Alat tangkap pole and line huhate

211 kelompok besar yaitu ikan pelagis permukaan dan ikan demersal ikan dasar. Jenis-jenis ikan permukaan pelagic fish, biasanya hidupnya berkelompok atau schooling dalam mencari makan atau beruaya mencari tempat perlindungan dari ancaman dan kejaran ikan-ikan yang lebih besar.

B. Kegiatan Belajar

1. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari pokok bahasan ini peserta didik diharapkan mampu dengan baik dan benar yaitu cara mengoperasikan alat tangkap pole and line dan longline.

2. Uraian Materi

a. Alat tangkap pole and line huhate

Huhate Skipjack pole and line atau umumnya lebih dikenal dengan pole and line adalah cara pemancingan dengan menggunakan pancing yang dikhususkan untuk menangkap ikan cakalang yang banyak digunakan di perairan Indonesia. Selanjutnya dikatakan juga menurut Ayodhoya, 1981, pole and line umum digunakan untuk menangkap ikan cakalang Katsuwonus pelamis sehingga dengan kata perikanan pole and line sering pengertian kita ke arah perikanan cakalang, sungguhpun dengan cara pole and line juga dilakukan penangkapan albacore, mackerel dan lain sebagainya Gambar 63. 212 Gambar 63. Penangkapan ikan dengan pole and line huhate Alat tangkap yang umum digunakan oleh para nelayan di kawasan Timur Indonesia salah satunya adalah Pole and line. Studi yang dilakukan Bustaman S dan Hurasan 1997 menunjukkan bahwa ada tujuh jenis alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan tunacakalang. Diantara ketujuh jenis alat tangkap tersebut, Pole and line, Long line dan Trawl line merupakan tiga jenis alat tangkap yang paling produktif untuk menangkap ikan tersebut Winarso, 2004. Untuk Cakalang, alat yang berperan besar dalam penangkapan adalah Pole and line, tonda dan pancing ulur Ditjen Perikanan, 1989. Di antara sekian banyak alat tangkap ikan untuk tujuan komersial yang paling sederhana dan murah harganya adalah pole and line ini. Peralatan yang hanya terdiri dari tiga komponen pokok yang ukurannya juga tidak terlalu besar dan khusus ini adalah joran, tali dan pancing saja. Joran bisa dibuat dari bambu yang ruasnya tidak terlalu panjang, tebal dan lurus, panjangnya sekitar 4-6 meter. Memang ada jenis bambu yang untuk joran pole and line ini sangat baik, karena mempunyai daya lentur yang tinggi Surur, 2007. Menurut Ditjen Perikanan 1989, sebagai penangkap ikan, alat ini sangat sederhana desainnya. Hanya terdiri dari joran, tali dan pancing. Tetapi sesungguhnya sangat komplek karena dalam pengoperasiannya memerlukan umpan hidup untuk merangsang kebiasaan menyambar pada 213 ikan sebelum pemancingan dilakukan serta semprotan air untuk mempengaruhi visibility ikan terhadap kapal dan para pemancing. Huhate atau pole and line khusus dipakai untuk menangkap cakalang. Oleh karena digunakan hanya untuk menangkap cakalang, maka alat ini sering disebut pancing cakalang . uhate dioperasikan sepanjang siang hari pada saat terdapat gerombolan ikan di sekitar kapal. Alat tangkap ini bersifat aktif, kapal akan mengejar gerombolan ikan, setelah gerombolan ikan berada di sekitar kapal lalu diadakan pemancingan. http:fiqrin.wordpress.com . Ada beberapa keunikan dari alat tangkap huhate. Bentuk mata pancing huhate tidak berkait seperti lazimnya mata pancing. Mata pancing huhate ditutupi bulu-bulu ayam atau potongan rafia yang halus agar tidak tampak oleh ikan. Bagian haluan kapal huhate mempunyai konstruksi khusus, dimodifikasi menjadi lebih panjang, sehingga dapat dijadikan tempat duduk oleh pemancing. Kapal huhate umumnya berukuran kecil. Di dinding bagian lambung kapal, beberapa cm di bawah dek, terdapat sprayer dan di dek terdapat beberapa tempat ikan umpan hidup. Sprayer adalah alat penyemprot air http:fiqrin.wordpress.com . Penangkapan tuna dengan pancing huhate pole line lebih diutamakan untuk menangkap Ikan Cakalang dan