Pemberian Makanan Pendamping ASI Dini

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Pemberian Makanan Pendamping ASI Dini

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 28,9 bayi diberi MP-ASI pada usia 2 bulan. Hasil ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ansar, dkk 2005 yang menyatakan bahwa dari 99 responden sebagian besar bayi sudah mendapat MPASI pada usia 1-3 bulan 25 bahkan ada yang sudah memberi MP- ASI begitu lahir. Pada penelitian tersebut pemberian M-PASI pada usia 4-6 bulan terdapat pada 15 dari keseluruhan responden. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Triyanto 2011 Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas bayi mendapatkan MP-ASI pada usia 5-6 bulan sebanyak 45 dari 40 bayi yang mendapat makanan pendamping ASI dini. Makanan pendamping ASI seharusnya diberikan setelah bayi berumur 6 bulan karena dapat memberikan manfaat yang besar pada bayi. jika makanan pendamping ASI diberikan terlalu dini justru dapat meningkatkan angka kematian bayi, mengganggu sistem pencernaan pada bayi, dan apabila terlambat memberikan juga akan membuat bayi kekurangan gizi Kodrat, 2010. Menurut Lewis 2003 MP-ASI terdiri dari 3 jenis, yaitu buah, makanan bayi tradisional bubur susu buatan, nasi tim saring, dll, makanan bayi kalenganinstan. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata jenis MP-ASI yang diberikan ibu kepada bayinya adalah makanan bayi tradisional 63,2. Kebanyakan ibu memberikan MP- ASI berupa nasi tim saring karena biaya lebih murah dan ibu merasa bayi lebih Universitas Sumatera Utara kenyang apabila diberi makan nasi. Biasanya ibu di daerah penelitian tersebut memberi buah berupa pisang kerena teksturnya lembut dan mudah untuk didapatkan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Amperiana 2011 di BPS. Sukatmi Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri bahwa di daerah penelitian masih banyak ibu- ibu yang mempunyai bayi usia 0-4 bulan masih diberi makanan pendamping ASI dini baik berupa susu formula atau nasi pisang. Jumlah MP-ASI yang diberikan ibu tiap kali bayi makan di tempat penelitian rata-rata 6 sendok makan 28,9 dan 9 sendok makan dengan jumlah yang sama. Pada saat bayi sampai berusia 6 bulan bayi hanya diberi ASI saja tanpa ditambah PASIsusu formula atau makanan padatMP-ASI. Setelah usia 6 bulan ASI tetap diberikan namun tidak sebagai makanan utama lagi sehingga bayi sudah harus diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI. Makanan pendamping dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pangan bayi yang semakin meningkat sesuai bertambahnya umur. Usia 6 bulan bayi diberikan 6 sendok makan, usia 7 bulan diberikan 7 sendok makan, dan memasuki usia 8 bulan sebanyak 8 sendok makan, usia 9 bulan diberikan 9 sendok makan, usia 10 bulan 10 sendok makan, dan memasuki usia 11 bulan sebanyak 11 sendok makan Sulistyoningsih, 2011. Rata-rata ibu memberikan makanan pendamping ASI dua kali dalam sehari 68,4. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohmani 2010 di Kelurahan Lamper Tengah, Kecamatan Semarang Selatan dari 60 bayi yang diteliti sebanyak 29 bayi 48,33 diberi makan dua kali dalam sehari. Universitas Sumatera Utara Bayi berusia 6-9 bulan rekuensi pemberian makanan pendamping sebanyak 2 kali sehari dengan jumlah yang disesuaikan dengan umur. Bayi berusia 9-12 bulan frekuensi pemberian makanan pendamping sebanyak 3 kali sehari atau lebih tergantung kemampuan bayi dalam menerima makanan dengan jumlah yang disesuaikan dengan umur Sulistyoningsih, 2011. Hasil peneltian menunjukkan alasan terbanyak ibu memberikan makanan pendamping ASI dini kepada bayinya yaitu karena bayi menangis 50. Alasan ibu memberi MP-ASI terlalu dini karena banyak ibu yang beranggapan kalau anaknya kelaparan dan akan tidur nyenyak jika diberi makan, si ibu juga beranggapan kalau memberi makan pada bayi maka si bayi akan lebih kenyang. Belum lagi masih banyak anggapan di masyarakat kita seperti orang tua terdahulu bahwa anaknya tidak apa-apa diberi makanan pendamping ASI seperti pisang sewaktu anaknya berumur kurang dari 6 bulan, tetapi tidak mengalami masalah. Hasil penelitian menunjukkan 89,4 bayi diberi ASI ±½ jam setelah bayi lahir. Hal ini menggambarkan cukup banyak bayi yang diberi ASI, tetapi ibu di wilayah tersebut selain memberi ASI juga memberi susu formula 46,8 dan MP- ASI 80,9 kepada bayinya sebelum bayi berusia 6 bulan. Pemberian ASI dan MP- ASI secara bersamaan dapat menurunkan frekuensi dan intensitas pengisapan bayi yang akan merupakan resiko untuk terjadinya penurunan produksi ASI, mengurangi frekuensi bayi menyusu sehingga sang ibu memiliki resiko untuk hamil karena menyusui adalah KB alami, anak akan minum ASI lebih sedikit sehingga akan lebih sulit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Universitas Sumatera Utara Apabila bayi diberi MP-ASI terlalu dini juga dapat mempengaruhi penyerapan zat besi dari ASI sehingga menyebabkan defisiensi zat besi dan anemia, resiko diare meningkat karena makanan tambahan tidak sebersih ASI, anak mendapat faktor pelindung dari ASI lebih sedikit sehingga resiko infeksi meningkat, anak akan minum ASI lebih sedikit sehingga akan lebih sulit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Bahkan dalam resiko jangka panjang dapat menyebabkan obesitas karena kelebihan dalam memberikan makanan adalah risiko utama dari pemberian makanan yang terlalu dini pada bayi, hipertensi, maupun alergi makanan karena belum matangnya sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini dapat menyebabkan alergi terhadap makanan Cox, 2006.

5.2. Kejadian Diare Pada Bayi 1-6 Bulan