Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara memberikan penugasan lain kepada Perusahaan Perseroan sebagai
BUMN, selain maksud dan tujuan pendirian Perusahaan Perseroan sebagaimana diatur dalam Pasal 12 UU BUMN. Penugasan tersebut merupakan penugasan
khusus yang diberikan kepada Perusahaan Perseroan sebagai BUMN untuk melaksanakan tugas pelayanan umum. Ketentuan yang dimaksud adalah Pasal 66
UU BUMN menentukan : 1
Pemerintah dapat memberikan penugasan khusus kepada BUMN menyelenggarakan
fungsi kemanfaatan
umum dengan
tetap memperhatikan maksud dan tujuan kegiatan BUMN.
2 Setiap penugasan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus terlebih
dahulumendapatkan persetujuan RUPSMenteri. Penjelasan Pasal 66 UU BUMN menentukan Ayat 1 : Meskipun BUMN
didirikan dengan maksud dan tujuan untuk mengejar keuntungan, tidak tertutup kemungkinan untuk hal-hal yang mendesak, BUMN diberikan penugasan khusus
oleh pemerintah. Apabila penugasan tersebut menurut kajian secara finansial tidak fisibel, pemerintah harus memberikan kompensasi atas semua biaya yang telah
dikeluarkan oleh BUMN tersebut termasuk margin yang diharapkan. Ayat 2 : Karena penugasan pada prinsipnya mengubah rencana kerja dan anggaran
perusahaan yang telah ada, penugasan tersebut harus diketahui dan disetujui pula oleh RUPSMenteri.
C. Pembentukan BUMN Persero
Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 disebutkan bahwa pendirian BUMN ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah dan di dalamnya
sekurang-kurangnya memuat:
Universitas Sumatera Utara
1. Penetapan pendirian BUMN.
2. Maksud dan tujuan pendirian BUMN.
3. Penetapan besarnya penyertaan kekayaan negara yang dipisahkan dalam
rangka pendirian BUMN. Dalam hal pendirian BUMN dilakukan dengan mengalihkan unit instansi
pemerintah menjadi BUMN, maka dalam Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dimuat ketentuan bahwa seluruh atau sebagian kekayaan,
hak dan kewajiban unit instansi pemerintah tersebut beralih menjadi kekayaan, hak dan kewajiban BUMN yang didirikan
Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 menyebutkan BUMN mempunyai tempat kedudukan di wilayah Negara Republik Indonesia yang
ditentukan dalam anggaran dasar.Pendirian BUMN dilakukan dengan memperhatikan ketentuan mengenai tata cara penyertaan modal dalam dalam
rangka pendirian BUMN. BUMN yang berbentuk Perum diatur dalam PP Nomor 13 Tahun 1998.
Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 disebutkan Perum adalah BUMN yang didirikan dengan peraturan pemerintah. Peraturan Pemerintah
tentang pendirian Perum sekaligus menetapkan keputusan untuk melakukan penyertaan modal negara ke dalam Perum. Dengan ketentuan ini Perum
memperoleh status badan hukum setelah Peraturan Pemerintah pendirian Perum berlaku. Peraturan Pemerintah tersebut sekurang-kurangnya memuat penetapan
pendirian Perum,penetapan besarnya kekayaan negara yang dipisahkan untuk penyertaan ke dalam modal Perum, anggaran dasar Perum, penunjukan Menteri
Universitas Sumatera Utara
Keuangan selaku wakil pemerintah dan pendelegasian wewenang Menteri Keuangan kepada Menteri dalam pelaksanaan pembinaan sehari-hari Perum.
Penjelasan Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 menyatakan bahwa pemisahan kekayaan negara untuk dijadikan modal dalam
Perum dapat berupa uang tunai atau bentuk lain dan disebutkan jumlah atau nilai nominalnya. Pemisahan kekayaan negara untuk dijadikan modal suatu Perum
dapat dilakukan untuk pendirian suatu Perum, penambahan kapasitas suatu Perum, dan restrukturisasi permodalan Perum.
Pendirian Perum dilakukan dengan peraturan pemerintah. Dalam peraturan pemerintah tersebut dicantumkan juga anggaran dasar Perum. Menurut ketentuan
Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005, anggaran dasar Perum memuat sekurang-kurangnya:
1. Nama dan tempat kedudukan Perum.
2. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perum.
