LANDASAN TEORI PENGARUH CARA BELAJAR SISWA DAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEARSIPAN PADA SISWA KELAS XII ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

commit to user 8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka Dalam proses belajar mengajar pada mata diklat Kearsipan kelas XII Administrasi Perkantoran di SMK Batik 2 Surakarta yang paling menonjol adalah kebanyakan siswa kurang mengenali potensi diri yang dimilikinya, sedangkan seorang siswa hendaknya menyadari kemampuannya karena ia akan dapat menentukan apa yang terbaik baginya, terutama cara belajarnya. Cara belajar dari seorang siswa berpengaruh besar terhadap prestasi belajar yang akan dicapainya. Dalam proses belajar mengajar di SMK Batik 2 Surakarta khususnya pada saat pembelajaran mata diklat kearsipan kelas XII Administrasi Perkantoran , kegiatan yang dilakukan oleh siswa menjadi pusat perhatian guru. Untuk itu agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya kearah itu adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip keterampilan mengajar. Dengan mengetahui cara belajar siswa maka guru dapat menyesuaikan keterampilan mengajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik dan mudah. Dari paparan diatas, maka tinjauan pustaka merupakan langkah selanjutnya untuk melakukan sebuah penelitian ilmiah, teori atau konsep-konsep yang dituliskan, digunakan sebagai landasan teori dalam sebuah penelitian. Dalam sebuah penelitian, landasan teori merupakan hal yang penting, karena diperlukan untuk menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti yang berhubungan dengan fenomena yang akan dikaji. Menurut Suharsimi Arikunto 2005:58 “Kegiatan mendalami, mencermati, menelaah, dan mengidentifikasi pengetahuan itulah yang biasa dekenal dengan mengkaji bahan pustaka atau biasa diangkat dengan isti lah kajian pustaka”. Penyusunan landasan teori tidak akan produktif, apabila tidak bahan yang digunakan tidak cukup banyak. Karena itu perlu dibaca terlebih dahulu sumber-sumbar yang berkaitan dengan fenomena-fenomena yang akan dikaji. Dengan memandang pentingnya landasan teori bagi penelitian, maka penelliti telah melakukan tugas kepustakaan guna mencari bahan teori yang memuat keterangan tentang abstrak dari variabel yang sesuai dengan masalah yang sedang peneliti lakukan.

1. Tinjauan Tentang Proses Belajar Mengajar

commit to user 9 Bila terjadi proses belajar, maka bersama itu pula terjadi proses mengajar, karena bila ada yang belajar sudah tentu ada yang mengajarnya, dan begitu pula sebaliknya. Agar memperoleh hasil maximal maka proses belajar mengajar harus di lakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisasi secara baik. Di dalam proses belajar mengajar guru sebagai pengajar dan siswa sebagai subyek belajar di tuntut adanya kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, sikap dan tata nilai serta sifat-sifat pribadi, untuk menunjang keefektifan dan keefisienan proes belajar tersebut. Siswa sebagai subyek belajar mempunyai karakteristik tertentu, baik fisiologis maupun psikologi. Mengenai fisiologis adalah bagai mana kondisi fisiknya, panca inderanya, dan sebagainya. Sedangkan yang menyangkut psikologinya adalah minatnya, tingkat kecerdasannya, motivasinya dan sebagainya. Hal ini semua sangat mempengaruhi proses belajar mengajar dan juga hasil atau prestasi belajar yang di capai siswa.

a. Pengertian Belajar

Menu rut W. S Winkel 2000: 53, “Belajar adalah suatu aktivitas mental psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap”. Dari pendapat tersebut tampak bahwa belajar sesungguhnya dapat dicapai melalui proses yang bersifat aktif sehingga menghasilkan perubahan. Syaiful Bahri Djamarah 2002: 13 mengatakan “Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan jiwa yang mempengaruhi seseorang. Belajar menurut Sardiman A. M 2001: 20 “upaya perubahan tingkah laku, penampilan, dengan serangkaian kegiatan. Misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya”. Sedangkan menurut Nana Sudjana 2000: 28 bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah “ Proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Apabila kita membicarakan tentang belajar maka kita berbicara bagaimana mengubah tingkah laku seseorang”. commit to user 10 Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh setiap individu secara sadar dan aktif sehingga menghasilkan suatu perubahan dalam tingkah laku, kognitif pengetahuan, afektif sikap, dan psikomotorik keterampilankecakapan yang dilakukan karena adanya pengalaman dan latihan dalam waktu yang relatif lama.

b. Ciri Belajar

Beberapa ciri yang membedakan belajar dari kematangan, pertumbuhan atau insting. Menurut Muhibbin Syah 2006: 116-118 menjelaskan ciri khas perilaku belajar yaitu: 1. Perubahan Intensional Karakteristikini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnya ia merasakan adanya perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan pandangan sesuatu, keterampilan dan seterusnya. 2. Perubahan Positif dan Aktif Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni diperolehnay sesuatu yang baru seperti pemahaman sesuatu dan keterampilan baru yang lebih baik daripada apa ayang telah ada sebelumnya. Perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan, tetapi karena usaha siswa itu sendiri. 3. Perubahan Efektif dan Fungsional Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna. Artinya, perubahan terebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa. Selain itu, perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan Dari uraian mengenai ciri belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar ditandai dengan adanya kesadaran oleh siswa akan adanya perubahan dalam dirinya, yang bersifat baik dan karena usaha siswa itu sendiri dan memiliki manfaat dan dapat dimanfaatkan.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar.

Dalam usaha menyiapkan situasi belajar yang efisien, perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar itu. Sebenarnya terlalu banyak faktor commit to user 11 yang dapat diketahui yang mempengaruhi proses belajar. Muhibbin Syah 2006: 132-139, mendefinisikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu: 1. Faktor internal faktor dari dalam siswa a. Aspek pisiologis yaitu kondisi umum jasmani dan tonus tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya. b. Aspek psikologis yaitu tingkat kecerdasaninteligensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motifasi siswa. 2. Faktor eksternal faktor dari luar siswa a. Lingkungan sosial yaitu lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staf administrasi dan teman-teman disekolah, lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa. b. Lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. 3. Faktor pendekatan belajar appoach to learning Segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Berdasarkan penjelasan yang diuraikan diatas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa, dapat penulis simpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar PBM, dapat dilihat dari partisipasi dan keaktifan siswa dalam PBM itu sendiri. Serta lingkungan sosial yang ada, terutama peran dari guru yang mengajarnya.

d. Pengertian Mengajar

Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan sistem lingkungan belajar yang lebih kondusif. Hal ini berkaitan dengan mengajar. Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar mengajar. Beberapa definisi mengajar adalah sebagai berikut : Tardif dalam Adrian, 2004 mendefinisikan, “mengajar adalah any action performed by an individual the teacher with the intention of facilitating learning in another individual the learner ”, yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang dalam hal ini pendidik dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain dalam hal ini peserta didik melakukan kegiatan belajar. Biggs dalam Adrian, 2004 seorang pakar psikologi membagi konsep mengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu : commit to user 12 1. Pengertian Kuantitatif. Mengajar diartikan sebagai the transmission of knowledge , yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab pengajar. 2. Pengertian institusional. Mengajar berarti the efficient orchestration of teaching skills , yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan dan kebutuhannya. 3. Pengertian kualitatif. Mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning , yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan pemahamannya sendiri. Sedangkan Oemar Hamalik 2001:44-53 mengemukakan, mengajar dapat diartikan sebagai : 1. Menyampaikan pengetahuan kepada siswa, 2. Mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, 3. Usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, 4. Memberikan bimbingan belajar kepada siswa, 5. Kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik, 6. Suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Burton dalam Sagala, 2003:61 mengemukakan “mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar”. Berdasarkan definisi-definisi mengajar dari para pakar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar. Aktivitas kompleks yang dimaksud antara lain adalah : 1. Mengajar merupakan suatu kegiatan atau tindakan guru untuk mengatur kegiatan belajar siswa. 2. Mengajar adalah suatu proses dengan memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di luar kelas 3. Mengajar merupakan tindakan guru yang bertalian erat dengan belajar yang dilakukan murid, yaitu terjadi dalam suatu interaksi, misalnya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa. commit to user 13 4. Mengajar itu bertujuan bukan hanya menyangkut perubahan pada diri murid, tetapi hendaknya juga pada diri guru. Mengajar bukan semata-mata menyampaikan mata pelajaran agar anak menyerap bahan pelajaran saja, akan tetapi mereka harus pula memahaminya dan sedapat mungkin sanggup menggunakannya dalam situasi apapun. selain itu sebagai akibat dari pengajaran hendaknya siswa terangsang untuk mengadakan penyelidikan dan memperluas pengetahuannya dengan sendirinya, tanpa paksaan. Seorang guru harus menguasai bahan pelajaran serta senantiasa memperlihatkan semakin meluasnya perkembangan zaman. Guru hendaknya mengenal lingkungan, dapat menyesuaikan berbagai gaya mengajar dengan bahan yang dipelajarinya, dapat menciptakan berbagai alat peraga dan kreatif memikirkan macam-macam kegiatan untuk mempertinggi efisiensi belajar.

