Variabel ini mencerminkan harga yang diterima petani dalam menjual produk pertaniannya. Variabel ini diukur dengan menggunakan satuan rupiah.
Hampir sebagian besar dari petani sampel menjual kepada agen pertanian Di tahun 2014, petani kedelai mempunyai posisi tawar yang bagus, karena pada
tahun ini, sedikit sekali petani yang menanam kedelai sehingga hasil panen juga mengalami penurunan produksi.
Tabel 5.8 Distribusi Harga Komoditi di Daerah Penelitian Nama Komoditi
Harga Komoditi
Kedelai 7.400
– 7.800 Semangka
1.300 – 1.400
Jagung 2.800
Padi 4.300
– 4.500 Kacang hijau
13.000
Sumber : data primer diolah
Harga yang diterima oleh petani kedelai berkisar antara 7.400 – 7.800 rupiah.
Harga kedelai tersebut meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya sekitar 4.500
– 5000 rupiahkg disebabkan pada tahun 2014 petani yang menanam kedelai sedikit dan mengalami panen yang berhasil tetapi jumlah kedelai
berkurang dibandingkan tahun lalu, sehingga menyebabkan kurangnya kedelai di pasar . Sedangkan untuk harga padi berkisar 4.300
– 4.500 rupiah, harga semangka 1.300
– 1.400 rupiah, harga jagung 2.800 rupiah dan harga kacang hijau 13.000 rupiah.
5.2 Hasil Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Petani dalam
melakukan Usahatani Kedelai
Universitas Sumatera Utara
Faktor – faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani untuk
melakukan usahatani kedelai dengan menggunakan regresi model logit. Analisis ini bertujuan untuk melihat peluang variabel bebas yaitu Umur, Tingkat
Pendidikan , Pengalamn Berusahatani, Jumlah Tanggungan, Luas Lahan, Tingkat Kosmopolitan, Pendapatan Petani, dan Rasio Harga di tingkat Petani, apakah
memiliki pengaruh atau tidak terhadap variabel terikat yaitu keputusan menanam petani untuk melakukan usahatani kedelai 1 dan keputusan petani untuk tidak
melakukan usahatani kedelai 0. Melalui uji yang dianalisis dengan softwaree spss maka kita dapatkan hasilnya pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9 Faktor
– faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani dalam Menananam Kedelai
Variabel B
Exp B Signifikansi
Constan -2,375
0,093 0,590
Umur petani -0,24
0,977 0,717
Tingkat pendidikan -0,87
0,917 0,653
Pengalaman Berusahatani 0,017
1,017 0,784
Jumlah Tanggungan -0,266
0,766 0,536
Luas Lahan 1,876
6,526 0,384
Tingkat Kosmopolitan 0,113
1,120 0,542
Pendapatan Petani 0,000
1,000 0,005
Harga Ditingkat Petani 0,001
1,001 0,000
Negelkerke R-square = 0,792 G = 82,555 sig = 0,000
Chi-square = 11,695 sig = 0,165
Persamaan Logit : ln
{
� � −� �
} = -2,375 - 0,24 X
1
- 0,87 X
2
+ 0,017 X
3
- 0,266 X
4
+ 1,876 X
5
+ 0,113 X
6
+0,000 X
7
+ 0,001 X
8
Dimana : P = peluang petani melakukan usahatani kedelai
1-p = peluang petani melakukan usahatani non kedelai
Universitas Sumatera Utara
� = Umur tahun
� = Tingkat Pendidikan tahun �
=Pengalaman Berusahatani tahun �
= Jumlah Tanggungan orang �
= Luas Lahan ha � = Tingkat Kosmopolitan skor
� = Pendapatan Petani Rp MT � = Harga Komoditi Kedelai ataupun Komoditi pilihan lainnya RpKg
a. Uji Hosmer and Lemeshow Test
H : 1- B = 0, B distribusi frekuensi estimasi observasi = 1. Artinya tidak ada
perbedaan antara distribusi obeservasi dengan distribusi frekuensi estimasi, sehingga model dinyatakan sesuai untuk digunakan.
H : ada perbedaan antara distribusi observasi dengan distribusi frekuensi
estimasi. Sig 0,05 ; tolak
H , terima H
Sig. ≤ 0,05 ;terima H ,tolak H Dari hasil perhitungan pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa nilai Chi-square yang
diperoleh adalah sebesar 11,695 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,165. Tingkat signifikansi yang diperoleh 0,05, sehingga tolak
H , terima H . Dengan
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan antara distribusi observasi dengan distribusi frekuensi estimasi. Sehingga dapat
disimpulkan model sesuai untuk digunakan.
b. Uji seluruh model uji G