3. Jangka waktu berdirinya Perum.
4. Susunan dan jumlah anggota Direksi dan jumlah anggota Dewan
KomisarisPengawas. 5.
Penetapan tata cara penyelenggaraan rapat Direksi, rapat Dewan KomisarisPengawas, rapat Direksi danatau Dewan Komisaris dengan
Menteri Keuangan dan Menteri. 6.
Untuk penulisan nama Perum didahului dengan perkataan “Perusahaan Umum” atau dapat disingkat “Perum” dicantumkan sebelum nama
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Persero diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 jo Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun
2001 juga dalam hal-hal tertentu berlaku pula Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas termasuk dalam hal pendirian suatu Persero
berlakulah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Setiap penyertaan modal negara ke dalam modal saham Perseroan Terbatas
ditetapkan dengan peraturan pemerintah yang memuat maksud penyertaan dan besarnya kekayaan negara yang dipisahkan untuk penyertaan modal tersebut.
Penetapan dengan peraturan pemerintah dilakukan karena modal dalam Perseroan Terbatas adalah kekayaan negara. Jadi, peraturan pemerintah tersebut bukan
mengesahkan berdirinya perseroan terbatas,melainkan mengesahkan penyertaan modal negara dalam perseroan terbatas. Pemisahan kekayaan negara untuk
dijadikan penyertaan negara dalam modal perseroan terbatas dapat dilakukan dengan cara penyertaan langsung negara ke dalam modal perseroan terbatas.
Terhadap Persero, seperti yang telah disebutkan di atas maka berlakulah prinsip-prinsip Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam peraturan
pemerintah. Ini berarti dalam hal pendirian Persero, Menteri Keuangan bertindak mewakili negara atau dapat member kuasa kepada Menteri lain yang sesuai
dengan sektor usaha persero untuk menghadap notaris sebagai pendiri mewakili negara. Namun, sebelum menghadap notaris,rancangan anggaran dasar persero
yang akan dituangkan dalam akta pendirian harus mendapat persetujuan lebih dahulu dari Menteri Keuangan.
Universitas Sumatera Utara
Apabila negara menyertakan modal dalam pendirian persero, maka tindakan tersebut dapat diurutkan sebagai berikut:
1. Penyertaan modal dengan menerbitkan peraturan pemerintah.
2. Menteri Keuangan menyetujui anggaran dasar.
3. Menteri KeunganMenteri lain yang diberi kuasa membawa rancangan
anggaran dasar persero menghadap notaris untuk dibuatkan akta pendiriannya.
4. Berlaku prosedur menurut UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas. Menteri Keuangan menyelenggarakan penatausahaan setiap penyertaan
modal negara berikut perubahannya ke dalam modal saham perseroan terbatas dan penyertaan-penyertaan-penyertaan yang dilakukan oleh persero. Pelaksanaan
sehari-hari kegiatan penatausahaan tersebut dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pembinaan BUMN. Penatausahaan dalam hal ini adalah pencatatan dalam rangka
pengadministrasian untuk mengetahui posisi keuangan negara dalam BUMN. Penulisan nama persero dalam pendiriannya dilakukan sebagai berikut:
1. Dalam hal penulisan nama persero dilakukan secara lengkap, maka didahului
dengan perkataan ”Perusahaan Perseroan Persero”, diikuti dengan nama perusahaan.
2. Dalam hal penulisan nama persero dilakukan secara singkat, maka kata
”persero” dicantumkan setelah singkatan ”PT” dan nama perusahaan. Pemerintah banyak menjalankan kebijakan swastanisasi BUMN-BUMN
domestik maupun melalui go internasional yang bertujuan agar persero BUMN
Universitas Sumatera Utara
menjadi lebih transparan. Dengan alasan tersebut, bahwa BUMN didirikan dengan tujuan untuk melayani masyarakat guna untuk menciptakan kesejahteraan sosial.
Pertimbangan bahwa persaingan dunia usaha yang semakin tajam, sehingga perlu diambil langkah meningkatkan efisiensi, daya saing perusahaan persero maka,
pengaturan BUMN juga diperlukan secara serius agar mempunyai landasan hukum yang pasti. Oleh pembuat undang-undang pengaturannya ditetapkan dalam
Peraturan Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1969 tentang Bentuk- bentuk usaha negara jo UU BUMN.