2. Tinjauan Tentang Cara Belajar

Setiap siswa mempunyai cara belajar sendiri-sendiri sesuai dengan karakteristiknya sehingga cara belajar bersifat individual, tidak dapat disamakan antara siswa satu dengan siswa lain.

a. Pengertian cara belajar

Masih cukup banyak siswa yang mempunyai cara belajar kurang baik seperti belajar dengan waktu yang tidak teratur tidak memiliki jadwal, belajar sambil menonton TV atau mendengarkan radio, melakukan belajar dengan berpindah-pindah, sering terlambat masuk sekolah, dan hanya belajar pada waktu menghadapi ujian saja. Buruknya cara belajar merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar sehingga menyebabkan menurunnya mutu pendidikan. Slameto 2002:14 mengemukakan bahwa “faktor cara belajar yang buruk merupakan penyebab masih cukup banyaknya siswa yang sebenarnya pandai tetapi hanya meraih prestasi yang tidak lebih baik dari siswa yang sebenarnya kurang pandai tetapi mampu meraih prestasi yang tinggi karena mempunyai cara belajar yang ba ik”. Sehingga dapat dikatakan bahwa cara belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan kegiatan belajar misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar, commit to user 14 mengikuti pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar mereka, cara mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan kualitas hasil belajar yang diperoleh. Cara belajar yang baik akan menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya cara belajar yang buruk akan menyebabkan kurang berhasil atau gagalnya belajar.

b. Pengembangan cara belajar

Syaiful Bahri Djamarah 2000: 10 mengemukakan cara untuk mengembangkan cara belajar yang baik adalah : 1. Keteraturan belajar Pokok pangkal yang pertama adalah keteraturan, terutama bahan pelajaran yang baru diberikan guru pada hari itu hendaknya langsung dibaca pada hari itu juga sehingga benar-benar dapat dipahami. Dengan pikiran yang teratur ilmu itu lebih mudah dipahami. 2. Disiplin Dengan disiplin yang baik dalam usaha belajar dam menenepati apa yang telah direncanakan akan menciptakan kemauan dan kemampuan belajar secara teratur dan merupakan suatu proses kearah pembentukan watak yang baik. 3. Konsentrasi Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap sesuatu hal dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Konsentrasi dalam belajar berarti memusatkan pikiran terhadap suatu mata pelajaran tertentu. 4. Pengaturan waktu Pengaturan waktu ini diperlukan agar siswa yang belajar sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sendiri sebelumnya. Dengan membuat jadwal dalam belajar dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya serta teratur, maka siswa akan mendapatkan hasil yang memuaskan.

c. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap cara belajar

Belajar dan cara belajar memiliki faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Belajar sebagai proses atau aktivitas yang diiyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar siswa tersebut. Menurut Suryabrata 2002 : 33 adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap cara belajar adalah : 1. Faktor dari dalam diri siswa meliputi : commit to user 15 a. Faktor psikis, yaitu : IQ, kemampuan belajar, motivasi belajar, sikap dan perasaan, minat dan kondisi akibat sosiokultural. b. Faktor fisiologis dibedakan menjadi dua, yaitu : 1 Keadaan jasmani pada umumnya, hal tersebut melatarbelakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar. 2 Keadaan fungsi-fungi fisiologis tertentu. 1. Faktor dari luar diri siswa meliputi : a. Faktor pengatur belajar mengajar di sekolah yaitu kurikulum pengajaran, disiplin sekolah, fasilitas belajar, pengelompokan siswa. b. Faktor-faktor sosial di sekolah yaitu istem sekolah, status sosial siswa, interaksi guru dengan siswa. c. Faktor situasional yaitu keadaan sosial ekonomi, keadaan waktu dan tempat, lingkungan.

d. Indikator Cara Belajar

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menetapkan indikator yang digunakan dalam membahas tentang cara belajar siswa adalah: 1 Keteraturan belajar mata pelajaran kesekretarisan. 2 Disiplin yang baik dalam usaha belajar mata pelajaran kesekretarisan. 3 Konsentrasi, yakni pemusatan pikiran terhadap pikiran terhadap mata pelajaran kesekretarisan. 4 Pengaturan waktu yang tepat.

3. Tinjauan Tentang Keterampilan Mengajar Guru

Keterampilan mengajar bagi seorang guru sangat penting untruk menjadi seorang guru yang profesional, jadi disamping seorang guru harus menguasai sumbstansi bidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga adalah merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan “kecakapan untuk menyelesaikan tugas”, sedangkan menurut Reber dalam Muhibin Syah 2005 : 119 “keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu”. commit to user 16 Dari uraian diatas, yang dimaksud keterampilan adalah kemampuan yang dikuasai oleh sesorang yang menunjukkan kecakapan dalam melaksanakan dan menyelesaikan suatu kegiatan sehingga hasil yang diharapkan tercapai. Sardiman A.M 2004:52 berpendapat bahwa “ menurut umum, memang mengajar diartikan sebagai usaha guru untuk menyampaikan dan menanamkan pengetahuan kepada siswa atau anak didik. Sedangkan mengajar menurut Burton dalam Sagala, 2003:61 mengemukakan “mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar”. Jadi yang dimaksud mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals cita-cita, appreciations penghargaan dan knowledge . Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan keterampilan mengajar guru adalah kemampuan atau kecakapan guru dalam membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri dalam proses kegiatan belajar mengajar. Suatu kegiatan terkadang menimbulkan kebosanan termasuk juga dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa akan merasa bosan apabila guru dalam memberikan materi pelajaran tidak menggunakan gaya mengajar yang baik dan monoton. Untuk menghindari kebosanan maka perlu diadakan variasi gaya mengajar oleh guru. Tetapi variasi gaya mengajar oleh guru harus dilakukan dengan hati-hati agar berhasil dengan baik dan berguna untuk menarik perhatian, minat dan semangat siswa dalam belajar. Uzer Usman 2010:74 mengemukakan ada 8 delapan keterampilan mengajarmembelajarkan yang sangat berperan dan bertanya. 1. Keterampilan memberi penguatan. 2. Keterampilan mengadakan variasi. 3. Keterampilan menjelaskan. 4. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran. 5. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil. 6. Keterampilan mengelola kelas. 7. Keterampilan mengajar perseorangan. commit to user 17 Udin Syaifudin Saud 2008 : 55 mengemukakan komponen-komponen dari variasi gaya mengajar sebagai berikut : 1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran. 2. Keterampilan menjelaskan. 3. Keterampilan bertanya. 4. Keterampilan memberi penguatan. 5. Keterampilan menggunakan media pembelajaran. 6. Keterampilan membimbing kelompok kecil. 7. Keterampilan mengelola kelas. 8. Keterampilan mengadakan variasi. 9. Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil. Keterangan dari komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi gaya mengajar sebagai berikut :

