Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Hipotesis Manfaat Penelitian Faktor yang Memengaruhi Pemberian MP-ASI Dini

1.2 Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumu san masalah adalah “Bagaimana Hubungan Pemberian MP-ASI Dini dengan Kejadian Diare pada Bayi 0-6 bulan di Desa Kwala Pesilam Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat tahun 2014?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis hubungan pemberian MP-ASI dini dengan kejadian diare pada bayi 0-6 bulan di desa Kwala Pesilam Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat tahun 2014.

1.4 Hipotesis

Ada hubungan pemberian MP-ASI dini dengan kejadian diare pada bayi 0-6 bulan di desa Kwala Pesilam Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat Tahun 2014.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Sebagai informasi kepada petugas kesehatan mengenai pemberian makanan pendamping ASI MP-ASI dan status gizi dengan kejadian diare pada bayi umur 0-6 bulan serta sebagai pertimbangan dalam menetapkan kebijakan kesehatan yang terkait dengan upaya perbaikan gizi masyarakat. 1.5.2. Sebagai masukan pada ibu-ibu tentang pemberian MP-ASI pada bayi setelah berusia 6 bulan. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemberian Makanan Pendamping ASI MP ASI

MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI Depkes, 2006. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan kemampuan alat pencernaan bayi dalam menerima MP-ASI Depkes RI, 2004. MP-ASI merupakan peralihan asupan yang semata berbasis susu menuju kerusaknya sistem pencernaan karena perkembangan usus bayi dan pembentukan enzim yang dibutuhkan untuk pencernaan memerlukan waktu 6 bulan. Sebelum sampai usia ini, ginjal belum cukup berkembang untuk dapat menguraikan sisa yang dihasilkan oleh makanan padat makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan keterampilan motorik oral. Keterampilan motorik oral berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang Depkes,2000. Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan pada anak usia 6 – 24 bulan. Peranan makanan tambahan sama sekali bukan untuk menggantikan ASI 8 Universitas Sumatera Utara melainkan untuk melengkapi ASI. Jadi, makanan pendamping ASI harus tetap diberikan kepada anak, paling tidak sampai usia 24 bulan Yesrina, 2000. Tujuan pemberian makanan pendamping ASI adalah untuk menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus - menerus. Yesrina, 2000. Dengan demikian makanan tambahan diberikan untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan nutrisi total pada anak dengan jumlah yang didapatkan dari ASI WHO, 2003. Adapun waktu yang baik dalam memulai pemberian MP-ASI pada bayi adalah umur 6 bulan. Pemberian makanan pendamping ASI MP ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan ketrampilan motorik oral. Ketrampilan motorik oral berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang. Makanan pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. Sedangkan pengertian makanan itu sendiri adalah merupakan suatu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh Irianto dan Waluyo, 2004. Menurut WHO, yang dimaksud makanan adalah : “Food include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform, wich are part of human die t.” Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan Universitas Sumatera Utara dan substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan. makanan yang dimaksud adalah berupa asupan yang dapat memenuhi kebutuhan akan zat gizi dalam tubuh.Menurut Irianto dan Waluyo 2004 dalam pemberian makanan pendamping ASI yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, serta makanan tersebut sehat, diantaranya : a. Berada dalam derajat kematangan b. Bebas dari pencemaran pada saat menyimpan makanan tersebut dan menyajikan hingga menyuapi pada bayi atau anak c. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan d. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh makanan food borne illness e. Harus cukup mengandung kalori dan vitamin f. Mudah dicerna oleh alat pencernaan Selain melihat kriteria diatas, menurut Depkes RI 2007 menyatakan bahwa pemberian makanan pendamping ASI hendaknya melihat juga usia pemberian makanan pendamping ASI pada anak, apakah pemberian makanan pendamping yang diberikan sudah pada usia yang tepat atau tidak. Universitas Sumatera Utara

2.1.1. Usia Pemberian Makanan Pendamping ASI

Menurut Depkes RI 2007 usia pada saat pertama kali pemberian makanan pendamping ASI pada anak yang tepat dan benar adalah setelah anak berusia enam bulan, dengan tujuan agar anak tidak mengalami infeksi atau gangguan pencernaan akibat virus atau bakteri. Berdasarkan usia anak, dapat diketegorikan menjadi: A. Pada usia enam sampai sembilan bulan 1 Memberikan makanan lumat dalam tiga kali sehari dengan takaran yang cukup 2 Memberikan makanan selingan satu hari sekali dengan porsi kecil 3 Memperkenalkan bayi atau anak dengan beraneka ragam bahan makanan B. Pada usia lebih dari sembilan sampai 12 bulan 1 Memberikan makanan lunak dalam tiga kali sehari dengan takaran yang cukup 2 Memberikan makanan selingan satu hari sekali 3 Memperkenalkan bayi atau anak dengan beraneka ragam bahan makanan C. Pada usia lebih dari 12 sampai 24 bulan 1 Memberikan makanan keluarga tiga kali sehari 2 Memberikan makanan selingan dua kali sehari 3 Memberikan beraneka ragam bahan makanan setiap hari.

