ini paling penting pada persalinan karena sesudah plasenta lahir, kontraksi kuat dan menjepit pembuluh darah. Uterus ini sebenarnya mengapung dalam
rongga pelvis dengan jaringan ikat dan ligamentum yang menyokongnya untuk terfiksasi dengan baik
2
2.2 Abortus
.
Abortus adalah ancaman akan keluarnya hasil konsepsi sebelum janin mampu hidup di luar kandungan, atau menurut kriteria WHO yang
menyatakan berat janin atau embrio itu paling tidak telah mencapai 500 gram atau kurang yang sesuai dengan usia kehamilan 20 minggu .
1,3,6,9,11
2.3 Abortus Berulang
Menurut Himpunan Fertilisasi Endokrin dan Fertilitas Indonesia HIFERI mengatakan bahwa keguguran berulang paling tidak terjadi dua kali
atau lebih berturut-turut pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu.
14
Berdasarkan urutan kejadiannya, kejadian keguguran berulang dapat dibagi :
1. Keguguran primer dimana terdapat kejadian keguguran sebanyak 2 kali atau lebih secara berturut-turut.
Universitas Sumatera Utara
2. Kejadian keguguran sekunder yaitu keguguran sebanyak 2 kali berturut-turut, setelah sebelumnya terdapat kehamilan yang
berlangsung dari usia kehamilan 20 minggu. 3. Keguguran tersier, terdapat keguguran sebelumnya yang diikuti dengan
kehamilan usia 20 minggu dan selanjutnya diikuti dengan kejadian keguguran sebanyak 2 kali berturut-turut.
2.3.1 Klasifikasi abortus adalah
2
1. Abortus spontan yaitu abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja
:
Abortus ini dibagai atas 5 kategori yaitu : a. Abortus iminens yaitu perdarahan yang terjadi pada paruh
pertama kehamilan yang bisa mengacam ibu untuk terjadinya keguguran.
b. Abortus insipien yaitu abortus yang tidak dapat terhindarkan ditandai dengan pecahnya ketuban yang
nyata disertai pembukaan serviks. c. Abortus inkomplit yaitu abortus yang terjadi dimana
kanalis servikalis membuka ,jadi tidak diperlukan untuk dilakukan dilatasi serviks.
Universitas Sumatera Utara
d. Missed abortion yaitu retensi produk konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu yang telah meninggal in utero selama ± 6
minggu. Pada kasus yang tipikal, kehamilan berlangsung normal, dengan amenore, mual dan muntah, perubahan payudara dan
pertumbuhan uterus.
Abortus habitualis yaitu abortus spontan terjadi selama tiga kali berturut-turut.
2. Abortus provokatus yaitu abortus yang disengaja yang terbagi atas dua kategori yaitu :
a. Abortus provokatus medisinalis yaitu abortus yang dilakukan atas indikasi medis
b. Abortus provokatus kriminalis yaitu abortus yang dilakukan bukan atas indikasi medis
Gambar 2. Klasifikasi abortus dengan gambar
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Klasifikasi keguguran lain
14
Teknologi yang semakin canggih memungkinkan kita untuk mendeteksi kehamilan dengan pemeriksaan hormon human chorionic gonadotropin hCG
dan ultrasonografi USG menyebabkan penentuan jenis keguguran menjadi akurat berdasarkan usia kehamilan.
Tabel 1 . klasifikasi kejadian keguguran berdasarkan usia kehamilan. Hasil temuan ultrasonografi dan evaluasi kadar hCG
Jenis keguguran
Usia kehamilan
Aktivitas DJJ USG
Kadar beta hCG
Kegagalan preembrionik
6 Tidak pernah Kehamilan
teridentifikasi Rendah
kemudian menurun
Kegagalan kehamilan
diniembrionik 6-8
Tidak pernah Kantung kehamilan
yang kosong atau dengan
struktur yang minimal
tanpa aktifitas DJJ
Awalnya meningkat
lalu menurun
Kegagalan kehamilan
lanjut late pregnancy
loss 8-20
Hilang Tampak CRL
dan tampak aktifitas DJJ
sebelumnya Meningkat,
kemudian menetap atau
menurun
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Kejadian keguguran berulang berdasarkan usia kehamilan dikaitkan dengan kemungkinan penyebab dan investigasi
Jenis keguguran Kondisi yang mungkin
berhubungan Investigasi
Keguguran preembrionik dan
embrionik Kelainan kromosom
Kelainan hormon Kelainan endometrium
Kelainan imunologis Pemeriksaan kromosom
Pemeriksaan hormon Pengambilan sampel
Endometrium ACA dan LA
Keguguran janin Antifosfolipid Syndrome
APS
Tromobofilia ACA dan LA
Pemeriksaan hemostatis dan skrining
trombofilia
Keguguran trimester kedua
Kelainan anatomi Kelemahan servikc
Histeroskopi , USG USG
2.4 Etiologi