madidihang yang kecil. Pada cara ini dipakai ikan umpan hidup terutama ikan teri sebagai pemikat gerombolan ikan tuna setelah ikan tuna tertarik dan memakan ikan teri hidup yang dilemparkan dari geladak kapal, maka segeralah disemprotkan air laut dari pigir kapal sehingga dikira percikan air itu ikan umpan hidup juga, maka pada saat itu pula pancing-pancing huhate dilemparkan yang langsung disambar ikan tuna. Gerakan lempar tarik pancing huhate ini memerlukan keakhlian khusus sehingga ikan tuna yang terpancing terlempar ke palkah kapal. Dalam hal ini tidak boleh ada ikan tuna yang tertangkap jatuh ke laut. 214 Kal;au hal ini terjadi bisa menggagalkan penangkapan ikan tuna, karena gerombolan ikan bisa menghilang menjauhi kapal. Bagi yang sangat piawai dalam memancing tuna dengan huhate dalam satu menit dapat menghasilkan 30 ekor Ikan Cakalang Katsuwonus pelamis. Hal ini seperti terlihat pada gambar yang dilalukan penangkapan ikan tuna di Laut Banda. Untuk memudahakan pencarian gerombolan ikan tuna maka dipasang pula rumpon sehingga tujuan daerah penangkapannya lebih mudah ditentukan para nelayan huhate. Cara penangkan ikan tuna dengan jaring insang gillnet, pada prinsipnya menghadang arah renang gerombolan ikan tuna dengan jaring yang membentang hanyut bersama kapalnya. Maka metoda ini lebih populer disebut jaring insang hanyut drift gillnet. Metode inipun lebih mengarah kepada penangkapan cakalang atau ikan tuna lainnya yang masih muda sehingga menghasilkan ikan tuna relatif berukuran kecil. Kebanyakan ikan tuna di Kawasan Timur Indonesia KTI berasal dari Samudera Pasifik yang bermigrasi untuk mencari makan dengan mengikuti arus yang masuk perairan KTI. Oleh karena itu, perairan KTI memiliki banyak daerah penangkapan ikan tuna berupa beribu-ribu pulau karang yang tersebar di perairan laut dalam. Sedangkan di perairan Kawasan Barat Indonesia KBI kebanyakan ikan tuna berasal dari Samudera Hindia.Dalam analisa potensi sumberdaya ikan pelagis besar hanya diketemukan empat jenis yaitu Thunnus albacares, T. obesus, T. alalunga dan T. maccoyii yang merupakan hasil tangkapan rawai tuna. T. tonggol tidak termasuk dalam analisa karena habitatnya di perairan pantai neritis sehingga tidak tertangkap dengan rawai tuna. Pada tulisan ini dianalisa pula potensi ikan tuna kecil, yaitu Ikan Cakalang skipjack tuna, Katsuwonus pelamis. 215 Bisa dicoba dicari contoh pengoperasian alat tangkap pancing tentang materi seperti yang ada dibawah ini. NAMA KELOMPOK MATERI KELOMPOK 1 Tentang persiapan operasi penangkapan pole and line KELOMPOK 2 Tentang cara pengoperasian long line Sudahkah tiap-tiap kelompok mencari contoh pengoperasian alat tangkap pancing? Kalau sudah mari kita lanjutkan kegiatan bertanya, yaitu kegiatan untuk mencari tau tentang fakta dan menganalisis kenapa terjadi seperti itu Kegiatan mengamati . Buatlah teman-teman sekelas menjadi beberapa kelompok Tiap-tiap kelompok mencari contoh pengoperasian Pancing Dari internet, wawancara dengan pihak industri, dari bahan ajar lain. Kegiatan menanya . Diskusikanlah hasil pengamatan pengoperasian alat tangkap pancing dengan teman sekolompok anda Ingat… kegiatan diskusi dibiasakan diawali dengan doa, harus tertib, semua siswa aktif, tanggungjawab dan kerjasama 216 Setelah masing-masing kelompok mencari data dan mendiskusikan tentang pengoperasian alat tangkap pancing, maka sekarang bandingkanlah dengan data yang ada di buku ini Pemancingan dilakukan serempak oleh seluruh pemancing. Pemancing duduk di sekeliling kapal dengan pembagian kelompok berdasarkan keterampilan memancing yaitu :  Pemancing I adalah pemancing paling unggul dengan kecepatan mengangkat mata pancing dengan ikan sebesar 50-60 ekor per menit. Pemancing I diberi posisi di bagian haluan kapal, dimaksudkan agar lebih banyak ikan tertangkap Gambar 64. Gambar 64. Pemancing