2.1.2. Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping ASI

Menurut Depkes RI 2007 frekuensi dalam pemberian makanan pendamping ASI yang tepat biasanya diberikan tiga kali sehari. Pemberian makanan pendamping Universitas Sumatera Utara ASI dalam frekuensi yang berlebihan atau diberikan lebih dari tiga kali sehari, kemungkinan dapat mengakibatkan terjadinya diare. Menurut Irianto dan Waluyo 2004, apabila dalam pemberian makanan pendamping ASI terlalu berlebihan atau diberikan lebih dari tiga kali sehari, maka sisa bahan makanan yang tidak digunakan untuk pertumbuhan, pemeliharaan sel, dan energi akan diubah menjadi lemak. Sehingga apabila anak kelebihan lemak dalam tubuhnya, dimungkinkan akan mengakibatkan alergi atau infeksi dalam organ tubuhnya dan bias mengakibatkan kelebihan berat badan obesitas.

2.1.3. Porsi Pemberian Makanan Pendamping ASI

Menurut Depkes RI 2007 untuk tiap kali makan, dalam pemberian porsi yang tepat adalah sebagai berikut: a. Pada usia enam bulan, beri enam sendok makan b. Pada usia tujuh bulan, beri tujuh sendok makan c. Pada usia delapan bulan, beri delapan sendok makan d. Pada usia sembilan bulan, beri sembilan sendok makan e. Pada usia 10 bulan, diberi 10 sendok makan, dan usia selanjutnya porsi pemberiannya menyesuaikan dengan usia anak

2.1.4. Konsistensi Makanan Pendamping ASI

Dalam pemilihan jenis makanan, biasanya diawali dengan proses pengenalan terlebih dahulu mengenai jenis makanan yang tidak menyebabkan alergi, umumnya yang mengandung kadar protein paling rendah seperti serealia beras merah atau beras putih. Khusus sayuran, mulailah dengan yang rasanya hambar seperti kentang, Universitas Sumatera Utara kacang hijau, labu, zucchini. Kemudian memperkenalkan makanan buah seperti alpukat, pisang, apel dan pir. Menurut Depkes RI 2007 jenis makanan pendamping ASI yang baik adalah terbuat dari bahan makanan yang segar, seperti tempe, kacangkacangan, telur ayam, hati ayam, ikan, sayur mayur dan buah-buahan. Jenis-jenis makanan pendamping yang tepat dan diberikan sesuai dengan usia anak adalah sebagai berikut: 1 Makanan Lumat Makanan lumat adalah makanan yang dihancurkan, dihaluskan atau disaring dan bentuknya lebih lembut atau halus tanpa ampas. Biasanya makanan lumat ini diberikan saat anak berusia enam sampai Sembilan bulan. Contoh dari makanan lumat itu sendiri antara lain berupa bubur susu, bubur sumsum, pisang saring atau dikerok, pepaya saring dan nasi tim saring. 2 Makanan Lunak Makanan lunak adalah makanan yang dimasak dengan banyak air atau teksturnya agak kasar dari makanan lumat. Makanan lunak ini diberikan ketika anak usia sembilan sampai 12 bulan. Makanan ini berupa bubur nasi, bubur ayam, nasi tim, kentang puri. 3 Makanan Padat Makanan padat adalah makanan lunak yang tidak nampak berair dan biasanya disebut makanan keluarga. Makanan ini mulai dikenalkan pada anak saat berusia 12- 24 bulan. Contoh makanan padat antara lain berupa lontong, nasi, lauk-pauk, sayur bersantan, dan buah-buahan. Universitas Sumatera Utara

2.1.5. Cara Pemberian Makanan Pendamping ASI

Menurut Depkes RI 2007 pemberian makanan pendamping ASI pada anak yang tepat dan benar adalah sebagai berikut : a. Selalu mencuci tangan sebelum mulai mempersiapkan makanan pada bayi atau anak, terutama bila kontak dengan daging, telur, atau ikan mentah, dan sebelum memberi makanan pada bayi atau anak. Selain itu, juga mencuci tangan bayi atau anak. b. Mencuci bahan makanan sayuran, beras, ikan, daging, dll dengan air mengalir sebelum diolah menjadi makanan yang akan diberikan kepada bayi atau anak. c. Mencuci kembali peralatan dapur sebelum dan sesudah digunakan untuk memasak, walaupun peralatan tersebut masih tampak bersih. d. Peralatan makan bayi atau anak, seperti mangkuk, sendok, dan cangkir, harus dicuci kembali sebelum digunakan oleh bayi atau anak. e. Dalam pemberian makanan pendamping pada bayi atau anak, hendaknya berdasarkan tahapan usia anak. f. Jangan menyimpan makanan yang tidak dihabiskan bayi atau anak. Ludah yang terbawa oleh sendok bayi atau anak akan menyebarkan bakteri. Universitas Sumatera Utara