1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Keterampilan membuka pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi murid agar minat dan perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya. Dengan demikian usaha tersebut akan memberikan efek positif bagi kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, kegiatan yang akan dilakukan oleh guru dimaksudkan untuk menciptakan suasana mental siswa agar terpusat pada hal-hal yang dipelajarinya. a. Tujuan keterampilan membuka pelajaran, yaitu untuk : 1 membantu siswa mempersiapkan diri agar sejak semula sudah dapat membayangkan pelajaran yang akan dipelajarinya. 2 Menimbulkan minat dan perhatian siswa pada apa yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar. 3 Membantu siswa agar mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan. 4 Membantu siswa agar mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasainya dengan hal-hal baru yang akan di pelajari atau yang belum dikenalnya. b. Komponen-komponen dalam keterampilan membuka pelajaran, yaitu : 1 Menarik perhatian siswa, diantara dengan cara : a Melakukan variasi dalam mengajar. b Menggunakan alat bantu mengajar. c Menggunakan variasi dalam pola interaksi. 2 Memotivasi siswa, diantara dengan cara : a Menimbulkan kehangatan dan keantusiasan. commit to user 18 b Menimbulkan rasa ingin tahu. c Mengemukakam ide yang bertentangan. d Memperhatikan minat siswa. 3 Memberi acuan, diantaranya dengan cara : a Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas. b Mengajukan pertanyaan-pertanyaan. c Menyarankan langkah-langkah yang harus ditempuh siswa dalam kegiatan pembelajaran. d Membuat kaitan, diantaranya dengan cara menghubungkan minat, pengalaman, dan hal-hal yang dikenal oleh siswa ketika guru melakukan kegiatan pembelajaran. Berbeda dari keterampilan membuka pelajaran, keterampilan menutup pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran. a. Tujuan keterampilan menutup pelajaran, yaitu untuk : 1 Mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran. 2 Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam membelajarkan siswa. 3 Membantu siswa agar mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang telah dikuasainya dengan hal-hal yang baru saja dipelajarinya. b. Komponen keterampilan menutup pelajaran , yaitu : 1 Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran atau membuat ringkasan. 2 Mengevaluasi, dengan cara : a Mendemonstrasikan keterampilan. b Mengaplikasikan ide baru. c Mengekspresikan pendapat siswa sendiri. d Memberi soal-soal lisan maupun tulisan. e Mengadakan pengayaan, tugas mandiri, maupun tugas terstruktur. Prinsip-prinsip Keterampilan Membuka dan Menutup pelajaran, yaitu : a. Bermakna Usaha untuk menarik perhatian siswa atau memotivasi siswa harus sesuai dengan isi dan tujuan pelajaran. Cerita singkat atau lawakan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran hendaknya di hindarkan. b. Berurutan dan berkesinambungan commit to user 19 Kegiatan ini dilakukan oleh guru dalam memperkenalkan atau merangkum kembali pelajaran sebagai bagian dari kesatuan yang utuh. Perwujudan prinsip berurutan dan berkesinambungan ini memerlikan adanya suatu susunan bahan pelajaran yang tepat, sesuai dengan minat siswa, ada kaitan logis antara satu bagian dengan lainnya, sehingga dapat disusun rantai kognisi yang jelas dan tepat. Jadi tujuan pokok dalam membuka pelajaran adalah untuk menyiapkan mental siswa agar siap memasuki mata pelajaran yang dibahas. Sedangkan menutup pelajaran biasanya guru merangkum materi pelajaran atau membuat garis besar dari mata pelajaran yang diajarkan sehingga siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang isi pelajaran, juga guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang isi materi pelajaran atau memberi tugas rumah kepada siswa.

2. Keterampilan menjelaskan

Keterampilan menjelaskan dalam pelajaran ialah keterampilan menyajikan informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya, misalnya antar sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok, merupakan cirri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam kegiatan seorang guru. Interaksi di dalam kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan, baik oleh guru sendiri, oleh guru dan siswa, maupun antara siswa dengan siswa. 1. Tujuan keterampilan menjelaskan, yaitu : a. Membimbing murid memahami materi yang dipelajari b. Melibatkan murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah-masalah c. Untuk memberikan balikan kepada murid mengenai tingkat pemahamannyadan untuk mengatai kesalahpahaman mereka. d. Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran serta menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah. e. Menolong siswa untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil, dan prinsip-prinsip umum secara objektif dan bernalar. 2. Komponen-komponen keterampilan menjelaskan, yaitu : a. Komponen merencanakan commit to user 20 Penjelasan yang diberikan oleh guru perlu direncanakan dengan baik, terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan penerima pesan. 1 Isi pesan materi meliputi : a Analisis masalah secara keseluruhan. Dalam hal ini termasuk mengidentifikasi unsur-unsur apa yang akan dihubungkan dalam penjelasan tersebut. b Penemuan jenis hubungan yang ada antara unsur-unsur yang dikaitkan tersebut. c Penggunaan hukum atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. 2 Penerima pesan Merencanakan suatu penjelasan harus mempertimbangkan penerima pesan. Penjelasan yang disampaikan tersebut sangat bergantung pada kesiapan anak yang mendengarkannya. Hal ini berkaitan erat dengan jenis kelamin, usia, kemampuan, latar belakang, sosial, dan lingkungan belajar. Oleh karena itu, dalam merencanakan suatu penjelasan harus selalu mempertimbangkan faktor-faktor tersebut diatas. b. Penyajian suatu penjelasan Penyajian suatu penjelaan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikn hal-hal sebagai berikut. 1 Kejelasan Penjelasan hendaknya diberikan dengan bahasa yang mudah dimengerti siswa dan menghundari penggunaan ucapan-ucapan dan istilah-istilah lain yang tidak dapat dimengerti oleh siswa. 2 Penggunaan contoh dan ilustrasi Dalam memberikan penjelasan sebaiknya menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya denganj sesuatu yang dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. 3 Pemberian tekanan Dalam memberikan penjelasan, guru haru mengarahkan perhatian siswa agar terpusat pada masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau commit to user 21 isyarat lisan, seperti “yang terpenting”, “perhatikan baik-baik konsep ini” atau “perhatikan yang ini agak susah” 4 Penggunakan balikan Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan atau ketidak mengertiannya ketikan penjelasan itu diberikan. Berdasarkan balikan itu, guru perlu menyesuaikan dalam penyajiannya, misalnya kecepatannya, member contoh tambahan atau mengulangi kembali hal-hal yang penting. Balikan tentang sikap siswa dapat dijaring bersamaan dengan pertanyaan yang bertujuan menjaring balikan tentang pemahaman mereka. 3. Prinsip-prinsip keterampilan menjelaskan, yaitu : a. Penjelasan dapat diberikan pada awal, di tengah, ataupun di akhir jam pertemuan pelajaran, tergantung pada keperluannya. Penjelasan itu dapat juga diselingi dengan tujuan pembelajaran. b. Penjelasan haru relevan dengan tujuan pembelajaran. c. Guru dapat memberikan penjelasan apabila ada pertanyaan dari siswa ataupun yang direncanakan oleh guru sebelumnya. d. Materi penjelasan haru bermakna bagi siswa e. Penjelasan harus sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa. Jadi kesimpulannya, keterampilan menjelaskan merupakan penyajian informasi secara lisan untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang amat penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi dengan siswa didalam kelas. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2002 : 188 da lam kaitannya dengan penyajian informasi secara lisan, mengemukakan bahwa “ suara guru dapat bervariasi berintonasi, nada, volume, dan kecepatan.” Sehingga dapat dikatakan bahwa guru dapat mendramatisir suatu peristiwa, menunjukkan hal-hal yang dinggap penting, berbicara secara pelan dengan seorang anak dan didik, atau berbicara secara tajam dengan anak didik yang kurang perhatian.