I berada di haluan kapal  Pemancing II diberi posisi di bagian lambung kiri dan kanan kapal saat operasi Gambar 65. Kegiatan mengumpulkan datainformasi. Kumpulkanlah data dan hasil dari diskusi kelompok anda dengan membandingkan dari data di buku ini 217 Gambar 65. Pemancing II yang brada di lambung kiri dan kanan kapal  Pemancing III berposisi di bagian buritan, umumnya adalah orang-orang yang baru belajar memancing dan pemancing berusia tua yang tenaganya sudah mulai berkurang atau sudah lamban Gambar 66. Gambar 66. Pemancing III berada di buritan kapal Menurut Surur 2007, hal yang perlu diperhatikan adalah pada saat pemancingan dilakukan jangan ada ikan yang lolos atau jatuh kembali ke perairan, karena dapat menyebabkan gerombolan ikan menjauh dari sekitar kapal. Umpan yang digunakan adalah umpan hidup, dimaksudkan agar setelah ikan umpan dilempar ke perairan akan berusaha kembali naik ke permukaan air. Hal ini akan mengundang cakalang untuk mengikuti naik ke dekat permukaan. Selanjutnya dilakukan penyemprotan air melalui sprayer. Penyemprotan air dimaksudkan untuk mengaburkan pandangan ikan, sehingga tidak dapat membedakan antara ikan umpan sebagai 218 makanan atau mata pancing yang sedang dioperasikan. Umpan hidup yang digunakan biasanya adalah teri Stolephorus commersoni. 1 Klasifikasi Huhate Pole and Line Menurut Direkorat Kapal Perikanan dan Alat Penangkap Ikan 2009, berdasarkan Statistik Indonesia alat tangkap huhate termasuk dalam kelompok pancing. Alat tngkap ini disebut juga pancing gandar karena menggunakan gandar walesan atau joran atau tangkin. Sedangkan berdasarkan FAO, penggolongan alat tangkap ikan menurut Nedelec, 1996; dalam International Standart Statistical Classification On Fishing Gear ISSCFG Pole and Line termasuk dalam kelompok alat tangkap pancing berjoran biasa. 2 Konstruksi huhate Pole and Line Menurut Surur 2007 konstruksi Pole and Line terdiri dari tiga komponen pokok yang ukurannya tidak terlalu besar dan khusus ini adalah joran, tali dan pancing. 1 Joran panjangnya sekitar 4-6 meter, ada sejenis bambu untuk Pole and line yang sangat baik dipakai untuk joran karena mempunyai daya lentur yang tinggi. Diameter joran berkisar 5-6 cm dan diujungnya 2,5 - 2 cm, sehingga sesuai untuk pegangan orang Asia pada umumnya Gambar 67. 219 Gambar 67. Kontruksi huhate pole and line 2 Tali pancing yang digunakan berdiameter sekitar 1 mm dari bahan nylon. Sekarang banyak yang menggunakan monofilament dengan diameter yang sama. Panjang tali tidak lebih panjang dari panjang joran Gambar 67. 3 Pancing yang digunakan untuk Pole and Line ini juga khusus, tidak menggunakan janggut. Untuk menambah berat pancing, pada bagian shank dipasang pemberat yang berupa besi yang dilapis bagan anti karat yang mengkilat. Penambahan berat pancing juga diperlukan mengingat pancing Pole and Line juga dipasangi bulu ayam atau bulu burung sebagai umpan Gambar 68. Gambar 68. Pancing hook pada huhate 220 3 Pengoperasian huhate Operasi penangkapan tentunya dimulai dari persiapan-persiapan terutama perbekalan dan perlengkapan, persiapan itu meliputi : bahan makanan, es, lampu, dan bahan bakar minyak, alat navigasi, persiapan mesin, persiapan pengaturan alat tangkap dan bahan lainnya Sadhori 1985. Menurut Malawa dan Sudirman 2004, setelah persiapan yang harus dilakukan di laut adalah mempersiapkan peralatan penangkapan yang menunjang keberhasilan penangkapan ikan cakalang serta penyediaan umpan hidup. Adanya faktor umpan hidup membuat cara penangkapan ini menjadi agak rumit. Hal ini disebabkan karena umpan hidup tersebut harus sesuai dalam ukuran dan jenis tertentu, disimpan, dipindahkan, dan dibawa dalam keadaan hidup Operasi penangkapan dengan huhate dilakukan dengan cara mencari dan memburu kelompok ikan cakalang. Pencarian gerombolan ikan dilakukan oleh seorang pengintai yang