Persero didirikan oleh pemerintah dengan maksud dan tujuan untuk menyediakan barang danatau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing
kuat baik di pasar dalam negeri maupun internasional dan memupuk keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum didirikan
oleh pemerintah dengan maksud dan tujuan menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barangjasa yang
bermutu tinggi dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. Dengan demikian,BUMN adalah badan usaha yang
didirikan secara khusus oleh pemerintah untuk menjalankan misi tertentu demi kepentingan masyarakat.
38
Modal BUMN merupakan dan berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Modal disini adalah modal dasar yang disebut dalam akta pendirian
yang merupakan suatu jumlah maksimum sampai jumlah mana surat-surat saham dapat dikeluarkan. Modal dasar ini adalah suatu jumlah yang relatif.
Untuk modal Perum dapat dilihat dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1960 jo PP Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Perum. Dalam Undang-Undang ini jo PP
Nomor 13 Tahun 1998 disebutkan bahwa modal dari Perum keseluruhannya adalah berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
38
Ibid., hlm.47.
Universitas Sumatera Utara
Mengenai modal BUMN yang berbentuk Persero, diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 1969 jo Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 jo Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 2001 Tentang Persero. Menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 dan angka 2 UU BUMN, modal Persero terbagi atas saham yang
seluruh atau paling sedikit 51 dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Menurut Pasal 1
angka 10 UU BUMN, kekayaan negara yang dipisahkan adalah kekayaan negara yang berasal dari APBN untuk dijadikan penyertaan modal negara pada Persero
danatau Perum serta perseroan terbatas lainnya. Ketentuan ini ditegaskan lagi oleh Pasal 4 ayat 1 UU BUMN yang menentukan, modal BUMN merupakan
dan berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Apa yang dimaksud dengan istilah dipisahkan. Menurut penjelasan Pasal 4 ayat 1 UU BUMN, yang
dimaksud dengan ‟dipisahkan‟ adalah pemisahan kekayaan negara dari APBN untuk dijadikan penyertaan modal negara pada BUMN, untuk selanjutnya
pembinaan dan pengelolaannya tidak lagi didasarkan pada sistem APBN, namun didasarkan pada prinsip-prinsip perusahaan yang sehat.
Jadi, istilah ‟dipisahkan‟ harus dipahami dalam 2 dua pengertian, yaitu:
1. Kekayaan negara tersebut bukan lagi sebagai kakayaan negara, tetapi
sebatas penyertaan modal dalam persero, karena telah berubah menjadi harta kekayaan persero.
2. Jika terjadi kerugian sebagai akibat resiko bisnis bussiness risk, harus
dipahami dan diperlakukan dalam konteks ‟bussiness judgement‟ berdasarkan
’bussiness judgement rules’.
39
Sebagai entitas Perseroan Terbatas, keberadaan harta kekayaan Persero harus didasarkan pada aturan hukum tentang harta kekayaan Perseroan Terbatas
39
Muhammad, Arfian, Menuju Restrukturisasi BUMN Jakarta: Pustaka Binamaan Presindo, 2005, hlm.44.
Universitas Sumatera Utara
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, Perseroan Terbatas merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, dan melakukan kegiatan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham. Sedang menurut Pasal 31 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas, modal dasar Perseroan Terbatas terdiri atas seluruh nilai nominal saham. Sedang harta kekayaan Perseroan Terbatas meliputi modal dasar yang berupa nilai
nominal saham dan aset-aset lainnya. Semua kekayaan termasuk kekayaan negara yang dipisahkan dan
disertakan sebagai modal Persero adalah bagian dari persekutuan modal, berupa nilai nominal saham, yang merupakan modal dasar Persero. Modal dasar ini
beserta aset yang lain merupakan harta kekayaan persero. Singkatnya, kekayaan negara yang dipisahkan dan disertakan sebagai modal persero berubah menjadi
harta kekayaan persero, yang pengelolaannya didasarkan pada ’good corporate
governance’.
