1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinamika pembangunan bangsa Indonesia telah menumbuhkan tantangan berikut tuntutan penanganan berbagai persoalan yang belum
terpecahkan. Salah satunya adalah penyelenggaraan jaminan sosial bagi seluruh rakyat, yang diamanatkan dalam Pasal 28 ayat 3 mengenai hak terhadap
jaminan sosial dan Pasal 34 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya disebut UUD 1945. Jaminan sosial juga
dijamin dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak Asasi Manusia Tahun 1948 dan ditegaskan dalam Konvensi ILO Nomor 102
Tahun 1952
yang menganjurkan
semua negara untuk
memberikan perlindungan minimum kepada setiap tenaga kerja. sejalan dengan ketentuan
tersebut, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dalam TAP Nomor XMPR2001 menugaskan Presiden untuk membentuk Sistem Jaminan
Sosial Nasional selanjutnya disebut SJSN dalam rangka memberikan perlindungan sosial yang menyeluruh dan terpadu.
Jaminan sosial sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang
layak. Hal ini juga menjadi salah satu tujuan dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI yakni mensejahterakan rakyat. Dalam pembukaan
UUD 1945 tersebut yang mengemukakan: “Negara mengembangkan sistem
jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah
Universitas Sumatera Utara
dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas umum yang
layak”, oleh sebab itu dibuatlah program untuk menjamin perlindungan seluruh rakyat Indonesia dalam program SJSN. SJSN adalah suatu tata cara
penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial Pasal 1 ayat 2.
1
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional selanjutnya disebut UU SJSN menjelaskan bahwa pilar jaminan sosial
terdiri dari bantuan sosial, tabungan wajib dan asuransi sosial. Bantuan sosial adalah suatu sistem untuk reduksi kemiskinan yang didanai dari pajak yang
dimasukan dalam APBN dan dikeluarkan sebagai Penerima Bantuan Iuran PBI, sedangkan tabungan wajib provident fund merupakan skema tabungan untuk
dirinya sendiri seperti wajib yang didanai dengan iuran peserta atau pihak lain dan atau oleh pemerintah bagi penduduk miskin. Model asuransi sosial ini dinilai
paling baik dan efektif untuk membiayai jaminan sosial.
2
Tahun 1992 Indonesia telah mempunyai undang-undang yang mengatur Jaminan Sosial Tenaga Kerja, yang sering disebut dengan Undang-Undang
Nomor 3 tahun 1992 Tentang Jamsostek. Memang undang-undang ini difokuskan pada perlindungan sosial bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan baik dalam
hubungan kerja maupun diluar hubungan kerja. Tujuannya untuk memberikan ketenangan kerja kepada tenaga kerja dengan memberikan jaminan sosial
1
Sentosa Sembiring, Himpunan Undang-Undang Lengkap Tentang Asuransi Jaminan Sosial Bandung: Nuansa Aulia, 2006, hlm. 20.
2
Chazali H. Situmorang, Reformasi Jaminan Sosial Di Indonesia Transformasi BPJS : ”Indahnya Harapan Pahitnya Kegagalan” Depok: Cinta Indonesia, 2013, hlm.7.
Universitas Sumatera Utara
sehingga disiplin dan produktivitasnya meningkat.
3
Selain itu manfaat yang didapatkan dari jaminan sosial mencakup santunan tunai untuk dukungan
pendapatan pancari nafkah utama cash benefit for the income support of the breadwinner, kompensasi finansial untuk kasus kecelakaan kerja dan kematian
dini sarta pelayanan kesehatan dan pemberian alat bantu benefits in kind.
4
Ada 4 empat program jaminan sosial yang diatur dalam undang-undang tersebut, yaitu program Jaminan Pelayanan Kesehatan, Jaminan Kecelakaan
Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari Tua. Dari keempat program tersebut, 3 tiga diantaranya iuran dibayar pemberi kerja JPK, JKK, JKm dan hanya
Jaminan Hari Tua JHT, yang iurannya dibayar sharing pemberi kerja dan pekerja. Hal yang menarik dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang
Jamsostek, belum mencantumkan asas dan prinsip penyelenggaraan jaminan sosial yang dilakukan.