3. Keterampilan bertanya

commit to user 22 Bertanya merupakan setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri siswa. Cara untuk mengajukan pertanyaan yang berpengaruh positif bagi kegiatanbelajar siswa merupakan hal yang tidak mudah. Oleh sebab itu seorang guru hendaklah berusaha agar memahami dan menguasai penggunaan keterampilan bertanya. a. Tujuan pertanyaan yang diajukan kepada siswa, yaitu : 1 Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dibicarakan. 2 Memusatkan perhatian siswa pada suatu masalah yang sedang dibahas. 3 Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa dalam belajar. 4 Mengembangkan cara belajar siswa aktif 5 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi. 6 Mendorong siswa mengemukakan pendapat dalam diskusi. 7 Menguji dan mengukur hasil diskusi b. Komponen-komponen keterampilan bertanya, yaitu : 1 Keterampilan bertanya tingkat dasar a penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya. b pemberian acuan. Sebelum memberikan pertanyaan, kadang-kadang guru perlu memberikan acuan berupa pernyataan yang berisi informasi yang releven dengan jawaban yang diharapkan dari sisiwa. c pemindahan giliran. Adakalanya suatu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari seorang siswa, karena jawaban belum benar atau belum memadai. Untuk itu guru dapat menggunakan tehnik pemindahan giliran. Mula-mula guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, kemudian memilih salah seorang siswa untuk menjawab, dengan menunjuk siswa itu. d penyebaran. Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya di dalam pelajaran, guru perlu menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan secara acak, ia hendaknya berusaha agar siswa dapat memberikan giliran secara merata. commit to user 23 e pemberian waktu berfikir. Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberikan waktu beberapa detik untuk berfikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2002 : 189 mengemukakan bahwa “pemberian waktu dapat diberikan setelah guru mengajukan beberapa pertanyaan, untuk mengubahnya menjadi pertanyaan yang lebih tinggi tingkatannya setelah keadaan memungkinkan.” Sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian waktu ini bertujuan agar siswa memakai waktu diberikan guru untuk mengorganisasi jawabannya agar menjadi lengkap. f Pemberian tuntunan. Bila seorang siswa memberikan jawaban salah atau tidak dapat memberikan jawaban, guru hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa itu, agar ia dapat menemukan sendiri jawaban yang benar. 2 Keterampilan bertanya tingkat lanjutan a Pengubahan tuntunan tingkat kognisi dalam menjawab pertanyaan. Dalam mengajukan pertanyaan guru hendaknya berusaha mengubah tuntunan tingkat kognisi dalam menjawab pertanyaan dari tingkat yang paling rendah yaitu : evaluasi ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesa. b Pengaturan urutan pertanyaan. Untuk mengembangkan tingkat kognisi dari yang sifatnya lebih rendah kearah lebih tinggi dan kopleks, guru hendaknya dapat mengatur urutan pertanyaan yang diajukan kepada siswa. c Penggunaan pertanyaan pelacak. Jika jawaban yang diberikan siswa dinilai benar oleh guru, tetapi masih dapat ditingkatkan menjadi sempurna, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa tersebut. d Peningkatan terjadinya interaksi. Agar siswa terlihat secara pribadi dan lebih bertanggung jawab atas kemajuan dan hasil diskusi, guru hendaknya mengurangi atau menghilangkan peranan sebagai penannya sentral dengan cara mencegah pertanyaan dijawab oleh seorang siswa. Dan jika siswa mengajukan pertanyaan, guru tidak segera menjawab, tetapi melontarkan kembali pada siswa lainnya. 3 Prinsip-prinsip keterampilan bertanya, yaitu : commit to user 24 a Kehangatan dan antusias Peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, guru perlu menunjukkan sikap, baik pada waktu mengajukanpertanyaan maupun ketika menerima jawaban dari siswa. Sikap dan gaya guru termasuk suara, ekpresi, wajah, gerakan, dan posisi badan menampakkan adanya tindakan kehangatan dan keantusiasan. b Kebiasaan yang perlu dihindari 1 Jangan mengulang-ulang pertanyaan apabila siswa tak mampu menjawabnya. 2 Jangan mengulang-ulang jawaban siswa 3 Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum memperoleh kesempatan untuk menjawabnya. 4 Usahakan agar siswa tidak menjawab pertanyaan secara serempak, karena guru tidak mengetahui dengan pasti siapa yang menjawab dengan benar dan siapa yang salah. 5 Menentukan siswa yang harus menjawab sebelum mengajukkan pertanyaan. Oleh karena itu, pertanyaan hendaknya ditujukan lebih dahulu kepada seluruh siswa, baru kemudian guru menunjuk salah seorang untuk menjawab. 6 Pertanyaan ganda. Guru kadang-kadang mengajukan pertanyaan yang sifatnya ganda, menghendaki beberapa jawaban atau kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. Jadi keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar, karena metode apapun, tujuan pengajaran apapun yang ingin dicapai dan bagaimana keadaan siswa yang dihadapi,maka bertanya kepada siswa merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan. Karena pertanyaan yang diajukan kepada siswa agar berpengaruh tidaklah mudah. Sehingga diharapkan guru dapat menguasai dan melaksanakan keterampilan bertanya pada situasi yang tepat, sebab memberi pertanyaan secara efektif dan efisien akan dapat menimbulkan perubahan tingkah laku baik pada guru maupun dari siswa. Dari guru yang sebelumnya selalu aktif memberi informasi akan berubah menjadi banyak mengundang interaksi siswa, sedangkan dari siswa yang sebelumnya secara pasif mendegarkan keterangan guru akan berubah menjadi banyak berpartisipasi dalam bertanya, menjawab pertanyaan mengemukakan pendapat. commit to user 25

4. Keterampilan Memberi Penguatan

Penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. a. Tujuan keterampilan memberi penguatan, yaitu : 1 Meningkatkan perhatian siswa pada pelajaran 2 Meningkatkan motivasi belajar siswa 3 Memudahkan siswa untuk belajar 4 Mengeliminir tingkah laku siswa yang negatif. b. Komponen-komponen keterampilan penguatan, yaitu : 1 Penguatan verbal Penguatan verbal biasanya diutarakan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainnya. Misal : “pintar sekali”, “bagus”, “betul”, “seratus buat Arnes”. 2 Penguatan non verbal Penguatan ini meliputi beberapa hal, seperti : a Penguatan berupa mimik dan badan, misalnya : acungan jempol, senyuman, kerut kening, wajah cerah. b Penguatan dengan cara mendekati, misanya : duduk dekat siswa, berdiri di samping siswa, berjalan di sisi siswa. c Pengaturan dengan kegiatan menyenangkan. Dalam hal ini guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan yang disenangi oleh siswa sebagai penguatan. Misanya, apabila siswa dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, maka dia dapat diminta untuk membantu teman lainya. d Penguatan berupa symbol dan benda,misalnya kartu bergambar lecana, bintang dari plastik. e Penguatan yang penuh, yang diberikan apabila siswa memberi jawabannya sebagian yang benar. Dalam hal ini guru tidak boleh langsung menyalahkan siswa, tetapi sebaiknya memberikan penguatan tak penuh, misalnya : “ya, jawabanmu sudah baik, tetapi masih dapat disempurnakan”, sehingga siswa tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidak selurunya salah, dan ia mendapatkan dorongan untuk menyempurnakannya. c. Prinsip-prinsip keterampilan penguatan, yaitu : 1 Kehangatan dan antusias commit to user 26 2 Kebermaknaan 3 Menghindari respon yang negative 4 Penguatan pada perorangan 5 Penguatan pada kelompok siswa 6 Penguatan yang diberikan dengan segera 7 Penguatan yang diberikan secara variatif. Jadi pemberian penguatan ini dilakukan oleh guru dengan tujuan agar anak lebih giat berpartisiasi dalam interaksi belajar mengajar dan siswa agar mengulangi lagi perbuatan yang baik walaupun pemberian penguatan sangat mudah pelaksanaannya, namun kadang-kadang banyak diantara guru yang tidak melakukan pemberian penguatan kepada muridnya yang melakukan perbuatan baik. Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun dapat pula pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut, pemberian penguatan yang berlebihan akan berakibat fatal. Untuk itu menurut penulis ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam pemberian penguatan antara lain: a. Hangat dan Antusias Guru dalam memberikan penguatan kepada siswa hendaknya menunjukkan sifat yang baik, menarik dan juga sungguh-sungguh sehingga siswa merasa senang dengan sikap guru diwaktu memberi penguatan. Dalam pemberian penguatan diharapkan guru menunjukkan ekspresi wajah yang menarik, sinar mata yang sejuk, suara yang jelas dan enak didengar. b. Bermakna Pemberian penguatan hendaknya disesuaikan dengan tingkat pencapaian keberhasilan siswa dan mempunyai arti bagi siswa yang melakukan perbuatan itu sehingga penguatan dapat diterima siswa dengan senang hati. c. Hindari Penggunaan Penguatan Negatif Walaupun pemberian kritik atau hukuman adalah efektif untuk dapat mengubah motivasi,penampilan dan tingkah laku siswa, namun pemberian itu memiliki akibat yang sangat kompleks, dan secara psikologis agak kontraversial,karena itu sebaiknya dihindari banyak akibat yang muncul yang tidak dikehendaki misalnya siswa menjadi frustasi, pemberani, hukuman dianggap sebagai kebanggaan,dan peristiwa akan terulang kembali. commit to user 27 d. Penggunaan Bervariasi Pemberian penguatan seharusnya diberikan secara bervariasi baik komponennya maupun caranya dan diberikan secara hangat dan antusias. Penggunaan cara dan jenis komponen yang sama misalnya guru selalu menggunakan kata- kata “bagus” akan mengurangi efektivitas pemberian penguatan. Pemberian penguatan juga akan bermanfaat bila arah pemberiannya bervariasi, mula-mula keseluruhan anggota kelas, kemudian kelompok kecil, akhirnya keindividu, atau sebaliknya tidak berurutan.

5. Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran. a. Tujuan keterampilan media pembelajaran, yaitu : 1 Memperjelas penyajian pesan agar terlalu verbalistis 2 Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan adanya indera 3 Memperlancar jalannya proses pembelajaran 4 Menimbulkan kegairahan belajar 5 Memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan dan kenyataan 6 Memberi kesempatan pada siswa untuk belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Mulyani Sumantri dan Johar Permana 2001: 153- 154 mengemukakan bahwa secara khusus media pengajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut: 1 Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan tertentu dengan menggunakan media yang tepat menurut karakteristik bahan. 2 Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar. 3 Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknoligi, karena peserta didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu. 4 Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik. b. Komponen-komponen keterampilan menggunakan media pembelajaran, yaitu: 1 Media audio, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran yang mempunyai sifat dapat didengarkan oleh siswa, seperti radio. 2 Media visual, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang mempunyai sifat dapat dilihat oleh siswa, seperti peta. commit to user 28 3 Media audio visual, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang mempunyai sifat dapat dilihat dan didengar oleh siswa,seperti televisi edukasi. c. Prinsip-prinsip keterampilan menggunakan media pembelajaran, yaitu : 1 Tepat guna, artinya media pembelajarn yang digunakan sesuai dengan kompeteni dasar 2 Bedaya guna, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu meningkatkan motivasi siwa 3 Bervariasi, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu mendorong sikap aktif siswa dalam belajar. d. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Media pembelajaran pada umumnya berfungsi sebagai alat perantara bagi guru kepada murid atau anak didik. Media ini digunakan agar anak didik merasa lebih nyaman dan tertarik dalam mengikutikegiatan pembelajaran. Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana 2001: 154 bahwa “media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mengantarkan atau menyampaikan pesan, berupa sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap kepada pesera didik sehingga peserta didik itu dapat menangkap, memahami dan memiliki pesan-pesan dan makna yang disampaikan itu”. Mulyani Sumantri dan Johar Permana 2001: 154 mengungkapkan bahwa secara umum media berfungsi sebagai: 1 Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif 2 Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar 3 Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme 4 Membangkitkan motivasi belajar peserta didik 5 Mempertingi mutu belajar mengajar. Dalam garis besarnya menurut Levie dan Lentz dalam Azhar Arsyad 2006: 16 mengungkapkan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu: 1 Fungsi Atensi Yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. 2 Fungsi Afektif commit to user 29 Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat mengubah emosi dan sikap siswa. 3 Fungsi Kognitif Media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambing visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. 4 Fungsi Kompensatoris Media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingantnya kembali. Dari penjelasan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa setiap anak didik memiliki kemampuan indra yang tidak sama baik pendengaran maupun penglihatannya demikian juga kemampuan berbicara.ada yang lebih senang membaca, ada yang lebih mendengarkan, ada yang suka mendengarkan dulu baru membaca dan sebaliknya. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan indra yang dimiliki tiap anak didik dapat dikurangi. Untuk menarik perhatian anak didik misalnya, guru dapat memulai berbicara lebih dulu, kemudian menulis dipapan tulis dilanjutkan dengan melihat contoh kongkrit. Dengan varisi seperti itu dapat memberi stimulus terhadap indra anak didik. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2002 : 190 mengemukakan mengemukakan komponen dalam variasi penggunaan media, sebagai berikut : 1 Variasi media pandangan. Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi seperti buku, majalah, globe, peta, majalah dinding, film, TV, gambar grafik, model, demontrasi dan lain-lain. Penggunaan yang lebih luas dari alat-alat tersebut akan memiliki keuntungan : a Membantu secara kongkret konsep berfikir, dan mengurangi respon yang kurang bermanfaat. b Memiliki secara potensial perhatian anak didik pada tingkat yang tinggi. c Dapat membuat hasil belajar yang riil yang akan mendorong kegiatan madiri anak didik. d Mengembanhkan cara berpikir berkesinambungan, seperti halnya dalam film. e Memberi pengalaman yang tidak mudah dicapai oleh alat yang lain. commit to user 30 f Menambah frekuensi kerja, lebih dalam, dan variasi belajar. 2 Variasi media dengar. Pada umumnya dalam proses belajar mengajar di kelas, suara guru adalah alat utama dalam berkomunikasi, dan ini tidak pernah disinggung. Variasi dalam penggunaan media dengar memerlukan sekali saling pergantian atau kombinasi dengan media pandangan dan media taktil. Contohnya adalah pembicaraan anak didik, rekaman bunyi dan suara, rekaman drama, yang semuanya itu dapat memiliki relevansi dengan pelajaran. 3 Variasi media taktil. Pengguanaan media taktil memberi kesempatan kepada anak didik untuk menyentuh dan memenipulasi benda atau bahan ajaran. Dalam hal ini akan melibatkan anak didik dalam kegiatan penyusunan atau pembuatan model, yang hasilnya dapat disebutkan sebagai “media taktil“. Kegiatan tersebut dapat dilakukan secara individu atau kelompok kecil. Contohnya, dalam mata pelajaran kesekretarisan dapat mengisi buku agenda surat. Sehingga dapat dikatakan bahwa variasi gaya mengajar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar. Komponen – komponen variasi gaya mengajar harus dikuasai guru guna menggairahkan belajar anak didik dalam waktu yang relatif lama dalam suatu pertemuan kelas.

6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses percakapan yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, menagmbil keputusan, memecahkan suatu masalah. Jadi, pengertian keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil ialah keterampilan melaksanakan kegiatan membimbing siwa agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil dengan efektif. a. Tujuan keterampilan membimbing kelompok diskusi kecil, yaitu : a. Siswa dapat memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka. b. Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berfikir dan berkomunikasi. c. Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. b. Komponen-komponen keterampilan membimbing kelompok diskusi kecil, yaitu : commit to user 31 1 Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi. 2 Memperjelas masalah maupun usulanpendapat. 3 Menganalisis pandangan atau pendapat siswa. 4 Meningkatkan usulan siswa. 5 Menyebarluaskan kesempatan berpatisipasi. 6 Menutup dikusi. c. Prinsip-prinsip keterampilan membimbing kelompok diskusi kecil, yaitu : 1 Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”. Hal ini ditandai dengan adanya keantusiasan berpatisipasi, kehangatan hubungan antar pribadi, kesediaan menerima, dan mengenal lebih jauh topik diskusi, dan menghargai pendapat orang lain. Dengan demikian semua anggota kelompok mempunyai keinginan untuk mengenal dan dihargai, dapat merasa aman dan bebas mengemukakan pendapat. 2 Perlu perencanaan dan persiapan yang matang, meliputi : a Topik yang akan dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, minat, dan kemampuan siswa. b Masalah hendaknya mengandung jawaban yang kompleks bukan jawaban tunggal. c Adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik tersebut agar para siswa memiliki latar belakang pengetahuan yang sama. d Guru harus benar-benar siap dengan sumber informasi sebagai motivator sehingga mampu memberikan penjelasan dan mengerjakan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memotivasi siswa.

7. Keterampilan Mengelola Kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya apabila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. a. Tujuan keterampilan mengelola kelas, yaitu : 1 Mendorong siswa mengembangkan tingkah lakunnya yang sesuai tujuan pembelajaran. 2 Membantu siswa menghentikan tingkah lakunya yang menyimpang dari tujuan pembelajaran. 3 Mengendalikan siswa dan sarana pembelajaran dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. commit to user 32 4 Membina hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi efektif. b. Komponen-komponen keterampilan mengelola kelas, yaitu : 1 Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal bersifat preventif . Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan kegiatan pembelajaran, sehingga berjalan secara optimal, efisiaen dan efektif. 2 Keterampilan yang berhubungan dengan hubungan pengembangan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan. Dalam hal ini guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengendalikan kondisi belajar yang optimal. c. Prinsip-prinsip keterampilan mengelola kelas, yaitu : 1 Memodifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laki siswa yang mengalami masalah dan memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis. 2 Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara : memperlancar tugas-tugas, memelihara kegiatan kelompok, memelihara semangat siswa, dana mengenai konflik yang timbul. 3 Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku keliruyang muncul, dan ia mengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan ketidak patutan tingkah laku tersebut serta erusaha untuk menemukan pemecahannya. Sedangkan menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain 2002 : 207-209 mengemukakan bahwa untuk memperkecil gangguan dalam pengelolaan kelas, maka penting bagi guru untuk mengetahui hal-hal seperti berikut ini : a Hangat dan antusias Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mpengimplementasikan pengelolaan kelas. b Tantangan Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi munculnya tingkah laku yang menyimpang. commit to user 33 c Bervariasi Penggunaan media atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian anak didik. Apalagi dengan penggunaan yang bervariasi, akan efektif dalam menghindari kejenuhan siswa. d Keluwesan Keluwesan tingkah laku guru dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didik serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan anak didik, tdak adanya perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya. e Penekanan pada hal-hal yang positif Penekanan pada hal-hal yang positif, yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku anak didik yang positif dari pada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif, dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proes belajar mengajar. f Penanaman disiplin diri Tujuan akhir pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses interaksi edukatif. Yang termasuk kedalam hal ini adalah misalnya penghentian tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas anak didik, atau penetapan norma kelompok yang produktif. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Juga hubungan interpersonal commit to user 34 yang baik antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas.

8. Keterampilan Mengadakan Variasi

Kehidupan akan lebih menarik jika penuh dengan variasi. Begitu juga dalam kegiatan belajar-mengajar. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para siswa serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Keterampilan mengadakan variasi ini dapat juga dipakai untuk penggunaan keterampilan bertanya member penguatan, menjelaskan sebagainnya. a. Tujuan keterampilan mengadakan variasi, yaitu : 1 Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek pembelajaran. 2 Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih cukup hidup dan lingkungan belajar dengan lebih baik. b. Komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi, yaitu : 1 Variasi dalam gaya mengajar, yang meliputi pengguanakan variasi suara, pemusatan perhatian siswa, kesenyapan guru, mengadakan kontak pandang dan gerak, gerakan badan dan mimik, serta pergantian posisi guru di dalam kelas. 2 Variasi dalam penggunaan media pembelajaran, meliputi : media yang dapat dilihat, media yang dapat didengar, media yang dapat diraba, serta media yang dapat didengar, dilihat dan diraba. 3 Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Mulai dari kegiatan yang didominasi oleh guru sampai kegiatan mandiri yang dilakukan oleh siswa. c. Prinsip-prinsip keterampilan mengadakan variasi, yaitu : 1 Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Pengguanaan variasi yang wajar dan beragam sangat dianjurkan. Sedangkan pemakainan yang berlebihan akan menimbulkan kebingungan dan dapat mengganggu proses belajar mengajar. 2 Variasi harus digunakan dengan lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran. 3 Variasi harus direncanakan secara secara baik dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran. commit to user 35 Jadi variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks interaksi belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam proses belajar mengajar murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Pemberian variasi dalam proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai perubahan pengajaran dari yang satu dengan yang lain disinilah pentingnya seorang guru menguasai berbagai metode dalam mengajar sebab dengan menggunakan berbagai metode dalam mengajar akan membangkitkan gairah belajar siswa. Misalnya saja seorang guru diawal mata pelajaran menggunakan metode ceramah kemudian diselingi dengan metode tanya jawab mau tak mau siswa akan mempunyai keseriusan dalam memperhatikan pelajaran.