2.2. Faktor yang Memengaruhi Pemberian MP-ASI Dini

Menurut Lawrence 1994 dan jelliffe Jelliffe, 1978:219 dalam Dahlia Simanjuntak 2002 beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku menyusui dan pemberian MP-ASI pada waktu dini adalah faktor : 1. Biologi Berdasarkan studi tentang pemberian makanan bayi Ebrahim, 1986 Winikoff, 1998 Suharyono, 1994 dalam Dahlia Simanjuntak 2002, faktor biologi yang berpengaruh pada keberhasilan menyusui dan pemberian MP-ASI adalah usia ibu, paritas, pemakaian kontrasepsi serta kesehatan bayi dan ibu. Usia ibu dan paritas berpengaruh pada kelangsungan hidup anak usia satu tahun ke bawah Moesly Chen, 1984:32. Pada umumnya kemampuan untuk menyusui pada perempuan yang lebih muda lebih baik dari yang lebih tua. Salah satu faktor penyebab mungkin semacam disuse atrophy Ebrahim, 1986. Pada penelitian Winikoff et al di Semarang ditemukan bahwa ibu yang berusia 20 tahun dan 35 tahun ke atas, lebih banyak yang sudah memberikan susu botol kepada bayinya di usia 4 bulan dibandingkan dengan ibu berusia 20 tahun sampai 34 tahun Winikoff et al, 198 : 184. Ibu yang menyusui anak kedua dan selanjutnya cenderung lebih baik dibanding ibu yang mempunyai anak pertama. Ini menunjukkan bahwa untuk menyusui juga diperlukan trial runs latihan sebelum dicapai kemampuan yang optimal. Ibu dengan paritas lebih tinggi lebih sedikit memperkenalkan botol pada waktu dini dibandingkan ibu dengan paritas rendah. Universitas Sumatera Utara 2. Sosial Budaya Faktor sosial budaya yang mempengaruhi kegagalan menyusui pemberian makanan selain ASI pada usia dini di negara berkembang terutama di daerah perkotaan antara lain adalah : a. Pengaruh langsung budaya barat b. Urbanisasi c. Sikap terhadap payudara d. Pengaruh Iklan e. Pengaruh petugas kesehatan f. Tingkat pendidikan ibu g. Pekerjaan ibu Jeliffe Jellife, 1978 : 221. Laukaran et al menambahkan perilaku makan sebelumnya, pengetahuan dan sikap terhadap makanan bayi berperan dalam praktek pemberian makanan pada bayi. Selain faktor di atas, waktu pemberian ASI pertama kali juga turut mempengaruhi keberhasilan menyusui Roesli, 2001 :47.

2.3. Syarat Pemberian Makanan Pendamping ASI

Dokumen yang terkait

Hubungan Pemberian Mp-Asi Dini Dengan Kejadian Penyakit Infeksi Pada Bayi 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Sindar Raya Kecamatan Raya Kahean Kabupaten Simalungun Tahun 2012

6 72 105

Hubungan ASI Ekslusif dengan Kejadian Diare pada Bayi Usia 0-12 Bulan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah Tahun 2013

1 44 66

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KABUPATEN MERAUKE

0 4 72

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MP-ASI DINI DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA BAYI USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA Hubungan Antara Pemberian MP-ASI DINI Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Bayi Usia 6-24 Bulan Di Wilayah Kerja PUSKESMAS Kartasura, Sukoharjo.

0 1 18

Lampiran 1 PENELITIAN HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MPASI) DINI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA KWALA PESILAM KECAMATAN PADANG TUALANG KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

0 0 17

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Hubungan Pemberian MP-ASI Dini dengan Kejadian Diare pada Bayi 0-6 Bulan Di Desa Kwala Pesilam Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat Tahun 2014

0 0 24

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Pemberian MP-ASI Dini dengan Kejadian Diare pada Bayi 0-6 Bulan Di Desa Kwala Pesilam Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat Tahun 2014

0 0 7

HUBUNGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI 0-6 BULAN DI DESA KWALA PESILAM KECAMATAN PADANG TUALANG KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014 TESIS

0 0 17

DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MP-ASI DINI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

0 0 7

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MP-ASI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

0 0 14