Harapan agar Jaminan Pemeliharaan Kesehatan lebih baik yang diselenggarakan Pengusaha kenyataannya juga diselenggarakan dengan “ala
kadarnya” dan tidak ada yang mengontrolnya, akibatnya banyak pekerja yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan sebagaimana mestinya. Jika JPK
diselenggarakan oleh PT. Jamsostek sebagaimana perintah Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jamsostek, tentunya akan lebih mudah untuk
melakukan kontrol atas pelaksanaan JPK tersebut. Sebagaimana dietahui, penyelenggaraan jaminan sosial di Indonesia,
secara eksisting telah diselenggarakan oleh 4 Badan Penyelenggara yaitu PT.
3
Ibid., hlm.10.
4
Ibid., hlm.24.
Universitas Sumatera Utara
Askes yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Husada Bhakti menjadi Perusahaan
Persero, PT.Jamsostek yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1995 tentang Penetapan Badan Penyelenggara Program Jaminan Sosial
Tenaga Kerja, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jamsostek, PT. Taspen yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 1981 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri menjadi Perseroan Terbatas, berdasarkan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun JandaDuda Pegawai, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tentang Asuransi Sosial Pegawai
Negeri Sipil, PT. Asabri yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1991 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Asuransi
SosialAngkatan Bersenjata Republik Indonesia menjadi Perusahaan Persero.
5
Persero tersebut dalam perjalanannya berada dalam lingkup Kementerian BUMN, dengan menyelenggarakan asuransi sosial sesuai program yang telah
ditetapkan, yaitu PT. Askes menyelenggarakan Asuransi Kesehatan bagi PNS dan keluarga, PT. Taspen menyelenggarakan Jaminan Pensiun Hari Tua, PT.
Jamsostek menyelenggarakan JKK, JKm, JHT dan JP bagi pekerja dan PT. Asabri menyelenggarakan JPT bagi Anggota TNIPOLRI. Sebagimana diketahui, bahwa
prinsip persero tentu mencari laba kepentingan pemilik perusahaan owner,
5
Ibid., hlm. 37-38.
Universitas Sumatera Utara
dalam hal ini ownernya adalah pemerintah, disisi lain ada kewajiban UUD 1945, agar negara memberikan jaminan sosial bagi seluruh penduduk.
Salah satu bukti bahwa pemerintah terus berupaya menciptakan peraturan yang lebih bermutu dan bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia yaitu
pemerintah melahirkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial selanjutnya disebut UU BPJS dan merupakan
transformasi dari empat Badan Usaha Milik Negara selanjutnya disebut BUMN untuk mempercepat terselenggaranya sistem jaminan sosial nasional bagi rakyat
Indonesia sebagaimana amanat dari Pasal 5 ayat 1 dan Pasal 52 UU SJSN. BPJS tersebut terdapat dua bagian yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
BPJS Kesehatan menggantikan PT. Askes dan BPJS Ketenagakerjaan menggantikan PT. Jamsostek, setelah diberlakukannya BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan maka PT. Askes dan PT. Jamsostek sudah tidak diberlakukan lagi.
6
SJSN national
social security
system merupakan
sistem penyelenggaraan program negara dan pemerintah untuk memberikan
perlindungan sosial, agar setiap penduduk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak, menuju terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh penduduk
Indonesia.
7
Jaminan sosial diperlukan apabila terjadi hal-hal yang tidak dikehendaki yang dapat mengakibatka hilangnya atau berkurangnya pendapatan
seseorang, baik karena memasuki usia lanjut atau pensiun, maupun karena gangguan kesehatan, cacat, kehilangan pekerjaan dan lain sebagainya
6
Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS, hal. IV.
7
Chazali H. Situmorang, Op.Cit., hlm.36.
Universitas Sumatera Utara
Sistem Jaminan Sosial Nasional disusun dengan mengacu pada penyelenggaraan jaminan sosial yang berlaku universal dan telah diselenggarakan
oleh negara-negara maju dan berkembang sejak lama. Penyelenggaraan jaminan sosial di berbagai negara memang tidak seragam, ada yang berlaku secara
nasional untuk seluruh penduduk dan ada yang hanya mencakup penduduk tertentu untuk program tertentu.
Berdasarkan latar belakang di atas, dipilih judul tentang Pembubaran PT. Askes Persero dan PT. Jamsostek Persero Menjadi Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial.
B. Rumusan Masalah