9. Keterampilan Mengajar Perorangan dan Kelompok Kecil.

a. Tujuan mengajar perorangan dan kelompok kecil, yaitu : Tujuan keterampilan mengajar perorangan 1 Memberikan rasa tanggungjawab yang lebih besar kepada siswa. 2 Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada siswa. 3 Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih kreatif. 4 Membentuk hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa, maupun antara siswa dengan siswa. b. Komponen-komponen keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil, yaitu : 1 Keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran. Hal ini berhubungan dengan pengembangan progam kurikulum. Guru harus terampil membuat perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan progam dan kebutuhan siswa, serta mampu melaksanakan rencana tersebut. Dengan demikian guru dituntut mampu dan terampil mendiagnosis kemampuan akademik siswa, gaya belajar, kecenderungan minat dan tingkah disiplin siswa. Berdasarkan analisis tersebut, guru diharapkan mampu menetapkan kondisi dan tuntutan belajar yang memungkinkan siswa memikul tanggung jawab sendiri dalam belajar. 2 Keterampilan mengorganisasi commit to user 36 Selama kegiatan pembelajaran perorangankelompok kecil berlangsung, guru berperan sebagai organisator. Guru bertugas dan memonitor kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir. 3 Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi Salah satu ciri dalam pengajaran perorangan kelompok kecil ialah terjadinya hubungan yang sehatdan akrab antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Hal ini akan terjadi apabila guru dapat menciptakan suasana yang terbuka sehingga benar-benar merasa bebas dan leluasa untuk mengemukakan pendapatnaya. Di samping itu, siswa mempunyai keyakinan bahwa guru akan selalu siap mendengarkan atau memperhatikan pendapatnya dan bersedia membantu apabila diperlukan. 4 Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar Mengajar perorangan atau kelompok kecil berarti memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar sendiri. Agar siswa benar-benar dapat belajar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai, guru harus terampil dalam membantu siswa agar mudah belajar dan tidak mengalami patah semangat. c. Prinsip prinsip keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil, yaitu : 1. Prinsip-prinsip keterampilan mengajar perorangan, yaitu : a Guru perlu mengenal siswa secara pribadi, sehingga kondisi belajar dapat diatur dengan tepat. b Siswa bekerja bebas dengan bahan yang telah siap pakai, seperti : modul, paket belajar, atau dengan bahan yang telah disiapkan oleh guru sendiri. c Tidak semua mata pelajaran cocok disajikan secara perorangan. 2. Prinsip-prinsip keterampilan mengajar kelompok kecil, yaitu : a Mengajar di dalam kelompok kecil yang bercirikan : 1 Memiliki keanggotaan yang jelas. 2 Terdapat kesadaran kelompok. 3 Memiliki tujuan bersama. 4 Saling tergantung dalam memenuhi kebutuhan. 5 Ada interaksi dan komunitas antar anggota. 6 Ada tindakan bersama. b Kualitas kelompok diharapkan dapat berperan secara positif, apabila syarat-syarat kelompok dipenuhi, yaitu : 1 Terjadi hubungan yang akrab diantara sesama anggota. commit to user 37 2 Terjadi hubungan yang erat dan kompak diantara anggota kelompok. 3 Para anggota kelompok memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. 4 Para anggota kelompok memiliki rasa kebersamaan yang kuat. c Pedoman pelaksanaan 1 Pembentuk kelompok yang meliputi : a Sebaiknya jumlah anggota kelompok antara 5-7 orang dengan pertimbangan bahwa semakin banyak anggota, maka semakin berkurang efektifitas dan aktifitas belajar setiap anggota. b Pembentukan kelompok berdasarkan minat, pengalaman, dan prestasi belajar. 2 Perencanaan tugas kelompok Tugas yang dimaksud dapat bersifat parallel maupun komplementer 3 Persiapan dan perencanaan Guru perlu menyiapkan dan merencanakan pengaturan tempat, ruang, alat, sumber belajar yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran secara efektif bagi setiap kelompok. d Pelaksanaan, yang meliputi beberapa hal berikut. a Pelajaran diawali dengan pertemuan klasikal, untuk memberikan informasi umum kepada semua siswa. b Guru mempersilahkan masing-masing kelompok untuk melaksanakan tugas di tempat yang teredia. c Guru melakukan supervisi dan mengikuti perkembangan proses pembelajaran dalam kelompok. Jadi yang dimaksud dengan diskusi kelompok kecil di sini adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok individu dalam suatu interaksi tatap muka secara kooperatif untuk tujuan membagi informasi, membuat keputusan, dan memecahkan masalah. d. Indikator gaya mengajar guru. Berdasarkan uraian di atas, maka indikator yang digunakan dalam membahas keterampilan mengajar guru adalah sebagai berikut: 1 Guru terampil dalam membuka dan menutup pelajaran 2 Guru terampil dalam menjelaskan materi pembelajaran 3 Guru terampil dan kreatif dalam bertanya 4 Guru terampil memberi penguatan commit to user 38 5 Guru terampil dalam menggunakan media pembelajaran 6 Guru terampil dalam membimbing kelompok kecil 7 Guru terampil dalam mengelola kelas 8 Guru terampil dalam mengadakan variasi. 9 Guru terampil dalam mengajar perorangan dan kelompok kecil

4. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar

Tujuan belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan kognitif , sikap afektif , dan keterampilan psikomotorik . Kegiatan belajar akan dikatakan berhasil apabila sudah mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil yang maksimal tersebut dikatakan sebagai sebuah prestasi. Dalam kegiatan belajar tidak semua siswa mempunyai prestasi yang sama. Ada siswa yang memiliki prestasi tinggi, sedang, dan rendah. Perbedaan prestasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.

a. Pengertian Prestasi Belajar

Tujuan belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan kognitif , sikap afektif , dan keterampilan psikomotorik . Kegiatan belajar akan dikatakan berhasil apabila sudah mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil yang maksimal tersebut dikatakan sebagai sebuah prestasi. Prestasi belajar merupakan hasil yang hendak di capai setelah siswa mengalami proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar tidak semua siswa mempunyai prestasi yang sama. Ada siswa yang memiliki prestasi tinggi, sedang, dan rendah. Seorang siswa akan merasa bangga dan senang apabila prestasi belajarnya baik. Kaitannya dengan aktivitas belajar, HM. Faried Nasution 2001 : 39 mendefinisikan prestasi belajar sebagai berikut “Prestasi belajar adalah penguasaan seseorang terhadap pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazi mnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan guru”. Prestasi belajar akan selalu digunakan sebagai wujud hasil seseorang dalam memeperoleh kepuasan pada tingkat dan jenis tertentu terutama prestasi yang dicapai. Bentuk konkret prestasi yang dimiliki dengan nilai rapor yang diberikan kepada siswa setiap akhir program belajar. commit to user 39 Sutratinah Tirtonegoro 2001: 43 mengemukakan, ”Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”. Prestasi belajar juga berarti hasil yang telah dicapai seseorang setelah melaksanakan serangkaian kegiatan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang diberikan oleh guru dalam suatu periode tertentu. Prestasi Belajar inilah yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh siswa. Dengan mengetahui prestasi belajar seorang siswa secara keseluruhan maka dapat diketahui kemampuan siswa pada bidang yang disukai sehingga guru dapat mengembangkan proses belajar siswa secara berkelanjutan dan progresif. Prestasi tidak akan pernah berhasil selama seseorang tidak pernah melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataannya untuk mendapakan prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya . Setiap orang melakukan suatu aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu, pada akhirnya mereka ingin mengetahui hasil yang dicapainya. Hasil dari aktivitas yang dilakukan tersebut dinamakan prestasi.

b. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.

