Ruang Lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja  Tenaga KerjaPekerjaSiswa

d Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja. e Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis peracunan, infeksi dan penularan. f Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban. g Memperoleh keserasian antara tenaga kerja alat kerja lingkungan cara dan proses kerjanya. h Menyesuaikan dan menyempurnakan pada pekerja yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi dan lain-lain.

8. Hambatan pelaksanaan K3

Hambatan atau masalah yang sering dijumpai dalam pelaksanaan K3 di lapangan adalah:  Tingkat pengetahuan, pemahaman, perilaku, kesadaran, sikap dan tindakan masyarakat pengusaha, tenaga kerja, aparatur pemerintah dan masyarakat pada umummya dalam upaya penanggulangan masalah keselamatan dan kesehatan kerja masih sangat rendah.  Perkembangan ilmu, teknik dan penerapan teknologi disertai dengan pesatnya perkembangan pembangunan di bidang industri, perhubungan, pertambangan, pertanian dan lain-lain belum dapat diimbangi dengan tingkat pengetahuan dan ketrampilan tenaga kerja.  Peningkatan jumlah kecelakaan tenaga kerja, kebakaran, pencemaran lingkungan industri, penyakit akibat kerja dan lain sebagainya tidak seimbang dan selaras dengan upaya pencegahan secara dini, sehingga menimbulkan akibat-akibat korban jiwa manusia, kerugian material yang tak ternilai harganya dan dapat menghambat kelestarian pembangunan pada umumnya.  Belum memadainya jumlah dan mutu tenaga pengawas, sangat kurang tenaga ahli K3, masih lemahnya penindakan hukum “law enforcement” serta belum memadainya peraturanpetunjuk pelaksanaan dalam bidang K3.  Kurangnya jalinan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antara berbagai istansi, penjabaran strategi dan pelaksanaan programnasional di bidang K3 secara lintas sektoral dan regional. Dan belum memadainya dukungan dana, daya dan sarana, sera lemahnya jalur-jalur komunikasi, informasi dan edukasi di bidang K3.  Dalam bidang komunikasi informasi dan edukasi, khususnya penerangan dan penyuluhan, permasalahan pokoknya ialah bagaimana kita mampu menggerakkannya, mendorongmemotifasikan dan menggugah masyarakat untuk mengerti, memahami, menyadari, menghayati, menciptakan dan benar-benar melaksanakan ketentuan-ketentuan atau norma-norma perikehidupan sehari-hari.

F. METODE PEMBELAJARAN

Model pembelajaran yang digunakan adalah Discovery Learning dengan metode diskusi.

G. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN 1. Laptop dan LCD

2. Papan tulis , spidol dan penghapus. 3. Lembar materi pembelajaran.

4. LKS 5. Lembar penilaian.

H. SUMBER BELAJAR

1. Buku peserta didik 2. Lembar materi

I. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan 1 4 x 45 menit LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu Peserta didik Guru Pendahuluan  Menjawab salam  Bila belum rapi peserta didik membenahi  Berdoa  Siswa merespon  Memberi Salam  Guru memeriksa kesiapan siswa buku,alat tulis dll dan tempat pembelajaran kebersihan dan kenyamanan  Berdoa  Guru mengabsen siswa 15 menit  Mengamati dan mencermati penjelasan guru  Peserta didik berkelompok sesuai dengan arahan guru serta memperhatikan penjelasan teknik pelaksanaan pembelajaran kelompok.  Menyampaikan penjelasan materi garis besar dan tujuan pembelajaran  Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kegiatan sehari-hari.  Menyampaikan penilaian yang akan dilaksanakan.  Membagi kelompok tiap kelompok terdiri 4-5 siswa serta menjelaskan teknik pelaksanaan pembelajaran kelompok Inti 1. Pemberian Stimulasi Rangsangan STIMULATION  Siswa melihat bahan tayang yang disajikan oleh Guru  Siswa berdiskusi tentang  Guru meminta siswa untuk melihat video kecelakaan kerja yang terjadi  Guru menjelaskan kepada siswa tentang pengertian kesehatan dan keselamatan kerja  Guru menjelaskan dasar hukum kesehatan dan keselamatan kerja 150 menit