Landasan Teori Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani dalam Melakukan Usahatani Kedelai (Studi Kasus: Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang).

kedelai dalam negeri terus menurun secara tajam sejalan dengan menurunnya luas areal tanam. Menurunnya luas areal tanam kedelai sebagai akibat rendahnya partisipasi petani dalam menanam kedelai. Partisipasi petani rendah menanam kedelai diakibatkan harga yang diterima petani tidak menguntungkan petani. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Susanti 2008 di Desa Sukorejo Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen menjelaskan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani dalam penerapan pertanian padi organik dipengaruhi umur, luas lahan usahatani, tingkat pendapatan dan sifat inovasi adalah tidak signifikan. Sedangkan pengaruh tingkat pendidikan, lingkungan sosial, lingkungan ekonomi sangat signifikan.

2.3 Landasan Teori

2.3.1 Teori Keputusan

Teori keputusan adalah teori mengenai cara memilih pilihan diantara pilihan – pilihan yang terssedia secara acak guna mencapai tujuan yang hendak diraih Hansson,2005. Keputusan-keputusan yang diambil oleh seseorang dapat dipahami melalui dua pendekatan pokok, yaitu pendekatan normatif dan pendekatan deskriptif. Pendekatan normatif menekankan pada apa yang seharusnya dilakukan oleh pembuat keputusan sehingga diperoleh suatu keputusan yang rasional. Pendekatan deskriptif menekankan pada apa saja yang telah dilakukan orang yang membuat keputusan tanpa melihat apakah keputusan yang dihasilkan itu rasional atau tidak rasional Suharnan, 2005. Pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang ada Terry,2000. Universitas Sumatera Utara Menurut Roger 2003, beberapa tahapan adopsi dari proses pengambilan keputusan inovasi mencakup: 1 Tahap munculnya Pengetahuan knowledge ketika individu diarahakan untuk memahami keuntungan ataupun manfaat dan bagaimana suatu inovasi berfungsi 2 Tahap Persuasi Persusion yaitu ketika individu membentuk sikap baik atau tidak baik menerima atau tidak meneima 3 Tahap Keputusan Desicion yaitu ketika serang individu terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi ataupun penolakan sebuah inovasi 4 Tahap Implementasi Implementation ketika individu sudah menetapkan penggunaan suatu inovasi 5 Tahap Konfirmasi Confirmation ketika individu mencari penguatan terhadap keputusan penerimaan atau penolakan inovasi yang telah dibuat sebelumnya. Menurut Rogers 2003 pengambilan keputusan oleh petani baik berupa penolakan maupun penerimaan suatu inovasi tidak terlepas dari berbagai pertimbangan menguntungkan atau tidak menguntungkan suatu teknologi bagi pengusahanya petani. Tingkat adopsi suatu inovasi dipengaruhi oleh karakteristik inovasi itu sendiri, karakteristik penerima inovasi dan saluran komunikasi. Faktor – faktor karakteristik suatu inovasi itu terbagi atas lima yaitu : Universitas Sumatera Utara 1 Keuntungan relatif relative advantage merupakan derajat dimana inovasi diterima dan dipandang jauh lebih baik daripada teknologi sebelumnya yang biasanya dilihat dari segi keuntungan ekonomi dan keuntungan ekonomi dan keuntungan sosial prestise dan persetujuan sosial. 2 Kesesuain compability, merupakan derajat dimana inovasi dipandang sesuaikonsisten dengan nilai- nilai sosial budaya yang ada, pengalaman masa lalu dan kebutuhan- kebutuhan adopter. 3 Kerumitan complexity, merupakan derajat dimana inovasi dianggap sulit untuk dimengerti dan digunakan. 4 Kemungkinan dicoba triability merupakan derajat dimana inovasi dianggap mungkin untuk diujicobakan secara teknis dalam skala kecil. 5 Kemungkinan untuk diamati observability merupakan dimana hasil dari inovasi dapat dilihat atau dirasakan oleh adopter. Menurut Soekartawi 1988 terdapat beberapa karakteristik penerima inovasi petani dalam suatu inovasi seperti umur, pendidikan, pengalaman bertani, pendapatan, luas lahan, tingkat kosmopolitan, tingkat partisipasi. Roger 2003 menjelaskan bahwa saluran komunikasi juga mempengaruhi tingkat adopsi suatu inovasi yang dikategorikan menjadi dua yaitu: 1 Saluran media massa Mass Media Channel, media massa dapat berupa radio, surat kabar, televisi, dan lain- lain. Kelebihan media massa adalah dapat menjangkau audiens yang banyak dengan cepat dari satu sumber. 2 Saluran antarpribadi Interpersonal Channel saluran pribadi melibatkan upaya pertukaran informasi tatap muka antara dua atau lebih individu. Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya maka peneliti merangkum faktor – faktor yang di duga mempengaruhi keputusan petani dalam memutuskan melakukan usahatani kedelai adalah umur, tingkat pendidikan, luas lahan usahatani, jumlah tanggungan, pengalaman berusahatani, tingkat kosmopolitan, pendapatan petani, dan harga komoditi. 1. Umur Umur dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja. Bilamana dalam kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal Hasyim, 2006. Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut. Semakin berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin turun pula prestasinya. Dalam hal tanggung jawab semakin tua umur tenaga kerja tidak akan berpengaruh karena justru semakin berpengalaman Suratiyah, 2008. 2. Pendidikan Tingkat pendidikan manusia pada umumnya menunjukkan daya kreativitas manusia dalam berpikir dan bertindak. Pendidikan rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia. Usaha-usaha penduduk berakibat hanya mampu menghasilkan pendapatan rendah Kartasapoetra, 1994. Konsep pendidikan terbagi menjadi dua jenis yaitu pendidikan formal, non formal. Pendidikan formal yaitu pendidikan di sekolah yang teratur, sistematis, Universitas Sumatera Utara mempunyai jenjang dan dibagi dalam waktu – waktu tertentu Combs dan Manzoor,1985. Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat guna meningkatkan kemampuan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh peserta didik dari lingkungan formal ke dalam lingkungan pekerjaan praktis di masyrakat. Bentuk pendidikan non formal dapat berupa pelatihan, kursus, penataran, magang, dan penyuluh. Slamet 2003 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian adalah suatu sistem pendidikan luar sekolah pendidikan non formal untuk petani dan keluarganya dengan tujuan agar mereka mampu dan sanggup memerankan dirinya sebagai warga negara yang baik sesuai dengan bidang profesinya, serta mampu, sanggup dan berswadaya memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan sendiri dan masyarakatnya. Menurut Muhibbin 2002 pendidikan adalah tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan seperti sekolah dan madrasah yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya. Tingkat pendidikan individu merupakan salah satu aspek yang terlibat dalam suatu pengambilan keputusan. 