Prestasi yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya. Pengenalan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam membantu siswa mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa menurut pendapat Ngalim Purwanto 2002: 102 dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Faktor Individual Faktor yang ada organisme itu sendiri, meliputi : a. kematangan atau pertumbuhan b. kecerdasan atau intelejensi c. latihan dan ulangan d. motivasi e. sifat-sifat pribadi seseorang 2. Faktor Sosial Faktor yang ada di luar individu, meliputi : commit to user 40 a. keadaan keluarga b. guru dan cara mengajar c. alat-alat pelajaran d. motivasi sosial Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Faktor Individual a. Kematangan atau pertumbuhan Dalam belajar, faktor kematangan atau pertumbuhan perlu diperhatikan. Anak dapat menguasai sesuatu bila anak tersebut sudah cukup matang atau pertumbuhannya telah sampai untuk menerimanya. Mangajarkan sesuatu kepada anak akan menjadi sia-sia jika anak tersebut belum cukup matang untuk menerimanya. b. Kecerdasan atau intelegensi Kecerdasan atau intelejensi sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang akan dicapai siswa. Tinggi rendahnya prestasi yang dicapai selain faktor kematangan adalah faktor kecerdasan yang dimiliki. Walaupun anak sama-sama telah matang untuk belajar namun prestasi yang dicapai akan berbeda bila anak memiliki kecerdasan yang berbeda. Dengan adanya perbedaan kecerdasan pada anak maka prestasi belajar setiap anak akan berbeda-beda. Dengan demikian kecerdasan atau intelejensi mempunyai pengaruh dalam menentukan prestasi yang akan dicapai. c. Latihan dan ulangan Belajar memerlukan adanya latihan dan ulangan. Latihan dan ulangan sangat diperlukan untuk menambah pengalaman, sehingga anak akan lebih menguasai materi pelajaran. Tanpa adanya latihan dan ulangan materi yang yang diberikan kepada siswa akan mudah lupa. Dengan banyak latihan, siswa akan menemukan permasalahan yang baru dan sulit sehingga akan berusaha keras menyelesaikannya. Keberhasilan anak dalam menyelesaikan permasalahan baru tersebut akan semakin memacu anak untuk semakin giat belajar. d. Motivasi Motivasi merupakan salah satu penentu tinggi rendahnya prestasi yang akan dicapai. Motivasi merupakan daya penggerak atau dorongan yang ada pada individu untuk melakukan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan. Motif commit to user 41 berasal dari kebutuhan individu untuk memenuhi kebutuhannya. Motivasi dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri siswa dan motivasi yang berasal dari luar diri siswa. Motivasi yang berasal dari dalam diri siswa dapat mendorong lebih kuat untuk belajar. Dengan motivasi yang tinggi untuk mencapai cita-cita atau tujuan maka siswa akan semakin terpacu untuk belajar. e. Sifat pribadi seseorang Sifat pribadi yang dimiliki oleh seseorang akan berpengaruh terhadap prestasi yang dicapai dalam belajar. Setiap orang tidak akan memiliki sifat pribadi yang sama. Setiap orang memiliki sifat masing-masing yang berbeda. Perbedaan sifat pribadi setiap orang itulah yang membuat perbedaan prestasi yang akan dicapai. Siswa yang mempunyai sifat tekun dan mau berusaha keras akan belajar dengan rajin. Dengan rajin belajar, siswa tersebut akan memperoleh prestasi yang maksimal. 2. Faktor Sosial a. Keadaan keluarga Keadaan keluarga setiap orang tidak sama. Keadaan keluarga yang berbeda-beda menjadikan prestasi yang dicapai juga berbeda. Keluarga yang mempunyai cita-cita tinggi terhadap anaknya akan selalu mendorong anaknya untuk belajar. Dengan demikian anak akan semakin terrmotivasi untuk belajar. Keadaan kelaurga yang demikian akan membuat sang anak selalu berusaha untuk mencapai prestasi yang tinggi. b. Guru dan cara mengajar Peran guru dalam proses belajar mengajar cukup besar. Guru merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan bagi siswa. Guru juga merupakan panutan bagi siswanya. Kemampuan yang dimiliki guru dan cara mengajar yang digunakan akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Cara mengajar yang baik akan membuat siswa lebih mudah memahami materi pelajaran sehingga terpacu untuk belajar. c. Alat-alat pelajaran commit to user 42 Keberhasilan dalam belajar juga harus didukung oleh tersedianya alat-alat pelajaran. Tersedianya alat-alat pelajaran sangat membantu siswa dalam menguasai materi pelajaran yang diberikan. Dengan adanya alat-alat pelajaran dan didukung oleh kemampuan guru untuk menggunakannya akan mempercepat pemahaman dan penguasaan terhadap materi pelajaran. d. Motivasi sosial Motivasi merupakan daya pendorong yang dapat menggerakkan seseorang untuk mencapai tujuan. Dalam belajar motivasi sosial juga turut berperan untuk memperoleh prestasi yang maksimal. Motivasi sosial akan ikut mendorong siswa sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar.

c. Fungsi dan Kegunaan Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia, karena manusia selalu butuh akan pengakuan dan sekaligus sebagai sarana untuk mengukur kemampuan dirinya. Bagi siswa di sekolah prestasi merupakan faktor penting bagi siswa untuk mengetahui sejauh mana ia telah berhasil menguasai materi yang dipelajarinya. Prestasi juga berfungsi sebagai alat untuk mengungkapkan kebanggaan dan kepuasannya terhadap prestasi yang diraihnya. Adapun fungsi utama dan kegunaan dari prestasi belajar menurut Zainal Arifin 2001: 3 adalah: 1. Prestasi sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai oleh anak didik 2. Prestasi belajar sebagai lambing pemuasan hasrat ingin tahu 3. Prestasi belajar sebagai informasi dalam inovasi pendidikan 4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan 5. Prestasi belajar sebagai indikator terhadap daya serap kecerdasan anak didik.

d. Cara mengukur prestasi belajar

Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, prestasi siswa dapat diketahui dari hasil evaluasi. Menurut Muhibbin Syah 2006: 141 bahwa “evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”. Sedangkan menurut Tardif dalam Muhibbin Syah 2006: 141 menyebutkan “evaluasi berarti proses penelitian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai d engan kriteria yang telah ditetapkan”. commit to user 43 Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa evaluasi adalah proses penilaian untuk menggambarkan prestasi belajar siswa dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program melalui kegiatan yang berencana dan berkesinambungan. Sedangkan Oemar Hamalik 2001: 159 mendefinisikan “Evaluasi belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran pengumpulan data dan informasi, pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedang prestasi belajar itu merupakan indikator dan adanya derajad perubaha n tingkah laku siswa”. Dari pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi belajar merupakan suatu proses penilaian untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar siswa setelah siswa melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program melalui kegiatan yang berencana dan berkesinambungan. Tujuan dari penilaian adalah untuk mengetahui apakah siswa telah atau belum menguasai suatu kompetensi dasar tertentu. Selain itu untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa, mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa, mendiagnosis kesulitan belajar siswa, mengetahui hasil pembelajaran, mengetahui pencapaian kurikulum, mendorong siswa belajar dan mendorong guru agar mengajar dengan lebih baik. Mengenai sistem penilaian dalam evaluasi belajar umumnya ada dua macam, sebagaimana diungkapkan oleh Nana Sudjana 2001:7, “Sistem penilaian hasil belajar pada umumnya dibedakan ke dalam dua cara atau dua sistem, yaitu Penilaian Acuan Norma PAN dan Penila ian Acuan Patokan PAP.” Penilaian Acuan Norma merupakan penilaian yang mengacu pada rata-rata kelompoknya. Norma yang digunakan dalam sistem ini untuk menentukan derajad prestasi siswa dengan cara membandingkan dengan nilai rata-rata kelasnya. Dengan demikian akan diperoleh tiga kategori yaitu di atas rata-rata kelas, di sekitar rata-rata kelas, dan di bawah rata-rata kelas. Sedangkan Penilaian Acuan Patokan merupakan penilaian yang mengacu pada tujuan instruksional yang harus dikuasai siswa. Derajad keberhasilan siswa didasarkan pada tujuan yang seharusnya dicapai. commit to user 44

e. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Kearsipan

Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Batik 2 Surakarta berdasarkan rekomendasi dari Majelis Kejuruan Nasional memiliki tiga program pendidikan yaitu Program Normatif, Progaram Adapatif, dan Program Produktif. Program Normatif mencakup mata pelajaran kewarganegaraan, Pendidikan Agama, Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Program Adapatif mencakup mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, IPS, IPA, Kewirausahaan, dan Ketrampilan Komputer. Program Produktif hanya memilki satu kompetensi yaitu Administrasi Kantor. Program Administrasi Perkantoran kantor memiliki satu kompetensi utama yaitu mengelola administrasi kantor yang terdiri dari enam kompetensi yaitu : Mengurus Tata Usaha Kepegawaian, Menyelenggarakan Tata Usaha Perlengkapan, Melaksanakan Tata Usaha Keuangan, Melakukan Penataan Ruang Kantor, Melakukan Komunikasi secara Internal dan Eksternal, serta Mengerjakan Pengarsipan Surat dan Dokumen Kantor. Sehingga mata pelajaran Kearsipan merupakan implementasi dalam kompetensi Mengerjakan Pengarsipan Surat dan Dokumen Kantor. Mata pelajaran kearsipan memiliki 153 jam pembelajaran efektif per tahun, setiap jam pelajaran sama dengan 45 menit. Alokasi pembelajaran dalam mata pelajaran produktif minimum 70 . Materi pembelajaran Kearsipan Program Keahlian Administrasi Perkantoran tingkat XII di SMK Batik 2 Surakarta berdasarkan Rekomendasi dari Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional MPKN meliputi kompetensi dari sisi pengetahuan dan ketrampilan. Kompetensi Mengerjakan Pengarsipan Surat dan Dokumen Kantor memiliki 3 sub kompetensi anatara lain: 1 penerapan pengetahuan kearsipan, 2 menyimpan dan menemukan kembali surat dan dokumen, 3 melakukan pengearsipan surat dan dokumen kantor.

