manusia berdasarkan pengetahuan mengenai apa yang membuat orang bergerak ini”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Sondang Siagian 2005:95 yang menyatakan bahwa :
“Penggerakan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan secara ikhlas
bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efektif, efisien dan ekonomis”.
Penggerakan merupakan bagian penting dalam proses manajerial hal ini dikarenakan bagian ini berkaitan erat dengan orang-orang yang ada dan
berkaitan dengan organisasi. Tindakan menggerakkan actuating meliputi pemberian motivasi, komunikasi, dan pelatihan.
Fungsi penggerakan dalam hal ini adalah fungsi yang dijalankan pimpinan untuk memberikan motivasi dan instruksi dalam menangani
perempuan dan anak korban KDRT di Kota Magelang agar semua anggota yang tergabung dalam WCC “Cahaya Melati” merasa bertanggungjawab
dan mau melaksanakan tugasnya dengan sukarela dan ikhlas sehingga setiap tugas yang dijalankan sesuai dengan kewenangan yang telah diberikan.
2.5. Pengawasan Controlling
Pengawasan merupakan proses untuk mengetahui sampai seberapa jauh tingkat pencapaian atau tingkat penyelesaian dari suatu kegiatan dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan meliputi tindakan mengecek dan membandingkan hasil yang dicapai dengan standart
yang telah ditetapkan. Pengawasan merupakan proses untuk menjamin bahwa tujuan organisasi dan managemen dapat tercapai. Selain itu
pengawasan juga berusaha mengetahui dan menghindarkan kemungkinan kesalahan dikemudian hari dan mencari upaya-upaya untuk mencegahnya.
Semua fungsi manajerial akan menjadi tidak efektif apabila tidak ada pengawasan, karena di dalamnya terdapat kegiatan menemukan cara dan
alat untuk meyakinkan bahwa apa yang direncanakan dapat dicapai dengan efektif. Menurut Robert J. Mockler dalam buku “Pengantar Managemen”
bahwa : “Pengawasan managemen adalah suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standart pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi, umpan balik, membandingkan kegiatan
nyata dengan standart yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil
tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan car efektif dan efisien
dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan”. Yohanes Yahya, 2006:134
Pendapat lain dikemukakan oleh T. Hani Handoko 1997:359 yang menyebutkan “Pengawasan didefinisikan sebagai proses untuk menjamin
bahwa tujuan-tujuan organisasi dan managemen tercapai. Hal ini berkaitan dengan cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai dengan direncanakan.”
Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Siagian, 2005:125
Dapat disimpulkan bahwa pengawasan merupakan proses penentuan apa yang akan dicapai yaitu standar apa yang akan dihasilkan, pelaksanaan,
menilai pelaksanaan dan apabila perlu menerapkan tindakan korektif hingga pelaksanaanya sesuai rencana.
Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat diketahui tujuan pengawasan adalah mengusahakan agar apa yang
direncanakan menjadi kenyataan, setidaknya menjamin agar semua pekerjaan yang telah direncanakan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Menurut
Manullang dalam
Lasa 2005:312-313,
cara-cara pengawasan dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1. Pengawasan preventif Preventive Controlling yaitu pengawasan
yang dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya penyimpangan- penyimpangan.
2. Pengawasan korektif Corective Controlling yaitu pengawasan
yang dijalankan apabila hasil yang diinginkan bervariasi. Berbagai instrumen pengawasan yang dapat digunakan dikemukakan
oleh Sondang Siagian 2005:138 yaitu 1 standart hasil yang direncanakan untuk dicapai, 2 anggaran, 3 data-data statistik, 4 laporan, 5 auditing,
6 observasi langsung. Dalam penelitian mengenai managemen penanganan perempuan dan
anak korban KDRT di Kota Magelang ini menggunakan laporan sebagai instrumen pengawasan yang sesuai. Pengawasan dalam penelitian ini
dilakukan oleh Walikota Magelang selaku Penasehat dari WCC “Cahaya Melati” Kota Magelang dan juga dilaksanakan oleh Ketua Umum dan Ketua
Harian WCC “Cahaya Melati” Kota Magelang terhadap para stakeholders agar tidak terjadi penyelewengan dan penyimpangan dalam hal apapun
terhadap tujuan yang telah ditetapkan bersama. Monitoring atau pengawasan ini dilakukan untuk mengontrol pemanfaatan dana dan pelaksanaan kegiatan
dalam penanganan perempuan dan anak korban KDRT supaya dapat diketahui dan dipantau seberapa pelayanan yang diberikan untuk menangani
perempuan dan anak korban KDRT di Kota Magelang dapat bermanfaat membantu perempuan dan anak korban KDRT.
3. Definisi Penanganan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan