Alat koordinasi yang dapat digunakan antara lain : pertemuan resmiformal rapat dinas, edaran berantai, membentuk panitia koordinasi,
mengangkat pejabat penghubung, melalui alat penghubung seperti telepon, radio, telegram dll, sedangkan pertemuan tidak resmiinformal melalui
undangan, kunjungan rumah, mengucapkan selamat, melawat, dsb. Ada dua macam dimensi kordinasi yang perlu dilaksanakan yaitu :
1. Kordinasi vertikal yaitu mengorganisasikan aktivitas-aktivitas para
individu dan kelompok-kelompoknya ke atas dan ke bawah pada hierarki otoritas.
2. Kordinasi horisontal yaitu kegiatan yang melintas melalui
organisasi yang bersangkutan guna mengkordinasi aktivitas- aktivitas individu dan kelompok yang bekerja pada atau dekat
dengan tingkat yang sama dalam hierarki yang ada. Winardi, 1990:389.
Dalam penelitian ini, kordinasi sangat diperlukan dalam managemen penanganan perempuan dan anak korban KDRT di Kota Magelang karena
diperlukan kordinasi antar beberapa organisasi sebagai lembaga yang memberikan pelayanan satu atap kepada korban KDRT di Kota Magelang.
2.4. Penggerakan Actuating
Penggerakan actuating merupakan bagian yang sangat penting dalam proses manajemen sebab tanpa penggerakan maka perencanaan dan
pengorganisasian tidak dapat direalisasikan dalam kenyataan. Penggerakan seringkali diartikan dengan kegiatan motivasi oleh pimpinan kepada
anggotanya. Rencana tidak akan memberikan suatu hasil apabila tidak dapat dilaksanakan dengan efektif. Dengan kata lain manajemen adalah kegiatan
pencapaian tujuan bersama ataupun melalui usaha-usaha orang lain maka jelas bahwa penggerakan actuating merupakan bagian paling penting.
Manusia menjadi fokus paling penting. Pentingnya unsur manusia jelas terlihat dalam seluruh proses manajemen. Rencana program dan program
yang telah disusun dan ditetapkan sebagai penjabaran strategi organisasi diselenggarakan dalam kepentingan anggota organisasi maupun berbagai
pihak lainnya khususnya semua stakeholders yang ada. Berjalannya fungsi penggerakan adalah dengan adanya kepemimpinan. Penggerakan actuating
merupakan tindakan-tindakan yang menyebabkan suatu organisasi menjadi “berjalan”. Moekijat 1992:109 memberikan definisi atas pengertian
penggerakan actuating, sebagai berikut : “Actuating adalah menggerakkan untuk bekerja yang berupa
kepemimpinan leadership, perintah, instruksi, komunikasi, nasihat counseling, perundingan-perundingan, dan pengawasan. Fungsi ini
merupakan
fungsi pembimbingan, pemberian pimpinan dan penggerakan orang-orang agar orang-orang atau kelompok orang-
orang ini suka atau mau bekerja dengan sebaik-baiknya”.
Pengertian yang hampir sama dikemukakan oleh Yohanes Yahya 2006:105, menurutnya penggerakan diartikan motivating yaitu “Motivasi
merupakan suatu proses managemen untuk mempengaruhi tingkah laku
manusia berdasarkan pengetahuan mengenai apa yang membuat orang bergerak ini”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Sondang Siagian 2005:95 yang menyatakan bahwa :
“Penggerakan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan secara ikhlas
bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efektif, efisien dan ekonomis”.
Penggerakan merupakan bagian penting dalam proses manajerial hal ini dikarenakan bagian ini berkaitan erat dengan orang-orang yang ada dan
berkaitan dengan organisasi. Tindakan menggerakkan actuating meliputi pemberian motivasi, komunikasi, dan pelatihan.
Fungsi penggerakan dalam hal ini adalah fungsi yang dijalankan pimpinan untuk memberikan motivasi dan instruksi dalam menangani
perempuan dan anak korban KDRT di Kota Magelang agar semua anggota yang tergabung dalam WCC “Cahaya Melati” merasa bertanggungjawab
dan mau melaksanakan tugasnya dengan sukarela dan ikhlas sehingga setiap tugas yang dijalankan sesuai dengan kewenangan yang telah diberikan.
2.5. Pengawasan Controlling