40
Aturan hukum dalam UU BUMN dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas sudah sesuai dengan prinsip-prinsip hukum
yang berlaku secara universal. Secara universal berlaku ajaran tentang ’separate
legal entity’ badan hukumkorporasi,
41
bahwa suatu harta kekayaan yang telah dipisahkan dan dimasukkan sebagai modal ke dalam korporasibadan hukum,
harta kekayaan itu menjadi harta korporasi, dan tidak dapat diperlakukan sebagai
40
R. Ibrahim R. Prospek BUMN dan Kepentingan Umum Bandung: Citra Aditya Bakti, 2007, hlm.37.
41
Sjachran Basah, Eksistensi dan Tolak Ukur BUMN Bandung: Armico, 2006, hlm. 61.
Universitas Sumatera Utara
harta kekayaan pemilik awal. Selain itu,terhadap Persero berlaku segala ketentuan dan prinsip-prinsip yang berlaku bagi perseroan terbatas sebagaimana diatur
dalam UU Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Mengenai pendirian baik Perseroan Terbatas Tertutup maupun Terbuka,
kewenangan Menteri Negara BUMN adalah sama. Terkait kewenangan Menteri Negara BUMN pada pendirian persero, kedudukan Menteri Negara BUMN adalah
mewakili Negara sebagai calon pemegang saham, menghadap Notaris untuk memenuhi prosedur pendirian sebuah Perseroan Terbatas.
Mengenai pengurusan dalam BUMN, jika dilihat dari segi strukturnya, secara sepintas kelihatannya tidak ada perbedaan dengan pengurusan yang tedapat
dalam Perseroan Terbatas pada umumnya. Tegasnya dalam Pasal 13 UU BUMN disebutkan organ Persero adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi dan
Komisaris. Hanya saja dalam menjalankan fungsi dan tugas organ yang dimaksud ada ketentuan yang lebih spesifik yakni peran Negara dalam hal ini yang diwakili
oleh Menteri Negara BUMN masih cukup dominan untuk menentukan siapa yang akan duduk dalam organ persero, baik untuk jabatan komisaris maupun direksi.
Dalam Inpres Nomor 8 Tahun 2005 disebutkan, dalam rangka pengangkatan anggota Direksi danatau KomisarisDewan Pengawas Badan Usaha Milik
Negara, Menteri Negara BUMN, selaku wakil Pemerintah sebagai Rapat Umum Pemegang Saham atau pemegang saham pada Persero atau selaku wakil
Pemerintah sebagai pemilik modal pada Perum, agar memperhatikan dan mengedepankan keahlian, profesionalisme dan integritas dari calon anggota
Universitas Sumatera Utara
Direksi danatau KomisarisDewan Pengawas yang bersangkutan, untuk memajukan dan mengembangkan perusahaan.
42
Menurut Pasal 80 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 Tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran BUMN disebutkan bahwa
pembubaran persero dilakukan sesuai dengan ketentuan dan prinsip- prinsip yang diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang
perseroan terbatas. Pasal 81 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 Tentang
Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran BUMN menyebutkan: 1Pembubaran Persero karena keputusan RUPS diusulkan oleh
Menteri kepada Presiden disertai dengan dasar pertimbangan setelah dikaji bersama dengan Menteri Keuangan.
2Pengkajian terhadap rencana pembubaran Persero sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat mengikutsertakan Menteri
Teknis, Menteri lain danatau pimpinan instansi lain yang dipandang perlu dengan atau tanpa menggunakan konsultan
independen.
3Dalam hal usulan rencana pembubaran Persero sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan atas inisatif Menteri
Teknis, inisiatif tersebut disampaikan kepada Menteri untuk selanjutnya dilakukan pengkajian yang dikoordinasikan oleh
Menteri.
Pasal 83 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 Tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran BUMN menyebutkan
bahwa Perum bubar karena:
42
http:parlindungan-nasution.blogspot.co.id201008tinjauan-umum-tentang-bumn- dan-pt.html diakses tanggal 20 November 2015 pukul 14:
25
Wib.
Universitas Sumatera Utara
1. Ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah berdasarkan usulan
Menteri. 2.
Jangka waktu berdiri yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir.
3. Penetapan pengadilan.
4. Dicabutnya putusan pernyataan pailit oleh Pengadilan Niaga
sebab harta pailit Perum tidak cukup untuk membayar biaya kepailitan.
5. Perum dalam keadaan tidak mampu membayar insolven sebagaimana
diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepailitan.
D. PT Askes Persero dan PT Jamsostek Persero Sebagai BUMN