f. Penilaian Mata Pelajaran Kearsipan

Oemar Hamalik 2001: 159 mengatakan bahwa hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilai adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup tiga aspek yakni kognitif, afektif dan psikomotor. Saifuddin Anwar 2000: 9 menjelaskan bahwa seorang guru dan tenaga pengajar haruslah mengeathui dasar-dasar commit to user 45 penyusunan tes prestasi belajar yang baik agar dapat memperoleh hasil ukur yang akurat dan dapat dipercaya. Sekolah menggunakan rapor pada akhir periode tentang kelakuan, kerajinan dan kepandaian murid-murid. Dalam mata diklat kearsipan, prestasi yang dicapai siswa dalam penguasaan kompetensi-kompetensi teori dan praktek diukur dengan memberikan penilaian yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal ini disebabkan karena tidak hanya pengetahuan tentang materi saja yang diukur, tetapi juga ketrampilan yang dinilai. Di SMK Batik 2 Surakarta nilai rapor diperoleh dari perhitungan nilai ulangan setiap sub kompetensi mata pelajaran yang dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah ulangan yang dilakukan atau dapat dirumuskan sebagai berikut: NA= nilai ulangan subkompetensi ke-1 +nilai ulangan subkompetensi ke-2 + dst... n atau NA = rata-rata dari nilai subkompetensi. Keterangan: NA= nilai akhir nilai rapor n = ulangan per sub kompetensi pedoman penilaian kurikulum SMK Batik 2 Surakarta Berdasarkan uraian di atas, maka yang dapat dijadikan sebagai indikator prestasi belajar adalah nilai rapor mata diklat kearsipan pada semester ganjil. B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan merupakan penelaahan dari hasil penelitian yang terdahulu yang diperlukan untuk mempertajam penelitian yang akan dilakukan. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Oka Neny Riandari 2009 yang berjudul “Pengaruh Cara Belajar Akuntansi dan Minat Belajar Akuntansi terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Semester Genap Program Keahlian Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman Tahun Ajaran 20082009”. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan cara belajar akuntansi terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas X semester genap program keahlian akuntansi SMK YPKK 2 Sleman tahun ajaran 20082009 dengan t hitung lebih besar dari t tabel 4,8141,99 pada taraf signifikansi 5. Persamaan dari penelitian commit to user 46 relevan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Purwira Sari 2008 yang berjudul “Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru dan Disiplin Guru terhadap Prestasi Belajar Komputer Siswa Kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial di SMA Negeri 2 Temanggung Tahun Ajaran 20072008”. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar komputer siswa kelas XI ilmu pengetahuan sosial di SMA Negeri 2 Temanggung tahun ajaran 20072008 dengan t hitung lebih besar dari t tabel 19,4411,97 pada taraf signifikansi 5. Persamaan dari penelitian relevan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar. Persamaan penelitian yang akan peneliti lakukan dengan penelitian terdahulu adalah variabel-variabel yang digunakan yaitu cara belajar siswa ,keterampilan mengajar guru, dan prestasi belajar. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan adalahlokasi penelitian dan subyek yang diteliti. Penelitian sebelumnya diterapkan pada siswa di yang akan dilakukan di Sleman 20082009 dan Temanggung 20072008 sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan diterapkan pada siswa SMK Batik 2 Surakarta tahun 20102011. C. Kerangka Berfikir Kerangka berpikir dalam penelitian menjelaskan secara teoritis model konseptual variable – variable penelitian, tentang bagaimana pertautan teori – teori yang berhubungan dengan variabel yang ingin diteliti. 1. Pengaruh Cara Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Siswa yang ingin mendapatkan prestasi belajar yang baik hendaknya dapat mengembangkan cara belajar yang baik, karena dengan itu siswa akan lebih mudah menerima, menyerap, dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Siswa yang mempunyai cara belajar yang baik dan dapat mengembangkan cara belajar tersebut diharapkan dapat mencapaiprestasi yang baik sehingga bila dihadapkan pada suatu persoalan tentang materi pelajaran tersebut siswa akan dapat memahami dan menjawab dengan baik. Jadi cara belajar yang diterapkan siswa akan berpengaruh pada prestasi belajar yang akan dicapai. commit to user 47 2. Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Keterampilan mengajar guru merupakan hal yang tidak boleh diabaikan bila menginginkan proses belajar berjalan dengan baik. Dengan penggunaan keterampilan mengajar yang tepat maka proses belajar mengajar akan berjalan sesuai dengan tujuan, maka secara otomatis siswa akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang di sampaikan guru. Logikanya semakin tepat keterampilan mengajar guru maka semakin tinggi pula daya tangkap siswa terhadap materi pelajaran sehingga akan semakin tinggi pretasi belajar yang diraih siswa. Jadi jelas bahwa keterampilan mengajar guru turut mempengaruhi prestasi belajar siswa. 3. Pengaruh Cara Belajar Siswa dan Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Keberhasilan untuk mencapai prestasi belajar merupakan harapan semua pihak, namun demikian dengan melihat kondisi individu siswa yang berbeda-beda maka prestasi belajar yang dicapai siswapun akan berbeda-beda. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yang secara garis besar di kelompokkan menjadi dua, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu intern itu sendiri dan faktor yang berasal dari luar individu ekstern. Salah satu faktor intern adalah cara belajar dan salah satu faktor ekstern adalah keterampilan mengajar guru. Faktor cara belajar sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Dengan cara belajar yang baik maka kegiatan belajarpun menjadi lebih efektif dan efisien yang pada akhirnya menuju tercapainya prestasi belajar yang baik. Selain cara belajar, prestasi belajar juga di pengaruhi oleh keterampilan mengajar yang digunakan guru. Keterampilan mengajar guru harus tepat dan sesuai dengan tujuan proses belajar mengajar sehingga diharapkan mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Semakin tepat guru menggunakan keterampilan mengajar maka akan semakin lancar proses mengajarnya. Selanjutnya hal ini akan mempermudah siswa dalam menerima materi yang di ajarkan guru yang akhirnya akan membantu siswa dalam mencapai prestasi yang baik. Dalam penelitian ini, beberapa faktor di atas akan dijadikan sebagai variabel X 1 yaitu cara belajar siswa dan variabel X 2 yaitu keterampilan mengajar guru yang akan mempengaruhi variabel Y yaitu prestasi belajar siswa, sehingga dapat digambarkan secara skematis kerangka pemikiran sebagai berikut: commit to user 48 Gambar 1.1 : Kerangka Berfikir D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang dapat dibuktikan dan masih harus dibuktikan kebenarannya.. Hipotesis dari penelitian ini dibangun dari hasil kajian teoritis atau melalui proses menghubung – hubungkan sejumlah bukti empiris. Berdasarkan latar belakang masalah, kajian teori dan kerangka berfikir, dapat disusun hipotesis sebagai berikut : 1. Ada pengaruh yang signifikan cara belajar siswa terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun ajaran 20102011. 2. Ada pengaruh yang signifikan keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun ajaran 20102011. 3. Ada pengaruh yang signifikan cara belajar siswa dan keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun ajaran 20102011. Cara belajar siswa X 1 Keterampilan mengajar guru X 2 Prestasi belajar mata pelajaran kearsipan Y commit to user 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

PENGARUH FASILITAS BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR, DAN METODE MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN KELAS X JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 1 SALATIGA

0 5 150

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 1 CIANJUR.

0 0 51

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS.

1 2 37

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS X SMK NEGERI 11 BANDUNG.

0 0 41

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SISTEM KEARSIPAN PADA SISWA KELAS XI JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 2 PEKALONGAN.

1 4 113

PENGARUH KOMPETENSI GURU, FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 17

HUBUNGAN KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF MELAKUKAN PROSEDUR ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS XI JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN 2015/2016.

0 0 16

PENGARUH CARA BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MENGELOLA PERALATAN KANTOR KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 1 17

PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN DAN BELAJAR MANDIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MELAKUKAN PROSEDUR ADMINISTRASI SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 1