0.09 0.05 0.16 0.03 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 bobot kering Tabel.23 Hasil Analisis Ragam Bobot Kering Tanaman Sawi ANOVA BOBOTKERING Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups .096 5 .019 4.438 .002 Within Groups .235 54 .004 Total .331 59 Keterangan: signifikan terhadap rerata bobot basah berdasarkan perbandingan nilai sig α 0.05 Dari hasil analisis ragam pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa variasi jenis media tanam tanaman sawi berpengaruh nyata terhadap rerata bobot basah tanaman sawi. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai signifikansi 0.002 α 0.05. selanjutnya dilanjutkan dengan uji jarak berganda pada tabel 24 di bawah ini Tabel 24. Hasil Uji DMRT Rerata Bobot Kering Tanaman Sawi BOBOTKERING MEDIA N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 Duncan a E 10 .0260a C 10 .0500a K 10 .0680ab .0680b B 10 .0900abc .0900abc .0900abc A 10 .1238bc .1238bc D 10 .1410c Sig. .051 .078 .107 Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5. Tabel 24 menunjukkan adanya perbedaan rerata bobot kering tanaman sawi antar perlakuan. Terlihat bahwa perlakuan D menghasilkan rerata bobot basah tanaman sawi yang lebih besar dari perlakuan lain. Apabila dilihat pada tabel 24 dapat disimpulkan bahwa perlakuan media D berbeda secara nyata terhadap perlakuan A, B, C, E, dan K

B. Pembahasan