tempatnya biasa berada di anjungan kapal dan menggunakan teropong Mallawa dan Sudirman, 2004. Keberadaan ikan cakalang dapat dilihat melaui tanda-tanda antara lain: adanya buih atau cipratan air, loncatan ikan cakalang ataupun gerombolan burung-burung yang terbang menukik ke permukaan laut dimana gerombolan ikan berada. Setelah menemukan gerombolan ikan, yang harus diketahui adalah arah renang kemudian mendekati gerombolan ikan tersebut. Sementara pemancing sudah bersiap masing-masing pada sudut kiri, kanan, dan haluan kapal. Pelemparan umpan dilakukan oleh boi-boi setelah diperkirakan ikan telah berada dalam jarak jangkauan lemparan, kemudian ikan dituntun 221 ke arah haluan kapal. Pelemparan umpan ini diusahakan secepat mungkin sehingga gerakan ikan dapat mengikuti gerakan umpan menuju haluan kapal. Pada saat pelemparan umpan tersebut, mesin penyemprot sudah dihidupkan agar ikan tetap berada di dekat kapal. Pada saat gerombolan ikan berada dekat haluan kapal, maka mesin kapal dimatikan. Sementara jumlah umpan yang dilemparkan ke laut dikurangi, mengingat terbatasnya umpan hidup Gambar 69. Gambar 69. Pelemparan umpan hidup Selanjutnya, pemancingan dilakukan dan diupayakan secepat mungkin mengingat kadang-kadang gerombolan ikan tiba-tiba menghilang terutama jika ada ikan yang berdarah atau ada ikan yang lepas dari mata pancing dan jumlah umpan yang sangat terbatas. Hal lain yang perlu diperhatikan pada saat pemancingan adalah menghindari ikan yang telah terpancing jatuh kembali ke laut. Hal ini akan mengakibatkan gerombolan ikan yang ada akan melarikan diri ke kedalaman yang lebih dalam dan meninggalkan kapal, sehingga mencari lagi gerombolan ikan yang baru tentu akan mengambil waktu Mallawa dan Sudirman, 2004 Gambar 70. 222 Gambar 70. Saat pemancingan berlangsung 4 Kapal Huhate Pole and Line Skipjack pole and line adalah jenis kapal yang digunakan untuk menangkap ikan cakalang Katsuwonus pelamis. Tipe kapal jenis ini memerlukan palka ikan, tangki untuk menyimpan umpan hidup serta system sirkulasi airnya, pipa - pipa dan pompa untuk memercikan air, tempat duduk untuk pemancing serta geladak kapal untuk tempat menjatuhkan ikan hasil pancingan. Jenis kapal yang digunakan dalam operasi penangkapan ikan cakalang adalah pole and line tipe skipjack fishing boat. Kapal ini memiliki persyaratan tertentu yaitu pada haluan kapal dibuat anjungan yang mencuat kedepan untuk tempat pemancingan tempat duduk pemancing, memiliki bak tempat umpan hidup live bait tank, tempat penyimpanan hasil tangkapan, mempunyai system penyemburan airspoit water pump dan palka yang dapat menampung ikan hasil tangkapan. Ayodhoya, 1981 223 Menurut Subani dan Barus, 1989, bentuk kapal cakalang mempunyai beberapa pengkhususan, antara lain: 1. Di bagian atas dek kapal bagian depan terdapat plataran plat form dimana pada tempat tersebut para pemancing melakukan pemancingan. 2. Dalam kapal harus tersedia bak-bak untuk menyimpan ikan umpan hidup. 3. Kapal cakalang perlu dilengkapi dengan sistem semprotan air water splinker system yang dihubungkan dengan suatu pompa. Kapal cakalang yang umumnya digunakan mempunyai ukuran 20 GT dengan kekuatan 40 – 60 HP. Gambar 71. Kapal huhate Pole and liner Menurut Ben – Yami, FAO, 1980 dalam perkembangannya huhate dapat diklasifikasikan kedalam 3 tiga kategori yaitu : 224 1 Huhate Skipjack Pole and line Industri. Dalam operasi penangkapan mengunakan kapal lebih dari 100 GT, bahan terbuat dari besi dengan dilengkapi palka pendingin freezer. 2 Huhate Skipjack Pole and line Skala Besar. Dalam operasi penangkapan menggunakan kapal mulai dari 10 sd 100 GT, kebanyakan kapal terbuat dari kayu atau fibreglass. 3 Huhate Skipjack Pole and line Skala Kecil. Dalam operasi penangkapan menggunakan kapal kecil dari 5 GT yang terbuat dari kayu atau fibreglass.

b. Alat bantu penangkapan huhate