Kolaborasi Pemerintah daerah Surakarta dalam upaya penurunan Kerangka Berpikir

commit to user

B. Kolaborasi Pemerintah daerah Surakarta dalam upaya penurunan

angka penularan HIVAIDS Dari seluruh penjelasan diatas, keberhasilan pemerintah daerah Surakarta dalam upaya penurunan angka penularan HIVAIDS adalah hasil kerja tim dari seluruh stakeholders yang terlibat dalam kolaborasi yang bertujuan untuk mencapai hasil yang lebih optimal dan memuaskan terkait dengan penurunan angka penularan HIVAIDS di kota Surakarta. Tetapi pada realitanya, stakeholders yang selama ini tergabung dalam kolaborasi ini belum memiliki kepekaan dan tanggungjawab yang tinggi untuk terlibat secara maksimal, maka untuk keperluan penelitian ini, penulis memfokuskan penelitiannya pada kolaborasi antara KPA dengan LSM-LSM peduli Aids yang ada di kota Surakarta karena merupakan pelaku paling dominant yang concern terhadap penanganan HIVAIDS di kota Surakarta.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran digunakan sebagai dasar atau landasan dalam pengembangan berbagai konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian serta hubungannya dengan perumusan masalah. Mengacu pada konsep dan teori yang telah disebutkan diatas, maka kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Mengacu pada konsep kolaborasi, bahwa kolaborasi adalah suatu upaya untuk menggabungkan semua sektor baik pemerintah maupun non- pemerintah untuk mengelola, menata dan mengatur suatu urusan bersama commit to user guna mencapai hasil yang lebih efektif dan efisien. Kolaborasi terus berkembang dalam pemerintahan karena adanya kompleksitas dan saling ketergantungan antar institusi, dimana penanganan suatu masalah publik sangat sulit untuk dilakukan oleh satu institusi pemerintah, maka sangat diperlukan kolaborasi agar masalah publik tersebut dapat teratasi dengan jauh lebih baik. Kolaborasi juga mencakup pengertian keterlibatan institusi- institusi mana saja yang tengah memulai usaha kerjasama, dan apa inisiatif dari masing-masing institusi stakeholders dalam menentukan atau mendefinisikan tujuan, menilai hasil, menyebabkan perubahan, dan sebagainya. Dalam melakukan kolaborasi, tidak bisa berjalan dengan sendirinya secara alamiah. Setiap aktor yang terlibat dalam kolaborasi tersebut harus menyadari peran masing-masing demi tercapainya tujuan kolaborasi. Inisiatif berkolaborasi pasti muncul dari pihak yang memiliki tuntutan jelas untuk mencerminkan kepentingan publik yang lebih besar. Masing-masing stakeholders atau institusi yang berkolaborasi harus memiliki peran dalam menentukan tujuan-tujuan kolaborasi. Jika ternyata institusi lain hanya sekedar berperan sebagai agen yang terlibat dalam mengimplementasikan agenda dari pelaku dominan atau pelaku utama, katakanlah menjalankan agenda pemerintah atau agenda dari swasta besar maka hubungan yang tercipta pasti bukan collaborative governance Donahue dalam Sudarmo, 2010, tetapi hubungan lain yang bisa berupa commit to user kooptasi, dominasi, dan mungkin saja divide and rule yang bertentangan dengan democratic collaborative governance. Hubungan diantara institusi- institusi yang terlibat harus bersifat strategic, artinya bahwa setiap institusi dalam melakukan tindakan selalu bisa dilihat secara transparan oleh institusi lainnya yang merupakan bagian dalam kolaborasi itu dan antisipasi bahwa institusi lain akan memberikan respon terhadap perilaku atas tindakan dari institusi tersebut, sehingga saling memperlihatkan transparansi dalam bertindak dan antisipasi terhadap respon atas tindakan yang dilakukan dalam collaborative governance. Dari penjelasan tersebut, maka dalam penelitian ini akan diuraikan tentang kolaborasi pemerintah kota Surakarta dengan institusi terkait dalam upaya penurunan angka penularan HIVAIDS yang diharapkan dapat memperjelas sejauh mana keberhasilan kolaborasi yang telah berjalan selama ini. Gambar 2.1 Kerangka Berpikir LSM Mitra Alam KPA LSM Kakak LSM Gessang LSM Spekham LSM Graha Mitra commit to user 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Komisi Penanggulangan Aids Daerah Surakarta, Kompleks Kantor Balai Kota Surakarta di jalan Jend Sudirman, dan di 5 LSM peduli Aids yang ada di Surakarta, 5 LSM tersebut yaitu : 1. LSM SpekHam LSM SpekHam Solidaritas perempuan untuk kemanusiaan dan hak asasi manusia merupakan LSM yang fokus kepada penghapusan kekerasan terhadap perempuan, pemenuhan kebutuhan dasar perempuan dan bagaimana perempuan yang termarginalkan dan dieksploitasi selama ini dapat diminimalisir. Program utamanya adalah selain melakukan pendampingan untuk upaya prefentif juga melakukan advokasi kepada pemerintah. 2. LSM Kakak Yayasan Kakak merupakan sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang perlindungan dan perwujudan hak-hak anak terutama hak anak sebagai konsumen dan anak korban eksploitasi serta kekerasan seksual. 3. LSM Graha Mitra LSM Graha Mitra merupakan LSM yang khusus menaungi para waria, yang berpusat di Semarang. LSM Graha Mitra berdiri sejak tahun