3. Pengalaman Bertani Menurut Soekartawi 1999, pengalaman seseorang dalam berusaha berpengaruh dalam menerima inovasi dari luar. Bagi yang mempunyai pengalaman yang sudah cukup lama akan lebih mudah menerapkan inovasi dari pada pemula. Lubis 2000 juga berpendapat bahwa orang yang mempunyai pengalaman yang relatif berhasil dalam mengusahakan usahanya, biasanya mempunyai Universitas Sumatera Utara pengetahuan, sikap dan keterampilan yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang kurang berpengalaman. Dalam prinsip belajar seseorang cenderung lebih mudah menerima atau memilih sesuatu yang baru, bila memiliki kaitan dengan pengalaman masa lalunya. Keputusan petani dalam menjalankan kegiatan usahatani lebih banyak mempergunakan pengalaman, baik yang berasal dari dirinya maupun pengalaman petani lain. Bila pengalaman usahatani banyak mengalami kegagalan, maka petani akan sangat berhati – hati dalam memutuskan untuk menerapkan suatu inovasi yang diperolehnya Slamet,1995. 4. Jumlah Tanggungan Menurut Hasyim 2006 jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pendapatan dalam memenuhi kebutuhannya. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mendorong petani untuk melakukan banyak aktivitas dalam mencari dan menambah pendapatan keluarganya. Semakin banyak anggota keluarga akan semakin besar pula beban hidup yang akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi keputusan dalam berusaha. Petani yang memiliki jumlah tanggungan yang besar harus mampu mengambil keputusan yang tepat agar tidak mengalami resiko yang fatal Soekartawi, 1999. 5. Tingkat Kosmopolitan Universitas Sumatera Utara Kekosmopolitan seseorang dapat dicirikan oleh frekuensi dan jarak yang dilakukan, serta pemanfaatan media massa. Mosher 1978 menjelaskan bahwa keterbukaan seseorang berhubungan dengan penerimaan perubahan –perubahan seseorang untuk meningkatkan usahatani mereka. Tingkat kosmopolitan petani dapat diketahui dengan mengetahui frekuensi petani keluar dari desanya ke desa lain atau ke kota, frekuensi mengikuti penyuluhan, frekuensi petani bertemu dengan tokoh inovator, koran yang dibaca, siaran televisi yang ditonton dan siaran radio yang didengar Soekartawi, 1988. Penyuluhan sendiri bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian, hal ini dicapai dengan merangsang petani untuk memanfaatkan teknologi modern dan ilmiah yang dikembangkan melalui suatu penelitian Van den Ban dan Hawkins, 1999. 6. Luas Lahan Sumaryanto dkk 2003 menejelaskan secara sosiologis, luas lahan yang dimiliki seseorang menunujukkan tingkatan struktur sosial seseorang dalam masyarakatnya. Sajogyo 1999 lahan merupakan salah satu faktor penting yang menetukan status petani, apakah tergolong sebagai petani miskin atau petani yang lebih tinggi taraf hidupnya. Tingkat luasan usahatani menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat petani, semakin luas areal tani menggambarkan semakin tinggi produksi dan pendapatan yang diterima. 7. Pendapatan Petani Sahidu 1998 pendapatan usahatani merupakan sumber motivasi bagi petani dan merupakan faktor kuat yang mendorong timbulnya kemauan, kemampuan serta terwujudnya kinerja partisipasi petani. Kartasapoetra 1991 menyatakan bahwa Universitas Sumatera Utara setiap petani dan keluarganya ingin meningkatkan produksi dalam usahataninya untuk memperoleh pendapatan yang sebesar- besarnya agar hidup lebih sejahtera. Menurut Mosher 2002, pada bidang pertanian pendapatan merupakan produksi yang dinyatakan dalam bentuk uang setelah dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan selama kegiatan usahatani. 8. Harga Komoditi Gilaraso 1989 bahwa harga ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran, sehingga harga memegang peranan penting dalam mengambil keputusan jangka panjang dan jangka pendek semua tingkat dalam suatu industri. 2.4 Kerangka Pemikiran Kedelai merupakan tanaman yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Permintaan kedelai setiap tahunnya terus meningkat, tetapi tidak diikuti dengan produksi kedelai dalam negeri. Sehingga Indonesia menjadi negara pengimpor kedelai. Pemerintah sudah berusaha untuk meningkatkan produksi dalam negeri diantaranya dengan mensubsidi bibit kedelai dan menargetkan pertambahan luas tanam kedelai di setiap provinsi di Indonesia. Tetapi, kenyataan di lapangan target yang dicanangkan pemerintah jarang sekali dapat dipenuhi. Hal ini berkaitan erat dengan petani sebagai pelaku utama dalam usahatani kedelai ini. Kecamatan Beringin merupakan salah satu Kecamatan yang mempunyai luas panen kedelai yang tinggi di Kabupaten Deli Serdang. Di daerah tersebut hampir seluruh penduduknya bekerja sebagai petani padi sawah. Selain padi sawah, biasanya petani juga menanam tanaman kedelai, jagung, semangka dan ubi dipilih Universitas Sumatera Utara sebagai tanaman rotasi. Tentu saja dalam menentukan atau memutuskan komoditi apa yang akan ditanam sebagai tanaman rotasi ada faktor – faktor yang mempengaruhinya. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat faktor apa yang mempengaruhi petani dalam memilih komoditi kedelai. Petani yang merupakan pelaku utama usahatani kedelai ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam mengambil keputusan memilih atau tidak memilih komoditi kedelai. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam melakukan usaha tani kedelai, maka peneliti merangkum beberapa faktor yang diduga mempengaruhi keputusan yaitu 1umur, 2pendidikan, 3pengalaman berusahatani, 4jumlah tanggungan, 5luas lahan, 6tingkat kosmopolitan, 7pendapatan petani,dan 8rasio harga di tingkat petani. Universitas Sumatera Utara Keterangan : : Ada Pengaruh Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah, tinjauan pustaka, landasan teori dan kerangka pemikiran, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh yang nyata dari variabel umur, pendidikan, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan, luas lahan usahatani, tingkat kosmopolitan pendapatan petani, dan harga di tingkat petani terhadap keputusan petani dalam mengusahakan usahatani kedelai. Faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan petani: 1. Umur 2. Tingkat Pendidikan 3. Pengalaman Berusahatani 4. Jumlah Tanggungan 5. Luas Lahan 6. Tingkat Kosmopolitan 7. Pendapatan Petani 8. Rasio Harga di tingkat petani Tidak Melakukan Usahatani Kedelai Melakukan Usahatani Kedelai Keputusan Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dokumen yang terkait

Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Intensitas Penggunaan Lahan Basah Di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus : Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

0 35 110

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani dalam Melakukan Usahatani Kedelai (Studi Kasus: Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang).

31 123 71

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Munculnya Pekerja Anak di Dusun Amal Bakti Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

0 29 116

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani dalam Memilih Benih Unggul Kedelai di Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember

3 18 80

Cover Faktorfaktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani dalam Melakukan Usahatani Kedelai (Studi Kasus: Kecamatan Beringinabupaten Deli Serdang).

0 0 9

Abstract Faktorfaktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani dalam Melakukan Usahatani Kedelai (Studi Kasus: Kecamatan Beringinabupaten Deli Serdang).

0 0 1

Chapter I Faktorfaktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani dalam Melakukan Usahatani Kedelai (Studi Kasus: Kecamatan Beringinabupaten Deli Serdang).

0 0 5

Chapter II Faktorfaktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani dalam Melakukan Usahatani Kedelai (Studi Kasus: Kecamatan Beringinabupaten Deli Serdang).

0 0 13

Reference Faktorfaktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani dalam Melakukan Usahatani Kedelai (Studi Kasus: Kecamatan Beringinabupaten Deli Serdang).

0 0 3

Appendix Faktorfaktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani dalam Melakukan Usahatani Kedelai (Studi Kasus: Kecamatan Beringinabupaten Deli Serdang).

0 0 7