Pengenalan Dasar Citra LANDASAN TEORI

9 a b Gambar 2.4. a kayu eboni b kayu kenanga Mandang Pandit, 1997 5. Kulit tersisip Kulit tersisip adalah kulit yang terkurung di antar jaringan kayu. Pada bidang melintang, kulit tersisip tampak seperti pulau-pulau antara jaringan kayu. Hal tersebut berguna untuk identifikasi karena sifat tersebut hanya dijumpai pada jenis kayu tertentu. 6. Saluran interselular Saluran interselular adalah rongga-rongga antar-sel yang berupa saluran-saluran yang sempit yang dikelilingi oleh parenkima serta selaput yang terdiri atas sel epitel. 7. Saluran getah Saluran getah adalah saluran yang mengeluarkan getah. Pada bidang tangensial, saluran getah tampak berbentuk seperti lensa cembung atau celah dengan tinggi 1 cm.

2.2. Pengenalan Dasar Citra

Sebuah citra direpresentasikan sebagai fungsi fx,y yaitu fungsi dua dimensi, dimana x dan y adalah koordinat posisi, dan nilai f pada setiap kordinat x,y disebut sebagai nilai intensitas citra. Sebuah citra dinyatakan sebagai citra digital jika nilai x, y dan nilai intensitas dari f bersifat terbatas dan dalam bentuk diskrit. Sebuah citra digital dibentuk oleh sejumlah elemen yang disebut sebagai piksel dimana setiap piksel tersebut memiliki posisi dan nilai tertentu Gonzalez, 2008. Posisi piksel ditunjukkan dengan sistem kordinat x,y, dimana x merupakan posisi kolom dan y merupakan posisi baris. Koordinat 0,0 menunjukkan posisi piksel Universitas Sumatera Utara 10 pada sudut kiri paling atas pada citra. Koordinat N-1, M-1 menunjukkan posisi piksel pada sudut kanan paling bawah pada citra. Representasi citra digital dengan sistem koordinat posisi ditunjukkan pada Gambar 2.5. N-1 M-1 x y Posisi sebuah piksel Gambar 2.5. Sistem koordinat citra berukuran M x N M baris dan N kolom Kadir Susanto, 2012. Jenis citra dapat dikelompokkan menjadi citra biner, citra skala keabuan dan citra berwarna. 2.2.1. Citra biner binary image Citra biner adalah citra yang hanya memiliki kemungkinan dua warna pada setiap pikselnya yaitu warna hitam dan warna putih. Warna hitam memiliki nilai intensitas 0 sedangkan warna putih memiliki nilai intensitas 1. Nilai setiap piksel pada citra biner direpresentasikan dalam 1 bit. Contoh citra biner ditunjukkan pada Gambar 2.6. Universitas Sumatera Utara 11 Gambar 2.6. Citra biner 2.2.2. Citra skala keabuan grayscale image Citra skala keabuan menggunakan tingkatan warna keabuan. Warna hitam adalah warna minimum, warna putih adalah warna maksimum dan warna diantara hitam dan putih adalah warna abu-abu. Warna abu-abu terbentuk jika komponen merah, hijau dan biru pada ruang RGB memiliki nilai intensitas yang sama Hasmiati, 2013. Banyaknya warna pada citra ditentukan oleh jumlah bit piksel pada citra. Jika citra skala keabuan memiliki jumlah bit 8, maka jumlah warna pada citra adalah 2 8 atau 256, dimana nilai intensitas berkisar antara 0 sampai 255. Nilai 0 merupakan warna hitam, nilai 255 merupakan warna putih dan nilai di antara 0 - 255 adalah warna keabuan. Contoh citra skala keabuan ditunjukkan pada Gambar 2.7. Gambar 2.7. Citra skala keabuan Universitas Sumatera Utara 12 2.2.3. Citra berwarna color image Citra berwarna adalah citra yang setiap pikselnya memiliki informasi warna yang tersusun dari kombinasi warna dasar RGB Red-Green-Blue. Setiap warna menggunakan delapan bit penyimpanan. Dengan begitu jumlah warna yang akan disajikan dari komposisi warna RGB adalah sebanyak 255 3 atau 16.581.375 warna Kadir Susanto, 2012. Contoh citra berwarna ditunjukkan pada Gambar 2.8. Gambar 2.8. Citra berwarna

2.3. Pengolahan Citra Digital